All Chapters of Istri Polos sang Milyarder: Chapter 71 - Chapter 80

111 Chapters

71. Mengawasi

Melihat Maura menjadi murung, membuat hati Andika terasa terenyuh. Karena wajah gadis itu sangat mirip dengan Cantika, sehingga membuat ia menjadi tidak tega.“Sebagai gantinya, kau bisa berbelanja sepuasmu dengan Jeremy.” Andika langsung meninggalkan kedua orang itu untuk pergi. Mendengar hal itu membuat Maura menjadi senang sekali. Ia menjadi meloncat-loncat kegirangan dan bahkan mencium pipi Andika sebelum lelaki itu benar-benar pergi. “Tunggu sebentar, aku akan mengganti pakaian terlebih dahulu!” Maura langsung lari ke dalam kamar.Tetap saja di dalam kamar ia merasa kesal saat melihat lemari pakaian Cantika. Andaikan dirinya bisa ia ingin membawa pakaian dari tempat Diana kemari, tetapi sayangnya hal tersebut tidaklah mungkin terjadi. Sehingga membuat ia memilih untuk mengambil pakaian asal. “Lagi pula aku kan adalah orang yang cantik, jadi pasti kalau memakai apapun tidak akan jadi masalah.” Maura menatap
Read more

72. Berbohong

“Hei, kau lama sekali di sana. Cepat kemari! Memang sebenarnya apa yang kau lakukan sehingga menjadi sangat lama?” Maura menatap tajam lelaki berkacamata itu. Gadis tersebut memandang dari bawah sampai ke atas, lalu langsung merebut ponsel yang ada di tangan Jeremy. “Sebenarnya kau melakukan apa dengan ponselku?” Maura melihat ponselnya dengan sangat teliti.“Bukankah saya sudah berkata, saya hanya meminjam untuk menelpon Tuan Andika? Tuan Andika pun mengatakan banyak hal membuat saya menjadi tidak bisa menutup telepon itu secepat mungkin dan saya pun harus mencatat nomor Tuan terlebih dahulu karena rupanya Anda lupa menyimpan nomor suami Anda sendiri,” ucap Jeremy menjelaskan panjang lebar kepada Maura. Maura langsung membuka riwayat panggilan, di sana memang tertera satu nomor bekas Jeremy menelpon. Bahkan di sana ada waktu panggilan tertera selama sebelas menit, membuat ia menjadi percaya apa yang dikatakan oleh Jeremy. 
Read more

73. Mendobrak

“Tuan tadi meminta tolong kepada pelayan di rumah untuk mengantarkan ponsel saya ke pusat perbelanjaan. Karena tuan marah lantaran saya ceroboh,” jawab Jeremy tanpa berkedip sedikit pun. Maura yang sedari tadi menatap ke arah Jeremy pun yakin kalau lelaki berkacamata itu tidaklah berbohong. Karena ia tahu kalau seseorang berkata tanpa mengedipkan mata sedikitpun, berarti tidaklah berbohong. Tak lama mobil yang mereka tumpangi tadi akhirnya datang, membuat Maura langsung masuk ke kursi belakang. Sementara Jeremy memasukkan belanjaan milik gadis tersebut ke dalam bagasi mobil.“Tolong cepat ya, karena aku sudah sangat lelah sekali jadi ingin cepat beristirahat di rumah.” Maura mengipasi wajahnya dengan tangan.Padahal pendingin di dalam mobil menyala, tetapi karena Maura sangat lelah sehingga membuatnya merasa sangat kepanasan. Dirinya mulai membayangkan berendam di dalam bathtub mewah di rumah Andika sambil meminum minuman din
Read more

74. Menodongkan senjata api

Andika melihat ke sekeliling untuk memastikan kalau sekarang adalah bukan jebakan. Benar saja, baru saja ia melangkahkan kaki untuk mendekati wanita yang berada di tengah ruangan itu, sudah ada seseorang yang ingin menembaknya. Beruntung sekali ia menggunakan rompi anti peluru dan membawa pengawal elitnya. Sehingga Andika dapat terselamatkan dari peluru yang ingin menembus jantungnya. “Memang sepatutnya sebagai seorang miliarder memiliki banyak pengawal dan menyiapkan semuanya dengan baik.” Arel bertepuk tangan dengan keras, ia sangat menikmati pemandangan ini.“Cepat lepaskan Cantika! Karena dia tidak ada hubungannya dengan keluargaku!” Andika berteriak sambil mengarahkan senjata apinya kepada Arel.“Sayangnya aku tidak mau, jadi rebut saja Cantika sekarang dari tanganku,” tolak Arel langsung mundur beberapa langkah dari mereka.Arel diikuti beberapa orang yang menjaganya, lelaki itu terlihat ke arah belakang g
Read more

75. Diana tewas

Tangan Andika sekarang sedang memapah Cantika yang pingsan, ia menjadi kesulitan untuk memegangi senjata membidik ke arah Diana. Ia pun melirik ke arah sekeliling, tetapi para pengawal yang ia bawa semuanya sibuk menyerang bawahan Arel.“Kau tidak perlu repot-repot meminta bantuan oleh para bawahanmu itu. Karena kau lihat sendiri mereka sedang sibuk, jadi tidak ada yang melindungimu saat ini. Sekarang kau akan habis di tanganku.” Diana bersiap menarik pelatuknya, tidak diduga oleh gadis itu ada seseorang yang menembak tepat di bagian dadanya. Diana menjadi terjatuh dan ia pun batuk darah, lantaran merasa sangat sakit sekali di bagian dadanya.Arel yang melihat Diana yang tertembak, menjadi mengejar gadis tersebut. Ia menatap Andika yang berada di depan matanya, tetapi bukan lelaki tersebut pelakunya.Dari kegelapan datang seorang lelaki bertubuh tinggi, orang itu adalah Jack. Ia yang menembak Diana dengan senjata api miliknya.
Read more

76. Saling pandang

Semua orang menjadi waspada dengan tingkah Arel sekarang. Alhasil mereka pun menodongkan senjata kepada lelaki yang tengah bersedih itu. Hanya saja tidak yang seperti mereka duga, Arel menembakkan senjata api itu ke kepalanya sendiri dan lelaki tersebut pun langsung mati di tempat. Cantika yang baru saja tersadar melihat Arel mengakhiri hidupnya sendiri, gadis tersebut langsung menutup kedua matanya dengan tangan. “Kau jangan melihatnya! Terus tutup matamu sampai aku bilang buka!” Andika memerintahkan Cantika sambil membawa gadis tersebut menjauh dari sana. Andika mengisyaratkan kepada Jeremy untuk mengurus semuanya. Membuat lelaki berkacamata itu harus tinggal di sana. “Sekarang kau bisa membuka matamu.”Andika menurunkan Cantika di dalam mobil. Cantika membuka matanya perlahan, matanya langsung berembun menatap Andika yang berada di depan. “Apa benar Anda adalah Andika? Apa saya
Read more

77. Gelisah

“Astaga! Aku lupa minta Jeremy untuk membereskan gadis itu.” Andika memandangi Maura yang sekarang sedang gemetar ketakutan.Di dalam hati Maura sekarang mulai menyadari kenapa Diana ataupun Arel tidak ada yang bisa dihubungi. Rupanya karena lelaki yang berada di depannya ini sudah membunuh kedua orang tersebut. Sehingga ia hanya menunggu gilirannya saja, tetapi sebenarnya dirinya tidak ingin dibunuh sama sekali. “Kalau dilihat sekilas dia sangat mirip dengan saya, kenapa gadis yang sangat mirip dengan saya ini ada di sini?” Cantika menatap Maura dengan wajah yang sangat bingung.“Apalagi kalau bukan kedua orang itu ingin supaya aku tidak menyadari kau hilang dari kediaman ini, dan tentu saja supaya mereka dapat mencuri informasi dariku dengan mengandalkan gadis itu,” jelas Andika dengan tertawa kecil. Di dalam hati Andika sangat senang sekali karena ia mengetahui kalau yang berada di depannya beberapa hari lalu adalah bukan
Read more

78. Membantu

“Aku memilih untuk percaya kepadamu, walau perkataanmu terdengar seperti mencurigakan. Karena walaupun kau sibuk, biasanya kau tetap melakukan pekerjaanmu dengan benar. Semoga saja kau tak mengkhianatiku hanya demi seorang gadis kecil,” ucap Andika dengan tegas. “Saya tidak akan pernah mengkhianati Anda, Tuan,” jelas Jeremy dengan menundukkan kepalanya.“Lantas apa yang ingin kau lakukan dengan gadis itu?” Andika menatap Jeremy dengan dagu yang ditopang ke atas dua tangannya.“Saya sudah menyelidiki asal usul gadis itu, tetapi dia adalah seorang anak yatim piatu sehingga mungkin sekarang dia tidak memiliki tempat untuk kembali. Bagaimana kalau kita menjadikannya pelayan saja? Supaya Nona Cantika tidak kesepian di rumah yang besar ini,” usul Jeremy dengan ragu.Andika terlihat berpikir dengan apa yang dikatakan oleh Jeremy, memang benar di sini tidak ada orang yang bisa dijadikan teman. Akan tetapi, kalau Maura—bekas musuh dijadikan teman Cantika
Read more

79. Mengganti pakaian

Andika sekarang sedang menatap Cantika yang terlelap, entah kenapa debaran jantungnya menjadi semakin kencang saat melihat gadis yang berada di depan mata. Cantika memang tak secantik Kartika, tetapi gadis tersebut sangatlah manis dengan mata bulatnya dan hidungnya yang pesek begitu memikat hati Andika.Membuat tangan kekar tersebut mulai membelai rambut hitam nan panjang milik gadis tersebut. Akan tetapi, Andika begitu hati-hati lantaran tak mau mengganggu istirahat Cantika. Memang benar kalau sang gadis sekarang sudah baik-baik saja, tetapi tetap saja Cantika perlu istirahat untuk beberapa hari lantaran jiwanya cukup terguncang dengan kejadian kemarin. Itulah kenapa Andika tak mempermasalahkan Jeremy merekomendasikan Maura sebagai teman.Maura, gadis yang mirip dengan Cantika kalau dilihat sekilas dan umurnya pun tak berbeda jauh dari istri kecilnya sekarang. Andika hanya berharap kalau Maura akan menjadi teman baik untuk C
Read more

80. Rahasia siapa

Saat Andika sedang berbicara dengan Jeremy, seketika matanya terfokus ke arah belakang lelaki berkacamata itu. Matanya tak berkedip sedikit pun menatap sesuatu itu, sampai membuat ia menjadi tak mengatakan apapun.Jeremy pun memilih untuk menatap ke arah Andika memandang, betapa terkejutnya ia tatkala matanya menangkap sosok perempuan yang sangat anggun dengan mengenakan dress warna hitam selutut, pundaknya pun terekspos dengan jelas menampilkan tulang leher yang begitu indah.Kedua lelaki itu terdiam dengan masing-masing memikirkan pikiran berbeda. Akan tetapi, satu hal yang pasti, yaitu mereka terpesona dengan kecantikan Cantika yang berada di depan mata. Sementara Cantika terlihat tidak nyaman karena diperhatikan oleh dua orang lelaki di depannya sekarang. Ia bahkan sesekali membenarkan pakaian yang dikenakan, lantaran merasa kalau ada sesuatu yang salah.‘Kenapa sedari tadi mereka tidak berhenti memandangku? Membuatku tida
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status