Semua orang menjadi waspada dengan tingkah Arel sekarang. Alhasil mereka pun menodongkan senjata kepada lelaki yang tengah bersedih itu.
Hanya saja tidak yang seperti mereka duga, Arel menembakkan senjata api itu ke kepalanya sendiri dan lelaki tersebut pun langsung mati di tempat.Cantika yang baru saja tersadar melihat Arel mengakhiri hidupnya sendiri, gadis tersebut langsung menutup kedua matanya dengan tangan.“Kau jangan melihatnya! Terus tutup matamu sampai aku bilang buka!” Andika memerintahkan Cantika sambil membawa gadis tersebut menjauh dari sana.Andika mengisyaratkan kepada Jeremy untuk mengurus semuanya. Membuat lelaki berkacamata itu harus tinggal di sana.“Sekarang kau bisa membuka matamu.”Andika menurunkan Cantika di dalam mobil.Cantika membuka matanya perlahan, matanya langsung berembun menatap Andika yang berada di depan.“Apa benar Anda adalah Andika? Apa saya“Astaga! Aku lupa minta Jeremy untuk membereskan gadis itu.” Andika memandangi Maura yang sekarang sedang gemetar ketakutan.Di dalam hati Maura sekarang mulai menyadari kenapa Diana ataupun Arel tidak ada yang bisa dihubungi. Rupanya karena lelaki yang berada di depannya ini sudah membunuh kedua orang tersebut. Sehingga ia hanya menunggu gilirannya saja, tetapi sebenarnya dirinya tidak ingin dibunuh sama sekali. “Kalau dilihat sekilas dia sangat mirip dengan saya, kenapa gadis yang sangat mirip dengan saya ini ada di sini?” Cantika menatap Maura dengan wajah yang sangat bingung.“Apalagi kalau bukan kedua orang itu ingin supaya aku tidak menyadari kau hilang dari kediaman ini, dan tentu saja supaya mereka dapat mencuri informasi dariku dengan mengandalkan gadis itu,” jelas Andika dengan tertawa kecil. Di dalam hati Andika sangat senang sekali karena ia mengetahui kalau yang berada di depannya beberapa hari lalu adalah bukan
“Aku memilih untuk percaya kepadamu, walau perkataanmu terdengar seperti mencurigakan. Karena walaupun kau sibuk, biasanya kau tetap melakukan pekerjaanmu dengan benar. Semoga saja kau tak mengkhianatiku hanya demi seorang gadis kecil,” ucap Andika dengan tegas. “Saya tidak akan pernah mengkhianati Anda, Tuan,” jelas Jeremy dengan menundukkan kepalanya.“Lantas apa yang ingin kau lakukan dengan gadis itu?” Andika menatap Jeremy dengan dagu yang ditopang ke atas dua tangannya.“Saya sudah menyelidiki asal usul gadis itu, tetapi dia adalah seorang anak yatim piatu sehingga mungkin sekarang dia tidak memiliki tempat untuk kembali. Bagaimana kalau kita menjadikannya pelayan saja? Supaya Nona Cantika tidak kesepian di rumah yang besar ini,” usul Jeremy dengan ragu.Andika terlihat berpikir dengan apa yang dikatakan oleh Jeremy, memang benar di sini tidak ada orang yang bisa dijadikan teman. Akan tetapi, kalau Maura—bekas musuh dijadikan teman Cantika
Andika sekarang sedang menatap Cantika yang terlelap, entah kenapa debaran jantungnya menjadi semakin kencang saat melihat gadis yang berada di depan mata. Cantika memang tak secantik Kartika, tetapi gadis tersebut sangatlah manis dengan mata bulatnya dan hidungnya yang pesek begitu memikat hati Andika.Membuat tangan kekar tersebut mulai membelai rambut hitam nan panjang milik gadis tersebut. Akan tetapi, Andika begitu hati-hati lantaran tak mau mengganggu istirahat Cantika. Memang benar kalau sang gadis sekarang sudah baik-baik saja, tetapi tetap saja Cantika perlu istirahat untuk beberapa hari lantaran jiwanya cukup terguncang dengan kejadian kemarin. Itulah kenapa Andika tak mempermasalahkan Jeremy merekomendasikan Maura sebagai teman.Maura, gadis yang mirip dengan Cantika kalau dilihat sekilas dan umurnya pun tak berbeda jauh dari istri kecilnya sekarang. Andika hanya berharap kalau Maura akan menjadi teman baik untuk C
Saat Andika sedang berbicara dengan Jeremy, seketika matanya terfokus ke arah belakang lelaki berkacamata itu. Matanya tak berkedip sedikit pun menatap sesuatu itu, sampai membuat ia menjadi tak mengatakan apapun.Jeremy pun memilih untuk menatap ke arah Andika memandang, betapa terkejutnya ia tatkala matanya menangkap sosok perempuan yang sangat anggun dengan mengenakan dress warna hitam selutut, pundaknya pun terekspos dengan jelas menampilkan tulang leher yang begitu indah.Kedua lelaki itu terdiam dengan masing-masing memikirkan pikiran berbeda. Akan tetapi, satu hal yang pasti, yaitu mereka terpesona dengan kecantikan Cantika yang berada di depan mata. Sementara Cantika terlihat tidak nyaman karena diperhatikan oleh dua orang lelaki di depannya sekarang. Ia bahkan sesekali membenarkan pakaian yang dikenakan, lantaran merasa kalau ada sesuatu yang salah.‘Kenapa sedari tadi mereka tidak berhenti memandangku? Membuatku tida
Kedua orang itu langsung terkejut melihat kedatangan Cantika yang tiba-tiba. Mereka berdua menjadi saling pandang, seakan sedang berkomunikasi lewat pikiran. “Kau salah dengar, Cantika! Kami hanya membicarakan sesuatu saja,” sanggah Maura dengan santai.Jeremy terkejut melihat Maura yang berbohong dengan sangat santai sekali. Bahkan gadis tersebut tidak berkedip satu kali pun menatap Cantika, membuat ia merasa kalau gadis itu adalah orang yang mengerikan. “Masa iya aku salah dengar? Mungkin memang iya!” ucap Cantika percaya. “Tapi, Maura. Jangan berbicara seperti itu kepada Nona Cantika, kau hanyalah seorang pelayan biasa,” tegur Jeremy kepada Maura.“Ah, maafkan aku! Aku tidak tahu kalau tidak boleh berbicara santai kepada Nona Cantika. Kupikiran karena kami akan menjadi teman, jadi tak masalah berbicara sampai dengannya,” balas Maura dengan sedih.Maura pikir kalau disuruh berteman dengan Cantika ia bisa berbicara bebas dengan gadis tersebut. Akan tetapi, ternyata hal itu tidakla
Maura terus berteriak kesakitan karena Kartika menarik rambutnya dengan sangat kuat, sehingga ia merasa kalau kulit kepalanya akan segera lepas sekarang.“Salah sendiri saat aku tidak ada di sini kau malah merayu suamiku, sampai dia tidak datang berkunjung sama sekali ke rumah sakit saat aku sudah tersadar.” Kartika terus menarik rambut Maura dengan kuat, bahkan ia mendorong gadis itu ke lantai.Maura menatap para pekerja lain yang sekarang sedang mengelilingi mereka. Ia berharap ada seseorang yang menolong dirinya sekarang, karena ia tak kuat sama sekali mendapat amukan dari Kartika.Akan tetapi, ternyata tidak ada seorangpun mau menolongnya. Bahkan mereka menundukkan kepala dan sebagian melakukan pekerjaan seakan tidak melihat apa yang terjadi di de
“Kenapa wajahmu seperti itu? Tadi wajahmu tidak seperti itu, tapi kenapa tiba-tiba berubah?” Maura menatap penuh selidik kepada Cantika yang berada di depannya. Cantika terlihat ragu untuk mengatakan apa yang sekarang ia pikirkan, kalau tidak mengatakannya entah kenapa dirinya nanti akan menjadi kepikiran. “Kau pernahkan menghabiskan malam dengan Tuan Andika?” tanya Cantika tiba-tiba.Maura langsung merasa terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Cantika sekarang. Bahkan ia sampai tersedak ludahnya sendiri dan terbatuk-batuk.Cantika mengerutkan dahinya, ia tak mengerti dengan respon yang diberikan Maura saat ini. “Kenapa kau malah seperti itu? Aku kan sedang bertanya dengan serius!”“Maaf-maaf! Lagi pula salah sendiri kau menanyakan hal seperti itu, aku jadi terkejut mendengar pertanyaanmu itu. Memang kau mendengar dari siapa kalau aku sudah menghabiskan malam dengan tuan Andika?” Kali ini Maura menatap serius kepada Cantika. “Yah kemungkinan saja kalau dia mengira kau adalah aku,
“Kenapa wajahmu seperti itu? Terus apa yang ingin kau katakan sebenarnya?” Cantika menatap Maura lekat, ia sangat penasaran sekali dengan apa yang ingin dikatakan gadis itu.“Apa tidak ada yang ingin aku katakan! Mungkin kau hanya salah paham saja denganku, karena kepalaku masih terasa sangat sakit sekali akibat apa yang dilakukan oleh Kartika.” Maura memegang kepalanya dengan wajah berekspresi kesakitan.“Ya sudah kalau kau masih merasa sakit. Kau mau tetap istirahat di sini atau mau ke kamarmu?” Tanya Cantika menatap dalam Naura.Sebenarnya Maura merasa sangat takut untuk berjauhan dengan Cantika. Akan tetapi, hal itu tidak mungkin ia lakukan, karena khawatir kalau Andika akan menjadi kesal kepadanya. Saat lelaki itu mengetahui kal