“Lihat, tuh.” Ana menunjuk sesuatu di luar butik dengan dagunya.“Apa, Bun?” tanya Efa dari balik gadgetnya.“Itu ... anak-anak punk.”Efa melihat ke arah luar. Empat orang anak remaja tanggung berpakaian lusuh, agak nge-rock metal khas anak punk tengah mengamen di depan Cuko. Salah seorangnya tampak berambut panjang, postur tubuhnya yang lebih mungil dari ketiga teman cowoknya menegaskan kalau ia adalah seorang cewek remaja.“Kenapa memangnya mereka?” tanya Efa antara peduli dan tidak.“Kalau kamu ngga belajar yang bener, jadi begitu, tuh.”“Bunda ngutuk Efa?” Muka Efa berubah masam. “Kapan aku belajar ngga bener, Bun?”“Itu ... kemarin sampai Mama dipanggil guru ke sekolah,” ungkit Ana.Efa menghembus napas cukup kentara. “Kalau itu mah cuma sama guru satu itu aja, males.”“Emang segitu nyebelinnya?”“Banget, Bun,” jawab Efa agak bersemangat. Gadgetnya mulai agak diturunkan.“Tapi, kata Mama ganteng, lho,” celetuk Ana berusaha mengingat hari itu ketika Nisha mempertanyakan kenapa Ef
Last Updated : 2023-09-13 Read more