Home / Pernikahan / Suamiku Doyan Selingkuh / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Suamiku Doyan Selingkuh: Chapter 51 - Chapter 60

98 Chapters

#51. Jadi Istri Kedua

“Undangan siapa, Dek?” tanya Nisha selagi Amanda membagikan undangan ke teman-teman seruangannya.Amanda memberikan undangan terakhir pada Nisha. “Undangan Manda, lah, Kak,” jawabnya penuh percaya diri.“Cie, akhirnya nikah juga kamu, Manda,” celetuk Ade seraya melirik Fadhil. Sekedar info, Amanda ini sempat pacaran sama Fadhil, tapi digantungin melulu, ngga kunjung dinikahin.Fadhil berusaha berekspresi sedatar mungkin. Dia ngga tahu saja kalau mukanya itu kaku banget.Amanda tersenyum malu-malu. “Jangan lupa dateng, ya, Mbak dan Kakak sekalian,” ucapnya. “Kamu juga, Dhil,” imbuhnya sambil menepuk pelan bahu Fadhil.“Iya, iya. Insya Allah datang,” jawab Fadhil cepat, agak kaget juga.“Kalau gitu, Manda permisi dulu, ya,” pamit Amanda.“Dadah, Manda.” Mbak Ade melambaikan tangannya pelan ke arah Amanda. Selepas kepergian gadis tinggi berkulit hitam manis itu, ia segera melancarkan serangan. “Kamu kapan nyusul, Nis?”Nisha mengernyitkan keningnya sebelum menoleh ke arah Ade. “Aku, Mbak?
last updateLast Updated : 2023-07-29
Read more

#52. Gosip Berujung Fitnah

“A ... apa maksudnya, Kak?” tanya Nisha setelah tertegun selama satu detik.“Kamu sengaja mendekatiku supaya bisa menjadi istri kedua suamiku, kan?!” tuduh Amelia. Semua kenangan manisnya bersama Nisha menguap bersama api amarahnya.“Apa?!”“Jangan berpura-pura bodoh! Aku jijik melihatnya!” teriak Amelia murka.Melihat situasi kian mencekam, sebagai orang yang paling dekat, Ade pun menghampiri. Ditahannya lengan Amelia yang berusaha menarik jilbab Nisha. “Sudah, Bu! Lepas! Bicarakan semuanya baik-baik dulu!”“Minggir kamu!” Amelia menginjak ujung sepatu Ade dengan sepatu berhaknya. “Jangan ikut campur!”Ade pun terhuyung-huyung ke belakang sambil menahan sakit. Dalam hati segala sumpah serapah tertuju pada Amelia.Tiba-tiba ada yang menggenggam erat lengan Amelia. Baik Amelia maupun Nisha, sama-sama melihat ke arah si pemilik lengan.“Pa?!” seru Amelia kaget. Matanya bergetar melihat kehadiran suaminya di sana, terlebih lagi bertindak seolah menjadi penyelamat Nisha.Nisha hendak mene
last updateLast Updated : 2023-07-31
Read more

#53. Lingkaran Setan

“Hahaha! Hahaha!” Suara gelak tawa terdengar dari dalam kamar.Bu Desi baru saja memencet tombol mesin cuci, langsung menoleh ke arah kirinya.“Bu Salma barusan pergi sama Nak Firdaus. Anaknya ....” Bu Desi melihat ke arah ayunan yang ada di ruang tengah. “Ada di situ.” Telunjuknya beralih ke arah kamar. “Terus, dia ketawa sama siapa?” Bola mata hampir keabuan itu terbelalak. Tubuhnya merinding disko membayangkan yang tidak-tidak. “Ngga tahu, ah. Mending kabur aja.”Bu Desi memilih untuk pergi keluar saja, membersihkan bagian luar rumah. Kebetulan semalam hujan dan lumayan kotor oleh dedaunan.Bu Desi itu ngga salah dengar. Memang benar adanya kalau Bella tertawa terbahak-bahak di dalam kamar. Tertawa sendiri, bukan seperti yang diduga wanita berumur itu. Ngga ada mistis-mistis gitu.Bagaimana Bella ngga tertawa kalau disuguhkan tontonan yang menggelitik perut. Mumpung Si Kecil tertidur pulas, dia memilih rebahan sambil main gawai. Dan, s
last updateLast Updated : 2023-08-01
Read more

#54. Meneruskan Hidup

“Seriusan ini kamu mau berhenti kerja, Nis?” tanya Mbak Ade dari balik meja. Melihat teman-temannya yang lain mengerubungi meja Nisha, ia pun ikut mendekat.Wanita berhijab biru bercampur hijau tosca itu itu terlihat tengah membereskan barang-barangnya. “Iya, Mbak.”“Sudah nemuin Pak Kasubag tadi?”Nisha mengangguk.“Apa katanya?”“Bapak sebenarnya ngga mau aku berhenti hanya karena video itu. Pak Yahya, kan juga sudah dipanggil dan bilang kalau semua itu ngga benar. Tapi ....” Nisha menggantungkan kalimatnya. Ia terduduk, lantas menunduk. “Aku ngga sanggup kalau terus diterpa berita seperti itu.”Ade segera memeluk Nisha, dan Renata mengelus bahunya.Fadli memalingkan wajah, menahan pilu mendengar sesenggukan tangisan orang yang menurutnya sangat kuat itu.“Sabar, Nis. Yang kuat.”“Lebih baik emang resign, sih. Daripada kerja tapi banyakan mudaratnya,” tutur Renata menambahkan. Maksudnya, sih mau ikut menguatkan. Eh, malah kena pelototan teman-temannya. “Salah lagi, dah gue,” gumamnya
last updateLast Updated : 2023-08-03
Read more

#55. Shareefa : Aku Baik-Baik Aja

Perkenalkan nama gue itu Shareefa Al-Attar —anaknya Mama Jenisha dan Baba Firdaus. Mama campuran Sunda-Palembang, sementara Baba campuran Arab-Jawa. Jelas aja DNA Arab lebih banyak mengalir di tubuh gue karena kata orang-orang, gue itu sangat mirip dengan Baba. Bukan hanya hidung bangir ini saja tapi juga cara bersikap.Walaupun gue enggan mengakui semua itu, yah, namanya juga gue anak Baba. Masak malah mirip Ko Asiong tetangga sebelah, kan aneh kalau gitu.Umur gue?Masih empat belas tahun. Baru juga naik kelas dua Sekolah Menengah Pertama. Sekolah gue itu deket banget sama rumahnya Mak sama Bapak, tempat tinggal gue dari orok, kalau kata Mama mah.Mak di sini bukan Mama Jenisha atau Bapak bukan Baba, ya. Tapi, Nenek gue alias nyokapnya Mama. Sudah terbiasa memanggilnya Mak, seperti Mama menyapa beliau.Waktu yang gue habiskan lebih banyak dengan Mak. Seringkali ikut beliau berjualan pakaian di pasar. Jangan berprasangka buruk dulu. Itu karena Mama dan Baba sibuk bekerja. Gue sangat
last updateLast Updated : 2023-08-05
Read more

#56. Tanpa Pasangan Hidup

“Shareefa...,” lirih Nisha.Bulir air matanya menetes begitu saja seusai membaca kalimat terakhir buku diary anak sulungnya itu. Dia sangat tahu kalau Shareefa itu dari gayanya bersikap saja sudah dewasa, sok cuek. Namun, ngga tahu jika pemikirannya juga sedewasa ini.“Ma!” Suara nge-bass Bahri terdengar.Nisha bergegas menghapus air matanya. Jangan sampai ada sisa hingga Bahri memergoki tangis itu.Bahri sudah cukup besar untuk mengetahui emosi yang dirasakan oleh orang di sekitarnya. Nanti dia malah banyak tanya karena rasa ingin tahunya itu.“Mama di kamar Kakak, Bahri!”Sejurus kemudian, sosok Bahri muncul di kamar itu. Kemiripannya dengan almarhum Bakhtiar —sang datuk— kian kentara. Pipi chubby dan sorot mata berwibawa itu.“Wah, Bahri sudah siap?” Nisha cukup terpesona menyaksikan anak bungsunya sudah tampil rapi dengan kemeja dan celana panjang, dilengkapi sepatu keds putih. Mereka memang mau ke acara pernikahan salah satu sepupu jauh. “Sudah. Bunda Anna yang tadi pakaikan baj
last updateLast Updated : 2023-08-06
Read more

#57. Suami Untuk Mama

“Shareefa! Nanti dijemput sama Mama, ya,” teriak Anna dari atas motor. Usaha pempeknya dengan brand Cuko memang sedang maju-majunya. Namun, gadis berusia dua puluh empat tahun itu lebih memilih membeli rumah daripada mobil. Dia juga merasa lebih nyaman menggunakan motor. Lebih cepat sampai ke tujuan.Shareefa yang biasa dipanggil dengan Efa, sudah bergabung dengan teman-temannya. Namun, disempatkannya menoleh. “Iya, Bun!” Daripada kena omel, kan ya.Setelah disahut keponakannya itu, barulah Anna berlalu.“Fa, elo udah ngerjain tugas belom?” tanya Bianca. Sejak berpas-pasan dengan Efa di jalan tadi, ia sudah menunggu kedatangan sahabatnya itu.Efa mendelikkan bahunya.“Lho, kok nggak tahu?!” tanya Almira. Gadis berambut panjang di sisi kiri Efa itu mengernyitkan keningnya.“Gue nyuruh Aksa ngerjain tugasnya kemarin. Ngga tahu, deh dikerjain sama dia atau ngga. Awas aja kalau ngga," jawab Efa enteng, tapi diakhiri dengan kepalan tangan kiri memukul telapak kanannya.Aksa itu ketua kelas
last updateLast Updated : 2023-08-10
Read more

#58. Ada Apa Dengan Aksa

‘Siapa kira-kira orang itu, ya? Punya hubungan apa dia sama Aksa? Bokapnya? Kayaknya terlalu muda, deh. Seingat gue, bokap Aksa ngga punya motor gede gitu.’Efa berbalik ke kiri, menambah kisut seprainya. Sudah pukul sembilan malam, namun matanya sulit menutup. Sosok lelaki yang menjemput Aksa siang tadi mengganggu tidur malamnya kali ini. Tubuh atletis pria itu ditambah lagi style berpakaiannya yang anak muda banget tapi tetap memberi kesan wibawa.‘Gue tanya ke Aksa aja apa, ya?’Efa baru saja hendak membuka ponselnya, tiba-tiba sosok sang mama muncul di pintu. Layar ponsel yang menyala di gelapnya kamar ini membuat Nisha dengan mudahnya menemukan sosok anak sulungnya itu.“Efa belum tidur?”Efa mau ngga mau harus jujur. Ngga ada tempat untuk menghindar. “Bentar lagi, Ma.”“Lho, kok masih main hape?”“Ini mau matiin, kok, Ma.”“Sini Mama taruh di meja.”Efa menatap nanar ponselnya yang kian menjauh. Sepertinya dia memang harus segera tidur. Ya, tentang siapa sosok lelaki itu, biar b
last updateLast Updated : 2023-08-11
Read more

#59. Pamanku Mertuaku

Raden Aksara mengerjapkan matanya perlahan. Masih sulit baginya menerima apa yang barusan saja terjadi. Sikap kasar yang ngga pernah keluar dari dalam dirinya.Hempasan kata demi kata menyakiti benak Shareefa, pikirnya. Cewek yang ia kagumi sejak lama.Lihat saja Efa mendadak kaku, bola matanya membulat sempurna. Gadis berbulu mata lentik itu pasti juga ngga menduga kalau Aksa akan bersikap seperti ini.“Elo kenapa, sih, Sa marah-marah?!” tanya Efa bingung sekaligus ngga terima. Memang apa kesalahannya sampai harus menerima sikap seperti itu. “Salah gue apa, sih sama elo?!”Aksa mengusap wajahnya kasar sebelum kembali duduk. “Sorry, Fa. Aku agak terganggu karena sikap kamu barusan.”Efa mengernyitkan kening seraya melipat kedua tangan di dada. “Sikap Efa yang mana?” serobot Almira yang duduk di samping Aksa.Efa menelan air ludah. Baru saja dia hendak mengatakan itu, tapi sudah keduluan sama Almira. Dia pun duduk kembali, di hadapan Aksa, karena tempatnya sudah diserobot Almira.“Elo
last updateLast Updated : 2023-08-17
Read more

#60. Pertemuan Pertama

Raden Aksara adalah anak paling bontot dari empat saudara. Ia memiliki kakak perempuan yang tertua dan dua saudara laki-laki di atasnya.Kedua orang tuanya cukup berada. Rumahnya saja terletak di sebuah perumahan elite, tepatnya Jalan Merak. Rumah peninggalan orang tua dari ibu Aksa ini sudah di renovasi sehingga terlihat lebih minimalis namun terkesan mewah.“Wih, gede juga rumah elo, Sa,” puji Bianca melihat rumah berlantai dua bertema mininalis itu.“Masih gedean rumah kamu, lah,” ucap Aksa malas. Entah apa maksud Bianca memuji rumahnya, padahal cewek itu sendiri tinggal di perumahan yang lebih mewah juga lebih elite dari komplek ini.Bianca pun nyengir menatap kepergian Aksa. Padahal, niatnya menghibur cowok itu supaya mukanya ngga manyun lagi. Tapi, malah nambah maju itu bibir.Aksa berjalan duluan menuju rumah. Mereka baru saja turun dari taksi. Mereka? Iya. Dia, Efa, dan kedua temannya yang ngintilin melulu itu.Padahal, kalau hanya Efa saja yang ikut, dia sudah lumayan terhibur
last updateLast Updated : 2023-08-20
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status