Beranda / Urban / Menantu Dewa / Bab 191 - Bab 200

Semua Bab Menantu Dewa: Bab 191 - Bab 200

333 Bab

Bab 191

Akhirnya Brandon bisa menghela napas lega. Mengenai asal-usul cedera yang diderita Lucas, Brandon juga tidak bisa menjelaskannya.“Oh ya, bagusan kamu urus prosedurnya dulu. Nanti pihak rumah sakit baru bisa mencari riwayat kesehatan pasien dari rumah sakit lain. Kami ingin tahu apa pasien memiliki alergi atau penyakit bawaan lainnya. Nanti setelah kamu mengurus prosedurnya, kami baru bisa membuka obat,” pesan Enrica.“Oke, aku akan segera urus.” Brandon terus mengangguk. Kemudian, dia mendampingi Lucas masuk ke dalam kamar VIP.Setelah tiba di kamar VIP, Brandon baru menepuk kepalanya. Tadi Brandon terlalu buru-buru, dia bahkan lupa meminta nomor kontak Enrica. Melihat Lucas masih belum menyadarkan diri, Brandon pun pergi mencari suster untuk menanyakan kantor Enrica. Kemudian, Brandon berjalan sesuai arah yang ditunjuk suster.…Di kantor pribadi Enrica.Saat ini Enrica mengangkat kepalanya menatap Jivan yang sedang duduk di sofa. Dia mengerutkan keningnya, lalu berkata, “Pak Jivan,
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-13
Baca selengkapnya

Bab 192

“Pak, Pak Jivan! Jangan, jangan seperti ini ….” Kehidupan Enrica sangatlah sederhana. Dia pun tidak pernah bertemu dengan lelaki mesum seperti ini. Saat ini, Enrica spontan meronta, tapi dia tidak sanggup untuk menyingkirkan tangan besar Jivan.Jivan sudah menunjukkan wajah aslinya. Dia menindih Enrica dan tidak menghiraukan suara jeritannya.“Jangan! Pak Jivan! Aku mohon sama kamu. Lepaskan aku! Aku tidak berani lagi!” Enrica tak berhenti meronta, dan air mata juga sudah membasahi wajahnya.Sayangnya, sejak awal Jivan sengaja memilih kantor di area terpencil untuk Enrica. Jadi, meskipun Enrica berteriak minta tolong, tidak mungkin ada yang kedengaran.Senyum mesum di wajah Jivan semakin mengental. Salah satu tangannya menahan kaki Enrica, dan satu tangannya lagi sedang mengeluarkan pil obat dari botol berwarna biru.“Prang ….”Saat Jivan menelan obat itu, pintu ruangan Enrica tiba-tiba didobrak. Kemudian, tampak Brandon berjalan memasuki ruangan dengan tersenyum.Tadi Brandon berencan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-13
Baca selengkapnya

Bab 193

Seketika, Enrica juga bingung harus menyalahkan atau berterima kasih terhadap Brandon. Saat ini, tatapannya ketika memandang Brandon juga terlihat kalut. Seumur hidupnya, ini adalah pertama kalinya Enrica kebingungan bagaimana menghadapi seorang lelaki. Hanya saja, Enrica yang seperti ini terlihat semakin memesona dan menawan.“Kamu berani pukul aku? Apa kamu tidak tahu ini area kekuasaanku?” Saat ini amarah Jivan langsung meluap. Dia pun sudah kehilangan akal sehatnya. “Aku nggak peduli kamu itu siapa. Aku berharap kamu bisa segera pergi dari sini. Kalau tidak, aku akan bikin kamu mati mengenaskan!”Brandon tersenyum, lalu berjalan pergi untuk mencekik leher Jivan, lalu mengangkatnya dengan perlahan.“Kamu … kamu mau ngapain? Lepaskan aku! Lepaskan!” Mungkin karena Jivan dicekik, akal sehatnya pun sudah kembali. Saat ini, dia spontan menjerit.Enrica yang berada di samping berkata, “Jangan … jangan gegabah ….”Brandon memalingkan kepalanya untuk melirik Enrica sekilas, lalu berkata de
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-13
Baca selengkapnya

Bab 194

Pada saat ini, terdengar suara ricuh dari depan pintu ruangan. Setelah mendengar suara ricuh dari dalam ruangan, para staf medis pun sudah pergi memanggil petugas keamanan.“Apa yang terjadi? Apa yang sedang kamu lakukan? Cepat lepaskan Pak Jivan!” Kepala Petugas Keamanan, Edric Sumandi, segera mendekat.Begitu melihat kedatangan Edric, Jivan yang berwajah bengkak itu pun tersenyum. Dia meronta sambil menjerit pada Brandon, “Tamatlah riwayatmu!”Kemudian, Jivan menjerit pada Edric, “Cepat! Cepat tangkap dia! Bawa dia ke kantor polisi!”“Kamu lagi, kamu lagi!” Saat Edric menyadari orang di hadapannya adalah orang yang menendangnya tadi, dia pun langsung maju hendak turun tangan.“Dasar bajingan! Kamu tidak kenal sama aku? Aku adiknya Brian! Jadi, jangan sok hebat! Hari ini aku akan habisi kamu!” Selesai berbicara, Edric langsung menutup pintu dengan kuat, lalu mengeluarkan pisau buah dari saku celakanya.Brandon bahkan malas untuk memalingkan kepalanya. Dia berkata dengan datar, “Brian
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-13
Baca selengkapnya

Bab 195

Kepikiran hal ini, Edric langsung membungkuk memberi hormat kepada Brandon. “Tuan, silakan lanjutkan.”“Masih tidak mau pergi?” tanya Brandon dengan datar.“Plak ….”Edric langsung keluar ruangan. Tak lupa juga dia menutup pintu.Kali ini Jivan langsung berteriak, “Edric, apa kamu sudah buta? Apa kamu tidak lihat aku lagi dipukul? Kalian tidak mau kerja lagi, ya?”Edric juga tidak berminat untuk meladeninya lagi. Sekarang Kak Brian sudah dihabisi. Jadi, Edric harus segera melarikan diri. Jika dia tidak pergi lagi, sepertinya dia akan menjadi sasaran selanjutnya.Pada saat ini, tiba-tiba ponsel Brandon berdering. Dia membuang Jivan ke lantai, lalu mengangkat panggilan.“Bran … Brandon … tadi aku terkena macet. Kamu lagi di mana? Bagaimana kondisi kakekku?” Orang yang menelepon adalah Dessy. Akhirnya dia tiba juga.Brandon melirik Jivan yang berbaring di atas lantai. Suasana hatinya sangat buruk saat ini. Nada bicaranya pun terdengar agak ketus. “Aku lagi di ruangan Dokter Enrica. Operas
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-14
Baca selengkapnya

Bab 196

“Namaku Brandon.” Brandon tersenyum, lalu memperkenalkan dirinya.Enrica juga tidak berpikir kebanyakan. Dia berbisik, “Tuan Brandon, kamu cepat pergi dari sini. Jivan itu wakil direktur rumah sakit. Dia bahkan bisa mengontrol direktur rumah sakit! Dia disokong oleh orang hebat, dan juga kenal dengan banyak orang kaya. Meskipun kamu kaya, kamu juga tidak bisa menandinginya!”Ketika membahas masalah ini, Enrica sungguh merasa gugup. Gara-gara dirinya, Brandon sudah menghadapi banyak masalah hari ini. Sekarang seniornya masih dirawat di rumah sakit. Sepertinya masalah ini juga tidak bisa diselesaikan dengan damai.Selain itu, kelak Enrica juga tidak bisa bekerja di rumah sakit lagi. Enrica bukan mengkhawatirkan masalah pekerjaannya, dia lebih mengkhawatirkan nasib pasien yang sedang ditanganinya.“Tenang saja, bukan masalah serius. Aku bisa menyelesaikannya.” Brandon menghibur Enrica sambil tersenyum.Enrica terbengong sejenak, dia bahkan tidak tahu harus berkata apa lagi. Entah kenapa u
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-14
Baca selengkapnya

Bab 197

Brandon menjawab dengan acuh tak acuh, “Dessy tahu jelas dengan apa yang terjadi sebelumnya. Dok Enrica, coba kamu ceritakan kembali apa yang terjadi. Aku tahu kamu pasti merasa malu, tapi kamu harus berani demi pasienmu ….”Sekujur tubuh Enrica gemetar. Dia memang merasa agak malu. Cewek mana coba yang berani mengatakan hal seperti itu. Hanya saja, benar apa kata Brandon. Demi pasiennya, Enrica mesti berani.Enrica menceritakan apa yang terjadi mulai dari kedatangan Brandon tadi. Selesai bercerita, Enrica pun merasa trauma dengan kejadian yang menimpanya.Mendengar Lucas hampir tidak bisa operasi gara-gara Jivan, Graham langsung berkeringat dingin dan wajahnya pun memucat. Ketika mendengar cerita bagian belakang, raut wajahnya semakin muram lagi. Graham bahkan ingin mempromosikan Jivan menjadi direktur selanjutnya. Tak disangka, Jivan akan melakukan hal tidak senonoh.“Plak ….”Graham langsung menarik Jivan, lalu menamparnya. “Jivan, apa kamu lupa dengan apa yang aku katakan sewaktu m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-14
Baca selengkapnya

Bab 198

Di dalam kamar VIP Rumah Sakit Manthana.Saat ini, Lucas sudah menyadarkan diri, dan sudah bisa duduk. Si Dessy yang cantik itu sedang duduk di samping ranjang mengobrol dengan Lucas.“Dessy, tadi Kakek sudah berpikir, masalah kali ini memang terjadi gara-gara Brandon. Tapi semua ini juga bukan tanggung jawabnya. Kalau bukan karena Kakek gampang percaya dengan orang lain, dan berkunjung ke area kekuasaan Brian, kita juga tidak mungkin akan disandera. Setelah dipikir-pikir, semua ini akibat dari perbuatan kita. Kamu tidak boleh menyalahkannya.”“Sebaliknya, Brandon sudah menyelamatkan kita berdua, dan mengantarku ke rumah sakit. Dengar-dengar, demi Kakek, dia sudah menyinggung banyak orang. Kakek tidak akan melupakan budi ini,” ucap Lucas dengan lemas.Awalnya Lucas bermaksud untuk menguji Brandon. Hanya saja, sepertinya tidak perlu lagi. Dari kejadian tadi, Lucas pun sudah bisa membuktikannya. Sepertinya akan sangat beruntung apabila Brandon bisa menjadi cucu menantu Keluarga Marlon?K
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-14
Baca selengkapnya

Bab 199

“Bagus sekali!” Ketika mendengar ucapan Brandon, Lucas pun merasa sangat puas. Statusnya tidak mengizinkan Lucas untuk melakukannya. Jadi, Lucas tentu gembira bisa memiliki bawahan yang begitu pengertian seperti Graham.Di sisi lain, Graham menatap Brandon dengan penuh rasa terima kasih. Ada beberapa hal yang tidak bisa dikatakan Graham. Namun, maknanya pun berbeda jika ucapan itu keluar dari mulut Brandon. Brandon memang pintar dalam membawa diri.Saat ini, tiba-tiba Dessy bersuara, “Kakek, berhubung rumah sakit adalah bisnis keluarga kita, sepertinya ada banyak orang yang memantau kita. Bisa jadi masalah ini akan terdengar sampai ke telinga anggota keluarga lain. Gimana kalau kita pindah tempat saja?”Setelah mengucapkan kata-kata itu, hati Dessy terasa agak gelisah. Entah kenapa, dia tidak ingin melihat Brandon berdampingan dengan Enrica.Tadi Lucas tidak berpikir panjang. Dia merenung sejenak, lalu berkata dengan mengangguk, “Masuk akal! Graham, apa kamu punya tempat tersembunyi di
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-15
Baca selengkapnya

Bab 200

“Nama menantu pecundang itu memang sangat legendaris. Aku nggak habis pikir seorang cowok bisa hidup dengan begitu terhina. Dengar-dengar kedudukannya bahkan lebih rendah daripada anjing peliharaan kalian. Setiap hari kerjaannya hanya beresin rumah dan dimaki. Dia bahkan minta uang jajan sama istrinya. Cowok seperti itu memang sudah merusak nama baik cowok saja!”Martin tersenyum sinis, lalu berkata, “Bukan begitu saja! Kak David, kamu nggak tahu betapa rendahannya dia. Dia bukan cuma masak dan beres-beres rumah saja, dia juga pernah cuci sepatu sahabat istrinya. Dia bahkan nggak diperbolehkan untuk makan di meja makan, dan hanya makan makanan sisa!”Ketika mengucapkan kata-kata itu, Martin semakin jijik dengan Brandon.“Apa? Serendah itu? Aku sungguh penasaran dengan tampang cowok itu. Ingin sekali aku menamparnya sampai mati! Malu-maluin saja! Dia memang nggak pantas untuk hidup!” David sebagai anggota gangster tidak mungkin akan hidup dengan dibiayai oleh wanita.“Haish!” Martin men
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-15
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1819202122
...
34
DMCA.com Protection Status