Kepikiran hal ini, Edric langsung membungkuk memberi hormat kepada Brandon. “Tuan, silakan lanjutkan.”“Masih tidak mau pergi?” tanya Brandon dengan datar.“Plak ….”Edric langsung keluar ruangan. Tak lupa juga dia menutup pintu.Kali ini Jivan langsung berteriak, “Edric, apa kamu sudah buta? Apa kamu tidak lihat aku lagi dipukul? Kalian tidak mau kerja lagi, ya?”Edric juga tidak berminat untuk meladeninya lagi. Sekarang Kak Brian sudah dihabisi. Jadi, Edric harus segera melarikan diri. Jika dia tidak pergi lagi, sepertinya dia akan menjadi sasaran selanjutnya.Pada saat ini, tiba-tiba ponsel Brandon berdering. Dia membuang Jivan ke lantai, lalu mengangkat panggilan.“Bran … Brandon … tadi aku terkena macet. Kamu lagi di mana? Bagaimana kondisi kakekku?” Orang yang menelepon adalah Dessy. Akhirnya dia tiba juga.Brandon melirik Jivan yang berbaring di atas lantai. Suasana hatinya sangat buruk saat ini. Nada bicaranya pun terdengar agak ketus. “Aku lagi di ruangan Dokter Enrica. Operas
“Namaku Brandon.” Brandon tersenyum, lalu memperkenalkan dirinya.Enrica juga tidak berpikir kebanyakan. Dia berbisik, “Tuan Brandon, kamu cepat pergi dari sini. Jivan itu wakil direktur rumah sakit. Dia bahkan bisa mengontrol direktur rumah sakit! Dia disokong oleh orang hebat, dan juga kenal dengan banyak orang kaya. Meskipun kamu kaya, kamu juga tidak bisa menandinginya!”Ketika membahas masalah ini, Enrica sungguh merasa gugup. Gara-gara dirinya, Brandon sudah menghadapi banyak masalah hari ini. Sekarang seniornya masih dirawat di rumah sakit. Sepertinya masalah ini juga tidak bisa diselesaikan dengan damai.Selain itu, kelak Enrica juga tidak bisa bekerja di rumah sakit lagi. Enrica bukan mengkhawatirkan masalah pekerjaannya, dia lebih mengkhawatirkan nasib pasien yang sedang ditanganinya.“Tenang saja, bukan masalah serius. Aku bisa menyelesaikannya.” Brandon menghibur Enrica sambil tersenyum.Enrica terbengong sejenak, dia bahkan tidak tahu harus berkata apa lagi. Entah kenapa u
Brandon menjawab dengan acuh tak acuh, “Dessy tahu jelas dengan apa yang terjadi sebelumnya. Dok Enrica, coba kamu ceritakan kembali apa yang terjadi. Aku tahu kamu pasti merasa malu, tapi kamu harus berani demi pasienmu ….”Sekujur tubuh Enrica gemetar. Dia memang merasa agak malu. Cewek mana coba yang berani mengatakan hal seperti itu. Hanya saja, benar apa kata Brandon. Demi pasiennya, Enrica mesti berani.Enrica menceritakan apa yang terjadi mulai dari kedatangan Brandon tadi. Selesai bercerita, Enrica pun merasa trauma dengan kejadian yang menimpanya.Mendengar Lucas hampir tidak bisa operasi gara-gara Jivan, Graham langsung berkeringat dingin dan wajahnya pun memucat. Ketika mendengar cerita bagian belakang, raut wajahnya semakin muram lagi. Graham bahkan ingin mempromosikan Jivan menjadi direktur selanjutnya. Tak disangka, Jivan akan melakukan hal tidak senonoh.“Plak ….”Graham langsung menarik Jivan, lalu menamparnya. “Jivan, apa kamu lupa dengan apa yang aku katakan sewaktu m
Di dalam kamar VIP Rumah Sakit Manthana.Saat ini, Lucas sudah menyadarkan diri, dan sudah bisa duduk. Si Dessy yang cantik itu sedang duduk di samping ranjang mengobrol dengan Lucas.“Dessy, tadi Kakek sudah berpikir, masalah kali ini memang terjadi gara-gara Brandon. Tapi semua ini juga bukan tanggung jawabnya. Kalau bukan karena Kakek gampang percaya dengan orang lain, dan berkunjung ke area kekuasaan Brian, kita juga tidak mungkin akan disandera. Setelah dipikir-pikir, semua ini akibat dari perbuatan kita. Kamu tidak boleh menyalahkannya.”“Sebaliknya, Brandon sudah menyelamatkan kita berdua, dan mengantarku ke rumah sakit. Dengar-dengar, demi Kakek, dia sudah menyinggung banyak orang. Kakek tidak akan melupakan budi ini,” ucap Lucas dengan lemas.Awalnya Lucas bermaksud untuk menguji Brandon. Hanya saja, sepertinya tidak perlu lagi. Dari kejadian tadi, Lucas pun sudah bisa membuktikannya. Sepertinya akan sangat beruntung apabila Brandon bisa menjadi cucu menantu Keluarga Marlon?K
“Bagus sekali!” Ketika mendengar ucapan Brandon, Lucas pun merasa sangat puas. Statusnya tidak mengizinkan Lucas untuk melakukannya. Jadi, Lucas tentu gembira bisa memiliki bawahan yang begitu pengertian seperti Graham.Di sisi lain, Graham menatap Brandon dengan penuh rasa terima kasih. Ada beberapa hal yang tidak bisa dikatakan Graham. Namun, maknanya pun berbeda jika ucapan itu keluar dari mulut Brandon. Brandon memang pintar dalam membawa diri.Saat ini, tiba-tiba Dessy bersuara, “Kakek, berhubung rumah sakit adalah bisnis keluarga kita, sepertinya ada banyak orang yang memantau kita. Bisa jadi masalah ini akan terdengar sampai ke telinga anggota keluarga lain. Gimana kalau kita pindah tempat saja?”Setelah mengucapkan kata-kata itu, hati Dessy terasa agak gelisah. Entah kenapa, dia tidak ingin melihat Brandon berdampingan dengan Enrica.Tadi Lucas tidak berpikir panjang. Dia merenung sejenak, lalu berkata dengan mengangguk, “Masuk akal! Graham, apa kamu punya tempat tersembunyi di
“Nama menantu pecundang itu memang sangat legendaris. Aku nggak habis pikir seorang cowok bisa hidup dengan begitu terhina. Dengar-dengar kedudukannya bahkan lebih rendah daripada anjing peliharaan kalian. Setiap hari kerjaannya hanya beresin rumah dan dimaki. Dia bahkan minta uang jajan sama istrinya. Cowok seperti itu memang sudah merusak nama baik cowok saja!”Martin tersenyum sinis, lalu berkata, “Bukan begitu saja! Kak David, kamu nggak tahu betapa rendahannya dia. Dia bukan cuma masak dan beres-beres rumah saja, dia juga pernah cuci sepatu sahabat istrinya. Dia bahkan nggak diperbolehkan untuk makan di meja makan, dan hanya makan makanan sisa!”Ketika mengucapkan kata-kata itu, Martin semakin jijik dengan Brandon.“Apa? Serendah itu? Aku sungguh penasaran dengan tampang cowok itu. Ingin sekali aku menamparnya sampai mati! Malu-maluin saja! Dia memang nggak pantas untuk hidup!” David sebagai anggota gangster tidak mungkin akan hidup dengan dibiayai oleh wanita.“Haish!” Martin men
“Sebenarnya bukan masalah serius, hanya ada kabar bagus untukmu. Aku harap kamu bisa mengabulkan sedikit permintaanku,” ucap Lucas dengan tersenyum. Dia memang kelihatan seperti lelaki tua yang ramah, tapi sebenarnya dia sangatlah licik. Brandon mengerutkan keningnya tidak mengerti apa maksud ucapan Lucas. Setelah berpikir beberapa saat, Brandon baru berkata, “Aku pasti akan melakukan semua yang diperintahkan Pak Lucas. Hanya saja, aku bilang dulu di awal. Aku tidak suka melakukan hal yang melanggar prinsip.”Lucas pun tertawa terbahak-bahak. “Aku suka pemuda berprinsip sepertimu, tidak seperti anak muda lainnya yang hanya menuruti perintah saja. Mereka bahkan tidak mempunyai pendirian, bagaimana bisa maju? Kalau begitu, aku tidak bertele-tele lagi. Bagaimana pandanganmu terhadap Keluarga Marlon?”“Keluarga Marlon menggeluti bisnis barang antik dan memiliki relasi yang sangat luas. Kalian memang rendah hati, tapi semua orang tahu kalian memiliki banyak aset dan relasi. Sepertinya hany
“Aku tidak tertarik dengan Keluarga Limantara, tapi istriku bermarga Limantara.” Raut wajah Brandon terlihat datar. “Kami saling mencintai. Inilah alasannya! Kalau Pak Lucas tidak ada urusan lain lagi, aku pamit dulu.”Selesai berbicara, Brandon tersenyum pada Dessy, lalu meninggalkan tempat.Lucas juga tidak menghalanginya. Dia menatap kepergian Brandon dengan ekspresi bingung.Seorang lelaki … seorang lelaki yang begitu muda malah tidak tergoda dengan uang, kekuasaan, dan juga wanita cantik? Kenapa dia bisa begitu teguh pada pendiriannya?Asalkan Brandon bersedia, uang dan kekuasaan pun akan jatuh ke tangannya. Dari mana asal rasa percaya dirinya? Sepertinya dia sudah terlalu arogan?Saat ini Lucas sungguh tidak mengerti apa yang sedang dipikirkan Brandon. Saat masih muda dulu, Lucas memang adalah seorang lelaki yang arogan, tapi dia tidak memiliki keberanian seperti ini.Bukankah lelaki di depannya ini hanyalah seorang menantu pecundang? Dari mana asal keberaniannya?Dia memang jago