"Aku ngiri sama Mbak Nia, semua orang sayang padanya," rajuk Syifa. Gadis merengek mencari perhatian pada kami semua yang sedang duduk bersama di ruang tamu setelah selesai sholat tarawih. Bapak, Ibu, Mas Hanan dan Kak Wisnu baru saja pulang. Aku dan Syifa baru selesai menidurkan si kembar. "Memangnya Husniah kenapa?" tanya Kak Wisnu sembari duduk di samping istrinya. "Ibu tadi bela Mbak Nia di depan tetangga yang jelek-jelekin cara Mbak Nia dalam memberi ASI pada si kembar. Di rumah ini, gak ada yang gak sayang dengan Mbak Nia. Ibu, Mas Hanan, Kak Wisnu, Bapak," terang Syifa panjang lebar. "Aku yatim piatu, Syifa. Kalau bukan mereka yang sayang padaku siapa lagi?" Aku berkata sambil menunduk, pura-pura bersedih, mengimbangi Syifa yang pura-pura merengek. "Kamu sih, Fa. Husniah jadi sedih, kan." Mas Hanan berkata sambil memelukku. "Ya Allah, Mbak. Maaf aku cuma bercanda," ujar Syifa. Gadis itu hendak bangkit dari duduknya, mungkin ingin menghampiri aku. "Dah biarin saja, paling
Read more