Share

Sembilan Puluh Delapan

"Jangan menyalahkan diri sendiri." Aku berkata sembari menyandarkan daguku pada pundaknya.

Pandangan kami sama-sama ke tempat dimana kedua bayi itu tidur pulas.

"Tidurlah lagi, pagi masih lama," perintahku pada Husniah.

"Kamu besok kerja, Mas?" Bukannya membalas perkataanku, wanita yang ada dalam dekapanku ini malah bertanya hal lain.

"Menurutmu?" Aku balik bertanya.

"Terserah!" Husniah berseru dengan suara lebih tinggi dari sebelumnya, dia hendak mengurai pelukanku.

"Aku tidak akan kerja, Sayang. Maaf jika jawabanku barusan tidak berkenan di hatimu. Pekerjaan memang penting, tapi keluarga jauh lebih penting. Kamu dan anak-anak itu yang akan menghabiskan waktu bersamaku hingga aku tua nanti."

Husniah hanya menghela nafas panjang. Akhir-akhir ini, wanita ini memang tidak bisa diajak bercanda sama sekali bawaannya nge-gas terus.

"Tidurlah lagi," pintaku pada wanita itu lagi.

***

Celoteh dua bayi kembar kembali terdengar nyaring dan bersahutan di rumah kami. Mereka akhirnya seha
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ros Laili
akhirnya keluarga Husniah bahagia, bgmn dengan keluarga Wisnu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status