Beranda / Pernikahan / Pesona Istri Yang Kuabaikan / Sembilan Puluh Sembilan

Share

Sembilan Puluh Sembilan

"Kamu wangi banget sih, Sayang." Aku berkata sembari menyadarkan kepalaku di pundaknya.

"Mas ...."

"Iya, iya." Aku segera menarik diri dari pundaknya, tak mau membuatnya kehilangan kesenangan yang mungkin baru saja diperolehnya dengan ulahku menempel-nempel padanya.

"Ngomong-ngomong, sejak si kembar lahir, aku tak pernah bermanja-manja padamu. Aku kangen, loh." Aku coba membujuknya.

Hunsiah langsung memutar kepalanya, menatap padaku.

"Kamu lebih tua dari pada aku, Mas. Wajar dong kalau aku yang manja, toh dulu kamu pernah manja-manja juga, kan," balas Hunsiah.

Hiss, dia membahas usia sekarang. Iya, aku pernah begitu manja padanya pasca bangun dari koma. Aku bagi bayi besar yang dimanjakan oleh istriku. Husniah yang jauh lebih muda daripada aku itu, begitu bersikap dewasa saat itu dan hal itu membuat semakin jatuh cinta.

"Oke, aku yang gantian akan memanjakanmu sekarang."

"Janji, ya."

"Iya," jawabku dengan mantap.

"Udah aku lakukan sejak mulai kamu hamil, kan. Bahkan seingatku se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status