Home / Rumah Tangga / Pesona Istri Dari Desa / Chapter 191 - Chapter 200

All Chapters of Pesona Istri Dari Desa: Chapter 191 - Chapter 200

382 Chapters

Mengembalikan aset

Semua mendadak hening melihat abang Brayen yang menunjuk Ana. Dengan gaya coolnya, dia duduk membersamai kami. "Kamu pikir bisa mengalahkan kami, nona Atmadja. Kamu harusnya dimasukkan ke rumah sakit jiwa." Abang Brayen menatap Ana dengan tajam. Ana sampai dibuat salah tingkah."Sampai kapan pun kalian tidak bisa mengambil alih aset milik Adytama. Kamu tahu saya dokter kejiwaanmu dan mungkin bisa jadi saingan terberatmu."Semua di ruangan tak ada yang membela. Ana mulai panik dan kehilangan kata-kata. Abang Brayen bahkan tak memberi celah buat Ana berbicara."Kamu terkejut, Ana? Santai saja, bukannya kamu disini yang menjadi dalang sebagai penjahat?" Abang Brayen dengan santainya duduk manis, tak peduli dengan Ana yang mulai gelisah. Dia terus meneror Ana yang kakinya terus digerakkan."Bukannya Anda dokter Rayyandra?" tanya Ana, wajahnya begitu pucat."Iya, memang kenapa?" tanya abang Brayen santai."Kamu panik?" tanyanya ulang. Ana kehabisan akal, abang Brayen terus menatapnya
last updateLast Updated : 2023-07-25
Read more

Cemburu

Wanita itu bangkit dan langsung pergi meninggalkan ruangan in. Tanpa permisi, dia setengah berlari keluar dari ruangan ini. "Wanita jadi-jadian itu, mau saja dipaksa merayu suami orang," ucap abang Brayen dengan entengnya. "Awas saja kalau abang kepincut tak akan kukasih jatah tujuh bulan purnama sekaligus," balas Gendis. Astagfirullah sekarang harus tebal telinga melihat istri yang akan mengomel sepanjang hari.Abang Brayen tertawa sendiri melihat tingkah kami. Sungguh berat sekali ujian ini jika berhadapan dengan wanita yang mulai sensitif. Apalagi jelas dia melihat wanita itu menggodaku, bisa tidak diajak bicara tujuh hari tujuh malam."Kasitahu dia adik ipar, biar gak dapet jatah tujuh bulan purnama." Abang Brayen ikut meledek membuat suasana semakin panas. Astagfirullah, begini amat punya abang."Cintaku hanya untukmu seorang, bundanya Cantika Maharani," balasku. Lagi, abang Brayen tertawa geli."Rasakan tidak dapat jatah malam ini," bisiknya. Eh, ini jomlo kok lebih tahu dari
last updateLast Updated : 2023-07-26
Read more

Kabar Pertunangan Monica

Hari terus berganti, hampir semua aset kembali normal, Gendis pun merasakan haknya kembali sebagai istriku sesuai wasiat dari kakek. Om Gunawan akhirnya ditahan karena terduga sebagai pemalsu beberapa dokumen. Selain itu, istrinya--Fatia sudah menggugat perceraian tinggal menunggu keputusan sidang beberapa minggu ke depan. Kabarnya yang terdengar bahwa Ana masuk rumah sakit. Belum jelas bagaimana kabarnya Ana, karena kami pun tidak ingin membahas masalah dengan dia lagi.Kehidupan yang kami jalani kembali seperti sedia kala lagi, perusahaan Atmadja diambang kritis. Apa yang kita tanam, itu yang akan kita tuai benar adanya, seperti om Gunawan yang ingin membangkitkan perusahaanya dengan cara yang salah. Ternyata itu tidak akan berlangsung lama. Secepat kilat perusahaan Atmadja kembali diambang bangkrut."Apa kamu tidak merindukan ayahmu?" tanyaku pada Gendis."Dia saja tidak merindukanku, bagaimana aku akan merindukannya," jawabnya.Kisah yang rumit. Gendis bahkan tidak tahu siapa ibu
last updateLast Updated : 2023-07-26
Read more

Ana Sakit Parah

Dengan cepat aku keluar agar suasana tidak semakin canggung. Monica hanya diam, dia bahkan tak berani memandang abang Brayen. Monica terus menunduk malu hanya sekedar menatap abang angkat kami itu."Kok pada diam?" tanyaku mulai basa basi keluar dari kamar mandi."Biasa aja, soalnya gak enak sama adik bayi," jawab abang Brayen. Itu bukan tidak enak, itu namanya salah tingkah. Aku hanya bisa membatin melihat tingkah mereka yang kurasa aneh. Namun, tak ada salahnya mengikuti saran Gendis mengerjai abang Brayen."Kenal dimana sama calonnya, Monica?" tanyaku sengaja."Rahasia, Abang kepo sekali," jawabnya. Abang Brayen melotot ke arahku. Cukup mencurigakan."Terus abang yang jomlo kapan rencananya?" "Kapan-kapan, kepo sekali jadi orang," balasnya. Astagfirullah, ini aku yang salah atau bagaimana. Misi dari Gendis gagal. Entah mengapa aku juga tidak punya kosakata mengerjai mereka. Di tengah mereka, aku ikut canggung berada di tengah mereka. "Kami pulang dulu," ucapnya kompak. Diih, ya
last updateLast Updated : 2023-07-27
Read more

Perasaan Abang Brayen

"Suamiku ...." Kembali dia berucap membuat Gendis merasa marah."Bahkan ketika dia begini pun dia masih ingin menghancurkan pernikahan kita," ucap Gendis penuh amarah.Dia hanya menatap kami dengan tatapan kosong. Tak ada lagi kejayaan yang nampak pada dirinya. Dia seperti tak terurus. Namun, dia yang terus memandangku membuatku bergidik ngeri. Segala sesuatu itu ada masanya, lalu apa yang kita banggakan ketika sombong? Bahkan semuanya akan kembali ke titik nol, kesombongan yang kita lakukan hanyalah memberi kedukaan selamanya di hati orang lain."Ayo kita pulang, Bang. Bikin hati kesal saja," balas Gendis. Seperti kata orang, istri akan marah tak jelas jika melihat suaminya didekati meski dalam mimpi sekali pun. Wanita memang selalu benar, tak boleh di salahkan. Niat Gendis yang awalnya begitu menggebu-gebu sirna melihat kakaknya maju dan membelaiku. Entah apa yang ada di pikiran Ana yang tiba-tiba membelaiku."Lepaskan suamiku, Mbak. Jangan pernah sentuh dia," balas Gendis. Mula
last updateLast Updated : 2023-07-27
Read more

Acara Monica

Daddy berdiri tepat di belakang kami. Tatapan aneh nampak jelas di matanya. Ini akan menjadi masalah besar bagi keluarga jika daddy tahu Monica dan Brayen memiliki perasaan yang sama. Bisa-bisa abang Brayen dan Monica disidang karena dianggap tabu di mata sosial."Dad, acara segera dimulai," ucap bunda tiba-tiba muncul. Aku langsung mengurut dadaku karena seperti terlepas dari masalah ini. Daddy jika panggilan dari bunda segera menghampiri. Semoga saja daddy lupa dengan apa yang di dengar tadi.Aku dan abang Brayen langsung menyiapkan diri, walau dia sudah jujur dengan perasaannya, tetapi tetap saja ini tidak bisa dibiarkan. Tetap harus diawasi. Apalagi, Monica akan segera menikah dengan pria yang tidak dicintainya. Aku dan abang Brayen mengganti baju di kamarnya. Sengaja memilih kamar ini, ingin melihat lebih dekat abang Brayen."Kenapa kamu hanya diam?" tanya abang Brayen yang melihatku fokus ganti baju."Aku malas berurusan denganmu, Bang." Aku meninggalkannya begitu saja. Bukan t
last updateLast Updated : 2023-07-28
Read more

Bibit Pelakor

Sepertinya gaya hidup bebas Evin beda dengan kakaknya. Aku langsung mengamit Gendis untuk meninggalkan Evin. Rasanya hanya sia-sia jika berurusan dengan adiknya dokter Evan itu."Belum jadi besan saja sudah berulah," ucap Gendis mengomel."Sabar, Sayang. Mungkin pengaruh gaya hidup orang barat," jawabku menenangkannya."Aku juga kuliah dulu di luar negeri, tapi tidak seberani itu. Dia bisikkan apa di telinga abang!" Gendis mulai curiga. Wajar, karena Evin langsung to the poin menantang di depan istri orang. Dia memang niat sekali untuk menghancurkan rumah tangga orang lain.Jika aku tidak jujur, maka itu babak baru aku menyembunyikan rahasia dengannya. Lebih baik aku jujur saja, walau sekecil apa pun."Dia bilang, aku suka sama laki-laki beristri.""Apa?! Itu sih bibit pelakor." Gendis ingin berteriak, tapi dia tahan karena banyak orang."Sayang, jaga emosimu. Abang sudah jujur, jadi kita pasti bisa melewatinya. Di sini ramai orang, nanti mereka berfikir kita sedang berkelahi," ucapku
last updateLast Updated : 2023-07-29
Read more

Piknik

"Wah ternyata ikut juga, Mbak," ucap Gendis basa basi."Hai, Evin. Saya bundanya Shaka dan mertua yang sangat menyanyangi menantunya, bisakah kamu bantu tante untuk kemas-kemas makanan. Soalnya bunda ingin Shaka dan istrinya kencan di tepi danau ini," ucap Bunda dengan nada polos. Aku dan Gendis menutup mulut menahan tawa.Wajah Evin tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Aku memegang tangan Gendis untuk berlalu dari hadapan Evin. Cantika digendong Monica secara bergantian dengan abang Brayen. Lucu sekali kulihat mereka berdua. Abang Brayen tetap dengan pesonanya. Diam-diam tidak bisa jauh dari Monica. Adanya Cantika hanya jadi alasan mereka berdua bisa kencan."Kenapa si Evin tidak tertarik dengan abang Brayen saja," ucap Gendis yang terlihat sebal."Mungkin Abangmu ini memesona," balasku."Diih, sok keren, sih, iya," ledek Gendis Kami turut membantu daddy dan bunda. Keluarga Evan juga kompak membuat piknik kecil-kecilan di dekat danau. Kurasa mereka diundang oleh daddy juga ke tempa
last updateLast Updated : 2023-07-30
Read more

Kemarahan Daddy

“Monica!”“Brayen!”“Apa yang kalian lakukan!”teriak daddy yang begitu marah.Monica langsung melepas pelukan abang Brayen. Sekarang aku yang berdebar melihat mereka yang pasti akan disidang oleh daddy.“Daddy!” mereka kompak spontan memanggil daddy.“Kalian tidak bisa mengelak lagi dari Daddy.” Aku hanya diam melihat kemarahan daddy. “Brayen bisa jelaskan, Dad,”ucap abang Brayen yang memelas" Tidak ada yang perlu kalian jelaskan, ini cukup bagi daddy mengetahui hubungan kalian!" kembali daddy berteriak.Monica hanya bisa menangis mendengar kemarahan daddy. Tak bisa dipungkiri ini juga kesalahan Monica yang terlampau cemburu.“Kembali ke tempat piknik, nanti kita bicarakan di rumah. Kamu juga Monica, hargai Evan calon suamimu!”"Jaga sikapmu, Dik. Terlepas kamu cemburu, jaga perasaan Evan dan keluarganya." Aku ikut membela dokter Evan, karena kurasa Monica kali inj harus diingatkan.Dari jauh bunda berlari, Daddy meminta kami untuk merahasiakan ini semua. Monica terlihat panik melih
last updateLast Updated : 2023-07-30
Read more

Cinta Dalam Diam Monica

POV MonicaLaki-laki tegap bersih itu hadir kembali, laki-laki yang membuat tidurku sekian tahun tidak nyenyak itu terus tersenyum. Dia datang bukan sebagai dokter Rayyandra, tetapi sebagai abangku--Brayen. Abang yang membuat jantungku berdegup kencang jika berada di dekatnya. Abang yang kupandang sebagai laki-laki yang menjadi idolaku. Sejak dulu bahkan rasa ini tak pernah pudsr meski waktu berputar. "Dad, ini aku, Brayen," ucapnya bersujud di kaki daddy. Kami sedang mengalami krisis karena perusahaan Atmadja mengambil alih semua perusahaan Adytama."Maksudmu?" tanya daddy."Ini aku, Brayen, Dad. Putra angkatmu yang telah hilang."Tangis haru menggema di rumah kontrakan yang bunda sewa. Iya, Bunda sewa karena rumah kami juga kena imbasnya."Maafkan aku yang berpura-pura agar bisa dekat dengan kalian," sambungnya. Aku tak bisa berkata apa-apa. Bunda menangis jerit karena tidak percaya dengan ini semua. "Mengapa baru sekarang, Brayen. Mengapa baru sekarang kamu hadir ketika kami terp
last updateLast Updated : 2023-07-30
Read more
PREV
1
...
1819202122
...
39
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status