Share

Cemburu

Wanita itu bangkit dan langsung pergi meninggalkan ruangan in. Tanpa permisi, dia setengah berlari keluar dari ruangan ini.

"Wanita jadi-jadian itu, mau saja dipaksa merayu suami orang," ucap abang Brayen dengan entengnya.

"Awas saja kalau abang kepincut tak akan kukasih jatah tujuh bulan purnama sekaligus," balas Gendis. Astagfirullah sekarang harus tebal telinga melihat istri yang akan mengomel sepanjang hari.

Abang Brayen tertawa sendiri melihat tingkah kami. Sungguh berat sekali ujian ini jika berhadapan dengan wanita yang mulai sensitif. Apalagi jelas dia melihat wanita itu menggodaku, bisa tidak diajak bicara tujuh hari tujuh malam.

"Kasitahu dia adik ipar, biar gak dapet jatah tujuh bulan purnama." Abang Brayen ikut meledek membuat suasana semakin panas. Astagfirullah, begini amat punya abang.

"Cintaku hanya untukmu seorang, bundanya Cantika Maharani," balasku.

Lagi, abang Brayen tertawa geli.

"Rasakan tidak dapat jatah malam ini," bisiknya. Eh, ini jomlo kok lebih tahu dari
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status