Share

Mengembalikan aset

Author: Ummi Salmiah
last update Last Updated: 2023-07-25 22:26:11

Semua mendadak hening melihat abang Brayen yang menunjuk Ana. Dengan gaya coolnya, dia duduk membersamai kami.

"Kamu pikir bisa mengalahkan kami, nona Atmadja. Kamu harusnya dimasukkan ke rumah sakit jiwa." Abang Brayen menatap Ana dengan tajam. Ana sampai dibuat salah tingkah.

"Sampai kapan pun kalian tidak bisa mengambil alih aset milik Adytama. Kamu tahu saya dokter kejiwaanmu dan mungkin bisa jadi saingan terberatmu."

Semua di ruangan tak ada yang membela. Ana mulai panik dan kehilangan kata-kata. Abang Brayen bahkan tak memberi celah buat Ana berbicara.

"Kamu terkejut, Ana? Santai saja, bukannya kamu disini yang menjadi dalang sebagai penjahat?"

Abang Brayen dengan santainya duduk manis, tak peduli dengan Ana yang mulai gelisah. Dia terus meneror Ana yang kakinya terus digerakkan.

"Bukannya Anda dokter Rayyandra?" tanya Ana, wajahnya begitu pucat.

"Iya, memang kenapa?" tanya abang Brayen santai.

"Kamu panik?" tanyanya ulang.

Ana kehabisan akal, abang Brayen terus menatapnya
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pesona Istri Dari Desa   Cemburu

    Wanita itu bangkit dan langsung pergi meninggalkan ruangan in. Tanpa permisi, dia setengah berlari keluar dari ruangan ini. "Wanita jadi-jadian itu, mau saja dipaksa merayu suami orang," ucap abang Brayen dengan entengnya. "Awas saja kalau abang kepincut tak akan kukasih jatah tujuh bulan purnama sekaligus," balas Gendis. Astagfirullah sekarang harus tebal telinga melihat istri yang akan mengomel sepanjang hari.Abang Brayen tertawa sendiri melihat tingkah kami. Sungguh berat sekali ujian ini jika berhadapan dengan wanita yang mulai sensitif. Apalagi jelas dia melihat wanita itu menggodaku, bisa tidak diajak bicara tujuh hari tujuh malam."Kasitahu dia adik ipar, biar gak dapet jatah tujuh bulan purnama." Abang Brayen ikut meledek membuat suasana semakin panas. Astagfirullah, begini amat punya abang."Cintaku hanya untukmu seorang, bundanya Cantika Maharani," balasku. Lagi, abang Brayen tertawa geli."Rasakan tidak dapat jatah malam ini," bisiknya. Eh, ini jomlo kok lebih tahu dari

    Last Updated : 2023-07-26
  • Pesona Istri Dari Desa   Kabar Pertunangan Monica

    Hari terus berganti, hampir semua aset kembali normal, Gendis pun merasakan haknya kembali sebagai istriku sesuai wasiat dari kakek. Om Gunawan akhirnya ditahan karena terduga sebagai pemalsu beberapa dokumen. Selain itu, istrinya--Fatia sudah menggugat perceraian tinggal menunggu keputusan sidang beberapa minggu ke depan. Kabarnya yang terdengar bahwa Ana masuk rumah sakit. Belum jelas bagaimana kabarnya Ana, karena kami pun tidak ingin membahas masalah dengan dia lagi.Kehidupan yang kami jalani kembali seperti sedia kala lagi, perusahaan Atmadja diambang kritis. Apa yang kita tanam, itu yang akan kita tuai benar adanya, seperti om Gunawan yang ingin membangkitkan perusahaanya dengan cara yang salah. Ternyata itu tidak akan berlangsung lama. Secepat kilat perusahaan Atmadja kembali diambang bangkrut."Apa kamu tidak merindukan ayahmu?" tanyaku pada Gendis."Dia saja tidak merindukanku, bagaimana aku akan merindukannya," jawabnya.Kisah yang rumit. Gendis bahkan tidak tahu siapa ibu

    Last Updated : 2023-07-26
  • Pesona Istri Dari Desa   Ana Sakit Parah

    Dengan cepat aku keluar agar suasana tidak semakin canggung. Monica hanya diam, dia bahkan tak berani memandang abang Brayen. Monica terus menunduk malu hanya sekedar menatap abang angkat kami itu."Kok pada diam?" tanyaku mulai basa basi keluar dari kamar mandi."Biasa aja, soalnya gak enak sama adik bayi," jawab abang Brayen. Itu bukan tidak enak, itu namanya salah tingkah. Aku hanya bisa membatin melihat tingkah mereka yang kurasa aneh. Namun, tak ada salahnya mengikuti saran Gendis mengerjai abang Brayen."Kenal dimana sama calonnya, Monica?" tanyaku sengaja."Rahasia, Abang kepo sekali," jawabnya. Abang Brayen melotot ke arahku. Cukup mencurigakan."Terus abang yang jomlo kapan rencananya?" "Kapan-kapan, kepo sekali jadi orang," balasnya. Astagfirullah, ini aku yang salah atau bagaimana. Misi dari Gendis gagal. Entah mengapa aku juga tidak punya kosakata mengerjai mereka. Di tengah mereka, aku ikut canggung berada di tengah mereka. "Kami pulang dulu," ucapnya kompak. Diih, ya

    Last Updated : 2023-07-27
  • Pesona Istri Dari Desa   Perasaan Abang Brayen

    "Suamiku ...." Kembali dia berucap membuat Gendis merasa marah."Bahkan ketika dia begini pun dia masih ingin menghancurkan pernikahan kita," ucap Gendis penuh amarah.Dia hanya menatap kami dengan tatapan kosong. Tak ada lagi kejayaan yang nampak pada dirinya. Dia seperti tak terurus. Namun, dia yang terus memandangku membuatku bergidik ngeri. Segala sesuatu itu ada masanya, lalu apa yang kita banggakan ketika sombong? Bahkan semuanya akan kembali ke titik nol, kesombongan yang kita lakukan hanyalah memberi kedukaan selamanya di hati orang lain."Ayo kita pulang, Bang. Bikin hati kesal saja," balas Gendis. Seperti kata orang, istri akan marah tak jelas jika melihat suaminya didekati meski dalam mimpi sekali pun. Wanita memang selalu benar, tak boleh di salahkan. Niat Gendis yang awalnya begitu menggebu-gebu sirna melihat kakaknya maju dan membelaiku. Entah apa yang ada di pikiran Ana yang tiba-tiba membelaiku."Lepaskan suamiku, Mbak. Jangan pernah sentuh dia," balas Gendis. Mula

    Last Updated : 2023-07-27
  • Pesona Istri Dari Desa   Acara Monica

    Daddy berdiri tepat di belakang kami. Tatapan aneh nampak jelas di matanya. Ini akan menjadi masalah besar bagi keluarga jika daddy tahu Monica dan Brayen memiliki perasaan yang sama. Bisa-bisa abang Brayen dan Monica disidang karena dianggap tabu di mata sosial."Dad, acara segera dimulai," ucap bunda tiba-tiba muncul. Aku langsung mengurut dadaku karena seperti terlepas dari masalah ini. Daddy jika panggilan dari bunda segera menghampiri. Semoga saja daddy lupa dengan apa yang di dengar tadi.Aku dan abang Brayen langsung menyiapkan diri, walau dia sudah jujur dengan perasaannya, tetapi tetap saja ini tidak bisa dibiarkan. Tetap harus diawasi. Apalagi, Monica akan segera menikah dengan pria yang tidak dicintainya. Aku dan abang Brayen mengganti baju di kamarnya. Sengaja memilih kamar ini, ingin melihat lebih dekat abang Brayen."Kenapa kamu hanya diam?" tanya abang Brayen yang melihatku fokus ganti baju."Aku malas berurusan denganmu, Bang." Aku meninggalkannya begitu saja. Bukan t

    Last Updated : 2023-07-28
  • Pesona Istri Dari Desa   Bibit Pelakor

    Sepertinya gaya hidup bebas Evin beda dengan kakaknya. Aku langsung mengamit Gendis untuk meninggalkan Evin. Rasanya hanya sia-sia jika berurusan dengan adiknya dokter Evan itu."Belum jadi besan saja sudah berulah," ucap Gendis mengomel."Sabar, Sayang. Mungkin pengaruh gaya hidup orang barat," jawabku menenangkannya."Aku juga kuliah dulu di luar negeri, tapi tidak seberani itu. Dia bisikkan apa di telinga abang!" Gendis mulai curiga. Wajar, karena Evin langsung to the poin menantang di depan istri orang. Dia memang niat sekali untuk menghancurkan rumah tangga orang lain.Jika aku tidak jujur, maka itu babak baru aku menyembunyikan rahasia dengannya. Lebih baik aku jujur saja, walau sekecil apa pun."Dia bilang, aku suka sama laki-laki beristri.""Apa?! Itu sih bibit pelakor." Gendis ingin berteriak, tapi dia tahan karena banyak orang."Sayang, jaga emosimu. Abang sudah jujur, jadi kita pasti bisa melewatinya. Di sini ramai orang, nanti mereka berfikir kita sedang berkelahi," ucapku

    Last Updated : 2023-07-29
  • Pesona Istri Dari Desa   Piknik

    "Wah ternyata ikut juga, Mbak," ucap Gendis basa basi."Hai, Evin. Saya bundanya Shaka dan mertua yang sangat menyanyangi menantunya, bisakah kamu bantu tante untuk kemas-kemas makanan. Soalnya bunda ingin Shaka dan istrinya kencan di tepi danau ini," ucap Bunda dengan nada polos. Aku dan Gendis menutup mulut menahan tawa.Wajah Evin tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Aku memegang tangan Gendis untuk berlalu dari hadapan Evin. Cantika digendong Monica secara bergantian dengan abang Brayen. Lucu sekali kulihat mereka berdua. Abang Brayen tetap dengan pesonanya. Diam-diam tidak bisa jauh dari Monica. Adanya Cantika hanya jadi alasan mereka berdua bisa kencan."Kenapa si Evin tidak tertarik dengan abang Brayen saja," ucap Gendis yang terlihat sebal."Mungkin Abangmu ini memesona," balasku."Diih, sok keren, sih, iya," ledek Gendis Kami turut membantu daddy dan bunda. Keluarga Evan juga kompak membuat piknik kecil-kecilan di dekat danau. Kurasa mereka diundang oleh daddy juga ke tempa

    Last Updated : 2023-07-30
  • Pesona Istri Dari Desa   Kemarahan Daddy

    “Monica!”“Brayen!”“Apa yang kalian lakukan!”teriak daddy yang begitu marah.Monica langsung melepas pelukan abang Brayen. Sekarang aku yang berdebar melihat mereka yang pasti akan disidang oleh daddy.“Daddy!” mereka kompak spontan memanggil daddy.“Kalian tidak bisa mengelak lagi dari Daddy.” Aku hanya diam melihat kemarahan daddy. “Brayen bisa jelaskan, Dad,”ucap abang Brayen yang memelas" Tidak ada yang perlu kalian jelaskan, ini cukup bagi daddy mengetahui hubungan kalian!" kembali daddy berteriak.Monica hanya bisa menangis mendengar kemarahan daddy. Tak bisa dipungkiri ini juga kesalahan Monica yang terlampau cemburu.“Kembali ke tempat piknik, nanti kita bicarakan di rumah. Kamu juga Monica, hargai Evan calon suamimu!”"Jaga sikapmu, Dik. Terlepas kamu cemburu, jaga perasaan Evan dan keluarganya." Aku ikut membela dokter Evan, karena kurasa Monica kali inj harus diingatkan.Dari jauh bunda berlari, Daddy meminta kami untuk merahasiakan ini semua. Monica terlihat panik melih

    Last Updated : 2023-07-30

Latest chapter

  • Pesona Istri Dari Desa   Reza Parah?

    Reza dilarikan ke rumah sakit karena ternyata Reza lemas dan mengalami sesak nafas. Kemungkinan yang terjadi karena Reza sempat emosi dan kepikiran Monica sehingga jantungnya kumat."Daddy kenapa, Bund.""Tiba-tiba lemas, padahal paginya daddy segar sekali.""Nafasnya naik turun, ya Allah bunda takut daddymu kenapa-kenapa." Nina menangis dipelukan Shaka. Monica yang mengira hanya chek up biasa ikut panik ketika dikabari abangnya jika Reza masuk ICU. Reza sampai tidak sadarkan diri menambah deretan kepanikan keluarganya."Bukannya tadi bunda bilang hanya chek up saja.""Iya, ternyata daddy lemas untung segera dilarikan ke rumah sakit.""Ya Allah Monica kira tidak separah ini." Terdengar suara serak Monica yang menangis mendengar Reza tidak sadarkan diri."Abang Brayen sudah menuju ke sana.""Iya, Dek. Kamu cepat ke sini," ucap Shaka yang meminta Monica langsung ke rumah sakit. Sementara Brayen shock melihat keadaan Reza, bayangan bersama ketika kecil membuat hati Brayen terenyuh dadd

  • Pesona Istri Dari Desa   Mencari Restu

    Misiku kali ini bukan lagi untuk bersatu dengan abang Brayen, tapi memikirkan bagaimana agar abang Brayen bersama daddy seperti dulu lagi. Terkadang kita dipaksa kuat oleh keadaan dan dibuat ikhlas oleh kenyataan, jadi pandai-pandailah menjaga perasaan kita sendiri, karena disaat kita terpuruk, susah dan sedih tidak semua orang akan peduli. “Ikuti saja kata bunda, Dek. Sejauh mana kamu melangkah jika dia jodohmu pasti dia akan kembali mengejarmu.”“Iya, Bang.”“Abang yakin kamu bisa melewatinya, Dek. Demi daddy,” kata abang Shaka.“Makasih, Bang. Demi kalian semua.”Segala sesuatu itu pasti ada hikmahnya. sakitnya daddy pasti jalan agar abang Brayen dan daddy bersatu kembali. Aku juga harus sadar jika usia daddy tidak muda lagi. Aku mau daddy di hari tuanya bahagia tanpa beban."Belajar untuk tidak terlalu berharap kepada siapapun kecuali Allah, karena harapan yang berlebihan kepada manusia hanya akan menyakiti perasaanmu sendiri," ucap ababg Shaka memberi nasehat. "Saatnya kamu le

  • Pesona Istri Dari Desa   Biarkan Dia Berjuang

    Reza kembali kumat, ternyata selama ini Reza ada riwayat jantung sehingga harus dikontrol minum obat setiap hari. Nina pun sadar semakin hari usia mereka sudah tidak muda lagi sehingga gampang sekali terkena penyakit.“Kasitahu anak-anak, Bang, kalau jantungmu sedang tidak baik-baik saja,” kata Nina pada Reza yang terbaring. Nina sadar semenjak Monica gagal menikah lagi, suaminya–Reza sering sakit-sakitan. Dia merasa gagal sebagai orang tua.“Bang, coba diubah pola pikirnya bahwa tidak semua keinginan kita selalu sejalan.”“Iya, Sayang. Daddy baik-baik saja, Bund.”“Baik-baik bagaimana, kata dokter abang harus berobat intensif.” “Tenang saja, Bund. Semua pasti baik-baik saja,” kata Reza. Jauh dari lubuk hatinya sebenarnya dia menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya. Shaka sudah bahagia dengan Gendhis. Sementara Monica masih dilema.“Apa abang memikirkan Monica?” tanya Nina. Dia penasaran akhir-akhir ini suaminya lebih pendiam.“Jangan dipendam, salah satu sumber penyakit adalah

  • Pesona Istri Dari Desa   Mahir Membuat Luka

    Aku duduk ikut bergabung bersama daddy dan abang Brayen. Walau jujur tanganku gemetar melihat reaksi daddy, sementara abang Brayen tetap santai. “Monica yang memintaku dad, untuk datang menemui daddy. Dia memang tidak sabaran,” katanya begitu renyah. Astagfirullah itu orang benar-benar enteng berucap. Aku langsung melotot tak percaya, eh dia justru senyum-senyum tidak jelas melihatku.“Tanpa diminta pun aku akan tetap menemui daddy,” sambungnya lagi.“Aku tidak bisa hidup tanpa Monica dan Arvian, Dad.”“Paling kamu cuma modus anak nakal!” daddy langsung to the point. Aku kira abang Brayen akan marah ternyata dia tertawa melihat reaksi daddy. Dia memang orang yang sulit untuk ditebak.“Aku serius, Dad. Monica dan Arvian adalah hidupku. Rasanya hari-hari begitu sulit tanpa mereka.” Aku hanya menunduk ketika abang Brayen berucap demikian. Sepertinya kupu-kupu mulai berterbangan. Rasanya malu sekali, apalagi lirikan matanya yang membuat wajah ini tersipu malu.“Luka yang kamu buat begitu

  • Pesona Istri Dari Desa   Agak lain

    Sampai rumah, daddy dan bunda menunggu di teras. Di mata mereka aku masih gadis kecil, yang jika setiap keluar rumah terlalu lama mereka pasti menungguku. Begitulah orang tua, selalu tersisa rasa yang sama, meski berkali-kali pernah terluka.“Apa Monica terlalu lama?” tanyaku padanya. Tak lupa pelukan hangat dari daddy yang selalu panik jika aku keluar terlalu lama.“Anaknya bukan anak kecil, Bang,” ucap bunda yang tak berhenti tersenyum.“Iya, bukan anak kecil, tapi kadang bikin panik dengan tingkahnya,” jawab daddy. Aku langsung memeluknya, percayalah semakin tua, orang tua pasti lebih protektif pada anaknya.“Apa Arvian bahagia?” tanya daddy. Aku mengangguk.“Syukurlah ….”“Dad ….”“Kenapa?” tanyanya.“Apa daddy merestui jika aku dan abang Brayen bersama lagi?” Daddy diam, sekarang aku yang canggung. Kebahagiaan yang tadi berubah menjadi rasa tidak nyaman.“Apa dia bisa menjamin berubah, sementara sampai detik ini daddy tidak melihat kesungguhannya.”Sekarang aku yang diam. “Jang

  • Pesona Istri Dari Desa   Semua Tentang Kamu

    Berkali- kali aku menghapus air mata sedih dan bahagia tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Aku bahagia melihat senyumannya yang tak henti. Sesekali dia memandangku meski terjeda karena fokus menyetir.“Jangan mengatakan apa-apa lagi, jawabanmu membuatku tidak mau kamu mengucapkan hal yang aneh lagi.”“Tulis di sini biar aku akan tempel di sudut kamarku. Apakah kamu menerimaku atau tidak,” balasnya lagi. Dia memberikanku polpen dan selembar kertas, dia niat sekali membuatku tersipu malu. Pernyataannya bahkan seperti tahu jawabannya aku menerimanya kembali. Dasar tuan arogan.“Tulislah apa kamu menerimaku. Karena ini sangat penting bagi hidupku,” sambungnya lagi.“Anda terlalu pede tuan.”Aku langsung menyimpan di dalam tas. Dia mirip dengan daddy, dia pasti akan memaksa aku menjawab sesuai dengan maunya. Laki-laki jika ada maunya dia akan memaksa, tapi kalau sudah dapat apa yang dia mau, tak sedikit yang terkesan cuek.“Kenapa di simpan?”“Nanti pas pulang aku berikan,” balasku. Wa

  • Pesona Istri Dari Desa   Pasti Ada Jalan

    "Bunda ...." Arvian memanggilku. Cepat sekali anak ini sampai padahal baru saja ayahnya menelponku. Apa sebenarnya mereka ada di sekitar sini."Hai, jagoan. Sama siapa ke sini?” tanya daddy menghampiri langsung Arvian."Sama ayah, Opa. Tapi dia menunggu di luar,” balas Arvian jujur. Apa abang Brayen yang mengajarkan Arvian untuk jujur.Daddy seketika diam. Bunda pun langsung memecahkan suasana agar tidak terlihat canggung. Aku hanya bisa menghela napas dalam-dalam, takut jika daddy kambuh lagi dengan tidak menginginkan kami kembali."Bersiaplah, Mon,” ujar bunda.Meski ragu, aku pun bersiap untuk berangkat dengan Arvian. Layaknya anak muda yang mau ketemuan aku sampai bingung menggunakan baju yang mana. Astagfirullah, kelakuanku makin aneh seperti abege labil. "Mon, lama sekali, kasihan Arvian lama menunggu." Bunda tiba-tiba datang ke kamar. Baru terasa malunya. Ada-ada saja kelakuanku yang makin aneh ini."Kamu kek anak muda saja, Mon. Milih baju saja lama sekali,” ledek Bunda."Haha

  • Pesona Istri Dari Desa   Berharap Kita Bersama Lagi

    Beharap untk kembali Aku dilema bukan karena tidak ingin menerima abang Brayen kembali, tetapi ada rasa trauma takut merasakan kekecewaan lagi. Manusiawi kurasa jika Aku tidak mau kecewa lagi untuk kedua kalinya."Bund, apa Aku harus menerima abang Brayen lagi?" tanyaku pada bunda yang sedang duduk merawat tanamannya. Aku merasa hidup bunda Lebih baik dibanding denganku. Hidupnya tenang di masa tuanya, sementara aku seperti mencari kepastian."Perasaan Monica bagaimana?" tanya bunda."Dilema, Bund. Apa kesempatan kedua itu memang benar adanya?""Jangan pernah mendahului takdir sayang, jika kamu yakin kembalilah bersamanya. Namun, apabila kamu ragu mintalah pada sang pemberi harap yang tidak pernah membuat hambanya kecewa," balas bunda.Entah mengapa setetes bening jatuh di pipiku, dengan banyak hal yang telah kulalui rasanya tidak mudah sampai di titik ini."Dan mintalah restu pada daddymu, barangkali dengan keikhlasannya bisa membuatmu semakin yakin," sambung bunda memberiku nasihat

  • Pesona Istri Dari Desa   Aku Ingin Kalian Bersatu

    POV ARVIANKali ini Aku merasa ada harapan melihat reaksi bunda yang mulai melirik ayah. Siapa yang tidak bahagia, setelah sekian lama harapan itu nampak di depan mata. Aku sama halnya dengan anak yang lain ingin orang tua yang utuh. Ingin keluarga bahagia yang tiap bangun tidur melihat mereka di depanku. "Kamu kenapa Arvian?" tanya Bani temanku yang biasa mendengar keluh kesahku."Doakan, ya, bunda dan ayahku bersatu lagi.""Bukannya daddy Aksenmu ada?" tanya Bani penasaran. "Mereka sudah lama pisah, Ban.""Semoga orang tuanmu bersatu lagi, Arvian.""Aamiin.""Kalau pun, tidak ada harapan aku harap kamu tetap jadi Arvian yang baik." Bani jauh lebih di atas tingkat dariku, dia sudah SMP. Namun, dia tidak mau dipanggil kakak. Bani adalah anak dari salah satu rekan dokter ayah.Aku bukan anak yang kuat, kadang Aku depresi melihat bagaimana teman-temanku bisa bahagia di usianya yang begitu indah. Main timezone dengan kedua orang tua lengkap, sementara Aku hanya bisa gigit jari melihat

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status