Home / Fantasi / Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius / Chapter 781 - Chapter 790

All Chapters of Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Chapter 781 - Chapter 790

2726 Chapters

Bab 781

Farrel ingin mengatakan sesuatu, tetapi dia tidak tahu harus mulai dari mana. Lagi pula, dia memahami karakter Wira dengan baik. Dia tahu begitu Wira membuat keputusan, tidak ada yang bisa mengubahnya.Setelah Farrel pergi, Wira memberi tahu semua orang termasuk Danu tentang masalah tersebut.Mendengar ini, Danu sontak memaki, "Raja bangsat! Beraninya dia memenjarakan Doddy!" Saat Danu berteriak tadi, niat membunuh memancar kuat dari matanya."Danu, aku akan membawa Doddy kembali. Tenanglah, orang yang ingin dibunuh Raja itu aku. Doddy cuma kena getahnya," hibur Wira.Mendengar ini, Danu langsung berujar dengan nada garang, "Kak Wira, aku akan menemanimu! Kalau Raja bangsat itu ingin mencelakaimu, aku akan membunuhnya biarpun harus mempertaruhkan nyawa!""Kak Wira, aku juga ikut. Kalau situasi memburuk, aku akan berjuang sekuat tenaga untuk membantumu kabur!" timpal Mandra.Sementara itu, Biantara tidak mengatakan apa-apa. Hanya saja, dari sorot matanya, dia tampak sedang memikirkan se
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 782

Hanya dibutuhkan waktu setengah hari bagi semua orang untuk menerima surat Biantara. Ketika Putro membaca surat ini, wajahnya berubah muram dan dadanya disesaki amarah. Dia menggumam pada dirinya sendiri, "Dulu, Dirga juga disudutkan begini! Apa kali ini Tuan Wahyudi juga akan bernasib sama? Nggak ... aku nggak akan membiarkannya!"Putro segera menulis surat untuk memberi tahu Asosiasi Perdamaian tentang apa yang terjadi pada Wira. Para cendekiawan di Kota Pusat Pemerintahan Jagabu pun langsung menerima kabar.Pada saat yang sama, semua orang di Aliansi Rute Dagang Asri juga mendengar hal ini. Di antaranya, ada Keluarga Sudarto dan banyak orang lain yang pernah menerima bantuan bisnis dari Wira. Mereka bisa mendirikan Aliansi Rute Dagang Asri berkat bantuan Wira, jadi mereka sangat berterima kasih pada Wira. Begitu membaca surat ini, mereka langsung naik darah.Di Ngarai Naga Biru, Meri yang telah membaca surat itu pun memancarkan niat membunuh dari matanya. Dia memaki, "Berengsek! Raj
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 783

Semua laporan itu membuat wajah Raja Bakir terlihat sangat masam. Dia tidak menyangka bahwa Wira memiliki pengaruh sebesar itu. Hanya karena nyawa Wira diincar, timbul ancaman internal dan eksternal di Kerajaan Nuala.Ardi mendadak berkata, "Yang Mulia, Wira membentuk kelompok untuk keuntungan pribadi. Ini adalah kejahatan serius. Kita tidak boleh mengampuninya!"Saat ini, Dimas juga buru-buru berdiri dan berujar, "Ya, Yang Mulia! Wira terlalu angkuh, setelah membelot pada Kerajaan Agrel, dia juga membuat kekacauan di sini. Ini adalah kejahatan keji yang tidak bisa diampuni!"Para menteri di faksi penasihat kanan pun turut menyampaikan pendapat mereka dengan marah. Awalnya, gelar Raja Uttar yang diterima Wira sudah memancing amarah dan kecemburuan orang-orang. Kemudian, sebelum istana sempat bertindak, Wira berani mengancam Kerajaan Nuala. Hal ini membuat para pejabat ini naik darah.Tentu saja, mereka tidak tahu masalah yang berkaitan dengan Doddy. Bahkan jika mereka mengetahuinya, ba
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 784

Dekret kerajaan segera dikeluarkan dan diumumkan kepada semua orang dengan cepat. Yudha, Putro, Meri, dan lainnya juga mendengar tentang hal ini. Hanya saja, mereka tetap tidak merasa lega. Mereka tidak akan tenang sebelum Wira kembali ke Dusun Darmadi. Meski mereka mengurungkan niat untuk bertindak, hati mereka terus terasa gelisah.Saat ini, Wira telah tiba di ibu kota. Dia sedikit heran karena tidak menemui halangan apa pun di jalan. Raja Bakir juga telah meminta Yudha untuk menyambut Wira di gerbang kota. Begitu melihat Wira, Yudha buru-buru meminta maaf.Wira menyahut sambil mengulum senyum, "Nggak perlu minta maaf, ini bukan salahmu. Akulah yang menyebabkan masalah untuk Doddy.""Nggak ... kalau saja aku bisa menebak niat Yang Mulia dan mengirim Doddy kembali ke Dusun Darmadi, semuanya pasti nggak begini," kata Yudha penuh sesal. Jika Doddy tidak dipenjara, Wira tidak perlu datang ke ibu kota sendirian. Tidak akan ada bahaya yang mengancamnya."Sudahlah, aku sudah terlanjur data
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 785

Yudha menyambut Wira di rumahnya dengan ramah, tetapi suasana hati muram keduanya tidak bisa ditutupi."Tuan Wahyudi, apa rencanamu sekarang?" tanya Yudha setelah membawa Wira ke ruang kerjanya. Saat mereka hanya berdua, mereka bisa membicarakan hal-hal ini dengan lebih bebas.Wira menatap Yudha dan menjawab sambil tersenyum, "Tentu saja menyelamatkan Doddy dulu. Yang lain-lain bisa diurus nanti.""Doddy seharusnya baik-baik saja, tapi kamu .... Yang Mulia mungkin memang nggak akan membunuhmu sekarang, tapi gimana di masa depan? Apa yang akan terjadi kalau dia menahanmu di sini?" ujar Yudha. Wira mengibaskan tangannya dan menyahut dengan acuh tak acuh, "Tenanglah, dia nggak akan bisa mengurungku."Yudha berujar bingung, "Ibu kota ini seperti sangkar, takutnya kamu bakal kesulitan terbang!""Maksudmu, aku seperti burung yang terpenjara dalam sangkar? Haha! Belum tentu," ujar Wira.Yudha tidak bisa menahan diri untuk berkata, "Aku cuma membuat perumpamaan. Kalau kamu benar-benar bisa te
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 786

Saat ini, Raja Bakir sudah menunggu Wira di ruang kerjanya. Tidak terlihat jejak emosi di wajah sang Raja, tetapi hanya dia yang tahu bagaimana suasana hatinya yang sebenarnya.Pengawal istana berjaga di luar. Sejak Wira memasuki istana, tidak ada yang mengetahui kondisinya. Istana ini layaknya sangkar yang terisolasi dari dunia luar. Tidak ada yang bisa melihat apa yang terjadi di dalamnya.Yudha sedang berdiri di halaman dengan kekhawatiran yang tampak jelas di wajahnya. Dia tidak tahu apa yang dibicarakan Wira dengan Raja Bakir. Dia juga tidak tahu apa yang akan dilakukan Raja Bakir. Tidak ada yang tahu apakah Raja akan membunuh Wira atau tidak. Yudha hanya bisa menunggu dengan raut cemas.Pada saat yang sama, Wira telah memasuki istana dan tiba di ruang kerja sang Raja. Dia akhirnya melihat sosok Raja Bakir. Wira mengerjap. Jadi, dialah Raja Bakir? Benar-benar mengejutkan, baik aura maupun sikapnya tampak sangat agung. Namun, samar-samar terlihat binar dingin di matanya. Dalam seke
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 787

"Dengan kata lain, siapa yang seharusnya hamba pilih?" tanya Wira.Raja Bakir tidak memercayai ucapan Wira. Dia hanya tersenyum dan berkata, "Tanah di seluruh kerajaan ini milik raja dan abdi raja. Menurutmu, kepada siapa kamu harus mengabdi?"Wira berkata, "Yang Mulia, walaupun Anda yang mengucapkannya, hamba tetap harus mengoreksinya! Air bisa menjalankan perahu, tapi juga bisa membaliknya. Kerajaan ini tidak lain adalah milik rakyat jelata. Dengan adanya rakyat dan kepercayaan mereka, barulah muncul raja dan kekuasaannya!""Orang yang ditakdirkan menjadi raja bukanlah dewa yang tidak berwujud atau tidak terlihat, melainkan manusia biasa. Karena rakyat memandang Anda sebagai raja, Anda baru menjadi raja. Anda menjadi penguasa pun berkat kepercayaan rakyat!" tambah Wira.Mendengar itu, wajah Raja Bakir sontak menjadi masam. Ucapan Wira ini sungguh terdengar angkuh di telinganya. Berani-beraninya dia mengucapkan kata-kata berbau pemberontakan seperti itu di depannya! Wira cari mati!"W
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 788

Raja Bakir tertegun mendengar ucapan Wira. Pria dan wanita setara? Omong kosong macam apa itu! Menurutnya, pria dan wanita sama sekali tidak sederajat.Raja Bakir tidak tahu apa yang ingin disampaikan Wira, jadi dia tidak terlalu memedulikannya. Sebaliknya, dia menatap Wira dan berkata dengan datar, "Wira, kamu bilang kamu mengkhawatirkan Kerajaan Nuala, tapi banyak orang mengancam Kerajaan Nuala karena dirimu. Apa kamu punya pembelaan untuk ini?"Wira menggeleng seraya menjawab, "Hamba tidak punya pembelaan apa-apa. Mereka hanya mengkhawatirkan hamba. Yang Mulia, kapan Anda akan melepaskan Doddy?"Mendengar ini, Raja Bakir sontak tertawa, lalu berkata, "Aku akan melepaskan dia. Tapi ... aku nggak bisa membiarkanmu pergi."Wira tidak terkejut, dia hanya menyahut dengan tenang, "Hamba sudah menduganya, tapi hamba ingin tahu alasan Yang Mulia begitu antipati pada hamba. Apa hanya karena hamba dekat dengan Yudha dan Putro?"Raja Bakir tidak menyangka Wira akan blak-blakan menanyakan hal i
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 789

Namun, Raja Bakir sama sekali tidak peduli. Sebaliknya, dia memerintahkan orang untuk membawa mereka ke tempat di mana Wira berada. Meskipun istana ini terlihat sangat megah, sebenarnya lebih mirip seperti sebuah sangkar emas.Saat ini, pintu ruangan tempat Wira berada dijaga oleh pengawal. Di dalamnya, juga ada dayang yang melayaninya. Kehidupannya sangat mewah, dilengkapi dengan berbagai hidangan lezat. Kini, Wira tengah duduk di rumah yang diberikan oleh Raja Bakir kepadanya sembari menikmati anggur dan makanan."Kak Wira!""Tuan Wahyudi!"Saat melihat Wira, mereka merasa sangat cemas. Sorot mata mereka juga memancarkan kekesalan. Namun, Wira malah hanya berkata, "Kalian sudah datang. Ayo, makan dan minumlah sedikit." Dia sama sekali tidak peduli. Dia sudah terlalu lelah belakangan ini sehingga wajar saja jika ingin beristirahat sejenak di sini."Hmph! Bagaimana bisa Raja bersikap seperti ini!" seru Yudha yang sangat emosi. Tanpa berbasa-basi, dia langsung menuju ruang kerja Raja Ba
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 790

Melihat kepergian Yudha, Raja Bakir tidak terlalu peduli. Sebab, dia tahu bahwa dirinya telah memenangkan permainan ini. Tidak ada yang bisa menyelamatkan Wira darinya. Meskipun orang-orang tersebut mungkin tidak terima, mereka tidak akan berani menerobos ke dalam istana. Kalaupun mereka melakukannya, Raja Bakir tidak takut.Raut wajah Yudha tampak sangat muram. Dia sangat kesal dan luar biasa sedih ketika kembali ke rumah Wira. Saat melihat Doddy dan Wira yang sedang minum, rasa sakit di hatinya terasa makin jelas.Wira mendapati Yudha telah kembali. Dia pun menghela napas dan tak kuasa berkata, "Sebenarnya, kamu nggak perlu ke sana. Raja Bakir sudah membuat keputusan. Nggak akan ada yang bisa melawannya!"Melihat reaksi Wira, Yudha pun makin menyesal. Dia seharusnya mengirim Doddy pergi lebih awal. Dia pun tak kuasa berkata, "Semua ini salahku."Namun, Wira malah berkata sambil tersenyum, "Kalaupun kamu mengirim Doddy kembali ke Dusun Darmadi, Raja Bakir tetap akan mencari cara untuk
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
1
...
7778798081
...
273
DMCA.com Protection Status