Share

Bab 788

Penulis: Arif
Raja Bakir tertegun mendengar ucapan Wira. Pria dan wanita setara? Omong kosong macam apa itu! Menurutnya, pria dan wanita sama sekali tidak sederajat.

Raja Bakir tidak tahu apa yang ingin disampaikan Wira, jadi dia tidak terlalu memedulikannya. Sebaliknya, dia menatap Wira dan berkata dengan datar, "Wira, kamu bilang kamu mengkhawatirkan Kerajaan Nuala, tapi banyak orang mengancam Kerajaan Nuala karena dirimu. Apa kamu punya pembelaan untuk ini?"

Wira menggeleng seraya menjawab, "Hamba tidak punya pembelaan apa-apa. Mereka hanya mengkhawatirkan hamba. Yang Mulia, kapan Anda akan melepaskan Doddy?"

Mendengar ini, Raja Bakir sontak tertawa, lalu berkata, "Aku akan melepaskan dia. Tapi ... aku nggak bisa membiarkanmu pergi."

Wira tidak terkejut, dia hanya menyahut dengan tenang, "Hamba sudah menduganya, tapi hamba ingin tahu alasan Yang Mulia begitu antipati pada hamba. Apa hanya karena hamba dekat dengan Yudha dan Putro?"

Raja Bakir tidak menyangka Wira akan blak-blakan menanyakan hal i
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 789

    Namun, Raja Bakir sama sekali tidak peduli. Sebaliknya, dia memerintahkan orang untuk membawa mereka ke tempat di mana Wira berada. Meskipun istana ini terlihat sangat megah, sebenarnya lebih mirip seperti sebuah sangkar emas.Saat ini, pintu ruangan tempat Wira berada dijaga oleh pengawal. Di dalamnya, juga ada dayang yang melayaninya. Kehidupannya sangat mewah, dilengkapi dengan berbagai hidangan lezat. Kini, Wira tengah duduk di rumah yang diberikan oleh Raja Bakir kepadanya sembari menikmati anggur dan makanan."Kak Wira!""Tuan Wahyudi!"Saat melihat Wira, mereka merasa sangat cemas. Sorot mata mereka juga memancarkan kekesalan. Namun, Wira malah hanya berkata, "Kalian sudah datang. Ayo, makan dan minumlah sedikit." Dia sama sekali tidak peduli. Dia sudah terlalu lelah belakangan ini sehingga wajar saja jika ingin beristirahat sejenak di sini."Hmph! Bagaimana bisa Raja bersikap seperti ini!" seru Yudha yang sangat emosi. Tanpa berbasa-basi, dia langsung menuju ruang kerja Raja Ba

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 790

    Melihat kepergian Yudha, Raja Bakir tidak terlalu peduli. Sebab, dia tahu bahwa dirinya telah memenangkan permainan ini. Tidak ada yang bisa menyelamatkan Wira darinya. Meskipun orang-orang tersebut mungkin tidak terima, mereka tidak akan berani menerobos ke dalam istana. Kalaupun mereka melakukannya, Raja Bakir tidak takut.Raut wajah Yudha tampak sangat muram. Dia sangat kesal dan luar biasa sedih ketika kembali ke rumah Wira. Saat melihat Doddy dan Wira yang sedang minum, rasa sakit di hatinya terasa makin jelas.Wira mendapati Yudha telah kembali. Dia pun menghela napas dan tak kuasa berkata, "Sebenarnya, kamu nggak perlu ke sana. Raja Bakir sudah membuat keputusan. Nggak akan ada yang bisa melawannya!"Melihat reaksi Wira, Yudha pun makin menyesal. Dia seharusnya mengirim Doddy pergi lebih awal. Dia pun tak kuasa berkata, "Semua ini salahku."Namun, Wira malah berkata sambil tersenyum, "Kalaupun kamu mengirim Doddy kembali ke Dusun Darmadi, Raja Bakir tetap akan mencari cara untuk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 791

    "Jadi ... sebaiknya kita memilih untuk percaya padanya!" ucap Putu. Meskipun Meri sangat marah, dia tahu jelas bahwa menyerang ibu kota kerajaan adalah tindakan yang mustahil untuk dilakukan saat ini.Pada saat yang sama, Ibu Suri Kerajaan Agrel, Senia, juga menerima surat dari Wira. Wanita itu berkata, "Kerajaan Nuala ... benar-benar lucu. Raja yang nggak berguna itu bisa-bisanya menahan pejabatnya. Ini adalah sebuah lelucon!""Wira ... karena kamu memintaku untuk menarik pasukan, aku akan memberikan kesempatan kepadamu untuk membuktikan diri. Aku akan memberimu waktu setengah tahun. Kalau kamu nggak bisa keluar dari ibu kota kerajaan dalam setengah tahun, aku akan memimpin pasukan untuk menyerang, sekaligus ... menyelamatkanmu!" ucap Senia.Setelah itu, Senia memerintahkan, "Sampaikan perintah kepada pasukan perbatasan untuk tarik pasukan. Setelah itu, persiapkan diri untuk setengah tahun ke depan."Senia tidak percaya bahwa Wira mampu kabur dari istana. Itu sebabnya ... dia merasa b

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 792

    Raja Bakir tidak tahu apa yang ada di pikiran Wira. Dia hanya percaya bahwa Wira benar-benar telah menyerah, mengingat betapa sulitnya untuk melarikan diri dari istana. Kalaupun Wira tidak menyerah sepenuhnya dan masih memiliki ambisi besar, apa yang bisa dia lakukan? Sembari berpikir demikian, Raja Bakir pun langsung pergi.Hanya saja, faksi penasihat kiri sangat cemas melihat Wira yang dipenjara di ibu kota kerajaan. Sebab, hal ini membuat Wira tidak mampu menunjukkan bakatnya. Namun, mereka juga tahu bahwa mereka tidak akan mampu melawan tekad Raja Bakir. Meski tidak dapat mengubah keputusan Raja Bakir, Kemal tetap datang ke ruang kerja Raja Bakir.Saat ini, Raja Bakir tengah melirik Kemal. Pria itu tidak banyak berkomentar selama beberapa hari terakhir. Entah apa tujuannya datang menemui Raja Bakir hari ini. Namun, itu sudah pasti berkaitan dengan Wira."Kemal, silakan duduk," ucap Raja Bakir dengan tenang.Kemal pun mengambil napas dalam-dalam sebelum duduk di hadapan Raja Bakir.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 793

    Bahkan, setelah keadaan dunia menjadi lebih damai, Wira mungkin akan dieksekusi begitu saja. Akan tetapi, menghadapi situasi seperti ini, Wira masih tidak menunjukkan kekhawatiran. Mungkinkah, dia ... telah sepenuhnya kehilangan semangat dan hanya ingin menikmati sisa hidupnya?Wira tidak tahu bahwa Kemal telah datang. Dia hanya terus membuat senjata rahasia berdasarkan apa yang diingat olehnya. Ini adalah kunci untuk kabur dari ibu kota kerajaan nantinya.Pada saat itu, Kemal berdeham lembut, lalu berkata sambil tersenyum, "Salam kenal, Tuan Wira." Setelah itu, Wira baru menyadari ada seorang pria tua yang muncul di halamannya. Begitu melihat penampilannya, Wira tertegun sejenak. Pria tua ini memiliki sikap yang luar biasa dan membawa aura sosok yang memiliki kedudukan tinggi. Pria ini … pasti memiliki jabatan yang tinggi!"Aura Tuan sangat mengesankan. Kalau aku nggak salah menebak, kamu pasti adalah sosok yang berkedudukan tinggi. Seharusnya hanya penasihat kiri yang memiliki sikap

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 794

    Ini benar-benar pernyataan yang berani dan tidak patut dilontarkan. Apabila kata-kata ini terdengar oleh Raja Bakir, dia pasti akan murka. Kemal bahkan sangat mungkin akan dieksekusi.Saat ini, Wira berkata, "Kak Kemal, sejujurnya aku sangat terkejut karena kamu mengucapkan kata-kata seperti itu. Kalau bukan benar-benar tulus, aku yakin kamu nggak akan mengucapkan ini.""Aku sudah tahu bahwa konsekuensi dari kembali ke Kerajaan Nuala adalah seperti in, tapi aku tetap kembali. Itu karena keluargaku masih berada di Kerajaan Nuala. Kalau aku nggak pulang, mereka mungkin akan menghadapi bahaya. Selain itu, aku memiliki keyakinan bahwa aku bisa meninggalkan ibu kota kerajaan," ucap Wira sambil tersenyum.Perkataan ini membuat Kemal sangat terkejut. Dia pun bertanya, "Sobat Wira, apakah kamu ... benar-benar memiliki cara untuk pergi dari sini? Bagaimana mungkin?" Kemal adalah orang yang paling mengenal Raja Bakir. Dia tahu jelas bahwa Raja Bakir tidak akan membiarkan Wira pergi begitu saja.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 795

    Wira tersenyum dan berkata, "Sepertinya Kak Kemal sudah punya jawaban sendiri dalam hati, jadi kenapa kamu masih menanyakan pendapatku?"Kemal menghela napas dan menggelengkan kepalanya. Dia lantas tersenyum masam dan berkata, "Terkadang, biarpun kita sudah tahu jelas jawabannya, kita tak kuasa menahan diri untuk berharap situasi bisa berubah ...."Hati Kemal terasa sangat pedih, tetapi Wira tidak mengatakan apa pun lagi.Jika dibandingkan dengan Kerajaan Agrel, satu-satunya kelebihan Kerajaan Nuala adalah wilayahnya yang subur. Dalam hal pemerintahan, Kerajaan Nuala tidak sebaik Kerajaan Agrel. Hal ini bukan karena Kerajaan Nuala kekurangan orang berbakat. Sebaliknya, Kerajaan Nuala memiliki banyak orang bertalenta.Baik penasihat kiri maupun penasihat kanan adalah orang-orang yang luar biasa, hanya saja mereka tidak mau bekerja sama. Tentu saja, masalah utamanya adalah sang Raja. Dialah yang patut disalahkan atas kondisi kerajaan sekarang. Raja Bakir tidak mampu menghargai orang-oran

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 796

    Kemal terperangah. Dia memahami ucapan Wira. Namun, semua itu terlalu sulit dilaksanakan. Di dunia ini, setiap orang yang berkuasa tentu saja ingin kaya. Mana mungkin ada yang bersedia membagikan kekayaannya pada orang lain?Akan tetapi, Kemal tahu jika ide Wira benar-benar berhasil direalisasikan, semua orang di kerajaan akan berkecukupan. Lagi pula, total tanah yang dimiliki seorang tuan tanah setara dengan yang dimiliki ratusan petani. Selain itu, ada lebih banyak lagi properti pribadi para pejabat."Wira, ide dan cara pikirmu luar biasa, tapi kurasa itu sangat sulit diwujudkan ...," keluh Kemal sambil menghela napas."Wajar saja, Kak Kemal. Ada beberapa hal yang nggak bisa diakhiri begitu saja. Mungkin juga karena waktunya belum tepat," balas Wira.Waktu yang dimaksud Wira belum tiba, jadi dia belum mau mengambil langkah itu. Meskipun kini Kerajaan Nuala penuh masalah, kerajaan ini tetap kuat. Mana mungkin Raja akan memedulikan hal-hal seperti itu sekarang?"Nggak kerasa, kita suda

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3112

    Wira beserta Adjie dan Nafis berjalan perlahan-lahan menuju kemah utama untuk kavaleri. Kemah untuk kavaleri dari Kerajaan Nuala letaknya berdampingan dengan kemah di tengah kota, sehingga saat ini mereka bisa melihat sudah ada banyak tali perangkap kuda yang terhampar di luar kemah tengah itu.Melihat begitu banyak tali perangkap kuda, Wira merasa agak bersemangat. Jika semua benda ini bisa diletakkan di Dataran Haloam, pasukan utara pasti akan kesulitan.Begitu memasuki kemah Pasukan Harimau, dua pria yang mengenakan zirah langsung menghentikan langkah Wira dan yang lainnya. Mereka membawa pedang militer di pinggang dan busur serta dua set anak panah di punggung mereka.Wira langsung mengeluarkan lencana dan berkata, "Aku ini Wira, aku ingin mengerahkan tiga ribu pasukan. Siapa yang memimpin di sini? Panggil dia ke sini untuk bertemu denganku."Orang yang membawa bendera biasanya adalah komandan utama pasukan. Di medan perang, dia akan bertarung mati-matian sambil mengangkat bendera.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3111

    Wira terlihat tertegun sejenak setelah mendengar laporan dari mata-mata, lalu dia tiba-tiba merasa sangat senang dan berkata, "Baiklah. Kalau begitu, kita jalankan sesuai rencana kita. Jenderal Trenggi, aku percayakan kota ini padamu."Trenggi menganggukkan kepala. Setelah itu, dia mengeluarkan sebuah lencana, lalu langsung menyerahkannya pada Wira dan berkata, "Tuan Wira, lencana ini bisa memungkinkanmu untuk langsung membawa pergi tiga ribu Pasukan Harimau. Untuk berjaga-jaga, aku serahkan wewenang untuk mengatur Pasukan Harimau ini padamu untuk sementara."Wira langsung tertegun sejenak saat mendengar perkataan Trenggi, jelas tidak menyangka Trenggi bisa begitu percaya padanya. Meskipun hubungannya dan Osman cukup baik, dia jarang berurusan dengan Trenggi sebelumnya.Namun, sekarang Trenggi malah langsung memberikan kesempatan besar ini pada Wira, sehingga dia benar-benar merasa sangat terharu. Meskipun lencana itu hanya bisa mengerahkan tiga ribu Pasukan Harimau, itu juga sudah ter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3110

    Tempat seperti Hutan Bambu Mayu memang sangat cocok untuk digunakan sebagai tempat penyergapan.Melihat tempat itu, Wira menganggukkan kepala dan berkata, "Kalau begitu, ini memang nggak bermasalah bagi kita. Tapi, aku penasaran, bagaimana kalau kita mengatur penyergapan di Hutan Bambu Mayu ini?"Mata Adjie langsung bersinar dan segera berkata, "Tuan, aku juga berpikir seperti itu. Kalau kita menyiapkan penyergapan di sini, pasukan musuh juga nggak akan bisa menemukan kita. Selama kita terus bertarung sambil melangkah mundur dan ditambah lagi adanya tali perangkap kuda, aku jamin mereka nggak akan selamat."Wira menganggukkan kepala. Jika memang seperti itu, rencana ini memang cukup baik. Namun, jika hanya sebatas itu saja, dia malah merasa ada sesuatu yang tidak beres. Setelah terdiam sejenak, dia sepertinya teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Aku merasa sepertinya ada yang kurang. Rencana ini akan berhasil kalau pasukan musuh mengejar kita.""Bagaimana kalau mereka memutusk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3109

    Mendengar perkataan itu, Agha yang di samping pun tersenyum dan berkata, "Tuan, tali untuk perangkap kuda ini ada. Saat aku dan Latif pergi membujuk orang-orang itu, kami menemukan banyak tali perangkap kuda di kemah utama di sana. Cukup untuk kita gunakan."Ekspresi Wira langsung terlihat senang, lalu menatap ke arah Latif.Latif pun tersenyum, lalu maju dan berkata, "Benar. Kami memang menemukan banyak tali perangkap kuda di sana, jadi ini bukan masalah lagi. Aku akan pergi menyuruh mereka untuk memindahkannya ke sini sekarang juga."Setelah berhasil membujuk para prajurit di dalam kita untuk menyerah, Latif memeriksa dan menemukan jumlah mereka tidak sampai sepuluh ribu orang. Meskipun jumlahnya masih kalah dibandingkan dengan pasukan Trenggi, jumlah ini juga tidak termasuk sedikit. Oleh karena itu, dia berniat menyerahkan tanggung jawab ini pada Agha untuk menghindari kesalahpahaman.Namun, setelah mendengar pemikiran itu, Wira langsung menyerahkan wewenang untuk memimpin para praj

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3108

    Saat memikirkan hal itu, Trenggi mengernyitkan alis dan berkata, "Kalau lawan kita hanya punya 100 ribu pasukan, kita bisa melawannya. Tapi, apa kita sudah tahu posisi mereka sekarang?"Melihat Trenggi yang menunjukkan sikap mendukung, Wira memberi hormat dan perlahan-lahan berkata, "Sebelum kalian datang, aku sudah memeriksa peta. Menurutku, saat ini mereka seharusnya berada di sekitar Pulau Hulu. Aku tentu saja memperkirakan ini berdasarkan rute perjalanan mereka yang lebih cepat."Mendengar penjelasan itu, Trenggi dan yang lainnya menganggukkan kepala.Beberapa saat kemudian, Trenggi tiba-tiba teringat dengan sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Kalau begitu, mereka pasti akan beristirahat di Pulau Hulu baru melanjutkan pencarian. Kalau kita mengirim beberapa pasukan kavaleri ke sana sekarang, kita harusnya bisa mengganggu dan mencegat perjalanan mereka, 'kan?"Ide dari Trenggi memang bagus, tetapi Wira langsung menolaknya. Bukan karena khawatir, tetapi pasukan utara ini sudah terbi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3107

    Sepanjang perjalanan, Trenggi terus berpikir apa yang harus dilakukannya saat bertemu dengan Wira dari Provinsi Lowala. Namun, setelah bertemu Wira, dia merasa sangat terharu. Dia benar-benar tidak menyangka Wira begitu tampan dan karismatik, pantas saja banyak orang di sembilan provinsi yang merasa Wira sangat bisa diandalkan. Hari ini, dia membuktikan sendiri kabar itu memang benar.Setelah semua pasukan besar dari Kerajaan Nuala memasuki kota, Wira langsung memerintahkan bawahannya untuk menutup gerbang kota.....Di dalam kediaman wali kota, Wira menatap Trenggi dan para jenderalnya yang masuk. Latif dan Agha yang sebelumnya pergi untuk membujuk orang-orang di kota juga sudah kembali. Saat melihat Trenggi dan Hayam, semua orang basa-basi terlebih dahulu.Setelah itu, Wira menarik Latif dan berkata, "Ayo, aku perkenalkan kamu dulu. Ini adalah saudara baru kami. Kalau bukan karena dia, mungkin nyawa kami sudah tiada saat sedang bersembunyi di hutan. Untung saja dia bersedia membantu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3106

    Wira menatap Nafis dan berkata, "Tinggalkan satu mata-mata untuk memandu pasukan besar Jenderal Trenggi, yang lainnya kembali ke sini. Kirim mereka ke utara dan minta mereka untuk terus memantau gerakan di sana. Kalau mereka menemukan pasukan utara, segera laporkan ke sini.""Baik," jawab Nafis.Setelah keduanya pergi, Wira baru mencari peta. Setelah melihat bagian atas peta itu, dia berkata dengan tenang, "Sekarang kita belum tahu pasukan utara itu ada di mana. Tapi, kalau mereka bergerak dengan cepat dan menurut waktu yang diberi tahu Kunaf tadi, sekarang mereka harusnya sedang melintasi Pulau Hulu."Mengingat jenderal tangguh dari pihak musuh adalah Zaki yang merupakan tangan kanan Bimala, Wira berpikir apakah dia bisa menggunakan Zaki ini untuk mengancam Bimala agar menyerahkan Bobby. Meskipun sekarang dia belum mengetahui kabar tentang Bobby, Zaki sebagai tangan kanan Bimala ini seharusnya tahu. Jika bahkan hal ini pun tidak tahu, Zaki ini benar-benar tidak berguna.Saat sedang me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3105

    Semua orang tertegun sejenak saat mendengar perkataan Latif. Menurut mereka, sepuluh orang memang terlalu sedikit.Saat Latif hendak menjelaskan maksudnya, saat itu Wira malah berkata, "Benar, sepuluh orang memang terlalu sedikit. Lebih baik mengikuti saran Adjie, bawa 100 orang bersamamu saja. Kalau terjadi masalah, kalian juga bisa saling membantu."Latif yang merasa terharu oleh kata-kata Wira segera memberi hormat pada Wira, lalu berdiri dan berkata, "Tuan, kalian sudah salah paham, aku nggak ingin bertindak secara besar-besaran. Kalau bukan karena takut kamu akan khawatir atau nggak ada yang melaporkan padamu, aku bisa pergi ke sana sendirian.""Para prajurit ini nggak penting, yang perlu ditangani adalah wakil jenderal yang memimpin mereka. Dia adalah orang kepercayaan Kunaf. Sekarang Kunaf sudah ditangkap, mereka pasti nggak akan menyerah pada kita. Karena Kunaf ini memegang kekuasaan besar, jadi wakil jenderal ini lebih seperti boneka. Justru karena itulah, aku yakin bisa menan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3104

    Wira sendiri juga tidak menyangka Adjie adalah orang seperti ini, perasaannya terhadap Adjie menjadi lebih rumit.Mendengar perkataan itu, ekspresi Kunaf yang terikat erat langsung menjadi muram dan berteriak, "Tunggu sebentar. Aku akan beri tahu, orang yang dikirim untuk memimpin pasukan utara ini adalah asisten andalan Bimala, Zaki."Mendengar nama Zaki itu, Wira pun mengernyitkan alis karena dia benar-benar belum pernah mendengar nama itu sebelumnya.Melihat yang lainnya sangat kebingungan, Latif yang berdiri di samping langsung maju dan berkata, "Aku mengenal orang ini, dia ini tangan kanannya Bimala. Dulu dia pernah datang ke sini untuk menginspeksi kami, tapi orang ini penuh dengan gairah seksual. Soal kelemahan lainnya, aku belum pernah mendengarnya."Agha yang berdiri di samping langsung berteriak dengan keras, "Nggak perlu peduli siapa dia. Kalau dia berani datang ke sini, aku pasti akan membuatnya nggak bisa kembali."Mendengar perkataan Agha, semua orang tertawa terbahak-bah

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status