Semua Bab Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Bab 551 - Bab 560

2722 Bab

Bab 551

"Ba ... bajingan kamu!" maki Kama dengan marah. Kemudian, dia menunjuk empat petugas patroli seraya berkata, "Tuan Wira, aku berkata jujur, merekalah yang menyuruhku. Petugas patroli ini membunuh Pak Padli, petugas patroli itu membunuh Pramadana. Mereka berempat melecehkan Kak Siska, lalu membunuhnya juga!"Tinju Wira terkepal dan urat nadinya menonjol karena marah. Dia memandang keempat orang itu seolah-olah melihat orang mati, lalu berkata dengan penuh penekanan, "Tangkap mereka hidup-hidup!"Empat veteran Pasukan Zirah Hitam segera maju. Keempat petugas patroli itu menghunus pedang mereka. Namun, begitu mereka mengangkat Pedang Ekor Kerbau, Pedang Treksha sudah menempel di leher mereka.Agra dan petugas patroli lainnya mengacungkan pedang mereka, tetapi begitu melihat 20-an veteran Pasukan Zirah Hitam, Danu, dan David, mereka hanya bisa membeku sambil mengernyit. Detik berikutnya, mereka berempat dikawal oleh veteran Pasukan Zirah Hitam dan dipaksa berlutut di depan Wira.Wira meman
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 552

Para penduduk dusun menundukkan kepala dan terdiam. Dengan kedatangan Satria dan pasukannya, dendam Padli tidak akan bisa terbalaskan. Pedang David terhenti di udara dan dia pun mengernyit. Makin banyak pejabat yang dibunuh, Wira akan makin sulit lolos dari masalah.Namun, tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Wira menghampiri Agra dengan membawa Pedang Treksha, lalu langsung menebasnya dengan pedang itu.Duk! Kepala Agra menggelinding ke tanah dengan mata terbelalak kaget. Seolah-olah dia tengah bertanya, bagaimana mungkin Wira berani membunuhnya saat Jenderal Satria ada di sini? Tidakkah Wira takut pada mereka?"Jangankan jenderal pendamping, biarpun Raja datang ke sini, aku tetap akan membunuhmu untuk membalaskan dendam Kak Padli!" ujar Wira. Kemudian, dia membawa kepala Agra dan meletakkannya di depan aula berkabung.Duk! Mada dan semua penduduk Dusun Pranowo berlutut dengan air mata berlinang. Mereka bersyukur karena Wira sangat adil. Dia memilih membunuh para pejabat kotor itu demi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 553

Apa Wira sedang bercanda? Dalang utama masalah ini adalah Dirja, sang Prefektur Kota Pusat Pemerintahan Lokana. Pria itulah yang membuat rencana untuk menjebak Wira. Sekarang, Dirja telah mendapatkan kelemahan Wira karena Wira membunuh para pejabat. Jika dia pergi ke balai prefektur, itu sama seperti seekor domba yang mengantar nyawa ke mulut harimau.Danu juga melarang, "Nggak boleh, Kak Wira. Kami nggak bisa membiarkanmu pergi ke balai prefektur. Itu terlalu berisiko!"Wira menjelaskan dengan sabar, "Yang diinginkan Dirja adalah uang. Selama dia belum mendapatkan uang itu, aku nggak akan dalam bahaya."Setelah memikirkannya sejenak, semuanya sependapat. Namun, mereka tetap saja khawatir.David berkata dengan suara rendah, "Dirja itu sangat serakah. Tuan, kalau dia menggenggam kelemahan sebesar ini, takutnya dia nggak akan pernah melepasmu, nggak peduli berapa banyak uang yang kamu berikan padanya.Wira menjawab dengan sorot mata kelam, "Aku nggak berniat meminta Dirja mengampuniku, a
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 554

Satria akan menangkap Wira, lalu menyiksanya habis-habisan untuk membalas dendam tempo hari. Saat memikirkan hal ini, Satria tersenyum tipis, yakin bahwa semua berada dalam kendalinya.Duar! Tiba-tiba terdengar bunyi keras dari Dusun Pranowo yang mengagetkan orang-orang."Apa yang terjadi? Bunyi petirkah itu? Nggak ada tanda apa-apa di langit!" ujar Satria. Dia menghentikan laju kudanya, lalu memandang Dusun Pranowo di kejauhan, baru mengalihkan pandangan ke langit.Duar! Duar! Terdengar dua bunyi keras lagi. Kuda-kuda sontak meringkik ketakutan. Para prajurit pasukan komando daerah juga gugup dan tidak bisa menahan diri untuk berspekulasi.Merasa ada yang tidak beres, Satria pun memberi perintah dengan ekspresi muram, "Ayo, kita pergi lihat!"Agra sudah memimpin petugas patroli ke Dusun Pranowo, tetapi mereka masih belum keluar setelah sekian lama. Hal ini membuat Satria merasa ada yang tidak beres. Lagi pula, memangnya perlu berapa lama untuk berpura-pura melakukan penyelidikan? Dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 555

Sorot mata Wira berubah menjadi suram, lalu dia berkata, "Satria, apa kamu sudah memikirkannya baik-baik? Begitu mereka mendekatiku dalam jarak 3 meter, kamu akan segera mati tak bersisa!"Satria melihat sekeliling dengan acuh tak acuh. Kemudian, dia berkata sambil tersenyum merendahkan, "Kamu hanya ingin menakut-nakutiku! Aku memakai zirah. Selain itu, nggak ada busur dan anak panah apa pun dalam jarak 30 meter. Bagaimana bisa kamu melukaiku?"Namun, Wira malah tersenyum dingin sambil berkata, "Dulunya, Raja Tanuwi juga berpikir seperti kamu!"Mendengar kata-kata itu, ekspresi wajah Satria berubah drastis. Dia segera turun dari kudanya, lalu berlari ke belakang pasukan dan mengancam, "Wira, aku adalah pejabat resmi. Membunuhku sama saja dengan memberontak!"Kemenangan besar melawan Raja Tanuwi telah menimbulkan kontroversi di istana. Mereka tidak sepenuhnya mengakui kemampuan komando Wira! Akan tetapi, fakta bahwa dia berhasil menembak mati Raja Tanuwi dari jarak 180 meter adalah tak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 556

Wira mengernyit selama beberapa saat, lalu berkata, "Jadi maksudmu, selama aku memberikan uang, masalah ini bisa diselesaikan?"Satria mengangguk berulang kali seraya menjelaskan, "Iya, uang bisa menyelesaikan semua masalah. Jangankan membunuh beberapa pejabat biasa, kalaupun membunuh pejabat resmi, selama kamu membayar cukup banyak uang, semua masalah bisa ditutupi."Wira mendengus sembari berkata, "Jadi, berapa banyak uang yang harus kubayar untuk menyelesaikan masalah ini?"Satria langsung mengulurkan dua jari. Melihat reaksi Wira yang terkejut, dia segera menjelaskan, "Tuan Wira, untuk memulihkan tingkatan pangkat, aku dan Tuan Dirja memerlukan 500 juta gabak. Kalau ingin naik lebih tinggi lagi, kami memerlukan setidaknya 100 juta gabak lagi.""Selain itu, untuk membungkam mulut para keluarga petugas patroli, kami juga harus membayar lebih banyak uang, mungkin dibutuhkan beberapa puluh juta lagi. Jadi, totalnya mungkin 2 miliar gabak. Itu benar-benar nggak banyak!" jelas Satria.Wi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 557

Saat berada di luar Dusun Pranowo, Satria hanya khawatir tentang kemungkinan diserang oleh misil tiga busur. Sekarang, ketika sudah kembali ke Kota Pusat Pemerintahan Lokana, dia tentu bisa bertindak semena-mena. Dia bisa memeras Wira sepuasnya.Dirja mendongak seraya berkata, "Benar! Aku nggak membutuhkan 2 miliar gabak ini, tapi aku akan bertindak sesuai hukum. Aku akan menjatuhimu dengan hukuman mati dan memusnahkan keluargamu."Mendengar kata-kata itu, Wira tak kuasa tertawa dan berkata, "Hehe, kalau kamu benar-benar seorang pejabat yang jujur, bagaimana mungkin kamu akan mengutus Lasmana untuk menyampaikan pesan padaku? Kita semua sama-sama licik. Nggak usah berpura-pura lagi."Wira melanjutkan, "Berapa banyak yang kamu inginkan? Uang bukan masalah bagiku. Aku akan menganggapnya sebagai sumbangan untuk pengemis!""Pengemis?" tanya Dirja yang emosi. Pada akhirnya, dia tetap menggertakkan gigi dan berkata, "Harga pastinya 5 miliar gabak!"Wira merenung sejenak sebelum menjawab denga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 558

Di Dusun Pranowo, berita penangkapan Wira telah membuat semua orang merasa kebingungan dan takut! Saat Wira berada di sana, mereka merasa aman, bahkan di tengah kesulitan terbesar sekalipun.Sekarang, begitu Wira pergi, mereka merasa kehilangan pemimpin sehingga hidup dalam kegelisahan. Untungnya, Pasukan Zirah Hitam yang mengikuti Wira telah mengalami banyak pertempuran dan memiliki kekuatan mental yang luar biasa. Selain itu, Wira telah memberikan instruksi sebelumnya sehingga mereka tidak begitu panik!"Kenapa semua orang terlihat begitu murung? Karena Paman Wira memiliki rencana, dia pasti akan baik-baik saja!" ucap Fabrian untuk menenangkan semua orang. Setelah itu, dia yang kembali dengan mengikuti rombongan pun bertanya kepada Danu, "Danu, apa yang Paman Wira minta kamu lakukan di sini?"Danu menjawab dengan serius, "Aku diminta untuk mengurus pemakaman keluarga Kak Padli dan menjaga barang-barang ini.""Oke, kalau begitu pastikan semuanya dilakukan dengan baik!" ucap Fabrian. S
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 559

Terdapat ukiran tulisan pada 3 patung tembaga yang usang dan berkarat. Di sampingnya juga ada selembar surat. Meri, Jamal, Ucup, Jupiter, dan Blackie saling bertatapan.Putu membuka surat dan membacanya, lalu melihat tulisan di patung tembaga. Dia memukul pahanya dan berujar, "Tuan Wahyudi memang pintar. Trik ini sangat kreatif dan hebat. Dirja pasti akan mati tragis kalau terjebak trik ini."Jamal yang tidak bisa membaca bertanya, "Tuan Putu, sebenarnya apa yang tertulis di surat dan patung tembaga?"Meri, Ucup, Jupiter, dan Blackie yang buta huruf memelotot. Putu menjelaskan rencananya secara garis besar, lalu mereka semua gemetaran setelah mendengarnya. Salah satu dari mereka berkomentar, "Tuan Wahyudi memang jahat. Dia langsung melancarkan jurus mematikan begitu turun tangan!"Meri mengatupkan bibirnya dan berujar, "Pencuri ini memang jahat sekali!"....Empat hari kemudian, Yaslan memberi tahu orang-orang di Dusun Darmadi kabar Wira ditangkap. Lestari, Suryadi, Dian, dan Sony mera
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 560

Beberapa hari ini, Wulan menerima 3 lembar surat dari suaminya. Semua isi surat itu membuatnya sakit hati. Awalnya, Wulan curiga bukan suaminya yang menulis surat-surat ini. Namun, keyakinannya mulai goyah saat melihat tulisan tangan yang sama persis di setiap surat.Apa suaminya berniat mencampakkannya lagi seperti dulu? Kalau bukan karena perjalanan pulang sangat merepotkan, Wulan pasti akan kembali ke Kabupaten Uswal dan menanyakan hal ini kepada suaminya. Dia merasa suaminya tidak mungkin berbuat seperti ini.Tiba-tiba, Melati yang diam-diam merasa senang berjalan masuk dan berujar dengan ekspresi marah, "Wulan, ada kabar dari balai prefektur. Saat menumpang di rumah Keluarga Pranowo, pria berengsek itu menodai istri sarjana kabupaten karena melihatnya cantik. Dia juga membunuh semua anggota Keluarga Pranowo.""Setelah itu, ada 5 pejabat yang menangkapnya, tapi juga dibunuh oleh kaki tangannya. Sekarang, balai prefektur Kota Pusat Pemerintahan Lokana sudah menangkap pria berengsek
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5455565758
...
273
DMCA.com Protection Status