Home / Fantasi / Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius / Chapter 541 - Chapter 550

All Chapters of Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Chapter 541 - Chapter 550

2722 Chapters

Bab 541

Wira melambaikan tangannya sambil tersenyum dan berkata, "Kalau sudah merepotkan orang, kasih 2.000 gabak juga nggak masalah. Bantu aku pergi menanyakannya, ya!”Sebenarnya, Wira bukannya tidak rela memberikan uang yang lebih banyak. Saat ini, uang hanyalah nominal baginya. Jika memberikan 2.000 gabak kepada keluarga miskin ini, mereka bisa menggunakannya untuk membeli beras dan mi. Sebaliknya, jika memberi hingga 10.000-20.000 gabak, uang itu mungkin akan dirampas orang lain."Tuan, kamu benar-benar baik hati sekali. Aku akan membantumu mencari tempat untuk menginap," kata Mada sebelum pergi.Seluruh dusun seketika menjadi heboh. Tidak lama kemudian, sekelompok penduduk dusun yang berpakaian lusuh datang bersama dengan seorang pemuda berjubah panjang. Pakaian pemuda itu tampak luntur dan memiliki tambalan. Meskipun begitu, pakaiannya sangat bersih dan wajahnya juga terlihat cerah.Kemudian, Mada mengenalkannya kepada Wira dan berkata, "Tuan, ini adalah Kak Padli, kepala dusun dari Dus
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 542

Pelayan Keluarga Padli membuat berbagai macam makanan. Di antaranya, ada serabi, bubur, dan tumis wortel. Demi menyambut kedatangan Wira, mereka juga mengukus seekor ayam. Di sisi lain, para veteran juga sedang memasak. Mereka telah melakukan perjalanan yang jauh dan bekerja keras sepanjang hari. Jadi, makanan mereka juga tidak kalah enak. Mereka memasak sosis, lalu memanggang roti dan memasak sepanci sup telur. Aromanya yang wangi menyebar hingga ke luar pintu halaman.Saat ini, ada banyak anak-anak yang menonton di depan pintu sambil menelan air ludah, termasuk Mada."Hari ini ada tamu istimewa. Jadi, kalian nggak kebagian daging. Cepatlah pulang." Padli melambaikan tangannya kepada anak-anak itu, lalu menatap Wira sambil tersenyum dan berkata, "Penduduk dusun di sini miskin. Begitu masak daging, anak-anak akan berkumpul. Biasanya aku akan kasih mereka sepotong daging kecil."Anak-anak itu berpaling dengan enggan, tetapi Wira malah melambaikan tangannya kepada Mada dan berseru, "Apa
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 543

"Kak Wira, hati-hatilah saat berbicara." Raut wajah Padli menjadi suram, lalu dia berkata dengan nada serius, "Tuan Wahyudi memahami sastra dan strategi militer. Dia mampu mengalahkan 10 ribu pasukan berkuda bangsa Agrel, juga bisa menuliskan 'Empat Kalimat Wahyudi', 'Mengenang Dirga', 'Mengantar Iqbal ke Kota' dengan kepintarannya. Dia merupakan seorang genius di masanya."Wira berdeham sambil mengerutkan kening dan berkata, "Panglima Yudha yang sudah mengalahkan bangsa Agrel, bukan Tuan Wahyudi."Wira merasa kebingungan dari mana orang ini mendengar informasi seperti itu, bisa-bisanya dia mengetahui masalah tentang Kota Pusat Pemerintahan Jagabu."Panglima Yudha memang berjasa, tapi jasa terbesar itu milik Tuan Wahyudi. Seorang prajurit yang lagi melarikan diri dan cari makan yang memberitahuku tentang hal ini," ujar Padli.Kemudian, Padli mengecilkan suaranya dan berkata, "Sayangnya, para pengkhianat di istana mengelabui Raja untuk nggak mempekerjakan Tuan Wahyudi lagi selamanya. Ha
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 544

Dusun Pranowo ditempati oleh penduduk bermarga Pranowo, orang bermarga Darmadi di dusun ini  hanyalah Wira yang menumpang tinggal. Jadi, kemungkinan besar orang yang dimaksud oleh para petugas patroli ini adalah Wira.Setelah mendekat dengan hati-hati, Mada menempelkan telinganya di dinding dan diam-diam menguping. Di dalam rumah yang gelap, sebuah lampu minyak dinyalakan. Pemilik rumah yang bernama Kama Pranowo sedang berlutut di lantai dengan ketakutan.Di satu-satunya kursi di sana, ada seorang pria paruh baya berkumis dan bermata tajam yang duduk di atasnya. Sementara itu, kepala desa dan empat petugas patroli berdiri di sampingnya. Kemudian, kepala desa menunjuk pria paruh baya itu dan mengenalkan, "Kama, ini Pak Agra, kepala petugas patroli di Kota Pusat Pemerintahan Lokana. Dia mau menanyakan beberapa hal padamu. Jadi, jawab yang jujur, ya.""Baik, baik," sahut Kama yang berlutut sambil mengangguk.Sebagai seorang preman, Kama tentu saja pernah mendengar reputasi Agra. Dia meru
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 545

Wira mengangguk, lalu dia mulai berlatih teknik tinju Keluarga Wutari untuk memperkuat otot dan tulangnya. Saat fajar perlahan muncul, mereka pun bersiap untuk melanjutkan perjalanan lagi seusai sarapan dan mengisi cadangan air."Kak Wira, kabut pagi hari cukup tebal, kamu nggak usah buru-buru pergi." Padli datang bersama istrinya yang cantik dan juga Prama.Wira menangkupkan tangannya dan berkata, "Barang yang kubawa ini sedikit mendesak. Jadi, aku harus mengantarkannya ke kota provinsi secepat mungkin."Sebenarnya, waktu keberangkatan mereka ini tidak terlalu berbeda dari biasanya. Mereka hanya berangkat sedikit lebih awal hari ini.Padli pun menghela napas dan berkata, "Aku merasa senang berteman denganmu. Kalau bukan karena bisnismu, aku sangat ingin kamu tinggal lebih lama lagi."Siska yang cantik juga ikut mengangguk di samping dan menimpali, "Suamiku sangat jarang bisa langsung akrab dengan orang lain."Sementara itu, Prama menarik tangan Wira, lalu mendongak dan berkata, "Paman
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 546

Rombongan kereta kuda sudah meninggalkan dusun sejauh empat kilometer. Kemudian, Wira membuka pintu kereta, menjulurkan kepalanya ke luar, dan menghela napas yang panjang. Danu yang sedang menunggang kuda tampak kebingungan, lalu bertanya, "Kak Wira, apa kamu sakit? Kok sikapmu aneh banget dari mulai bangun?”"Bukan. Entah kenapa, hatiku terasa nggak enak," jawab Wira sambil mengerutkan keningnya. Perasaan ini menjadi semakin kuat setelah mereka meninggalkan Dusun Pranowo.Tepat pada saat Wira sedang berbicara, kereta kuda di depan mendadak berhenti. Suara teriakan David pun terdengar, "Siapa itu?""Ini aku, Mada. Apa kalian adalah rombongan kuda Tuan Wira?" tanya Mada.Di dalam kabut di depan, sosok seseorang yang kurus muncul dan tubuhnya terlihat gemetaran. Wira mendorong pintu kereta, lalu melompat turun dan berjalan ke depan kereta kuda. Kemudian, dia melihat Mada yang tampak pucat dan ketakutan. Dia melepaskan jubah tebalnya, lalu memakaikannya kepada Mada, dan bertanya dengan ke
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 547

"Ah …." Tidak lama kemudian, para penduduk yang kehilangan akal sehat dan menerjang ke depan terjatuh ke lantai satu per satu. Para penduduk itu menatap Wira dengan ketakutan, sebagian dari mereka hanya memegang tongkat dan tidak berani melangkah maju lagi."Aku balik karena merasa ada yang nggak beres setelah bertemu Mada." Wira lalu melihat ke sekeliling dan melanjutkan, "Kalau aku membunuh mereka, untuk apa aku kembali?"Seluruh penduduk dusun pun tertegun setelah mendengar pertanyaannya. Orang yang melakukan pembunuhan pasti selalu berpikir untuk kabur sejauh mungkin. Kemudian, Wira berjalan masuk ke halaman rumah Padli diikuti Danu dan David. Para penduduk dusun yang lain juga mengikuti mereka.Padli terbaring di bawah teras dengan mata terbuka lebar. Di bawah tubuhnya, ada genangan darah yang mengalir dari lubang bagian dadanya. Di sampingnya, terdapat sebuah kata "Wira" yang ditulis dengan darah."Tuan, ini luka anak panah dari busur silang, lalu ditebas dengan Pedang Ekor Kerb
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 548

Melihat kerumunan penduduk yang berisik, Wira langsung mencabut Pedang Treksha miliknya. Pedangnya yang tajam itu mengejutkan banyak orang sehingga semuanya langsung melangkah mundur. Wira menyuruh Danu untuk mengambil sepotong daging di dapur, lalu menusukkan pedangnya ke daging itu. Kemudian, Wira berbalik ke arah kerumunan dan mengayunkan pedangnya lagi. Daging bertulang itu seketika terbelah menjadi dua bagian.Setelah itu, Wira pergi ke ruang baca untuk mengambil buku catatan yang digunakan Padli sehari-hari dan menaruhnya di samping tulisan "Wira" di lantai.Para penduduk dusun kebingungan dan tidak mengerti apa yang sedang Wira lakukan."Sebelum kita bahas ucapan Kama itu benar atau palsu, coba kalian lihat ketajaman pedangku ini! Kalau yang membunuh Padli itu aku, lukanya nggak akan seperti ini. Selain itu, kalau Prama diserang dengan pedang ini, dia juga nggak akan mati seperti ini," jelas Wira.Wira lalu menatap para penduduk dan lanjut berkata, "Tulisan 'Wira' itu memang na
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 549

Di luar Dusun Pranowo.Agra datang membawa 20 petugas patroli bersama Kama.Sebelumnya, mereka berpisah di rumah Padli. Setelah Kama memanggil penduduk dan memfitnah Wira, dia pun pergi untuk melapor kepada petugas patroli. Di sisi lain, Agra dan anggotanya langsung mengganti pakaian di rumah kepala desa yang ada di sekitar setelah meninggalkan rumah Padli. Kemudian, mereka menyamar sebagai petugas patroli yang sedang bertugas dan kebetulan bertemu dengan Kama yang ingin melapor.Akhirnya, mereka berkumpul lagi dengan cara yang wajar dan kembali ke Dusun Pranowo. Namun, agar terlihat lebih nyata, mereka melakukan perjalanan bolak-balik selama dua jam lebih.Saat ini, Kama merasa campur aduk. Padli adalah orang yang begitu baik, seluruh penduduk dusun termasuk preman seperti dirinya pernah mendapat bantuan dari Padli. Dia tentu merasa sangat bersalah. Namun, demi menyelamatkan hidupnya, dia mau tak mau mendengar perintah Agra untuk ikut memerkosa Siska. Semua ini sudah menjadi beban ber
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 550

Raut wajah Agra langsung berubah drastis. Dia menghunuskan Pedang Ekor Kerbau miliknya, lalu mengarahkannya ke dalam rumah. Dia melirik ke sekitar dengan cemas. Menurut rencana, datang ke rumah Padli hanyalah sebuah formalitas. Agra akan segera menetapkan kasus ini, lalu kembali ke Kota Pusat Pemerintahan Lokana. Dalam perjalanan, dia akan kebetulan bertemu dengan kelompok Satria, lalu kembali ke dusun ini dan menangkap Wira bersama-sama. Dengan begitu, tugas yang diperintahkan Dirja akan selesai.Akan tetapi, sekarang Wira malah berada di lokasi kejadian, seolah-olah sedang menunggu kedatangan mereka. Hal ini membuat Agra merasa ada yang tidak beres."Aku tentu saja harus kembali. Kalau aku nggak balik, siapa yang akan membantu Kak Padli membalaskan dendamnya?" jawab Wira. Dia langsung bangkit sambil menggenggam Pedang Treksha, lalu berjalan ke depan selangkah demi selangkah dengan tatapan yang mengerikan."Balas dendam? Balas dendam apa?" Raut wajah Agra pun berubah. Dia terus mengu
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
1
...
5354555657
...
273
DMCA.com Protection Status