Home / Fantasi / Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius / Chapter 561 - Chapter 570

All Chapters of Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Chapter 561 - Chapter 570

2722 Chapters

Bab 561

Wira menuang sayuran yang tersisa ke sebuah piring, lalu meletakkannya di atas kain itu. Tahanan tersebut menarik piring itu dengan hati-hati ke depan pintu sel penjaranya. Kemudian, dia mengambil piring itu dan memakan sayurannya. Tahanan itu berujar, "Terima kasih, Kak!"Wira malas memedulikan tahanan itu. Pada hari pertama dia masuk penjara, tahanan yang tidak tahu malu ini meminta makanan dengannya. Kelihatannya tahanan ini bukan orang baik. Namun, Wira selalu membagi makanannya kepada tahanan itu karena sayang jika dibuang.Beberapa saat kemudian, petugas penjara datang dengan membawa Pramana. Wira berujar, "Bagaimana keadaan di luar beberapa hari ini?"Saat hari pertama Wira masuk penjara, Pramana pun menjenguknya. Kemudian, dia selalu datang 2 hari sekali. Wira bisa makan enak di penjara karena Pramana yang memberikan sogokan dalam jumlah besar.Pramana berbicara dengan suara lirih, "Fabrian menuliskan masalah Dirja yang menjebakmu menjadi sebuah naskah, lalu mencari orang-orang
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 562

Setiap sampai di markas bandit, pebisnis ini akan berinisiatif memberikan uang jalan. Pemimpin bandit menyimpan uangnya, lalu berseru dengan ekspresi muram, "Sebutkan kode rahasianya!"Pebisnis garam yang terkejut berkata, "Ha? Tuan, beberapa hari yang lalu kami baru datang dan nggak ada kode rahasia."Ketua bandit menyahut dengan wajah muram, "Sekarang ada. Patung tembaga bermata satu muncul, pemberontakan terjadi! Kelak siapa yang nggak bisa mengingat kode rahasia ini harus membayar uang jalan 2 kali lipat!""Kami pasti akan mengingatnya!" ujar pebisnis garam. Dia melambaikan tangannya dan berkata, "Kalian semua ingat kode rahasia ini baik-baik!"Sekelompok kusir dan pengawal segera berseru, "Patung tembaga bermata satu muncul, pemberontakan terjadi!" Kemudian, pasukan ekspedisi garam pun pergi.Ketua bandit membatin, 'Entah apa maksud Pak Molika. Apa gunanya menyebutkan kode rahasia sewaktu memungut uang jalan?'Meskipun diam-diam mengomel, ketua bandit ini tetap meminta setiap oran
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 563

Mendengar itu, sekelompok pengemis itu mengangguk ragu. Cendekiawan bungkuk mengucapkannya beberapa kali, lalu meminta para pengemis mengulanginya berulang kali. Mereka baru pergi setelah para pengemis ini mengingatnya dengan benar.Tak lama kemudian, para pengemis ini pergi mengemis di depan rumah keluarga kaya dan berteriak dengan lantang, "Patung tembaga bermata satu muncul, pemberontakan terjadi. Larasati jatuh, Muwana bangkit. Medang perang Lokana, Dirja pemimpinnya!"Seorang cendekiawan berjubah panjang yang mendengarnya langsung terkejut. Dia segera melempar seikat koin perunggu dan berkata, "Ambil uangnya, pergi ke rumah orang lain sana! Kalau datang lagi, aku akan mematahkan kaki kalian!""Wah! Cara ini benaran efektif!" ujar salah satu pengemis. Setelah menerima uang, sekelompok pengemis itu pergi dengan gembira.Cendekiawan berjubah panjang tadi bergumam sambil mengernyit, "Dari mana para pengemis ini mendengar ramalan? Mungkinkah ada seseorang yang berencana memberontak di
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 564

Setelah dua prajurit itu mengawal Wira pergi, Dirja berkata dengan sorot mata muram, "Jenderal Satria, pimpin pasukan ke Dusun Pranowo dan tangkap anak buah Wira. Jangan lupa untuk membungkam semua saksi di dusun itu!"Satria menyahut takut-takut, "Pak Dirja, akan ada banyak orang yang terbunuh!" Sebelumnya, Satria pasti akan melaksanakan tugas dari sang prefektur tanpa ragu. Namun, dilihat dari taktik cerdik Wira, tampaknya Dirja tidak akan sanggup melindunginya. Jika begitu, Satria tidak akan aman."Kita sudah terlanjur bertindak hingga titik ini, kenapa kamu harus takut membunuh beberapa orang lagi? Kalau masalah ini nggak ditangani dengan benar, kamu dan aku akan sama-sama celaka! Kamu nggak perlu cemas, bukannya kamu tinggal memfitnah mereka saja?" ujar Dirja dengan ekspresi muram.Satria menyahut dengan ekspresi murung, "Pak Dirja, membunuh dan memfitnah orang itu masalah mudah. Tapi, sekarang rumor di kota pusat pemerintahan begitu gencar, kita nggak bisa menutupinya!"Dirja men
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 565

Wira menghela napas panjang. Sudah empat bulan berlalu sejak dia mulai berlatih Wing Chun. Selama itu pula, dia terus berlatih tanpa pernah sehari pun membolos. Wira memang baru mulai berlatih tinju dan menendang belakangan ini. Namun, dia sama sekali tidak asing dengan pertarungan maut. Sebaliknya, dia sangat familier dengannya.Wira telah diajari teknik rahasia Keluarga Wutari yang melingkupi teknik tinju, berpedang, teknik tombak, dan berbagai jenis teknik membunuh lain yang kejam. Selain itu, ada juga veteran Pasukan Zirah Hitam yang telah mengalami ratusan pertempuran sengit. Mereka tidak pernah menyembunyikan teknik luar biasa mereka dari Wira, tetapi justru menjelaskannya padanya.Jadi, tentu bukan masalah besar bagi Wira untuk melawan seorang pemuda berandal. Tentu saja, dia tidak akan bisa melawan tiga hingga empat orang sekaligus. Masih ada jalan panjang sebelum dia bisa mengusai seni bela diri sepenuhnya."Sialan, berani sekali kamu memukulku! Cari mati!" Eddy menyeka darah
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 566

Uhuk! Eddy memuntahkan seteguk darah ke jubah bulu berwarna putih itu. Duk! Uhuk! Duk! Uhuk! Setelah tiga pukulan berturut-turut, jubah bulu itu basah dengan darah di mana-mana. Sementara itu, Eddy tampak sekarat.Mandra kembali menghampiri Wira, lalu menyerahkan jubah bulu itu seraya berkata, "Kak, kalau Dirja mengirim seseorang ke sini, tutupi dirimu dengan jubah ini dan pura-puralah tidur. Begitu melihat banyaknya darah di jubah ini, siapa pun akan mengira kamu dipukuli hingga hampir mati!""Hebat juga kamu," ujar Wira.....Saat matahari terbenam, seribu pasukan komando daerah tiba ke Dusun Pranowo, dengan Satria sebagai pemimpin di barisan terakhir. Ada sekelompok prajurit yang masing-masing memegang perisai berdiri di depannya. Satria mengatur formasi ini untuk melindungi diri dari serangan misil tiga busur buatan Wira.Saat sang jenderal bersikap pengecut begini, para prajurit di depan juga gemetar ketakutan. Satria yang mengenakan baju zirah saja merasa ngeri, bagaimana mungkin
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 567

Satria berteriak histeris, "Tahan mereka!" Dua ratus pasukan komando daerah segera menyerang Pasukan Zirah Hitam dengan berani. Namun, mereka segera menyadari betapa kuatnya pihak lawan dalam sekejap. Pasukan Zirah Hitam bagaikan baja yang tak tergoyahkan. Mereka dapat menaklukkan pasukan komando daerah dengan mudahnya. Satria yang pangkatnya telah diturunkan menjadi jenderal pendamping, mencoba untuk berbalik dan melarikan diri, tetapi punggungnya malah ditendang oleh sosok yang kekar. Begitu dia bangkit, sebilah Pedang Treksha telah menahan lehernya. Satria pun tanpa sadar bertanya, "Siapa sebenarnya kalian?"Orang-orang ini memiliki pengalaman bertarung yang kaya. Di hadapan mereka, pasukan komando daerah sama sekali tak mampu memberikan perlawanan."Aku adalah pengawal pribadi ke-6 Panglima Dirga!""Aku adalah pengawal pribadi ke-18 Panglima Dirga!""Aku adalah pengawal pribadi ke-38 Panglima Dirga!"....Satu per satu dari Pasukan Zirah Hitam menyebutkan identitas mereka! Mendeng
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 568

Setelah memikirkannya, para tukang batu tiba-tiba menunjukkan ekspresi marah dan menatap pejabat kecil itu dengan tidak ramah. Melihat situasi ini, pejabat kecil licik itu langsung berlari sambil mengutuk, "Dasar sekelompok pembangkang! Beraninya kalian melawan perintahku? Apakah kalian ingin memberontak?"Begitu mendengar kata "memberontak" dan melihat pejabat yang berlari ke arah mereka, para tukang batu tiba-tiba tersadar kembali. Mereka mengelilingi patung manusia itu dengan kebingungan dan tidak tahu apakah harus pergi atau menetap di sana.Tidak lama kemudian, pejabat kecil itu datang bersama dengan beberapa pejabat lain. Dia mengangkat Pedang Ekor Kerbau dan terlihat sangat marah.Para tukang batu yang masih bengong sontak berhamburan ketika melihat kedatangan mereka. Kemudian, pejabat kecil itu menggoreskan pedangnya ke patung tersebut. Namun, setelah itu dia malah memaki, "Ini hanya tembaga! Bajingan mana yang menyebutnya emas? Sialan, sia-sia aku sudah berlari!"Tembaga juga
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 569

Sang menteri perindustrian, Dimas, segera menjawab, "Yang Mulia, dinilai dari karat dan tanda-tanda kerusakannya, ketiga patung tembaga ini jelas merupakan barang yang telah dibuat setidaknya beberapa ratus tahun yang lalu. Patung-patung ini nggak mungkin baru diproduksi belakangan ini."Raja Bakir mengernyit makin dalam. Apabila patung tembaga ini memang berasal dari ratusan tahun yang lalu, juga dengan adanya tiga kalimat ramalan yang telah tersebar luas di dua kota pusat pemerintahan, apakah itu berarti bahwa Dirja memang ditakdirkan untuk memberontak?Sebagai kepala negara, Raja Bakir tidak takut dengan pemberontakan. Bagaimanapun, pemberontakan selalu terjadi setiap tahunnya dan tidak pernah menjadi ancaman baginya. Akan tetapi, jika ada bukti fisik bahwa pemberontakan ditakdirkan berhasil, itu menandakan bahwa Kerajaan Nuala mungkin akan digulingkan!Menteri perekonomian, Jerry, menangkupkan tangannya dan berkata, "Yang Mulia, menurut informasi yang hamba terima, ramalan ini baru
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 570

Pejabat lembaga falak, Jevan Yosafat, bersujud dan melaporkan, "Yang Mulia, tiga hari yang lalu, bintang pelindung bergerak dari arah barat laut dan bertabrakan dengan bintang ungu. Berdasarkan tafsiran astrologi, tahun ini akan terjadi peristiwa penting dalam kerajaan dan mungkin ada orang yang akan memberontak!"Suasana di ruang kerja istana langsung menjadi tegang. Jerry berkeringat dingin dan tidak berani lagi membela Dirja! Sebelumnya ada bukti dari masa lalu berupa patung tembaga dan kini ada fenomena langit aneh, di mana bintang pelindung menabrak bintang ungu. Apakah Dirja benar-benar akan memberontak?....Kemal, Suhendra, dan Tirta saling memandang dengan kaget. Sejujurnya, ketika Wira ditangkap, lalu ramalan beserta benda-benda ramalan ini muncul, mereka semua memiliki keraguan. Mereka menduga bahwa ini adalah rencana Wira untuk melawan balik Dirja yang mencelakainya. Akan tetapi, setelah membaca puisi "Pantang Menyerah", mereka lagi-lagi goyah.Itu adalah sebuah karya luar
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
1
...
5556575859
...
273
DMCA.com Protection Status