Share

Bab 562

Penulis: Arif
Setiap sampai di markas bandit, pebisnis ini akan berinisiatif memberikan uang jalan. Pemimpin bandit menyimpan uangnya, lalu berseru dengan ekspresi muram, "Sebutkan kode rahasianya!"

Pebisnis garam yang terkejut berkata, "Ha? Tuan, beberapa hari yang lalu kami baru datang dan nggak ada kode rahasia."

Ketua bandit menyahut dengan wajah muram, "Sekarang ada. Patung tembaga bermata satu muncul, pemberontakan terjadi! Kelak siapa yang nggak bisa mengingat kode rahasia ini harus membayar uang jalan 2 kali lipat!"

"Kami pasti akan mengingatnya!" ujar pebisnis garam. Dia melambaikan tangannya dan berkata, "Kalian semua ingat kode rahasia ini baik-baik!"

Sekelompok kusir dan pengawal segera berseru, "Patung tembaga bermata satu muncul, pemberontakan terjadi!" Kemudian, pasukan ekspedisi garam pun pergi.

Ketua bandit membatin, 'Entah apa maksud Pak Molika. Apa gunanya menyebutkan kode rahasia sewaktu memungut uang jalan?'

Meskipun diam-diam mengomel, ketua bandit ini tetap meminta setiap oran
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 563

    Mendengar itu, sekelompok pengemis itu mengangguk ragu. Cendekiawan bungkuk mengucapkannya beberapa kali, lalu meminta para pengemis mengulanginya berulang kali. Mereka baru pergi setelah para pengemis ini mengingatnya dengan benar.Tak lama kemudian, para pengemis ini pergi mengemis di depan rumah keluarga kaya dan berteriak dengan lantang, "Patung tembaga bermata satu muncul, pemberontakan terjadi. Larasati jatuh, Muwana bangkit. Medang perang Lokana, Dirja pemimpinnya!"Seorang cendekiawan berjubah panjang yang mendengarnya langsung terkejut. Dia segera melempar seikat koin perunggu dan berkata, "Ambil uangnya, pergi ke rumah orang lain sana! Kalau datang lagi, aku akan mematahkan kaki kalian!""Wah! Cara ini benaran efektif!" ujar salah satu pengemis. Setelah menerima uang, sekelompok pengemis itu pergi dengan gembira.Cendekiawan berjubah panjang tadi bergumam sambil mengernyit, "Dari mana para pengemis ini mendengar ramalan? Mungkinkah ada seseorang yang berencana memberontak di

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 564

    Setelah dua prajurit itu mengawal Wira pergi, Dirja berkata dengan sorot mata muram, "Jenderal Satria, pimpin pasukan ke Dusun Pranowo dan tangkap anak buah Wira. Jangan lupa untuk membungkam semua saksi di dusun itu!"Satria menyahut takut-takut, "Pak Dirja, akan ada banyak orang yang terbunuh!" Sebelumnya, Satria pasti akan melaksanakan tugas dari sang prefektur tanpa ragu. Namun, dilihat dari taktik cerdik Wira, tampaknya Dirja tidak akan sanggup melindunginya. Jika begitu, Satria tidak akan aman."Kita sudah terlanjur bertindak hingga titik ini, kenapa kamu harus takut membunuh beberapa orang lagi? Kalau masalah ini nggak ditangani dengan benar, kamu dan aku akan sama-sama celaka! Kamu nggak perlu cemas, bukannya kamu tinggal memfitnah mereka saja?" ujar Dirja dengan ekspresi muram.Satria menyahut dengan ekspresi murung, "Pak Dirja, membunuh dan memfitnah orang itu masalah mudah. Tapi, sekarang rumor di kota pusat pemerintahan begitu gencar, kita nggak bisa menutupinya!"Dirja men

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 565

    Wira menghela napas panjang. Sudah empat bulan berlalu sejak dia mulai berlatih Wing Chun. Selama itu pula, dia terus berlatih tanpa pernah sehari pun membolos. Wira memang baru mulai berlatih tinju dan menendang belakangan ini. Namun, dia sama sekali tidak asing dengan pertarungan maut. Sebaliknya, dia sangat familier dengannya.Wira telah diajari teknik rahasia Keluarga Wutari yang melingkupi teknik tinju, berpedang, teknik tombak, dan berbagai jenis teknik membunuh lain yang kejam. Selain itu, ada juga veteran Pasukan Zirah Hitam yang telah mengalami ratusan pertempuran sengit. Mereka tidak pernah menyembunyikan teknik luar biasa mereka dari Wira, tetapi justru menjelaskannya padanya.Jadi, tentu bukan masalah besar bagi Wira untuk melawan seorang pemuda berandal. Tentu saja, dia tidak akan bisa melawan tiga hingga empat orang sekaligus. Masih ada jalan panjang sebelum dia bisa mengusai seni bela diri sepenuhnya."Sialan, berani sekali kamu memukulku! Cari mati!" Eddy menyeka darah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 566

    Uhuk! Eddy memuntahkan seteguk darah ke jubah bulu berwarna putih itu. Duk! Uhuk! Duk! Uhuk! Setelah tiga pukulan berturut-turut, jubah bulu itu basah dengan darah di mana-mana. Sementara itu, Eddy tampak sekarat.Mandra kembali menghampiri Wira, lalu menyerahkan jubah bulu itu seraya berkata, "Kak, kalau Dirja mengirim seseorang ke sini, tutupi dirimu dengan jubah ini dan pura-puralah tidur. Begitu melihat banyaknya darah di jubah ini, siapa pun akan mengira kamu dipukuli hingga hampir mati!""Hebat juga kamu," ujar Wira.....Saat matahari terbenam, seribu pasukan komando daerah tiba ke Dusun Pranowo, dengan Satria sebagai pemimpin di barisan terakhir. Ada sekelompok prajurit yang masing-masing memegang perisai berdiri di depannya. Satria mengatur formasi ini untuk melindungi diri dari serangan misil tiga busur buatan Wira.Saat sang jenderal bersikap pengecut begini, para prajurit di depan juga gemetar ketakutan. Satria yang mengenakan baju zirah saja merasa ngeri, bagaimana mungkin

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 567

    Satria berteriak histeris, "Tahan mereka!" Dua ratus pasukan komando daerah segera menyerang Pasukan Zirah Hitam dengan berani. Namun, mereka segera menyadari betapa kuatnya pihak lawan dalam sekejap. Pasukan Zirah Hitam bagaikan baja yang tak tergoyahkan. Mereka dapat menaklukkan pasukan komando daerah dengan mudahnya. Satria yang pangkatnya telah diturunkan menjadi jenderal pendamping, mencoba untuk berbalik dan melarikan diri, tetapi punggungnya malah ditendang oleh sosok yang kekar. Begitu dia bangkit, sebilah Pedang Treksha telah menahan lehernya. Satria pun tanpa sadar bertanya, "Siapa sebenarnya kalian?"Orang-orang ini memiliki pengalaman bertarung yang kaya. Di hadapan mereka, pasukan komando daerah sama sekali tak mampu memberikan perlawanan."Aku adalah pengawal pribadi ke-6 Panglima Dirga!""Aku adalah pengawal pribadi ke-18 Panglima Dirga!""Aku adalah pengawal pribadi ke-38 Panglima Dirga!"....Satu per satu dari Pasukan Zirah Hitam menyebutkan identitas mereka! Mendeng

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 568

    Setelah memikirkannya, para tukang batu tiba-tiba menunjukkan ekspresi marah dan menatap pejabat kecil itu dengan tidak ramah. Melihat situasi ini, pejabat kecil licik itu langsung berlari sambil mengutuk, "Dasar sekelompok pembangkang! Beraninya kalian melawan perintahku? Apakah kalian ingin memberontak?"Begitu mendengar kata "memberontak" dan melihat pejabat yang berlari ke arah mereka, para tukang batu tiba-tiba tersadar kembali. Mereka mengelilingi patung manusia itu dengan kebingungan dan tidak tahu apakah harus pergi atau menetap di sana.Tidak lama kemudian, pejabat kecil itu datang bersama dengan beberapa pejabat lain. Dia mengangkat Pedang Ekor Kerbau dan terlihat sangat marah.Para tukang batu yang masih bengong sontak berhamburan ketika melihat kedatangan mereka. Kemudian, pejabat kecil itu menggoreskan pedangnya ke patung tersebut. Namun, setelah itu dia malah memaki, "Ini hanya tembaga! Bajingan mana yang menyebutnya emas? Sialan, sia-sia aku sudah berlari!"Tembaga juga

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 569

    Sang menteri perindustrian, Dimas, segera menjawab, "Yang Mulia, dinilai dari karat dan tanda-tanda kerusakannya, ketiga patung tembaga ini jelas merupakan barang yang telah dibuat setidaknya beberapa ratus tahun yang lalu. Patung-patung ini nggak mungkin baru diproduksi belakangan ini."Raja Bakir mengernyit makin dalam. Apabila patung tembaga ini memang berasal dari ratusan tahun yang lalu, juga dengan adanya tiga kalimat ramalan yang telah tersebar luas di dua kota pusat pemerintahan, apakah itu berarti bahwa Dirja memang ditakdirkan untuk memberontak?Sebagai kepala negara, Raja Bakir tidak takut dengan pemberontakan. Bagaimanapun, pemberontakan selalu terjadi setiap tahunnya dan tidak pernah menjadi ancaman baginya. Akan tetapi, jika ada bukti fisik bahwa pemberontakan ditakdirkan berhasil, itu menandakan bahwa Kerajaan Nuala mungkin akan digulingkan!Menteri perekonomian, Jerry, menangkupkan tangannya dan berkata, "Yang Mulia, menurut informasi yang hamba terima, ramalan ini baru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 570

    Pejabat lembaga falak, Jevan Yosafat, bersujud dan melaporkan, "Yang Mulia, tiga hari yang lalu, bintang pelindung bergerak dari arah barat laut dan bertabrakan dengan bintang ungu. Berdasarkan tafsiran astrologi, tahun ini akan terjadi peristiwa penting dalam kerajaan dan mungkin ada orang yang akan memberontak!"Suasana di ruang kerja istana langsung menjadi tegang. Jerry berkeringat dingin dan tidak berani lagi membela Dirja! Sebelumnya ada bukti dari masa lalu berupa patung tembaga dan kini ada fenomena langit aneh, di mana bintang pelindung menabrak bintang ungu. Apakah Dirja benar-benar akan memberontak?....Kemal, Suhendra, dan Tirta saling memandang dengan kaget. Sejujurnya, ketika Wira ditangkap, lalu ramalan beserta benda-benda ramalan ini muncul, mereka semua memiliki keraguan. Mereka menduga bahwa ini adalah rencana Wira untuk melawan balik Dirja yang mencelakainya. Akan tetapi, setelah membaca puisi "Pantang Menyerah", mereka lagi-lagi goyah.Itu adalah sebuah karya luar

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3208

    Seolah-olah terpikir akan sesuatu, Nafis yang berdiri di samping sedikit mengerutkan kening. Beberapa saat kemudian, dia akhirnya berkata dengan pelan, "Tuan, sekarang apa yang harus kita lakukan? Kita nggak mungkin hanya diam dan membiarkan musuh mengatur segalanya, 'kan?"Wira tersenyum getir. Dia tahu bahwa pasukan musuh sedang memasang jebakan, tetapi bagaimana cara mengatasinya masih belum jelas. Namun, satu hal yang pasti adalah mereka tidak bisa mengambil inisiatif untuk menyerang terlebih dahulu.Hayam tampaknya terpikir akan sesuatu. Dia menatap Wira dan yang lainnya, lalu tertawa sebelum berkata, "Hehe. Tuan, mereka sedang memasang jebakan kawat kuda. Sepertinya taktik kita sebelumnya benar-benar memberi mereka pelajaran."Jebakan kawat kuda? Mendengar hal ini, Nafis dan yang lainnya tidak bisa menahan tawa mereka. Melihat reaksi mereka, Wira juga tersenyum. Setelah berpikir sesaat, dia berujar, "Aku punya cara untuk menghancurkan jebakan mereka."Semua orang terdiam setelah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3207

    Nafis terdiam sejenak, lalu menatap mata-mata di samping dengan dahi berkerut dan berkata, "Langsung saja ke intinya. Apa yang sebenarnya terjadi? Karena dari sudut pandang kami, situasinya sepertinya nggak sesederhana itu."Semua orang di dalam tenda tampak kebingungan. Menurut mereka, pasukan musuh baru saja mengalami kekalahan. Jika mereka tiba-tiba mengirim pasukan kavaleri untuk berkeliaran tanpa tujuan, itu terdengar seperti sebuah lelucon.Beberapa saat kemudian, Wira yang merenung tiba-tiba tampak menyadari sesuatu. Pada saat yang sama, orang-orang berkata, "Sebelumnya, kita memang nggak terlalu memikirkan hal ini. Tapi, sekarang ada sesuatu yang terasa nggak beres. Yang jelas, musuh pasti sedang merencanakan sesuatu."Semua orang mengangguk setuju. Mereka juga merasa ada konspirasi di balik ini, tetapi tidak ada yang tahu pasti apa yang sedang direncanakan oleh pasukan musuh kali ini.Pada saat ini, Wira menoleh ke arah Adjie dan berucap, "Aku rasa mereka sudah bisa menebak ka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3206

    Wira menatap mereka sambil tersenyum dan berkata, "Hehe, jangan terlalu terburu-buru. Aku menduga ini adalah bagian dari siasat musuh. Hayam, bawa beberapa orang untuk mengawasi pergerakan mereka. Kalau ada kabar, segera laporkan padaku."Mendengar perintah itu, Hayam sempat tertegun sejenak, lalu mengangguk dan segera melangkah keluar.Setelah Hayam pergi, beberapa orang di sekitar yang menyaksikan hal itu pun ikut terdiam sejenak. Dari sudut pandang mereka, sulit untuk memahami maksud Wira.Melihat ekspresi penuh kebingungan di wajah mereka, Wira tersenyum tipis sebelum perlahan berujar, "Hehe, kalau dilihat sekilas, situasi ini tampaknya menguntungkan bagi kita. Tapi, aku ingin memastikan sesuatu dulu. Aku curiga ini adalah bagian dari strategi musuh."Mendengar kata-kata itu, semua orang tetap tidak bisa memahami apa sebenarnya rencana pasukan musuh. Melihat mereka yang masih tampak ragu, Wira kembali tersenyum dan meneruskan, "Ya sudah, akan aku beri tahu sedikit. Sebenarnya, pasu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3205

    Jelas semua orang sudah mengetahui rencana Wira sejak awal, tetapi mereka semua juga merasa tidak mudah untuk menyelesaikan masalah kali ini. Selain itu, mereka juga menganggap situasi kali ini cukup rumit untuk ditangani.Adjie yang berdiri di samping berkata, "Kalau Tuan ingin merebut Gunung Linang, kita harus menguasai Pulau Hulu dulu. Setelah berhasil, semuanya akan menjadi lebih mudah."Semua orang menganggukkan kepala karena setuju dengan perkataan itu.Saat semua orang sedang ragu, Arhan tersenyum dan berkata, "Tapi, pasukan musuh nggak akan membiarkan kita merebut Pulau Hulu dengan begitu mudah. Kalau tebakanku nggak salah, mungkin mereka sudah menyiapkan penyergapan di luar sana."Mendengar perkataan Arhan, Wira tersenyum karena dia juga berpikir begitu. Jika memang begitu, mereka harus menyusun rencana mereka dengan lebih matang.Saat semua sedang berdiskusi, Adjie tiba-tiba berkata, "Tapi, saat ini kita masih belum tahu harus bagaimana menyelesaikan masalah ini, benar-benar

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3204

    Saat ini, semua orang sudah tahu Adjie yang sebelumnya memimpin para perampok dari Desa Riwut untuk mengepung kemah pasukan utara, sehingga mereka mengakui kemampuannya. Justru karena alasan inilah, mereka ingin melihat bagaimana pendapat Adjie tentang masalah ini.Melihat banyak orang yang menatapnya, Adjie tersenyum dan berkata, "Hehe. Sebenarnya pemikiranku tentang masalah ini juga sama, nggak terlalu sulit. Kalau diperhatikan dengan saksama, pasukan utara sangat bergantung pada kavaleri. Jadi, kalau kita berhasil menghancurkan kavaleri ini, hal pertama yang akan dipikirkan mereka adalah bagaimana mencegah kehancurannya lebih lanjut."Semua orang langsung tertegun karena mereka benar-benar tidak terpikirkan hal ini.Beberapa saat kemudian, seseorang berkata dengan terkejut, "Yang kamu katakan sepertinya memang benar. Tapi, kelihatannya strategi ini juga tidak begitu menguntungkan bagi kita."Semua orang menganggukkan kepala karena mereka juga setuju dengan perkataan orang itu.Saat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3203

    Di dalam lereng bukit yang jaraknya tidak jauh dari kemah pasukan utara di Pulau Hulu, Wira dan yang lainnya sudah menyiapkan penyergapan dan kini sedang menunggu pasukan musuh mendekat.Saat semua orang sedang menunggu dengan cemas, beberapa orang di barisan depan mengernyitkan alis. Beberapa saat kemudian, salah seorang dari mereka berlari ke arah Wira dan berkata, "Tuan, mereka sepertinya sudah mundur, kini kita sudah bisa bergerak. Tapi, dilihat dari situasinya, mereka memang cukup kuat."Mendengar kabar musuh sudah mundur, Wira pun mengernyitkan alis. Menurutnya, musuhnya ini terlalu lemah, malah tidak berniat untuk menyerang.Beberapa saat kemudian, Adjie yang berdiri di samping tersenyum dan berkata, "Tuan, sepertinya Zaki ini mulai cerdik, nggak langsung menyerang kita. Menurutku, sekarang mereka mulai membuat strategi."Wira tersenyum saat mendengar perkataan itu dan berkata, "Hehe. Ternyata begitu, tapi yang paling penting sekarang adalah kita bisa menangkap mereka. Kalau mer

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3202

    Melihat Zaki dan Joko begitu tidak sabar, Darsa tersenyum dan berkata, "Hehe. Cara ini memang bisa berjalan, kita hanya perlu memindahkan medan perang ke arah selatan. Dengan begitu, kita bisa langsung menahan pasukan musuh di sana."Mendengar perkataan itu, kedua orang itu tertegun sejenak. Mereka merasa rencana ini mungkin bisa berjalan dengan baik, tetapi mereka harus memastikan rencana ini tidak bermasalah terlebih dahulu.Semua orang menganggukkan kepala.Setelah berpikir sejenak, Darsa yang sepertinya teringat sesuatu pun menoleh dan berkata pada Zaki dan Joko, "Kalian pergi siapkan tali perangkap kuda sebanyak mungkin, kita akan membalas musuh dengan cara yang sama."Zaki dan Joko langsung merasa sangat bersemangat saat mendengar perintah itu. Mereka segera merespons perintah itu dan segera pergi menyiapkan tali perangkap kuda.Saat ini, hanya tersisa Darsa dan para wakil jenderal yang berada di dalam tenda. Setelah mengumpulkan mereka, Darsa berkata, "Sekarang hanya sisa kalian

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3201

    Mengingat tali jebakan kuda, Zaki langsung mengumpat, "Tuan, aku menderita kerugian besar di tangan Wira sebelumnya juga karena tali perangkap kuda ini. Kali ini aku harus membuat mereka membayar perbuatan mereka."Darsa tersenyum karena dia juga tahu kerugian yang sudah dialami Zaki, lalu berkata, "Hehe. Aku sudah mendengar tentang hal itu. Musuh memang terlalu licik. Bukan hanya memasang tali perangkap kuda, mereka juga menebar paku kuda di jalur mundur. Benar-benar licik dan kejam."Zaki menganggukkan kepala karena situasi kali ini memang cukup sulit untuk dihadapi. Jika bukan karena tali perangkap kuda, dia tidak akan kehilangan ratusan kuda perang begitu saja. Oleh karena itu, saat mendengar Darsa akan menggunakan tali perangkap kuda, dia langsung menganggukkan kepala dengan sangat bersemangat.Joko yang berada di samping berkata, "Kalau hanya mengandalkan tali perangkap kuda, dampaknya nggak terlalu besar. Musuh akan menyerang dari atas bukit dan melewati pintu masuk lembah. Kala

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3200

    Mendengar kata dari selatan ke utara, Zaki dan Joko langsung tertegun dan kembali melihat peta di depan mereka.Setelah mengamati petanya dari sudut pandang berbeda, Zaki langsung terkejut sampai keringat dinginnya mengalir dan berkata dengan pelan, "Aku mengerti sekarang. Kalau tebakanku benar, mereka akan memblokir kita sepenuhnya di wilayah utara kalau mereka berhasil merebut Gunung Linang ini. Dengan begitu, seluruh wilayah dari Gunung Linang ke selatan akan dikuasai Wira."Mendengar perkataan itu, Darsa tersenyum.Setelah mendengar analisis Zaki, Joko yang berdiri di samping juga akhirnya mengerti situasinya dan berkata, "Ternyata begitu. Kalau begitu, selama pasukan Wira belum berhasil merebut Pulau Hulu dan bergerak ke Gunung Linang, mereka akan terus menyerang kita, 'kan?"Mendengar perkataan itu, semua orang tersenyum.Sementara itu, Darsa menganggukkan kepala dan berkata, "Benar. Sekarang mereka sudah menggunakan rencana saluran air dan kavaleri untuk menyerang kita pun masih

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status