Share

Bab 544

Penulis: Arif
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Dusun Pranowo ditempati oleh penduduk bermarga Pranowo, orang bermarga Darmadi di dusun ini  hanyalah Wira yang menumpang tinggal. Jadi, kemungkinan besar orang yang dimaksud oleh para petugas patroli ini adalah Wira.

Setelah mendekat dengan hati-hati, Mada menempelkan telinganya di dinding dan diam-diam menguping. Di dalam rumah yang gelap, sebuah lampu minyak dinyalakan. Pemilik rumah yang bernama Kama Pranowo sedang berlutut di lantai dengan ketakutan.

Di satu-satunya kursi di sana, ada seorang pria paruh baya berkumis dan bermata tajam yang duduk di atasnya. Sementara itu, kepala desa dan empat petugas patroli berdiri di sampingnya.

Kemudian, kepala desa menunjuk pria paruh baya itu dan mengenalkan, "Kama, ini Pak Agra, kepala petugas patroli di Kota Pusat Pemerintahan Lokana. Dia mau menanyakan beberapa hal padamu. Jadi, jawab yang jujur, ya."

"Baik, baik," sahut Kama yang berlutut sambil mengangguk.

Sebagai seorang preman, Kama tentu saja pernah mendengar reputasi Agra. Dia meru
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 545

    Wira mengangguk, lalu dia mulai berlatih teknik tinju Keluarga Wutari untuk memperkuat otot dan tulangnya. Saat fajar perlahan muncul, mereka pun bersiap untuk melanjutkan perjalanan lagi seusai sarapan dan mengisi cadangan air."Kak Wira, kabut pagi hari cukup tebal, kamu nggak usah buru-buru pergi." Padli datang bersama istrinya yang cantik dan juga Prama.Wira menangkupkan tangannya dan berkata, "Barang yang kubawa ini sedikit mendesak. Jadi, aku harus mengantarkannya ke kota provinsi secepat mungkin."Sebenarnya, waktu keberangkatan mereka ini tidak terlalu berbeda dari biasanya. Mereka hanya berangkat sedikit lebih awal hari ini.Padli pun menghela napas dan berkata, "Aku merasa senang berteman denganmu. Kalau bukan karena bisnismu, aku sangat ingin kamu tinggal lebih lama lagi."Siska yang cantik juga ikut mengangguk di samping dan menimpali, "Suamiku sangat jarang bisa langsung akrab dengan orang lain."Sementara itu, Prama menarik tangan Wira, lalu mendongak dan berkata, "Paman

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 546

    Rombongan kereta kuda sudah meninggalkan dusun sejauh empat kilometer. Kemudian, Wira membuka pintu kereta, menjulurkan kepalanya ke luar, dan menghela napas yang panjang. Danu yang sedang menunggang kuda tampak kebingungan, lalu bertanya, "Kak Wira, apa kamu sakit? Kok sikapmu aneh banget dari mulai bangun?”"Bukan. Entah kenapa, hatiku terasa nggak enak," jawab Wira sambil mengerutkan keningnya. Perasaan ini menjadi semakin kuat setelah mereka meninggalkan Dusun Pranowo.Tepat pada saat Wira sedang berbicara, kereta kuda di depan mendadak berhenti. Suara teriakan David pun terdengar, "Siapa itu?""Ini aku, Mada. Apa kalian adalah rombongan kuda Tuan Wira?" tanya Mada.Di dalam kabut di depan, sosok seseorang yang kurus muncul dan tubuhnya terlihat gemetaran. Wira mendorong pintu kereta, lalu melompat turun dan berjalan ke depan kereta kuda. Kemudian, dia melihat Mada yang tampak pucat dan ketakutan. Dia melepaskan jubah tebalnya, lalu memakaikannya kepada Mada, dan bertanya dengan ke

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 547

    "Ah …." Tidak lama kemudian, para penduduk yang kehilangan akal sehat dan menerjang ke depan terjatuh ke lantai satu per satu. Para penduduk itu menatap Wira dengan ketakutan, sebagian dari mereka hanya memegang tongkat dan tidak berani melangkah maju lagi."Aku balik karena merasa ada yang nggak beres setelah bertemu Mada." Wira lalu melihat ke sekeliling dan melanjutkan, "Kalau aku membunuh mereka, untuk apa aku kembali?"Seluruh penduduk dusun pun tertegun setelah mendengar pertanyaannya. Orang yang melakukan pembunuhan pasti selalu berpikir untuk kabur sejauh mungkin. Kemudian, Wira berjalan masuk ke halaman rumah Padli diikuti Danu dan David. Para penduduk dusun yang lain juga mengikuti mereka.Padli terbaring di bawah teras dengan mata terbuka lebar. Di bawah tubuhnya, ada genangan darah yang mengalir dari lubang bagian dadanya. Di sampingnya, terdapat sebuah kata "Wira" yang ditulis dengan darah."Tuan, ini luka anak panah dari busur silang, lalu ditebas dengan Pedang Ekor Kerb

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 548

    Melihat kerumunan penduduk yang berisik, Wira langsung mencabut Pedang Treksha miliknya. Pedangnya yang tajam itu mengejutkan banyak orang sehingga semuanya langsung melangkah mundur. Wira menyuruh Danu untuk mengambil sepotong daging di dapur, lalu menusukkan pedangnya ke daging itu. Kemudian, Wira berbalik ke arah kerumunan dan mengayunkan pedangnya lagi. Daging bertulang itu seketika terbelah menjadi dua bagian.Setelah itu, Wira pergi ke ruang baca untuk mengambil buku catatan yang digunakan Padli sehari-hari dan menaruhnya di samping tulisan "Wira" di lantai.Para penduduk dusun kebingungan dan tidak mengerti apa yang sedang Wira lakukan."Sebelum kita bahas ucapan Kama itu benar atau palsu, coba kalian lihat ketajaman pedangku ini! Kalau yang membunuh Padli itu aku, lukanya nggak akan seperti ini. Selain itu, kalau Prama diserang dengan pedang ini, dia juga nggak akan mati seperti ini," jelas Wira.Wira lalu menatap para penduduk dan lanjut berkata, "Tulisan 'Wira' itu memang na

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 549

    Di luar Dusun Pranowo.Agra datang membawa 20 petugas patroli bersama Kama.Sebelumnya, mereka berpisah di rumah Padli. Setelah Kama memanggil penduduk dan memfitnah Wira, dia pun pergi untuk melapor kepada petugas patroli. Di sisi lain, Agra dan anggotanya langsung mengganti pakaian di rumah kepala desa yang ada di sekitar setelah meninggalkan rumah Padli. Kemudian, mereka menyamar sebagai petugas patroli yang sedang bertugas dan kebetulan bertemu dengan Kama yang ingin melapor.Akhirnya, mereka berkumpul lagi dengan cara yang wajar dan kembali ke Dusun Pranowo. Namun, agar terlihat lebih nyata, mereka melakukan perjalanan bolak-balik selama dua jam lebih.Saat ini, Kama merasa campur aduk. Padli adalah orang yang begitu baik, seluruh penduduk dusun termasuk preman seperti dirinya pernah mendapat bantuan dari Padli. Dia tentu merasa sangat bersalah. Namun, demi menyelamatkan hidupnya, dia mau tak mau mendengar perintah Agra untuk ikut memerkosa Siska. Semua ini sudah menjadi beban ber

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 550

    Raut wajah Agra langsung berubah drastis. Dia menghunuskan Pedang Ekor Kerbau miliknya, lalu mengarahkannya ke dalam rumah. Dia melirik ke sekitar dengan cemas. Menurut rencana, datang ke rumah Padli hanyalah sebuah formalitas. Agra akan segera menetapkan kasus ini, lalu kembali ke Kota Pusat Pemerintahan Lokana. Dalam perjalanan, dia akan kebetulan bertemu dengan kelompok Satria, lalu kembali ke dusun ini dan menangkap Wira bersama-sama. Dengan begitu, tugas yang diperintahkan Dirja akan selesai.Akan tetapi, sekarang Wira malah berada di lokasi kejadian, seolah-olah sedang menunggu kedatangan mereka. Hal ini membuat Agra merasa ada yang tidak beres."Aku tentu saja harus kembali. Kalau aku nggak balik, siapa yang akan membantu Kak Padli membalaskan dendamnya?" jawab Wira. Dia langsung bangkit sambil menggenggam Pedang Treksha, lalu berjalan ke depan selangkah demi selangkah dengan tatapan yang mengerikan."Balas dendam? Balas dendam apa?" Raut wajah Agra pun berubah. Dia terus mengu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 551

    "Ba ... bajingan kamu!" maki Kama dengan marah. Kemudian, dia menunjuk empat petugas patroli seraya berkata, "Tuan Wira, aku berkata jujur, merekalah yang menyuruhku. Petugas patroli ini membunuh Pak Padli, petugas patroli itu membunuh Pramadana. Mereka berempat melecehkan Kak Siska, lalu membunuhnya juga!"Tinju Wira terkepal dan urat nadinya menonjol karena marah. Dia memandang keempat orang itu seolah-olah melihat orang mati, lalu berkata dengan penuh penekanan, "Tangkap mereka hidup-hidup!"Empat veteran Pasukan Zirah Hitam segera maju. Keempat petugas patroli itu menghunus pedang mereka. Namun, begitu mereka mengangkat Pedang Ekor Kerbau, Pedang Treksha sudah menempel di leher mereka.Agra dan petugas patroli lainnya mengacungkan pedang mereka, tetapi begitu melihat 20-an veteran Pasukan Zirah Hitam, Danu, dan David, mereka hanya bisa membeku sambil mengernyit. Detik berikutnya, mereka berempat dikawal oleh veteran Pasukan Zirah Hitam dan dipaksa berlutut di depan Wira.Wira meman

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 552

    Para penduduk dusun menundukkan kepala dan terdiam. Dengan kedatangan Satria dan pasukannya, dendam Padli tidak akan bisa terbalaskan. Pedang David terhenti di udara dan dia pun mengernyit. Makin banyak pejabat yang dibunuh, Wira akan makin sulit lolos dari masalah.Namun, tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Wira menghampiri Agra dengan membawa Pedang Treksha, lalu langsung menebasnya dengan pedang itu.Duk! Kepala Agra menggelinding ke tanah dengan mata terbelalak kaget. Seolah-olah dia tengah bertanya, bagaimana mungkin Wira berani membunuhnya saat Jenderal Satria ada di sini? Tidakkah Wira takut pada mereka?"Jangankan jenderal pendamping, biarpun Raja datang ke sini, aku tetap akan membunuhmu untuk membalaskan dendam Kak Padli!" ujar Wira. Kemudian, dia membawa kepala Agra dan meletakkannya di depan aula berkabung.Duk! Mada dan semua penduduk Dusun Pranowo berlutut dengan air mata berlinang. Mereka bersyukur karena Wira sangat adil. Dia memilih membunuh para pejabat kotor itu demi

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2684

    Saat itu, Senia bahkan bersiap untuk menyerang Dataran Tengah, sehingga semua orang tidak memiliki kesan baik terhadapnya. Namun, dia adalah tamu dan Wira sendiri yang menyambut, mereka juga tidak berkata apa-apa dan hanya bisa melihat situasinya.Di bawah tatapan semua orang, Wira dan yang lainnya segera memasuki kediaman jenderal.Begitu masuk, Delon baru keluar dari kereta. Setelah melirik Wira, dia bertanya dengan ekspresi yang tetap angkuh, "Di mana adikku?"Meskipun mendengar perkataan Delon, Wira tidak menghiraukannya seolah-olah perkataan Delon hanya angin saja. Dia memang tidak menyandang gelar raja, tetapi dia adalah penguasa dua provinsi juga dan seseorang yang berpengaruh. Bahkan raja dari Kerajaan Nuala, Kerajaan Beluana, dan bahkan Senia sendiri pun tidak berani berbicara dengan sikap seperti ini di hadapannya.Namun, Delon yang hanya seorang pangeran saja pun berani meremehkan dan bahkan berani memerintah Wira. Benar-benar tidak tahu diri.Lucy yang berdiri di samping Wi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2683

    Wira membalas, "Nggak perlu. Bagaimanapun juga, ini adalah Provinsi Yonggu. Kamu sendiri juga sudah bilang Raja Kresna ini selalu berhati-hati. Meskipun benar-benar ada orang-orang itu di sekitarnya, dia juga nggak berani macam-macam. Kalau kita terlalu menyelidiki mereka, malah akan membuat kita yang terlihat kurang baik.""Karena mereka sudah datang sebagai tamu, siapkan semuanya sekarang. Kita akan pergi menyambut mereka."Setelah memberikan beberapa instruksi dan berganti pakaian, Wira mengikuti Lucy keluar.Satu jam kemudian, rombongan perlahan-lahan mendekat di luar gerbang kota. Ada seseorang yang menunggang kuda di depan rombongan itu. Meskipun usia orang itu sudah lima puluhan tahun, dia tetap terlihat gagah perkasa. Dia adalah Raja Kresna yang terkenal."Sudah lama nggak jumpa, Raja Kresna masih berwibawa seperti dulu. Ratu Senia bisa punya jenderal sepertimu di sisinya, pantas saja dia bisa begitu tenang," puji Wira yang maju sambil tersenyum.Raja Kresna yang cerdik segera

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2682

    Jika bukan karena bantuan Wira, Senia juga tidak akan berhasil mendapatkan tanda tangan untuk perjanjian empat wilayah itu. Dilihat dari sudut pandang tertentu, semua wilayah kekuasaannya terletak di wilayah tandas di utara meskipun dia menguasai satu wilayah. Istana utama Kerajaan Agrel juga berada di utara, sehingga tidak terancam ataupun terpengaruh oleh sembilan provinsi.Ada perbedaan besar antara suku-suku di utara dan wilayah tandus di utara. Wilayah suku di utara sangat kecil, sehingga mereka langsung tunduk dengan patuh begitu ditekan Wira. Namun, wilayah tandus di utara sangat luas dan Wira sangat memahami hal itu.Inilah alasan utama mengapa selama ini dia lebih memilih untuk berdamai daripada berperang dengan Kerajaan Agrel. Jika benar-benar terjadi pertempuran, dia tidak akan mendapatkan keuntungan apa pun juga. Tidak peduli siapa pun yang menjadi penguasa Kerajaan Agrel, hasilnya tetap sama."Tuan, kali ini yang datang bukan Senia, tapi putra sulungnya, Delon," kata Lucy

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2681

    Di dalam kediaman jenderal. Melihat tumpukan laporan di atas meja, Wira merasa kepalanya agak sakit.Saat berada di Provinsi Lowala, Wira tidak perlu mengkhawatirkan dan ikut campur pada hal-hal ini dan bahkan tidak perlu ikut campur. Dengan adanya Osmaro dan yang lainnya, dia bisa menjadi pemimpin yang lepas tangan. Selama ini, dia tetap tinggal di Provinsi Yonggu hanya untuk membantu Danu menstabilkan situasinya.Danu adalah seorang prajurit, tentu saja ahli dalam memimpin pasukan dan bertarung di medan perang. Dia bahkan bisa memimpin dengan bijaksana dan memiliki keberanian yang luar biasa. Namun, untuk urusan administrasi, dia tidak begitu ahli. Oleh karena itu, Wira tetap tinggal di sana untuk memberikannya sedikit bantuan.Namun, Wira tidak menyangka akan terjadi bencana banjir tepat pada saat seperti ini. Mungkin saja, ini memang sudah takdirnya. Jika dia tidak berada di Provinsi Yonggu, saat ini Danu pasti sudah tak berdaya dan memimpin pasukannya untuk menekan pemberontakan p

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2680

    Senia segera menyahut, "Coba beri tahu aku apa keuntungannya kalau Raja Kresna menemui Wira?"Senia seketika menjadi berminat."Sebenarnya sederhana saja. Aku tahu Ratu mencemaskan Raja Kresna, Raja Ararya, dan Raja Tanuwi. Raja Byakta sudah disingkirkan, tapi ketiga orang ini masih memiliki kekuasaan besar.""Selama masih ada Ratu, mereka tentu nggak berani bertindak sembarangan. Tapi, kalau Ratu menyerahkan takhta kepada salah satu pangeran, pangeran mungkin akan kesulitan menahan mereka.""Jadi, kita bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk menyingkirkan Raja Kresna. Gimana menurutmu?"Harus diakui bahwa ini adalah ide yang sangat kejam. Guru Agung ingin memanfaatkan Wira untuk menyingkirkan Raja Kresna."Kalau Raja Kresna benar-benar mengalami masalah di Provinsi Yonggu dan kabar ini tersebar, sepertinya seluruh rakyat Kerajaan Agrel akan menganggap Wira sebagai musuh. Benar, 'kan? Lagi pula, semua orang di Kerajaan Agrel adalah pejuang sejati," jelas Guru Agung.Seketika, Senia mema

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2679

    "Siapa?" Tatapan Senia tertuju pada Guru Agung.Kerajaan Agrel memang memiliki banyak genius, tetapi semuanya tidak punya hubungan darah dengan Senia. Masalah kali ini berkaitan dengan Dahlan. Mereka tentu harus mengutus lebih banyak orang yang berkemampuan untuk memberi Wira penjelasan.Bagaimanapun, Wira telah menulis dengan jelas di surat bahwa dirinya ingin bertemu Senia. Jika Senia tidak menampakkan diri, setidaknya dia harus mengutus orang-orang berkemampuan sebagai tanda hormatnya kepada Wira.Guru Agung memicingkan mata dan berkata, "Aku rasa Pangeran Pertama adalah pilihan tepat.""Maksudmu Delon? Dia memang pangeran pertama, tapi aku yakin kamu juga tahu dia nggak bisa diandalkan. Kalau nggak, mana mungkin aku menaruh harapan pada Dahlan?""Di antara putra-putraku, Dahlan memang yang paling nakal, tapi juga yang paling cerdas. Kelak, dia bisa menjadi pemimpin. Jika menyerahkan Kerajaan Agrel kepada Delon, aku khawatir dia akan dilengserkan, bahkan keselamatan rakyat nggak ter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2678

    "Guru Agung, akhirnya kamu datang. Coba lihat ini dulu." Senia menyerahkan surat itu kepada pria di depannya. Kemudian, dia menyesap tehnya sambil mengernyit, seperti sedang memikirkan sesuatu.Setelah membaca sesaat, ekspresi Guru Agung itu menjadi sangat suram. "Pangeran Dahlan ditangkap oleh Wira? Hubungan kita dengan Wira baik-baik saja. Dia seharusnya nggak berani menyakiti Pangeran Dahlan, 'kan?""Tapi, kalaupun terjadi sesuatu pada Pangeran Dahlan, kita bisa menjadikannya alasan untuk bernegosiasi dengan Wira. Orang lain mungkin takut pada Wira, tapi kita nggak perlu takut padanya."Senia tak kuasa termangu. "Kenapa kamu bisa bicara begitu?"Guru Agung itu menjelaskan, "Sepertinya Ratu sudah lupa. Kita berbeda dengan kesembilan provinsi itu. Kerajaan lainnya tentu takut pada Wira karena wilayah mereka tergolong dalam sembilan provinsi. Para rakyat menyukai Wira, ditambah lagi Wira punya banyak pasukan. Wira juga cerdas, terutama di bidang militer.""Osman sekalipun menganggap Wi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2677

    "Tuan Wira, kenapa kamu harus mencari ibuku?" Ekspresi Dahlan tampak suram. Tangannya terkepal erat. Dia tidak menyangka Wira akan mencari ibunya secepat ini. Ini sama saja dengan membahayakan posisi Dahlan.Kali ini, Dahlan benar-benar frustrasi. Dia gagal menyelesaikan masalah di Desa Damaro. Untuk kembali ke Kerajaan Agrel, dia bahkan membutuhkan ibunya turun tangan. Semua hal ini tentu membuat Dahlan kecewa."Nggak ada gunanya membahas ini denganku. Sepertinya ibumu bakal segera kemari. Nanti kalian bicara saja setelah berkumpul kembali."Usai berbicara, Wira melambaikan tangannya kepada dua orang di sampingnya. Prajurit segera membawa Dahlan ke kamar.Wira tidak lupa memperingatkan, "Dahlan adalah Pangeran Kerajaan Agrel. Kalian harus memperlakukannya dengan baik. Kalau sampai dia kenapa-kenapa, ibunya bisa meminta pertanggungjawaban dari kalian lho!"Jelas sekali, ucapan ini mengandung ejekan. Dahlan bukan orang bodoh. Dia tentu memahami maksud ucapan Wira."Tuan Wira, metodemu i

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2676

    Dahlan menggertakkan giginya dan tidak bisa berkata-kata."Sepertinya kamu nggak tahu harus bilang apa ya? Kalau begitu, biar aku yang menjelaskan." Wira berkata, "Sebenarnya aku sudah menyuruh Lucy menyelidiki tentang Desa Damaro sejak awal. Sekarang akhirnya ada petunjuk.""Kudengar Kerajaan Agrel membentuk sebuah organisasi untuk bersaing dengan jaringan mata-mata. Aku nggak tahu apa yang kalian rencanakan, tapi kalian seharusnya membantai Desa Damaro untuk mendapatkan sesuatu, 'kan? Hanya saja, aku nggak tahu kalian sudah mendapatkannya atau belum.""Aku sudah berjanji kepada seseorang akan memberinya penjelasan yang memuaskan. Aku pasti akan menyelidiki pembantaian di Desa Damaro hingga kebenarannya terungkap. Karena kamu sudah ketahuan, seharusnya kamu memberiku penjelasan sekarang, 'kan?"Seketika, napas Dahlan memburu. Dia tidak menyangka Wira akan mengetahui semua ini. Sungguh menyebalkan! Namun, bukan berarti Dahlan harus mengakui semuanya. Dia harus membuat Wira percaya bahw

DMCA.com Protection Status