Share

Bab 557

Author: Arif
Saat berada di luar Dusun Pranowo, Satria hanya khawatir tentang kemungkinan diserang oleh misil tiga busur. Sekarang, ketika sudah kembali ke Kota Pusat Pemerintahan Lokana, dia tentu bisa bertindak semena-mena. Dia bisa memeras Wira sepuasnya.

Dirja mendongak seraya berkata, "Benar! Aku nggak membutuhkan 2 miliar gabak ini, tapi aku akan bertindak sesuai hukum. Aku akan menjatuhimu dengan hukuman mati dan memusnahkan keluargamu."

Mendengar kata-kata itu, Wira tak kuasa tertawa dan berkata, "Hehe, kalau kamu benar-benar seorang pejabat yang jujur, bagaimana mungkin kamu akan mengutus Lasmana untuk menyampaikan pesan padaku? Kita semua sama-sama licik. Nggak usah berpura-pura lagi."

Wira melanjutkan, "Berapa banyak yang kamu inginkan? Uang bukan masalah bagiku. Aku akan menganggapnya sebagai sumbangan untuk pengemis!"

"Pengemis?" tanya Dirja yang emosi. Pada akhirnya, dia tetap menggertakkan gigi dan berkata, "Harga pastinya 5 miliar gabak!"

Wira merenung sejenak sebelum menjawab denga
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 558

    Di Dusun Pranowo, berita penangkapan Wira telah membuat semua orang merasa kebingungan dan takut! Saat Wira berada di sana, mereka merasa aman, bahkan di tengah kesulitan terbesar sekalipun.Sekarang, begitu Wira pergi, mereka merasa kehilangan pemimpin sehingga hidup dalam kegelisahan. Untungnya, Pasukan Zirah Hitam yang mengikuti Wira telah mengalami banyak pertempuran dan memiliki kekuatan mental yang luar biasa. Selain itu, Wira telah memberikan instruksi sebelumnya sehingga mereka tidak begitu panik!"Kenapa semua orang terlihat begitu murung? Karena Paman Wira memiliki rencana, dia pasti akan baik-baik saja!" ucap Fabrian untuk menenangkan semua orang. Setelah itu, dia yang kembali dengan mengikuti rombongan pun bertanya kepada Danu, "Danu, apa yang Paman Wira minta kamu lakukan di sini?"Danu menjawab dengan serius, "Aku diminta untuk mengurus pemakaman keluarga Kak Padli dan menjaga barang-barang ini.""Oke, kalau begitu pastikan semuanya dilakukan dengan baik!" ucap Fabrian. S

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 559

    Terdapat ukiran tulisan pada 3 patung tembaga yang usang dan berkarat. Di sampingnya juga ada selembar surat. Meri, Jamal, Ucup, Jupiter, dan Blackie saling bertatapan.Putu membuka surat dan membacanya, lalu melihat tulisan di patung tembaga. Dia memukul pahanya dan berujar, "Tuan Wahyudi memang pintar. Trik ini sangat kreatif dan hebat. Dirja pasti akan mati tragis kalau terjebak trik ini."Jamal yang tidak bisa membaca bertanya, "Tuan Putu, sebenarnya apa yang tertulis di surat dan patung tembaga?"Meri, Ucup, Jupiter, dan Blackie yang buta huruf memelotot. Putu menjelaskan rencananya secara garis besar, lalu mereka semua gemetaran setelah mendengarnya. Salah satu dari mereka berkomentar, "Tuan Wahyudi memang jahat. Dia langsung melancarkan jurus mematikan begitu turun tangan!"Meri mengatupkan bibirnya dan berujar, "Pencuri ini memang jahat sekali!"....Empat hari kemudian, Yaslan memberi tahu orang-orang di Dusun Darmadi kabar Wira ditangkap. Lestari, Suryadi, Dian, dan Sony mera

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 560

    Beberapa hari ini, Wulan menerima 3 lembar surat dari suaminya. Semua isi surat itu membuatnya sakit hati. Awalnya, Wulan curiga bukan suaminya yang menulis surat-surat ini. Namun, keyakinannya mulai goyah saat melihat tulisan tangan yang sama persis di setiap surat.Apa suaminya berniat mencampakkannya lagi seperti dulu? Kalau bukan karena perjalanan pulang sangat merepotkan, Wulan pasti akan kembali ke Kabupaten Uswal dan menanyakan hal ini kepada suaminya. Dia merasa suaminya tidak mungkin berbuat seperti ini.Tiba-tiba, Melati yang diam-diam merasa senang berjalan masuk dan berujar dengan ekspresi marah, "Wulan, ada kabar dari balai prefektur. Saat menumpang di rumah Keluarga Pranowo, pria berengsek itu menodai istri sarjana kabupaten karena melihatnya cantik. Dia juga membunuh semua anggota Keluarga Pranowo.""Setelah itu, ada 5 pejabat yang menangkapnya, tapi juga dibunuh oleh kaki tangannya. Sekarang, balai prefektur Kota Pusat Pemerintahan Lokana sudah menangkap pria berengsek

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 561

    Wira menuang sayuran yang tersisa ke sebuah piring, lalu meletakkannya di atas kain itu. Tahanan tersebut menarik piring itu dengan hati-hati ke depan pintu sel penjaranya. Kemudian, dia mengambil piring itu dan memakan sayurannya. Tahanan itu berujar, "Terima kasih, Kak!"Wira malas memedulikan tahanan itu. Pada hari pertama dia masuk penjara, tahanan yang tidak tahu malu ini meminta makanan dengannya. Kelihatannya tahanan ini bukan orang baik. Namun, Wira selalu membagi makanannya kepada tahanan itu karena sayang jika dibuang.Beberapa saat kemudian, petugas penjara datang dengan membawa Pramana. Wira berujar, "Bagaimana keadaan di luar beberapa hari ini?"Saat hari pertama Wira masuk penjara, Pramana pun menjenguknya. Kemudian, dia selalu datang 2 hari sekali. Wira bisa makan enak di penjara karena Pramana yang memberikan sogokan dalam jumlah besar.Pramana berbicara dengan suara lirih, "Fabrian menuliskan masalah Dirja yang menjebakmu menjadi sebuah naskah, lalu mencari orang-orang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 562

    Setiap sampai di markas bandit, pebisnis ini akan berinisiatif memberikan uang jalan. Pemimpin bandit menyimpan uangnya, lalu berseru dengan ekspresi muram, "Sebutkan kode rahasianya!"Pebisnis garam yang terkejut berkata, "Ha? Tuan, beberapa hari yang lalu kami baru datang dan nggak ada kode rahasia."Ketua bandit menyahut dengan wajah muram, "Sekarang ada. Patung tembaga bermata satu muncul, pemberontakan terjadi! Kelak siapa yang nggak bisa mengingat kode rahasia ini harus membayar uang jalan 2 kali lipat!""Kami pasti akan mengingatnya!" ujar pebisnis garam. Dia melambaikan tangannya dan berkata, "Kalian semua ingat kode rahasia ini baik-baik!"Sekelompok kusir dan pengawal segera berseru, "Patung tembaga bermata satu muncul, pemberontakan terjadi!" Kemudian, pasukan ekspedisi garam pun pergi.Ketua bandit membatin, 'Entah apa maksud Pak Molika. Apa gunanya menyebutkan kode rahasia sewaktu memungut uang jalan?'Meskipun diam-diam mengomel, ketua bandit ini tetap meminta setiap oran

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 563

    Mendengar itu, sekelompok pengemis itu mengangguk ragu. Cendekiawan bungkuk mengucapkannya beberapa kali, lalu meminta para pengemis mengulanginya berulang kali. Mereka baru pergi setelah para pengemis ini mengingatnya dengan benar.Tak lama kemudian, para pengemis ini pergi mengemis di depan rumah keluarga kaya dan berteriak dengan lantang, "Patung tembaga bermata satu muncul, pemberontakan terjadi. Larasati jatuh, Muwana bangkit. Medang perang Lokana, Dirja pemimpinnya!"Seorang cendekiawan berjubah panjang yang mendengarnya langsung terkejut. Dia segera melempar seikat koin perunggu dan berkata, "Ambil uangnya, pergi ke rumah orang lain sana! Kalau datang lagi, aku akan mematahkan kaki kalian!""Wah! Cara ini benaran efektif!" ujar salah satu pengemis. Setelah menerima uang, sekelompok pengemis itu pergi dengan gembira.Cendekiawan berjubah panjang tadi bergumam sambil mengernyit, "Dari mana para pengemis ini mendengar ramalan? Mungkinkah ada seseorang yang berencana memberontak di

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 564

    Setelah dua prajurit itu mengawal Wira pergi, Dirja berkata dengan sorot mata muram, "Jenderal Satria, pimpin pasukan ke Dusun Pranowo dan tangkap anak buah Wira. Jangan lupa untuk membungkam semua saksi di dusun itu!"Satria menyahut takut-takut, "Pak Dirja, akan ada banyak orang yang terbunuh!" Sebelumnya, Satria pasti akan melaksanakan tugas dari sang prefektur tanpa ragu. Namun, dilihat dari taktik cerdik Wira, tampaknya Dirja tidak akan sanggup melindunginya. Jika begitu, Satria tidak akan aman."Kita sudah terlanjur bertindak hingga titik ini, kenapa kamu harus takut membunuh beberapa orang lagi? Kalau masalah ini nggak ditangani dengan benar, kamu dan aku akan sama-sama celaka! Kamu nggak perlu cemas, bukannya kamu tinggal memfitnah mereka saja?" ujar Dirja dengan ekspresi muram.Satria menyahut dengan ekspresi murung, "Pak Dirja, membunuh dan memfitnah orang itu masalah mudah. Tapi, sekarang rumor di kota pusat pemerintahan begitu gencar, kita nggak bisa menutupinya!"Dirja men

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 565

    Wira menghela napas panjang. Sudah empat bulan berlalu sejak dia mulai berlatih Wing Chun. Selama itu pula, dia terus berlatih tanpa pernah sehari pun membolos. Wira memang baru mulai berlatih tinju dan menendang belakangan ini. Namun, dia sama sekali tidak asing dengan pertarungan maut. Sebaliknya, dia sangat familier dengannya.Wira telah diajari teknik rahasia Keluarga Wutari yang melingkupi teknik tinju, berpedang, teknik tombak, dan berbagai jenis teknik membunuh lain yang kejam. Selain itu, ada juga veteran Pasukan Zirah Hitam yang telah mengalami ratusan pertempuran sengit. Mereka tidak pernah menyembunyikan teknik luar biasa mereka dari Wira, tetapi justru menjelaskannya padanya.Jadi, tentu bukan masalah besar bagi Wira untuk melawan seorang pemuda berandal. Tentu saja, dia tidak akan bisa melawan tiga hingga empat orang sekaligus. Masih ada jalan panjang sebelum dia bisa mengusai seni bela diri sepenuhnya."Sialan, berani sekali kamu memukulku! Cari mati!" Eddy menyeka darah

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3204

    Saat ini, semua orang sudah tahu Adjie yang sebelumnya memimpin para perampok dari Desa Riwut untuk mengepung kemah pasukan utara, sehingga mereka mengakui kemampuannya. Justru karena alasan inilah, mereka ingin melihat bagaimana pendapat Adjie tentang masalah ini.Melihat banyak orang yang menatapnya, Adjie tersenyum dan berkata, "Hehe. Sebenarnya pemikiranku tentang masalah ini juga sama, nggak terlalu sulit. Kalau diperhatikan dengan saksama, pasukan utara sangat bergantung pada kavaleri. Jadi, kalau kita berhasil menghancurkan kavaleri ini, hal pertama yang akan dipikirkan mereka adalah bagaimana mencegah kehancurannya lebih lanjut."Semua orang langsung tertegun karena mereka benar-benar tidak terpikirkan hal ini.Beberapa saat kemudian, seseorang berkata dengan terkejut, "Yang kamu katakan sepertinya memang benar. Tapi, kelihatannya strategi ini juga tidak begitu menguntungkan bagi kita."Semua orang menganggukkan kepala karena mereka juga setuju dengan perkataan orang itu.Saat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3203

    Di dalam lereng bukit yang jaraknya tidak jauh dari kemah pasukan utara di Pulau Hulu, Wira dan yang lainnya sudah menyiapkan penyergapan dan kini sedang menunggu pasukan musuh mendekat.Saat semua orang sedang menunggu dengan cemas, beberapa orang di barisan depan mengernyitkan alis. Beberapa saat kemudian, salah seorang dari mereka berlari ke arah Wira dan berkata, "Tuan, mereka sepertinya sudah mundur, kini kita sudah bisa bergerak. Tapi, dilihat dari situasinya, mereka memang cukup kuat."Mendengar kabar musuh sudah mundur, Wira pun mengernyitkan alis. Menurutnya, musuhnya ini terlalu lemah, malah tidak berniat untuk menyerang.Beberapa saat kemudian, Adjie yang berdiri di samping tersenyum dan berkata, "Tuan, sepertinya Zaki ini mulai cerdik, nggak langsung menyerang kita. Menurutku, sekarang mereka mulai membuat strategi."Wira tersenyum saat mendengar perkataan itu dan berkata, "Hehe. Ternyata begitu, tapi yang paling penting sekarang adalah kita bisa menangkap mereka. Kalau mer

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3202

    Melihat Zaki dan Joko begitu tidak sabar, Darsa tersenyum dan berkata, "Hehe. Cara ini memang bisa berjalan, kita hanya perlu memindahkan medan perang ke arah selatan. Dengan begitu, kita bisa langsung menahan pasukan musuh di sana."Mendengar perkataan itu, kedua orang itu tertegun sejenak. Mereka merasa rencana ini mungkin bisa berjalan dengan baik, tetapi mereka harus memastikan rencana ini tidak bermasalah terlebih dahulu.Semua orang menganggukkan kepala.Setelah berpikir sejenak, Darsa yang sepertinya teringat sesuatu pun menoleh dan berkata pada Zaki dan Joko, "Kalian pergi siapkan tali perangkap kuda sebanyak mungkin, kita akan membalas musuh dengan cara yang sama."Zaki dan Joko langsung merasa sangat bersemangat saat mendengar perintah itu. Mereka segera merespons perintah itu dan segera pergi menyiapkan tali perangkap kuda.Saat ini, hanya tersisa Darsa dan para wakil jenderal yang berada di dalam tenda. Setelah mengumpulkan mereka, Darsa berkata, "Sekarang hanya sisa kalian

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3201

    Mengingat tali jebakan kuda, Zaki langsung mengumpat, "Tuan, aku menderita kerugian besar di tangan Wira sebelumnya juga karena tali perangkap kuda ini. Kali ini aku harus membuat mereka membayar perbuatan mereka."Darsa tersenyum karena dia juga tahu kerugian yang sudah dialami Zaki, lalu berkata, "Hehe. Aku sudah mendengar tentang hal itu. Musuh memang terlalu licik. Bukan hanya memasang tali perangkap kuda, mereka juga menebar paku kuda di jalur mundur. Benar-benar licik dan kejam."Zaki menganggukkan kepala karena situasi kali ini memang cukup sulit untuk dihadapi. Jika bukan karena tali perangkap kuda, dia tidak akan kehilangan ratusan kuda perang begitu saja. Oleh karena itu, saat mendengar Darsa akan menggunakan tali perangkap kuda, dia langsung menganggukkan kepala dengan sangat bersemangat.Joko yang berada di samping berkata, "Kalau hanya mengandalkan tali perangkap kuda, dampaknya nggak terlalu besar. Musuh akan menyerang dari atas bukit dan melewati pintu masuk lembah. Kala

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3200

    Mendengar kata dari selatan ke utara, Zaki dan Joko langsung tertegun dan kembali melihat peta di depan mereka.Setelah mengamati petanya dari sudut pandang berbeda, Zaki langsung terkejut sampai keringat dinginnya mengalir dan berkata dengan pelan, "Aku mengerti sekarang. Kalau tebakanku benar, mereka akan memblokir kita sepenuhnya di wilayah utara kalau mereka berhasil merebut Gunung Linang ini. Dengan begitu, seluruh wilayah dari Gunung Linang ke selatan akan dikuasai Wira."Mendengar perkataan itu, Darsa tersenyum.Setelah mendengar analisis Zaki, Joko yang berdiri di samping juga akhirnya mengerti situasinya dan berkata, "Ternyata begitu. Kalau begitu, selama pasukan Wira belum berhasil merebut Pulau Hulu dan bergerak ke Gunung Linang, mereka akan terus menyerang kita, 'kan?"Mendengar perkataan itu, semua orang tersenyum.Sementara itu, Darsa menganggukkan kepala dan berkata, "Benar. Sekarang mereka sudah menggunakan rencana saluran air dan kavaleri untuk menyerang kita pun masih

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3199

    Zaki menambahkan, "Benar. Tuan, setelah memenangkan pertempuran ini, Wira pasti akan langsung pergi. Dia mana mungkin melancarkan serangan kedua."Mendengarkan perkataan keduanya, Darsa tersenyum dan berkata, "Aku tentu saja sangat yakin. Apa kalian tahu kenapa Wira bisa menyerang kita?"Kedua orang itu langsung tertegun sejenak karena sebelumnya mereka memang tidak memikirkan alasan di balik serangan itu.Zaki langsung tercengang sejenak, lalu berkata, "Tuan, bukankah mereka menyerang karena ingin merebut Pulau Hulu ini? Apa mereka punya tujuan lain?"Mendengar pertanyaan itu, Darsa tersenyum. Namun, dia tidak langsung menjawab, melainkan menatap Joko dan berkata sambil tersenyum, "Menurut kalian?"Joko juga tertegun karena dia tidak menyangka Darsa akan melemparkan pertanyaan ini padanya. Setelah berpikir sejenak, dia baru menjawab, "Menurutku, Wira memang ingin merebut Pulau Hulu ini. Tapi, apa mereka ada rencana di balik ini, aku masih belum terpikirkan."Semua orang juga langsung

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3198

    Mendengar Darsa memuji dan bahkan memberikan penilaian yang sangat tinggi terhadap orang yang bernama Adjie ini, Zaki mengernyitkan alis dan berkata, "Tuan, kenapa kamu malah memuji musuh kita? Menurutku, nggak peduli siapa pun dia, tombakku ini pasti akan membunuhnya."Semua orang sudah terbiasa dengan temperamen Zaki yang buruk, sehingga kebanyakan dari mereka hanya tersenyum.Beberapa saat kemudian, Joko yang berdiri di samping pun tersenyum dan berkata, "Orang ini memang pandai menyusun strategi. Kalau tebakanku nggak salah, rencana membuka saluran air ini pasti ide dari Adjie, 'kan?"Joko menatap Guntur yang sedang berlutut saat mengatakan itu, jelas sedang bertanya pada Guntur.Setelah tertegun sejenak, Guntur baru berkata, "Benar, dia juga yang mengatur strategi penyerangan kami tadi. Tapi, kami benar-benar nggak menyangka dia bisa begitu keterlaluan sampai menjadikan orang-orang dari Desa Riwut sebagai umpan."Zaki mendengus, lalu langsung menendang Guntur dan berteriak dengan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3197

    Mendengar perkataan Darsa, semua orang menganggukkan kepala. Menurut mereka, apa yang dikatakan Darsa memang masuk akal.Pada saat itu, pintu tenda tiba-tiba terbuka dan Joko berjalan masuk. Setelah memberi salam pada Zaki, dia menatap Darsa dan berkata, "Aku sudah menangani semua perintah Tuan Darsa, sekarang tinggal menunggu laporan dari mata-mata. Kami sudah mengerahkan banyak mata-mata. Kalau ada informasi, mereka pasti akan segera melaporkannya."Mendengar laporan itu, Darsa merasa sangat puas. Dia menatap semua orang dan berkata, "Baiklah. Karena semuanya sudah diatur, sekarang kita akan menyusun rencana perang. Bisa dipastikan para perampok di Desa Riwut sudah bergabung dengan pasukan Wira. Apa kita berhasil menangkap salah satu dari mereka?"Tepat pada saat itu, salah seorang wakil jenderal yang bertugas untuk membersihkan medan perang memberi hormat dan berkata, "Tuan, sebelumnya kami memang berhasil menangkap satu tahanan. Orang ini tadinya berpura-pura mati, tapi untungnya p

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3196

    Mendengar perkataan itu, Darsa menganggukkan kepala. Melihat Joko hendak pergi, dia baru teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Oh ya. Setelah selesai mengatur semuanya, datang lagi ke sini. Aku harus merencanakan beberapa hal lagi untuk langkah selanjutnya.""Baik!" jawab Joko.Setelah Joko pergi, Darsa mengernyitkan alis. Pada saat itu, dia melihat Zaki masuk dari luar. Dia langsung tertegun sejenak saat melihat Zaki, lalu bertanya, "Bagaimana? Pikiranmu sudah jernih?"Mendengar pertanyaan Darsa, Zaki menganggukkan kepala dan langsung berkata sambil memberi hormat, "Tuan Darsa, maaf, sebelumnya aku memang terlalu gegabah. Tapi, kali ini ada begitu banyak saudara kita yang tewas, aku benar-benar merasa nggak rela."Darsa tersenyum, lalu berkata, "Hehe. Ini bukan masalah, kita akan membalasnya lain kali. Kali ini mereka memang menang, tapi menang dan kalah adalah hal yang biasa dalam dunia peperangan. Kalau kamu putus asa dan hanya memikirkan soal balas dendam karena kekalahan k

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status