Share

Bab 560

Author: Arif
Beberapa hari ini, Wulan menerima 3 lembar surat dari suaminya. Semua isi surat itu membuatnya sakit hati. Awalnya, Wulan curiga bukan suaminya yang menulis surat-surat ini. Namun, keyakinannya mulai goyah saat melihat tulisan tangan yang sama persis di setiap surat.

Apa suaminya berniat mencampakkannya lagi seperti dulu? Kalau bukan karena perjalanan pulang sangat merepotkan, Wulan pasti akan kembali ke Kabupaten Uswal dan menanyakan hal ini kepada suaminya. Dia merasa suaminya tidak mungkin berbuat seperti ini.

Tiba-tiba, Melati yang diam-diam merasa senang berjalan masuk dan berujar dengan ekspresi marah, "Wulan, ada kabar dari balai prefektur. Saat menumpang di rumah Keluarga Pranowo, pria berengsek itu menodai istri sarjana kabupaten karena melihatnya cantik. Dia juga membunuh semua anggota Keluarga Pranowo."

"Setelah itu, ada 5 pejabat yang menangkapnya, tapi juga dibunuh oleh kaki tangannya. Sekarang, balai prefektur Kota Pusat Pemerintahan Lokana sudah menangkap pria berengsek
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 561

    Wira menuang sayuran yang tersisa ke sebuah piring, lalu meletakkannya di atas kain itu. Tahanan tersebut menarik piring itu dengan hati-hati ke depan pintu sel penjaranya. Kemudian, dia mengambil piring itu dan memakan sayurannya. Tahanan itu berujar, "Terima kasih, Kak!"Wira malas memedulikan tahanan itu. Pada hari pertama dia masuk penjara, tahanan yang tidak tahu malu ini meminta makanan dengannya. Kelihatannya tahanan ini bukan orang baik. Namun, Wira selalu membagi makanannya kepada tahanan itu karena sayang jika dibuang.Beberapa saat kemudian, petugas penjara datang dengan membawa Pramana. Wira berujar, "Bagaimana keadaan di luar beberapa hari ini?"Saat hari pertama Wira masuk penjara, Pramana pun menjenguknya. Kemudian, dia selalu datang 2 hari sekali. Wira bisa makan enak di penjara karena Pramana yang memberikan sogokan dalam jumlah besar.Pramana berbicara dengan suara lirih, "Fabrian menuliskan masalah Dirja yang menjebakmu menjadi sebuah naskah, lalu mencari orang-orang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 562

    Setiap sampai di markas bandit, pebisnis ini akan berinisiatif memberikan uang jalan. Pemimpin bandit menyimpan uangnya, lalu berseru dengan ekspresi muram, "Sebutkan kode rahasianya!"Pebisnis garam yang terkejut berkata, "Ha? Tuan, beberapa hari yang lalu kami baru datang dan nggak ada kode rahasia."Ketua bandit menyahut dengan wajah muram, "Sekarang ada. Patung tembaga bermata satu muncul, pemberontakan terjadi! Kelak siapa yang nggak bisa mengingat kode rahasia ini harus membayar uang jalan 2 kali lipat!""Kami pasti akan mengingatnya!" ujar pebisnis garam. Dia melambaikan tangannya dan berkata, "Kalian semua ingat kode rahasia ini baik-baik!"Sekelompok kusir dan pengawal segera berseru, "Patung tembaga bermata satu muncul, pemberontakan terjadi!" Kemudian, pasukan ekspedisi garam pun pergi.Ketua bandit membatin, 'Entah apa maksud Pak Molika. Apa gunanya menyebutkan kode rahasia sewaktu memungut uang jalan?'Meskipun diam-diam mengomel, ketua bandit ini tetap meminta setiap oran

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 563

    Mendengar itu, sekelompok pengemis itu mengangguk ragu. Cendekiawan bungkuk mengucapkannya beberapa kali, lalu meminta para pengemis mengulanginya berulang kali. Mereka baru pergi setelah para pengemis ini mengingatnya dengan benar.Tak lama kemudian, para pengemis ini pergi mengemis di depan rumah keluarga kaya dan berteriak dengan lantang, "Patung tembaga bermata satu muncul, pemberontakan terjadi. Larasati jatuh, Muwana bangkit. Medang perang Lokana, Dirja pemimpinnya!"Seorang cendekiawan berjubah panjang yang mendengarnya langsung terkejut. Dia segera melempar seikat koin perunggu dan berkata, "Ambil uangnya, pergi ke rumah orang lain sana! Kalau datang lagi, aku akan mematahkan kaki kalian!""Wah! Cara ini benaran efektif!" ujar salah satu pengemis. Setelah menerima uang, sekelompok pengemis itu pergi dengan gembira.Cendekiawan berjubah panjang tadi bergumam sambil mengernyit, "Dari mana para pengemis ini mendengar ramalan? Mungkinkah ada seseorang yang berencana memberontak di

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 564

    Setelah dua prajurit itu mengawal Wira pergi, Dirja berkata dengan sorot mata muram, "Jenderal Satria, pimpin pasukan ke Dusun Pranowo dan tangkap anak buah Wira. Jangan lupa untuk membungkam semua saksi di dusun itu!"Satria menyahut takut-takut, "Pak Dirja, akan ada banyak orang yang terbunuh!" Sebelumnya, Satria pasti akan melaksanakan tugas dari sang prefektur tanpa ragu. Namun, dilihat dari taktik cerdik Wira, tampaknya Dirja tidak akan sanggup melindunginya. Jika begitu, Satria tidak akan aman."Kita sudah terlanjur bertindak hingga titik ini, kenapa kamu harus takut membunuh beberapa orang lagi? Kalau masalah ini nggak ditangani dengan benar, kamu dan aku akan sama-sama celaka! Kamu nggak perlu cemas, bukannya kamu tinggal memfitnah mereka saja?" ujar Dirja dengan ekspresi muram.Satria menyahut dengan ekspresi murung, "Pak Dirja, membunuh dan memfitnah orang itu masalah mudah. Tapi, sekarang rumor di kota pusat pemerintahan begitu gencar, kita nggak bisa menutupinya!"Dirja men

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 565

    Wira menghela napas panjang. Sudah empat bulan berlalu sejak dia mulai berlatih Wing Chun. Selama itu pula, dia terus berlatih tanpa pernah sehari pun membolos. Wira memang baru mulai berlatih tinju dan menendang belakangan ini. Namun, dia sama sekali tidak asing dengan pertarungan maut. Sebaliknya, dia sangat familier dengannya.Wira telah diajari teknik rahasia Keluarga Wutari yang melingkupi teknik tinju, berpedang, teknik tombak, dan berbagai jenis teknik membunuh lain yang kejam. Selain itu, ada juga veteran Pasukan Zirah Hitam yang telah mengalami ratusan pertempuran sengit. Mereka tidak pernah menyembunyikan teknik luar biasa mereka dari Wira, tetapi justru menjelaskannya padanya.Jadi, tentu bukan masalah besar bagi Wira untuk melawan seorang pemuda berandal. Tentu saja, dia tidak akan bisa melawan tiga hingga empat orang sekaligus. Masih ada jalan panjang sebelum dia bisa mengusai seni bela diri sepenuhnya."Sialan, berani sekali kamu memukulku! Cari mati!" Eddy menyeka darah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 566

    Uhuk! Eddy memuntahkan seteguk darah ke jubah bulu berwarna putih itu. Duk! Uhuk! Duk! Uhuk! Setelah tiga pukulan berturut-turut, jubah bulu itu basah dengan darah di mana-mana. Sementara itu, Eddy tampak sekarat.Mandra kembali menghampiri Wira, lalu menyerahkan jubah bulu itu seraya berkata, "Kak, kalau Dirja mengirim seseorang ke sini, tutupi dirimu dengan jubah ini dan pura-puralah tidur. Begitu melihat banyaknya darah di jubah ini, siapa pun akan mengira kamu dipukuli hingga hampir mati!""Hebat juga kamu," ujar Wira.....Saat matahari terbenam, seribu pasukan komando daerah tiba ke Dusun Pranowo, dengan Satria sebagai pemimpin di barisan terakhir. Ada sekelompok prajurit yang masing-masing memegang perisai berdiri di depannya. Satria mengatur formasi ini untuk melindungi diri dari serangan misil tiga busur buatan Wira.Saat sang jenderal bersikap pengecut begini, para prajurit di depan juga gemetar ketakutan. Satria yang mengenakan baju zirah saja merasa ngeri, bagaimana mungkin

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 567

    Satria berteriak histeris, "Tahan mereka!" Dua ratus pasukan komando daerah segera menyerang Pasukan Zirah Hitam dengan berani. Namun, mereka segera menyadari betapa kuatnya pihak lawan dalam sekejap. Pasukan Zirah Hitam bagaikan baja yang tak tergoyahkan. Mereka dapat menaklukkan pasukan komando daerah dengan mudahnya. Satria yang pangkatnya telah diturunkan menjadi jenderal pendamping, mencoba untuk berbalik dan melarikan diri, tetapi punggungnya malah ditendang oleh sosok yang kekar. Begitu dia bangkit, sebilah Pedang Treksha telah menahan lehernya. Satria pun tanpa sadar bertanya, "Siapa sebenarnya kalian?"Orang-orang ini memiliki pengalaman bertarung yang kaya. Di hadapan mereka, pasukan komando daerah sama sekali tak mampu memberikan perlawanan."Aku adalah pengawal pribadi ke-6 Panglima Dirga!""Aku adalah pengawal pribadi ke-18 Panglima Dirga!""Aku adalah pengawal pribadi ke-38 Panglima Dirga!"....Satu per satu dari Pasukan Zirah Hitam menyebutkan identitas mereka! Mendeng

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 568

    Setelah memikirkannya, para tukang batu tiba-tiba menunjukkan ekspresi marah dan menatap pejabat kecil itu dengan tidak ramah. Melihat situasi ini, pejabat kecil licik itu langsung berlari sambil mengutuk, "Dasar sekelompok pembangkang! Beraninya kalian melawan perintahku? Apakah kalian ingin memberontak?"Begitu mendengar kata "memberontak" dan melihat pejabat yang berlari ke arah mereka, para tukang batu tiba-tiba tersadar kembali. Mereka mengelilingi patung manusia itu dengan kebingungan dan tidak tahu apakah harus pergi atau menetap di sana.Tidak lama kemudian, pejabat kecil itu datang bersama dengan beberapa pejabat lain. Dia mengangkat Pedang Ekor Kerbau dan terlihat sangat marah.Para tukang batu yang masih bengong sontak berhamburan ketika melihat kedatangan mereka. Kemudian, pejabat kecil itu menggoreskan pedangnya ke patung tersebut. Namun, setelah itu dia malah memaki, "Ini hanya tembaga! Bajingan mana yang menyebutnya emas? Sialan, sia-sia aku sudah berlari!"Tembaga juga

Pinakabagong kabanata

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3330

    Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3329

    "Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3328

    "Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3327

    Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3326

    Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3325

    "Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3324

    "Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3323

    "Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3322

    Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status