"Jangan takut, kita akan menang!" jawab Wira. Dia berbalik untuk menghapus air mata di wajah cantik Dian, lalu menghiburnya dengan lembut."Ya!" kata Dina. Saat jemari Wira menelusuri wajah cantiknya, tubuh gemulai Dian bergetar. Dian mengumpulkan keberanian, lalu berkata, "Tuan, aku ....""Aku tahu kalau kamu takut," ujar Wira. Dia menghela napas, lalu melanjutkan, "Sebenarnya, aku juga takut."Dian terkejut, lalu berkata, "Tuan, kamu juga takut?"Wira mengangkat jarinya ke depan mulut sambil berkata, "Ssst, jangan bicara terlalu keras. Kalau orang lain mendengar kalau aku, sang penasihat militer, juga merasa takut, aku harus taruh ke mana wajahku?"Pfftt!Dian tersenyum dan berkata, "Aku kira Tuan nggak takut pada apa pun.""Aku takut pada banyak hal, kalian saja yang nggak tahu," kata Wira. Kemudian, dia mengubah topik pembicaraan dengan berkata, "Ada yang mau kamu katakan padaku, ya?""Eh ... nggak, nggak ada!" dusta Dian. Dia buru-buru menundukkan kepala. Keberaniannya tadi sudah
Read more