Share

Bab 296

Penulis: Arif
Di ruang baca kerajaan di ibu kota. Raja Bakir, 2 penasihat, dan 6 menteri terdiam sambil mengerutkan dahi. Peperangan ini akan memengaruhi nasib Kerajaan Nuala selanjutnya.

Kalau kalah, bangsa Agrel akan menyerbu wilayah selatan, lalu tiba di Provinsi Jawali dalam waktu kurang dari 1 bulan. Setelah melewati kota provinsi dan menyerang ibu kota kerajaan, perjalanan mereka akan lancar tanpa ada hambatan apa pun.

Raja Bakir sedikit menyesal. Seharusnya, dia tidak bertaruh waktu itu, melainkan segera memberi perintah untuk menjaga kota dan tidak boleh berperang.

Sekarang sudah terlambat. Namun, Raja Bakir sudah melaksanakan upaya pengamanan dengan mengerahkan pasukan ke kota Provinsi Jawali untuk melakukan pertahanan.

....

Di tembok kota bagian utara, Wira tampak sangat gagah. Di sampingnya ada Fandi yang memiliki kemampuan memanah paling hebat di antara tentara senior Pasukan Zirah Hitam. Dia juga memakai baju zirah.

Selain itu, ada Danu yang membawa Pedang Treksha di pinggangnya dan pem
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 297

    "Aku pikir sebagai pemimpin pasukan, aku nggak terkalahkan dan nggak ada yang mampu bertarung denganku!" kata Raja Tanuwi dengan sombong.Nada bicara Raja Tanuwi tiba-tiba berubah, lalu dia berucap dengan perasaan kecewa, "Sampai aku bertemu dengan Dirga, aku baru tahu rasanya kalah untuk pertama kali. Dirga yang mengalahkanku sampai aku kabur dengan kondisi menyedihkan!"Giandra merasa ada yang tidak beres. Dia bertanya, "Ayah, kenapa kamu menceritakan semua ini? Sekarang perang sedang dalam masa genting."Raja Tanuwi mengangkat alis sembari mencibir, lalu menjawab, "Karena pendeta pernah bilang aku lahir dan mati di tengah salju, bahkan di medan perang."Giandra mengernyit. Pendeta sebelumnya sudah meninggal, tetapi kabarnya ramalan pendeta itu sangat akurat.Raja Tanuwi memandang langit seraya menjelaskan, "Tapi, Dirga hanya mengalahkanku dan nggak bisa membunuhku! Sekarang, Dirga sudah mati.""Saat ini sedang bersalju dan ini adalah medan perang. Siapa yang bisa membunuhku? Panglim

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 298

    Wira tidak bisa melihat dengan jelas dalam jarak sekitar 720 meter. Fandi yang merasa tidak puas karena tidak bisa mengembangkan tekniknya mengomel, "Wira, orang bodoh pun bisa menembak dengan akurat kalau memakai teknik bidikan sejajar yang kamu buat.""Raja Tanuwi sudah terpaku di kereta tempur. Busurnya begitu besar, dia pasti sudah mati!" lanjut Fandi.Wira mengembuskan napas panjang, lalu bersandar di tembok kota seraya berteriak, "Prajurit pengirim pesan, Raja Tanuwi sudah mati. Sebarkan ke seluruh pasukan dan kota!"Prajurit pengirim pesan berseru dengan gembira, "Kabar bagus, Tuan Wahyudi sudah menembak mati Raja Tanuwi!"Semua prajurit di seluruh kota seketika bersorak! Raja Tanuwi, dewa perang bangsa Agrel, ditembak mati oleh Wira. Benar-benar sulit percaya! Namun, respons bangsa Agrel membuktikan kepada semua prajurit bahwa ini memang benar!"Terus tembakkan busur dan bidik jenderal bangsa Agrel. Habisi mereka!" perintah Wira. Dia berani menghadapi pertarungan ini karena mis

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 299

    Setelah melancarkan serangan berturut-turut, prajurit bangsa Agrel akhirnya maju sampai 120 meter. Kemudian, Yudha mengangkat tangannya. Saat berikutnya, 4.000 ahli busur di baris kedua mengangkat busur dan menembak.Kekuatan busur panah ini memang tidak sekuat misil panah, tetapi bisa menembus baju zirah dalam jarak sekitar 100 meter. Empat ribu hujan panah langsung menembak mati prajurit bangsa Agrel yang berada pada jarak 100 meter."Paman Fandi!" seru Wira yang berada di atas tembok kota. Dia menunjuk Giandra sambil memerintah, "Habisi komandan itu!""Gampang!" sahut Fandi yang mengoperasikan misil tiga busur. Dia menyiapkan satu anak panah dan membidik Giandra.Namun, pengawal pribadi yang melihat ini bergegas, lalu menghalangi di depan Giandra dan mengadang tembakan panah."Maju!" seru Giandra yang memacu kudanya untuk bergegas ke depan."Kalian bersepuluh, bidik orang itu dan habisi dia di medan perang!" perintah Wira yang langsung mengerahkan sepertiga misil tiga busur. Dia tah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 300

    Setelah menyampaikan perintah, Giandra yang menggendong jasad Raja Tanuwi kembali ke markas dengan memacu kudanya. Dia bukan tidak ingin menyerang, tetapi busur di tembok kota sedang mengincarnya dan terus menembak."Siap!" sahut Raharja yang terpaksa bertarung. Bawahannya adalah infanteri yang bertugas memindahkan logistik militer di bagian belakang sehingga mereka belum masuk ke medan perang.Saat ini, 10.000 prajurit yang mendapatkan komando ketakutan, tetapi tidak sabar ingin bertarung. Sepuluh ribu prajurit melawan 2.000 prajurit. Dengan berbagai macam serangan, Raharja yakin Yudha pasti tidak sanggup menghadapinya.Asalkan membunuh Yudha, Raharja termasuk memberikan kontribusi besar sehingga bisa naik pangkat lagi. "Bunuh!" seru Raharja.Raharja mengambil bendera, lalu mengibarkannya. Sepuluh ribu prajurit di tempat dibagi menjadi 3 tim. Dua tim bertugas mengepung dan satu tim bertugas menyerang. Hal ini menunjukkan kemampuan Raharja dalam menyusun strategi perang."Berpencar!" p

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 301

    Melihat prajuritnya yang makin sedikit, Yudha terus mengejar dan membunuh tanpa henti. Ada pengawal pribadi yang lagi-lagi membujuknya. Pantang mundur! Di tembok kota, misil terus melepaskan tembakan beruntun, sementara Pasukan Zirah Hitam di belakang mengejar dengan ganas. Semangat para prajurit bangsa Agrel benar-benar hancur! Giandra berkata, "Ayah, maafkan aku yang nggak berbakti! Tapi, jangan khawatir, aku pasti akan menghancurkan Kota Pusat Pemerintahan Jagabu. Aku akan membawa pulang jasadmu dan membalaskan dendammu!"Kilatan enggan menyerah melintas di mata Giandra. Pada akhirnya, dia melemparkan jasad yang dipeluknya itu ke atas tubuh seekor kuda di sampingnya. Kemudian, Giandra langsung mengayunkan cambuk!Plak! Kuda yang kesakitan segera melarikan diri sembari membawa jasad Raja Tanuwi! Tatapan Yudha yang menyadari hal tersebut tampak serius. Dia segera memutar arah kudanya, lalu mengambil busur panjang dari punggung kudanya!Terlalu sulit untuk menangkap Giandra hidup-hid

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 302

    Bangsa Agrel tak akan bisa menerobos kota. Sinardi tidak perlu kehilangan nyawanya. Dia bahkan akan dianggap berandil dalam mempertahankan kota!Segera, Sinardi memerintahkan lagi, "Cepat, pergi kejar tuan. Selain itu, minta dia membawa kembali nyonya dan tuan muda yang sedang dikunjunginya secepat mungkin!"Tidak baik jika orang lain menemukan bahwa Sinardi yang merupakan seorang prefektur menyuruh keluarganya untuk pergi terlebih dahulu. Prajurit pengirim pesan berseru, "Tuan Wahyudi membuat misil tiga busur dan berhasil membunuh Raja Tanuwi dari jarak 182 meter!"Setelah mendengar kabar tersebut, rekan Sinardi, Farhan, juga sama terkejutnya. Dia berkata sambil tersenyum, "Bakat tuan memang luar biasa. Dia adalah anugerah besar bagi Kerajaan Nuala!"Prajurit pengirim pesan berseru, "Raja Tanuwi sudah mati tertembak!"Di Kediaman Gumilar, Putro yang mendengar kabar tersebut tertawa terbahak-bahak. "Wahyudi memang hebat. Dia benar-benar menguasai banyak bidang! Dia ahli dalam bidang sa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 303

    Yudha berkata, "Kalian nggak perlu seperti ini!" Dia menatap ke arah Wira, lalu keduanya pun berbicara seraya melambaikan tangan serempak."Terima kasih, Tuan Wahyudi!""Terima kasih, Panglima Yudha!""Panglima Yudha, pertempuran ini sangat mengesankan. Bisa dikatakan sebagai kemenangan terbesar dalam sejarah Kerajaan Nuala!""Tuan Wahyudi, misil tiga busur yang kamu buat benar-benar sangat kuat!" "Tuan Wahyudi, aku sudah meremehkanmu sebelumnya. Aku akan meminta maaf kepadamu. Mohon menghukumku!" ucap Herdian.Aksa juga berkata, "Tuan Wahyudi, aku juga sama. Aku kira kamu hanya bisa belajar dan nggak mengerti teknik perang. Tolong hukum aku!"Banyak prajurit yang berkumpul di sekitar Yudha dan Wira, termasuk Herdian dan Aksa yang langsung berlutut untuk meminta maaf! Pertarungan ini begitu mengesankan. Mereka berhasil membantai lebih dari 10.000 pasukan bangsa Agrel dan menangkap lebih dari 20.000 tawanan!Sementara itu, jumlah korban dari Kerajaan Nuala ketika dikejar oleh pasukan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 304

    Wajah Yudha memancarkan niat membunuh. Sebagai seorang komandan dan jenderal istana, bisa-bisanya Chandika kabur ketika pertempuran berlangsung. Dia harus dihukum atas tindakannya!Wira menarik Yudha ke samping, lalu berkata, "Prajurit pengirim pesan, sampaikan seperti ini kepadanya ...."Kali terakhir, ketika Chandika memperdagangkan surat izin lintas, dia juga tidak dihukum oleh istana. Hal itu menandakan bahwa bangsawan memiliki kekuatan yang signifikan di istana.Para prajurit tak kuasa menahan tawa setelah mendengar perkataan Wira. Seseorang berkata, "Tuan Wahyudi benar-benar cerdik.""Kalian prajuritnya siapa? Cepat bukakan gerbang untukku. Kalau nggak, aku akan memberi kalian pelajaran besok!" seru Chandika. Di gerbang kota selatan, sederet kereta kuda mengadang di depan gerbang. Chandika sedang mengumpat dengan emosi.Awalnya, Chandika tidak memercayai kabar kemenangan itu. Namun, seiring dengan makin banyaknya orang yang menyebarkan berita itu dia pun makin percaya.Para praju

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3200

    Mendengar kata dari selatan ke utara, Zaki dan Joko langsung tertegun dan kembali melihat peta di depan mereka.Setelah mengamati petanya dari sudut pandang berbeda, Zaki langsung terkejut sampai keringat dinginnya mengalir dan berkata dengan pelan, "Aku mengerti sekarang. Kalau tebakanku benar, mereka akan memblokir kita sepenuhnya di wilayah utara kalau mereka berhasil merebut Gunung Linang ini. Dengan begitu, seluruh wilayah dari Gunung Linang ke selatan akan dikuasai Wira."Mendengar perkataan itu, Darsa tersenyum.Setelah mendengar analisis Zaki, Joko yang berdiri di samping juga akhirnya mengerti situasinya dan berkata, "Ternyata begitu. Kalau begitu, selama pasukan Wira belum berhasil merebut Pulau Hulu dan bergerak ke Gunung Linang, mereka akan terus menyerang kita, 'kan?"Mendengar perkataan itu, semua orang tersenyum.Sementara itu, Darsa menganggukkan kepala dan berkata, "Benar. Sekarang mereka sudah menggunakan rencana saluran air dan kavaleri untuk menyerang kita pun masih

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3199

    Zaki menambahkan, "Benar. Tuan, setelah memenangkan pertempuran ini, Wira pasti akan langsung pergi. Dia mana mungkin melancarkan serangan kedua."Mendengarkan perkataan keduanya, Darsa tersenyum dan berkata, "Aku tentu saja sangat yakin. Apa kalian tahu kenapa Wira bisa menyerang kita?"Kedua orang itu langsung tertegun sejenak karena sebelumnya mereka memang tidak memikirkan alasan di balik serangan itu.Zaki langsung tercengang sejenak, lalu berkata, "Tuan, bukankah mereka menyerang karena ingin merebut Pulau Hulu ini? Apa mereka punya tujuan lain?"Mendengar pertanyaan itu, Darsa tersenyum. Namun, dia tidak langsung menjawab, melainkan menatap Joko dan berkata sambil tersenyum, "Menurut kalian?"Joko juga tertegun karena dia tidak menyangka Darsa akan melemparkan pertanyaan ini padanya. Setelah berpikir sejenak, dia baru menjawab, "Menurutku, Wira memang ingin merebut Pulau Hulu ini. Tapi, apa mereka ada rencana di balik ini, aku masih belum terpikirkan."Semua orang juga langsung

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3198

    Mendengar Darsa memuji dan bahkan memberikan penilaian yang sangat tinggi terhadap orang yang bernama Adjie ini, Zaki mengernyitkan alis dan berkata, "Tuan, kenapa kamu malah memuji musuh kita? Menurutku, nggak peduli siapa pun dia, tombakku ini pasti akan membunuhnya."Semua orang sudah terbiasa dengan temperamen Zaki yang buruk, sehingga kebanyakan dari mereka hanya tersenyum.Beberapa saat kemudian, Joko yang berdiri di samping pun tersenyum dan berkata, "Orang ini memang pandai menyusun strategi. Kalau tebakanku nggak salah, rencana membuka saluran air ini pasti ide dari Adjie, 'kan?"Joko menatap Guntur yang sedang berlutut saat mengatakan itu, jelas sedang bertanya pada Guntur.Setelah tertegun sejenak, Guntur baru berkata, "Benar, dia juga yang mengatur strategi penyerangan kami tadi. Tapi, kami benar-benar nggak menyangka dia bisa begitu keterlaluan sampai menjadikan orang-orang dari Desa Riwut sebagai umpan."Zaki mendengus, lalu langsung menendang Guntur dan berteriak dengan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3197

    Mendengar perkataan Darsa, semua orang menganggukkan kepala. Menurut mereka, apa yang dikatakan Darsa memang masuk akal.Pada saat itu, pintu tenda tiba-tiba terbuka dan Joko berjalan masuk. Setelah memberi salam pada Zaki, dia menatap Darsa dan berkata, "Aku sudah menangani semua perintah Tuan Darsa, sekarang tinggal menunggu laporan dari mata-mata. Kami sudah mengerahkan banyak mata-mata. Kalau ada informasi, mereka pasti akan segera melaporkannya."Mendengar laporan itu, Darsa merasa sangat puas. Dia menatap semua orang dan berkata, "Baiklah. Karena semuanya sudah diatur, sekarang kita akan menyusun rencana perang. Bisa dipastikan para perampok di Desa Riwut sudah bergabung dengan pasukan Wira. Apa kita berhasil menangkap salah satu dari mereka?"Tepat pada saat itu, salah seorang wakil jenderal yang bertugas untuk membersihkan medan perang memberi hormat dan berkata, "Tuan, sebelumnya kami memang berhasil menangkap satu tahanan. Orang ini tadinya berpura-pura mati, tapi untungnya p

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3196

    Mendengar perkataan itu, Darsa menganggukkan kepala. Melihat Joko hendak pergi, dia baru teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Oh ya. Setelah selesai mengatur semuanya, datang lagi ke sini. Aku harus merencanakan beberapa hal lagi untuk langkah selanjutnya.""Baik!" jawab Joko.Setelah Joko pergi, Darsa mengernyitkan alis. Pada saat itu, dia melihat Zaki masuk dari luar. Dia langsung tertegun sejenak saat melihat Zaki, lalu bertanya, "Bagaimana? Pikiranmu sudah jernih?"Mendengar pertanyaan Darsa, Zaki menganggukkan kepala dan langsung berkata sambil memberi hormat, "Tuan Darsa, maaf, sebelumnya aku memang terlalu gegabah. Tapi, kali ini ada begitu banyak saudara kita yang tewas, aku benar-benar merasa nggak rela."Darsa tersenyum, lalu berkata, "Hehe. Ini bukan masalah, kita akan membalasnya lain kali. Kali ini mereka memang menang, tapi menang dan kalah adalah hal yang biasa dalam dunia peperangan. Kalau kamu putus asa dan hanya memikirkan soal balas dendam karena kekalahan k

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3195

    Setelah pasukan utara kembali ke kemah, Darsa tidak bisa menahan amarahnya saat melihat ekspresi Zaki dan berkat, "Zaki, sebagai jenderal garis depan, kenapa kamu begitu gegabah? Musuh pasti sudah menyiapkan jebakan di depan makanya mereka mundur, tapi kamu malah masih ingin membawa pasukan untuk mengejar mereka."Mendengar perkataan itu, wajah Zaki langsung memerah. Setelah terdiam sejenak, dia baru berkata, "Kali ini memang aku yang salah perhitungan. Tapi, musuh kita benar-benar licik. Kalau kita terus membiarkan mereka begitu, kita akan terus dipermainkan mereka."Ekspresi Darsa langsung terlihat kecewa dan berkata dengan marah, "Tipu muslihat adalah hal yang biasa dalam perang dan ini sudah menjadi aturan sejak dulu. Apa yang kamu pikirkan? Aku beri tahu kamu, aku akan melupakan kesalahanmu kali ini kalau kamu bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik."Darsa mendengus, lalu menoleh pada Joko dan berkata dengan pelan, "Bawa orang-orangmu untuk menghitung jumlah korban dan pasukan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3194

    Pengirim pesan itu segera memberi hormat, lalu langsung berjalan keluar.Setelah pengirim pesan itu pergi, Darsa baru menghela napas. Saat ini, semuanya sudah direncanakan, tetapi tergantung pada takdir apakah ini akan berhasil atau tidak. Jika 10 ribu pasukan ini masih tidak bisa membawa kembali Joko dan Zaki, situasinya akan makin merepotkan.Saat itu, Wira yang berada di medan perang tiba-tiba menoleh dan melihat musuh sudah mengerahkan tambahan 10 ribu pasukan pun terkejut karena hal ini di luar perkiraannya. Dia tidak menyangka musuh masih memiliki pasukan sebanyak ini dan sebelumnya mereka juga sudah menunjukkan kekuatan yang luar biasa. Mengapa mereka tidak langsung mengerahkan seluruh pasukan?Sebelumnya, Wira dan pasukannya sudah berhasil menghancurkan semangat bertarung pasukan utara. Namun, begitu melihat musuh mendapat pasukan tambahan lagi sekarang, mereka langsung terkejut. Mereka tidak menduga musuh mereka ternyata begitu hebat.Tepat pada saat itu, salah seorang yang te

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3193

    Begitu kedua belah pihak bertabrakan, suara benturannya langsung bergema dan kekuatan yang dahsyat membuat keduanya terlempar dari kuda mereka.Joko bisa begitu dipercaya Darsa karena ternyata kekuatannya memang luar biasa. Dia mendengus, dan segera memutar tubuhnya sambil mengayunkan senjatanya, lalu mendarat di tanah. Serangannya seharusnya sudah sangat cepat, tetapi dia tidak menyangka Arhan malah lebih cepat. Saat kakinya menyentuh tanah, Arhan sudah kembali menyerangnya.Keduanya bertarung dengan sangat sengit, membuat suasana medan perang menjadi makin kacau.Namun, pertarungan antara kedua orang itu malah membuat pasukan utara makin terdesak. Menurut mereka, kekuatan musuh mereka ini benar-benar luar biasa. Bahkan ada salah seorang prajurit yang berkata, "Kenapa pasukan musuh begitu kuat? Ini benar-benar merepotkan."Banyak prajurit lainnya yang menganggukkan kepala juga. Menurut mereka, kemampuan pasukan musuh kali ini benar-benar sangat hebat dan di luar perkiraan mereka. Bahk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3192

    Hayam menganggukkan kepala setelah mendengar Adjie berkata seperti itu, lalu segera berbalik dan memimpin pasukannya mendekati Wira.Saat melihat Agha juga memimpin pasukan untuk datang mengepung, Darsa yang berada di dalam tenda langsung terkejut. Dia selalu mengira bala bantuan dari pihak musuh hanya pasukan kavaleri yang bersembunyi di kegelapan, tetapi ternyata masih ada begitu banyak infanteri.Ekspresi Darsa langsung menjadi muram saat teringat dengan banjir yang tiba-tiba terjadi sebelumnya. Setelah tertegun sesaat, dia akhirnya menyadari semua itu adalah bagian dari jebakan yang sudah direncanakan musuh. Dia langsung berteriak dengan lantang, "Joko, bantu Zaki untuk mundur, sekarang bukan saatnya untuk menyerang."Ekspresi Joko berubah, lalu menganggukkan kepala dan berkata, "Baik, kita akan segera menerobos keluar."Namun, saat melihat pasukan musuh, seseorang yang berada di samping Joko berkata, "Sialan. Kita benar-benar nggak menyangka hal ini, tapi kekuatan mereka memang lu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status