Share

Bab 302

Penulis: Arif
Bangsa Agrel tak akan bisa menerobos kota. Sinardi tidak perlu kehilangan nyawanya. Dia bahkan akan dianggap berandil dalam mempertahankan kota!

Segera, Sinardi memerintahkan lagi, "Cepat, pergi kejar tuan. Selain itu, minta dia membawa kembali nyonya dan tuan muda yang sedang dikunjunginya secepat mungkin!"

Tidak baik jika orang lain menemukan bahwa Sinardi yang merupakan seorang prefektur menyuruh keluarganya untuk pergi terlebih dahulu. Prajurit pengirim pesan berseru, "Tuan Wahyudi membuat misil tiga busur dan berhasil membunuh Raja Tanuwi dari jarak 182 meter!"

Setelah mendengar kabar tersebut, rekan Sinardi, Farhan, juga sama terkejutnya. Dia berkata sambil tersenyum, "Bakat tuan memang luar biasa. Dia adalah anugerah besar bagi Kerajaan Nuala!"

Prajurit pengirim pesan berseru, "Raja Tanuwi sudah mati tertembak!"

Di Kediaman Gumilar, Putro yang mendengar kabar tersebut tertawa terbahak-bahak. "Wahyudi memang hebat. Dia benar-benar menguasai banyak bidang! Dia ahli dalam bidang sa
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 303

    Yudha berkata, "Kalian nggak perlu seperti ini!" Dia menatap ke arah Wira, lalu keduanya pun berbicara seraya melambaikan tangan serempak."Terima kasih, Tuan Wahyudi!""Terima kasih, Panglima Yudha!""Panglima Yudha, pertempuran ini sangat mengesankan. Bisa dikatakan sebagai kemenangan terbesar dalam sejarah Kerajaan Nuala!""Tuan Wahyudi, misil tiga busur yang kamu buat benar-benar sangat kuat!" "Tuan Wahyudi, aku sudah meremehkanmu sebelumnya. Aku akan meminta maaf kepadamu. Mohon menghukumku!" ucap Herdian.Aksa juga berkata, "Tuan Wahyudi, aku juga sama. Aku kira kamu hanya bisa belajar dan nggak mengerti teknik perang. Tolong hukum aku!"Banyak prajurit yang berkumpul di sekitar Yudha dan Wira, termasuk Herdian dan Aksa yang langsung berlutut untuk meminta maaf! Pertarungan ini begitu mengesankan. Mereka berhasil membantai lebih dari 10.000 pasukan bangsa Agrel dan menangkap lebih dari 20.000 tawanan!Sementara itu, jumlah korban dari Kerajaan Nuala ketika dikejar oleh pasukan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 304

    Wajah Yudha memancarkan niat membunuh. Sebagai seorang komandan dan jenderal istana, bisa-bisanya Chandika kabur ketika pertempuran berlangsung. Dia harus dihukum atas tindakannya!Wira menarik Yudha ke samping, lalu berkata, "Prajurit pengirim pesan, sampaikan seperti ini kepadanya ...."Kali terakhir, ketika Chandika memperdagangkan surat izin lintas, dia juga tidak dihukum oleh istana. Hal itu menandakan bahwa bangsawan memiliki kekuatan yang signifikan di istana.Para prajurit tak kuasa menahan tawa setelah mendengar perkataan Wira. Seseorang berkata, "Tuan Wahyudi benar-benar cerdik.""Kalian prajuritnya siapa? Cepat bukakan gerbang untukku. Kalau nggak, aku akan memberi kalian pelajaran besok!" seru Chandika. Di gerbang kota selatan, sederet kereta kuda mengadang di depan gerbang. Chandika sedang mengumpat dengan emosi.Awalnya, Chandika tidak memercayai kabar kemenangan itu. Namun, seiring dengan makin banyaknya orang yang menyebarkan berita itu dia pun makin percaya.Para praju

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 305

    Ardi berkata dengan percaya diri, "Kita harus berdamai!""Haha!" Kemal tersenyum sinis seraya berkata, "Setelah kemenangan besar pasukan kita, kamu ingin mencari perdamaian dengan bangsa Agrel? Apakah kamu sudah tua dan lemah, jadinya menjadi pengecut?"Ardi masih berekspresi datar. Dia berkata, "Penasihat Kiri, kamu mungkin berpikir bahwa kita telah memenangkan perang, tapi sebenarnya kita berada di ambang kekalahan. Pasukan utama bangsa Agrel masih utuh.""Kota Pusat Pemerintahan Jagabu telah tertutup oleh salju tebal dan Sungai Yilo akan membeku. Kalau bangsa Agrel mengabaikan Kota Pusat Pemerintahan Jagabu, mereka bisa menuju selatan dengan cepat, lalu merebut kota-kota satu per satu hingga mencapai Provinsi Jawali!" lanjut Ardi.Raja Bakir tampak mengangguk. Hal ini juga dikhawatirkan olehnya. Apabila bangsa Agrel pergi ke selatan, mereka akan mampu menginvasi seluruh provinsi.Kemal tersenyum dingin sembari berkata, "Kalau begitu, berikan saja pasukan tambahan pada Yudha dan biar

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 306

    "Ya," jawab Giandra. Kemudian, dia mengubah topik pembicaraan dengan berkata, "Jadi, bagaimana kita bisa mengalahkan busur raksasa mereka?"Bagas menjawab, "Langkah selanjutnya adalah membangun perisai besar. Kita kerahkan tentara bayaran dan bekas penduduk Nuala ke medan perang, gunakan mereka untuk mengulur waktu."Penggunaan busur ada batasnya. Jika digunakan terlalu sering, busur bisa rusak. Bahan pembuatan busur juga terbatas. Selama pertempuran terus berlanjut, busur silang yang dibuat dengan tergesa-gesa pasti akan segera rusak.Giandra berpikir sejenak sambil mengerutkan alis, lalu berkata, "Itu strategi yang bagus!"Bagas menyipitkan matanya sambil berkata, "Setelah itu, kita gunakan prajurit pembelot yang dikirim kembali oleh Yang Mulia untuk menyerang kota bersama-sama."Giandra menggelengkan kepalanya, lalu menyahut, "Para prajurit pembelot itu berada di bawah pengawasan ketat, senjata dan zirah mereka semua dirampas. Mereka nggak akan punya kesempatan untuk membuat masalah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 307

    Masalah terbesarnya, misil tiga busur ini tidak leluasa untuk dipindahkan dan tidak cocok digunakan dalam pertempuran jarak jauh. Kedatangan Wira ke sini hari ini adalah untuk menyelesaikan masalah ini.Begitu Wira masuk ke tim busur, Emran berkata dengan ekspresi malu-malu, "Tuan Wahyudi, saya ... saya punya ide."Wira tersenyum dan berkata, "Bicaralah!"Hanya dengan melihat kotak anak panah busur silang, Emran sudah bisa menyalin desain Busur Silang Zeta. Emran adalah seorang mekanik genius yang langka. Hanya saja, dia belum pernah mempelajari sains sehingga tidak memahami banyak prinsip. Dia tidak terlalu mempertimbangkan masalah yang mungkin timbul dalam senjata buatannya.Emran berkata dengan hati-hati, "Saya rasa misil tiga busur itu sangat besar dan tidak leluasa dipindahkan. Kalau di bawahnya ditambah dua roda, misil itu bisa dijalankan dengan kuda seperti kereta. Kalau seperti itu, pasti akan lebih nyaman digunakan."Wahab, sang jenderal batalion lembaga senjata, datang dan me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 308

    Kedatangan Wira ke markas militer disambut sekelompok orang. Di antaranya adalah Yudha, Herdian, Basuki, Aksa, Chandra, sekelompok jenderal pendamping, dan jenderal batalion. Mereka semua tampak khawatir.Wira tersenyum dan berkata, "Kenapa kalian memasang ekspresi seperti ini? Kalian kelihatan lebih tertekan daripada saat bertempur dengan bangsa bangsa Agrel."Yudha mengerutkan alisnya tanpa bicara. Tidak peduli seberapa besar tekanan yang diberikan bangsa Agrel, mereka semua bisa bersatu melawan musuh yang sama. Sekarang, kebijakan yang diturunkan kerajaan malah langsung menghancurkan semangat semua orang.Herdian mengingatkan, "Tuan Wahyudi, cepat masuk. Kasim Cecep sudah menunggumu."Wira bertanya dengan tenang, "Bagaimana latar belakang Kasim Cecep ini?"Herdian menghela napas, lalu menjawab, "Kasim Cecep adalah orang kepercayaan mendiang Raja. Dia pernah memimpin pasukan untuk menekan pemberontakan, menaklukkan orang barbar dari Selatan, dan membuat prestasi besar dalam perang. S

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 309

    "Benarkah?" tanya Cecep dengan ragu.Ini persis dengan kata-kata puitis Wira di Kompetisi Puisi Naga yang Chandika rasa mengelabuinya. Chandika lantas berteriak dengan marah, "Bohong! Senjata yang digunakan para veteran Pasukan Zirah Hitam untuk melawan kavaleri bangsa Agrel adalah pedang itu. Kalau ratusan pedang itu dilebur dengan batu meteor, berapa ratus tahun waktu yang dibutuhkan?""Kalau begitu, tanyakan sendiri pada veteran Pasukan Zirah Hitam itu. Pokoknya, aku nggak tahu," jawab Wira.Setelah itu, Wira berbalik dan mengepalkan tinjunya tanda hormat seraya berkata, "Kasim Cecep, aku bukan seorang prajurit. Aku hanya bergabung sementara dengan markas militer untuk membantu karena undangan Panglima Yudha. Sekarang, plakat emas telah kukembalikan, aku nggak punya hubungan apa pun lagi dengan urusan markas militer. Tolong biarkan aku pergi.""Tuan Wahyudi!"Di luar tenda besar, Yudha dan banyak prajurit bergegas menghalangi Wira dengan marah. Tanpa Wira, mereka akan tetap berada d

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 310

    Setelah Wira meninggalkan markas militer, Chandika, sebagai panglima tertinggi, bermaksud melemahkan kekuasaan Yudha. Dia memerintahkan agar tidak seorang pun tanpa status militer yang diizinkan memasuki markas militer. Hampir 100 veteran Pasukan Zirah Hitam juga dipaksa pergi. Cecep memperhatikan tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dia membiarkan Chandika berbuat seenaknya.Para veteran Pasukan Zirah Hitam dilanda amarah. Saat ratusan ribu kavaleri bangsa Agrel mengepung kota, mereka bergegas membantu tanpa memikirkan risiko bahaya. Kemudian, setelah berjuang mati-matian untuk memenangkan pertempuran, mereka diusir dari markas militer dan bahkan tidak bisa bertemu Yudha.Di halaman Keluarga Wilianto, sekelompok veteran Pasukan Zirah Hitam sedang minum alkohol dengan suasana hati buruk. Di antara mereka, ada Doddy yang memenggal kepala Raharja, si jenderal pengkhianat. Dalam pertempuran itu, dia membunuh 88 orang musuh. Dalam soal jumlah, dia hanya di bawah ayahnya dan Panglima Yudha.

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3200

    Mendengar kata dari selatan ke utara, Zaki dan Joko langsung tertegun dan kembali melihat peta di depan mereka.Setelah mengamati petanya dari sudut pandang berbeda, Zaki langsung terkejut sampai keringat dinginnya mengalir dan berkata dengan pelan, "Aku mengerti sekarang. Kalau tebakanku benar, mereka akan memblokir kita sepenuhnya di wilayah utara kalau mereka berhasil merebut Gunung Linang ini. Dengan begitu, seluruh wilayah dari Gunung Linang ke selatan akan dikuasai Wira."Mendengar perkataan itu, Darsa tersenyum.Setelah mendengar analisis Zaki, Joko yang berdiri di samping juga akhirnya mengerti situasinya dan berkata, "Ternyata begitu. Kalau begitu, selama pasukan Wira belum berhasil merebut Pulau Hulu dan bergerak ke Gunung Linang, mereka akan terus menyerang kita, 'kan?"Mendengar perkataan itu, semua orang tersenyum.Sementara itu, Darsa menganggukkan kepala dan berkata, "Benar. Sekarang mereka sudah menggunakan rencana saluran air dan kavaleri untuk menyerang kita pun masih

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3199

    Zaki menambahkan, "Benar. Tuan, setelah memenangkan pertempuran ini, Wira pasti akan langsung pergi. Dia mana mungkin melancarkan serangan kedua."Mendengarkan perkataan keduanya, Darsa tersenyum dan berkata, "Aku tentu saja sangat yakin. Apa kalian tahu kenapa Wira bisa menyerang kita?"Kedua orang itu langsung tertegun sejenak karena sebelumnya mereka memang tidak memikirkan alasan di balik serangan itu.Zaki langsung tercengang sejenak, lalu berkata, "Tuan, bukankah mereka menyerang karena ingin merebut Pulau Hulu ini? Apa mereka punya tujuan lain?"Mendengar pertanyaan itu, Darsa tersenyum. Namun, dia tidak langsung menjawab, melainkan menatap Joko dan berkata sambil tersenyum, "Menurut kalian?"Joko juga tertegun karena dia tidak menyangka Darsa akan melemparkan pertanyaan ini padanya. Setelah berpikir sejenak, dia baru menjawab, "Menurutku, Wira memang ingin merebut Pulau Hulu ini. Tapi, apa mereka ada rencana di balik ini, aku masih belum terpikirkan."Semua orang juga langsung

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3198

    Mendengar Darsa memuji dan bahkan memberikan penilaian yang sangat tinggi terhadap orang yang bernama Adjie ini, Zaki mengernyitkan alis dan berkata, "Tuan, kenapa kamu malah memuji musuh kita? Menurutku, nggak peduli siapa pun dia, tombakku ini pasti akan membunuhnya."Semua orang sudah terbiasa dengan temperamen Zaki yang buruk, sehingga kebanyakan dari mereka hanya tersenyum.Beberapa saat kemudian, Joko yang berdiri di samping pun tersenyum dan berkata, "Orang ini memang pandai menyusun strategi. Kalau tebakanku nggak salah, rencana membuka saluran air ini pasti ide dari Adjie, 'kan?"Joko menatap Guntur yang sedang berlutut saat mengatakan itu, jelas sedang bertanya pada Guntur.Setelah tertegun sejenak, Guntur baru berkata, "Benar, dia juga yang mengatur strategi penyerangan kami tadi. Tapi, kami benar-benar nggak menyangka dia bisa begitu keterlaluan sampai menjadikan orang-orang dari Desa Riwut sebagai umpan."Zaki mendengus, lalu langsung menendang Guntur dan berteriak dengan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3197

    Mendengar perkataan Darsa, semua orang menganggukkan kepala. Menurut mereka, apa yang dikatakan Darsa memang masuk akal.Pada saat itu, pintu tenda tiba-tiba terbuka dan Joko berjalan masuk. Setelah memberi salam pada Zaki, dia menatap Darsa dan berkata, "Aku sudah menangani semua perintah Tuan Darsa, sekarang tinggal menunggu laporan dari mata-mata. Kami sudah mengerahkan banyak mata-mata. Kalau ada informasi, mereka pasti akan segera melaporkannya."Mendengar laporan itu, Darsa merasa sangat puas. Dia menatap semua orang dan berkata, "Baiklah. Karena semuanya sudah diatur, sekarang kita akan menyusun rencana perang. Bisa dipastikan para perampok di Desa Riwut sudah bergabung dengan pasukan Wira. Apa kita berhasil menangkap salah satu dari mereka?"Tepat pada saat itu, salah seorang wakil jenderal yang bertugas untuk membersihkan medan perang memberi hormat dan berkata, "Tuan, sebelumnya kami memang berhasil menangkap satu tahanan. Orang ini tadinya berpura-pura mati, tapi untungnya p

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3196

    Mendengar perkataan itu, Darsa menganggukkan kepala. Melihat Joko hendak pergi, dia baru teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Oh ya. Setelah selesai mengatur semuanya, datang lagi ke sini. Aku harus merencanakan beberapa hal lagi untuk langkah selanjutnya.""Baik!" jawab Joko.Setelah Joko pergi, Darsa mengernyitkan alis. Pada saat itu, dia melihat Zaki masuk dari luar. Dia langsung tertegun sejenak saat melihat Zaki, lalu bertanya, "Bagaimana? Pikiranmu sudah jernih?"Mendengar pertanyaan Darsa, Zaki menganggukkan kepala dan langsung berkata sambil memberi hormat, "Tuan Darsa, maaf, sebelumnya aku memang terlalu gegabah. Tapi, kali ini ada begitu banyak saudara kita yang tewas, aku benar-benar merasa nggak rela."Darsa tersenyum, lalu berkata, "Hehe. Ini bukan masalah, kita akan membalasnya lain kali. Kali ini mereka memang menang, tapi menang dan kalah adalah hal yang biasa dalam dunia peperangan. Kalau kamu putus asa dan hanya memikirkan soal balas dendam karena kekalahan k

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3195

    Setelah pasukan utara kembali ke kemah, Darsa tidak bisa menahan amarahnya saat melihat ekspresi Zaki dan berkat, "Zaki, sebagai jenderal garis depan, kenapa kamu begitu gegabah? Musuh pasti sudah menyiapkan jebakan di depan makanya mereka mundur, tapi kamu malah masih ingin membawa pasukan untuk mengejar mereka."Mendengar perkataan itu, wajah Zaki langsung memerah. Setelah terdiam sejenak, dia baru berkata, "Kali ini memang aku yang salah perhitungan. Tapi, musuh kita benar-benar licik. Kalau kita terus membiarkan mereka begitu, kita akan terus dipermainkan mereka."Ekspresi Darsa langsung terlihat kecewa dan berkata dengan marah, "Tipu muslihat adalah hal yang biasa dalam perang dan ini sudah menjadi aturan sejak dulu. Apa yang kamu pikirkan? Aku beri tahu kamu, aku akan melupakan kesalahanmu kali ini kalau kamu bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik."Darsa mendengus, lalu menoleh pada Joko dan berkata dengan pelan, "Bawa orang-orangmu untuk menghitung jumlah korban dan pasukan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3194

    Pengirim pesan itu segera memberi hormat, lalu langsung berjalan keluar.Setelah pengirim pesan itu pergi, Darsa baru menghela napas. Saat ini, semuanya sudah direncanakan, tetapi tergantung pada takdir apakah ini akan berhasil atau tidak. Jika 10 ribu pasukan ini masih tidak bisa membawa kembali Joko dan Zaki, situasinya akan makin merepotkan.Saat itu, Wira yang berada di medan perang tiba-tiba menoleh dan melihat musuh sudah mengerahkan tambahan 10 ribu pasukan pun terkejut karena hal ini di luar perkiraannya. Dia tidak menyangka musuh masih memiliki pasukan sebanyak ini dan sebelumnya mereka juga sudah menunjukkan kekuatan yang luar biasa. Mengapa mereka tidak langsung mengerahkan seluruh pasukan?Sebelumnya, Wira dan pasukannya sudah berhasil menghancurkan semangat bertarung pasukan utara. Namun, begitu melihat musuh mendapat pasukan tambahan lagi sekarang, mereka langsung terkejut. Mereka tidak menduga musuh mereka ternyata begitu hebat.Tepat pada saat itu, salah seorang yang te

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3193

    Begitu kedua belah pihak bertabrakan, suara benturannya langsung bergema dan kekuatan yang dahsyat membuat keduanya terlempar dari kuda mereka.Joko bisa begitu dipercaya Darsa karena ternyata kekuatannya memang luar biasa. Dia mendengus, dan segera memutar tubuhnya sambil mengayunkan senjatanya, lalu mendarat di tanah. Serangannya seharusnya sudah sangat cepat, tetapi dia tidak menyangka Arhan malah lebih cepat. Saat kakinya menyentuh tanah, Arhan sudah kembali menyerangnya.Keduanya bertarung dengan sangat sengit, membuat suasana medan perang menjadi makin kacau.Namun, pertarungan antara kedua orang itu malah membuat pasukan utara makin terdesak. Menurut mereka, kekuatan musuh mereka ini benar-benar luar biasa. Bahkan ada salah seorang prajurit yang berkata, "Kenapa pasukan musuh begitu kuat? Ini benar-benar merepotkan."Banyak prajurit lainnya yang menganggukkan kepala juga. Menurut mereka, kemampuan pasukan musuh kali ini benar-benar sangat hebat dan di luar perkiraan mereka. Bahk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3192

    Hayam menganggukkan kepala setelah mendengar Adjie berkata seperti itu, lalu segera berbalik dan memimpin pasukannya mendekati Wira.Saat melihat Agha juga memimpin pasukan untuk datang mengepung, Darsa yang berada di dalam tenda langsung terkejut. Dia selalu mengira bala bantuan dari pihak musuh hanya pasukan kavaleri yang bersembunyi di kegelapan, tetapi ternyata masih ada begitu banyak infanteri.Ekspresi Darsa langsung menjadi muram saat teringat dengan banjir yang tiba-tiba terjadi sebelumnya. Setelah tertegun sesaat, dia akhirnya menyadari semua itu adalah bagian dari jebakan yang sudah direncanakan musuh. Dia langsung berteriak dengan lantang, "Joko, bantu Zaki untuk mundur, sekarang bukan saatnya untuk menyerang."Ekspresi Joko berubah, lalu menganggukkan kepala dan berkata, "Baik, kita akan segera menerobos keluar."Namun, saat melihat pasukan musuh, seseorang yang berada di samping Joko berkata, "Sialan. Kita benar-benar nggak menyangka hal ini, tapi kekuatan mereka memang lu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status