Share

Bab 307

Penulis: Arif
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-15 18:00:00
Masalah terbesarnya, misil tiga busur ini tidak leluasa untuk dipindahkan dan tidak cocok digunakan dalam pertempuran jarak jauh. Kedatangan Wira ke sini hari ini adalah untuk menyelesaikan masalah ini.

Begitu Wira masuk ke tim busur, Emran berkata dengan ekspresi malu-malu, "Tuan Wahyudi, saya ... saya punya ide."

Wira tersenyum dan berkata, "Bicaralah!"

Hanya dengan melihat kotak anak panah busur silang, Emran sudah bisa menyalin desain Busur Silang Zeta. Emran adalah seorang mekanik genius yang langka. Hanya saja, dia belum pernah mempelajari sains sehingga tidak memahami banyak prinsip. Dia tidak terlalu mempertimbangkan masalah yang mungkin timbul dalam senjata buatannya.

Emran berkata dengan hati-hati, "Saya rasa misil tiga busur itu sangat besar dan tidak leluasa dipindahkan. Kalau di bawahnya ditambah dua roda, misil itu bisa dijalankan dengan kuda seperti kereta. Kalau seperti itu, pasti akan lebih nyaman digunakan."

Wahab, sang jenderal batalion lembaga senjata, datang dan me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 308

    Kedatangan Wira ke markas militer disambut sekelompok orang. Di antaranya adalah Yudha, Herdian, Basuki, Aksa, Chandra, sekelompok jenderal pendamping, dan jenderal batalion. Mereka semua tampak khawatir.Wira tersenyum dan berkata, "Kenapa kalian memasang ekspresi seperti ini? Kalian kelihatan lebih tertekan daripada saat bertempur dengan bangsa bangsa Agrel."Yudha mengerutkan alisnya tanpa bicara. Tidak peduli seberapa besar tekanan yang diberikan bangsa Agrel, mereka semua bisa bersatu melawan musuh yang sama. Sekarang, kebijakan yang diturunkan kerajaan malah langsung menghancurkan semangat semua orang.Herdian mengingatkan, "Tuan Wahyudi, cepat masuk. Kasim Cecep sudah menunggumu."Wira bertanya dengan tenang, "Bagaimana latar belakang Kasim Cecep ini?"Herdian menghela napas, lalu menjawab, "Kasim Cecep adalah orang kepercayaan mendiang Raja. Dia pernah memimpin pasukan untuk menekan pemberontakan, menaklukkan orang barbar dari Selatan, dan membuat prestasi besar dalam perang. S

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-15
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 309

    "Benarkah?" tanya Cecep dengan ragu.Ini persis dengan kata-kata puitis Wira di Kompetisi Puisi Naga yang Chandika rasa mengelabuinya. Chandika lantas berteriak dengan marah, "Bohong! Senjata yang digunakan para veteran Pasukan Zirah Hitam untuk melawan kavaleri bangsa Agrel adalah pedang itu. Kalau ratusan pedang itu dilebur dengan batu meteor, berapa ratus tahun waktu yang dibutuhkan?""Kalau begitu, tanyakan sendiri pada veteran Pasukan Zirah Hitam itu. Pokoknya, aku nggak tahu," jawab Wira.Setelah itu, Wira berbalik dan mengepalkan tinjunya tanda hormat seraya berkata, "Kasim Cecep, aku bukan seorang prajurit. Aku hanya bergabung sementara dengan markas militer untuk membantu karena undangan Panglima Yudha. Sekarang, plakat emas telah kukembalikan, aku nggak punya hubungan apa pun lagi dengan urusan markas militer. Tolong biarkan aku pergi.""Tuan Wahyudi!"Di luar tenda besar, Yudha dan banyak prajurit bergegas menghalangi Wira dengan marah. Tanpa Wira, mereka akan tetap berada d

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-15
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 310

    Setelah Wira meninggalkan markas militer, Chandika, sebagai panglima tertinggi, bermaksud melemahkan kekuasaan Yudha. Dia memerintahkan agar tidak seorang pun tanpa status militer yang diizinkan memasuki markas militer. Hampir 100 veteran Pasukan Zirah Hitam juga dipaksa pergi. Cecep memperhatikan tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dia membiarkan Chandika berbuat seenaknya.Para veteran Pasukan Zirah Hitam dilanda amarah. Saat ratusan ribu kavaleri bangsa Agrel mengepung kota, mereka bergegas membantu tanpa memikirkan risiko bahaya. Kemudian, setelah berjuang mati-matian untuk memenangkan pertempuran, mereka diusir dari markas militer dan bahkan tidak bisa bertemu Yudha.Di halaman Keluarga Wilianto, sekelompok veteran Pasukan Zirah Hitam sedang minum alkohol dengan suasana hati buruk. Di antara mereka, ada Doddy yang memenggal kepala Raharja, si jenderal pengkhianat. Dalam pertempuran itu, dia membunuh 88 orang musuh. Dalam soal jumlah, dia hanya di bawah ayahnya dan Panglima Yudha.

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-15
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 311

    Dian tersenyum. Wajahnya memerah dan jantungnya berdebar kencang. Kemudian, Wira menguap, lalu berkata, "Sudahlah, cepat tidur. Besok kita pulang!""Oh!" sahut Dian yang berjalan keluar dari kamar sambil menunduk. Dia merasa agak kecewa.Sementara itu, Wira berbaring di tempat tidur. Tiba-tiba, terdengar suara pintu diketuk dan seseorang melapor, "Tuan Wahyudi, gawat. Ada masalah besar!"....Di Kota Pusat Pemerintahan Jagabu, kamp pusat. Cecep pun tertawa saking kesalnya. Dia berujar, "Dasar bocah sialan. Kamu itu lebih tamak dari aku. Bahkan kamu meminta kembali upah yang sudah dibagi. Ini baru terjadi pertama kali!"Chandika mengangkat alis sambil membalas, "Upah apanya? Itu uangku. Wira, si berengsek yang sok berkuasa itu menyita kekayaanku. Sudah seharusnya aku meminta uang itu kembali."Cecep menimpali, "Kamu sudah dapat uangnya, jangan berulah lagi." Kemudian, dia melanjutkan perkataannya sembari menyipitkan mata, "Seharusnya kamu tahu maksud Raja percaya padamu dan mengutus aku

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-15
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 312

    Cecep berucap seraya menyipitkan mata, "Lebih baik membunuh orang yang tidak bersalah, daripada melepaskan orang yang bersalah. Hanya ini cara penanganan yang paling aman!"Yudha menentang, "Tidak boleh!" Ini memang cara yang paling aman. Namun, dari 10.000 lebih prajurit Kerajaan Nuala, banyak yang tidak bersalah. Yudha tidak tega membunuh mereka.Apalagi, 10.000 prajurit yang kalah ini adalah kunci penting dalam rencana Wira untuk memenangkan perang dengan bangsa Agrel.Kemudian, Cecep berjalan keluar dari kamp, lalu menunjukkan plakat emas seraya memberi perintah, "Pengawal, awasi Panglima Yudha!"Melihat plakat emas, banyak prajurit menjadi gugup. Mereka langsung menghampiri Yudha. Plakat emas tidak ada bedanya dengan kedatangan Raja. Orang yang tidak mengikuti perintah berarti memberontak!Jadi, meskipun sangat menghormati Yudha, para pengawal tidak berani menentang perintah Cecep. Yudha merasa gugup, tetapi tidak berani membantah. Dia hanya berteriak, "Kasim Cecep, kamu tidak bol

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-16
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 313

    Demi menunjukkan kuasanya sebagai panglima, Chandika memberi perintah untuk mengganti prajurit garnisun menjadi prajurit yang kalah dalam peperangan.Yudha dan 4 letnan jenderal berusaha menghentikan Chandika, lalu 1.000 prajurit yang kalah pun maju. Prajurit-prajurit ini dipimpin oleh Raka untuk naik ke tembok kota utara.Terakhir kali, Wira memerintahkan untuk memukul Raka dengan tongkat 20 kali. Setelah beristirahat selama setengah bulan, luka Raka sudah pulih sepenuhnya.Melihat prajurit kalah yang memakai baju zirah, Raka merasa bimbang. Dia yang baru saja mendapatkan tugas menerima perintah rahasia dari Pasukan Elang Hitam. Bangsa Agrel akan menyerang kota pada malam hari.Bangsa Agrel ingin Raka membantu mereka menerobos kota. Kalau dulu, Raka yakin pasti bisa berhasil dengan memimpin 1.000 prajurit kalah ini. Namun, dalam setengah bulan ini, Wira sialan itu mengadakan pertemuan propaganda setiap hari.Banyak prajurit yang berkhianat sangat membenci bangsa Agrel. Jadi, mereka le

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-16
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 314

    Misil tiga busur dan Busur Silang Zeta sudah disiapkan. Ekspresi Cecep yang garang tampak kejam di bawah cahaya api. Dia mengancam, "Aku beri kalian waktu 1 menit untuk melepaskan baju zirah dan senjata kalian. Kalau tidak, semua akan langsung dibunuh!"Kemudian, para prajurit di dalam markas marah-marah, bahkan ada yang menangis."Dasar kasim sialan. Kamu mau membunuh kami, lalu menyuruh kami melepaskan baju zirah dan senjata. Kamu pikir kami bodoh?""Ayo, maju. Bunuh saja kami. Aku akan bertarung mati-matian dengan kalian.""Kasim berengsek. Dasar pecundang. Tuan Wahyudi bilang dia akan melepaskan kami, tapi kamu malah mau bunuh kami!""Kasim Cecep, aku tidak bekerja sama dengan bangsa Agrel. Aku kabur dari Perbatasan Loko!""Kenapa kamu mau bunuh kami? Bukan salah kami Perbatasan Loko diterobos!"Cecep merasa geram. Niat membunuhnya meluap, lalu dia mengangkat plakat emas dan memerintah, "Serang!""Siap!" sahut Basuki, Aksa, dan Chandra sambil memberi hormat. Setelah itu, ketiga let

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-16
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 315

    Cecep berbalik dan melihat tembok kota bagian utara sudah terbakar dan terdengar suara teriakan yang menggemparkan! Ekspresi semua orang berubah drastis.Seorang prajurit yang menunggangi kuda bergegas kemari dan melapor, "Kasim Cecep, gawat. Raka memberontak dan pasukan bangsa Agrel sudah masuk kota. Herdian yang memimpin pasukan untuk melawan dan mengutusku untuk meminta bantuan!"Ekspresi Cecep berubah drastis, lalu dia berteriak, "Bangsa Agrel sudah masuk ke kota!"Kemudian, dia segera memberi perintah, "Jenderal Aksa, Jenderal Chandra, kalian ikut aku untuk melawan pasukan bangsa Agrel. Jenderal Basuki, kamu tetap tinggal di sini untuk membunuh semua prajurit pengkhianat ini. Jangan sampai mereka bekerja sama dengan bangsa Agrel!"Setelah selesai berbicara, Cecep tidak lagi memedulikan Wira dan langsung pergi. Sementara itu, Aksa dan Chandra memimpin pasukan untuk mengikuti Cecep. Segerombolan orang ini berjalan dengan terburu-buru.Raut wajah Chandra berubah drastis. Dia menghent

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-16

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2900

    Semua ini adalah ulah Panji dan Caraka. Setelah semalam mengetahui Wira dan yang lainnya sudah masuk ke desa perbatasan, Caraka langsung membunuh seorang penduduk desa. Dengan begitu, semua kecurigaan akan langsung tertuju pada Wira. Meskipun Wira ingin menjelaskannya, tidak ada orang yang percaya dengan perkataan Wira juga dan Wira juga tidak memiliki hak bicara di situasi ini.Caraka berpikir semua ini akibat dari perbuatan Wira sendiri, tidak bisa menyalahkan siapa pun. Siapa suruh Wira datang ke wilayah barat, bukankah itu sama saja Wira mencari masalah untuk diri sendiri?"Menurutmu, apa Wira akan bertindak? Kalau hanya mengandalkan penduduk desa ini, mereka tidak akan bisa menghalangi Wira dan yang lainnya. Untuk menangkap Wira, ini juga akan sangat sulit," gumam Caraka."Kalau Wira benar-benar bertindak, bukankah itu hasil yang terbaik? Dengan begitu, itu akan menunjukkan mereka benar-benar membunuh pria itu. Rencana untuk menjebak kita pun berhasil," kata Panji sambil tersenyum

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2899

    Semua orang terus berteriak dan bahkan banyak dari mereka yang sudah siap untuk menyerang Wira.Pada saat itu, Agha dan yang lainnya juga keluar dari kamar dan segera mendekati Wira."Kak Wira, ada apa ini?" tanya Agha.Wira pun menjelaskan situasinya dengan singkat. Dalam sekejap, Agha dan yang lainnya pun menjadi sangat marah."Omong kosong apa ini? Mana mungkin kami tiba-tiba menyerang mereka dengan tanpa alasan. Lagi pula, kami juga nggak akan menggunakan cara keji seperti ini," kata Agha. Semalam dia tidak ikut rapat, sehingga dia tidak tahu apa yang dibicarakan Wira dan yang lainnya.Sementara itu, Dwija yang berdiri di samping menghela napas dengan tak berdaya saat mendengar sekarang dia sudah dianggap sebagai orang keji. Namun, dia memang tidak melakukannya, dia tidak ingin dihukum dengan tanpa alasan.Saat Dwija hendak mendekati dan berbicara dengan Wira, Wira hanya memberikan isyarat mata dan keduanya langsung saling memahami.Wira tentu saja memercayai Dwija karena Dwija ada

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2898

    "Kalau begitu, kita nggak akan punya tempat untuk bernaung lagi. Tempat ini adalah jalur yang harus kita lalui kalau ingin kembali. Kalau kita bertengkar dengan penduduk sini, kita akan terpojok dari kedua sisi. Meskipun kita masih ingin menyelidiki masalah wilayah barat, itu juga akan menjadi sangat sulit dan pada akhirnya hanya bisa pulang dengan tangan kosong," kata Wira.Setelah mendengar penjelasan Wira, Wendi dan Dwija tidak mengatakan apa-apa. Ini memang faktanya dan inilah situasi mereka sekarang. Sayangnya, mereka tidak bisa membantah apa pun dan juga tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dalam sekejap, keadaannya memang membuat mereka merasa terpojok.Wira kembali berkata, "Setelah perjalanan selama berhari-hari, kalian juga sudah lelah, 'kan? Bahkan Agha pun sudah tidur, kita juga istirahat lebih awal. Nanti kita selesaikan masalah ini perlahan-lahan. Soal rahasia wilayah barat ini, suatu hari nanti pasti ada cara untuk mengungkapkan rahasia di baliknya dan kita juga pasti ak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2897

    Wira berkata, "Oh? Kak, jangan takut, kami semua bukan orang jahat. Lagi pula, kami berhasil melewati gurun itu berarti kami punya kemampuan, 'kan? Kakak hanya perlu menceritakan semua pada kami dengan tenang. Meskipun kabar ini tersebar, aku juga nggak akan melemparkan tanggung jawabnya padamu. Aku juga nggak akan membiarkanmu menanggung risikonya dengan sia-sia."Setelah mengatakan itu, Wira mengeluarkan dua batang emas dari sakunya dan meletakkannya di depan pria itu.Melihat emas batangan itu, pria itu langsung menelan ludahnya. Meskipun mereka sering membantu para pedagang kaya yang datang ke desa perbatasan itu dan menerima imbalannya, ini pertama kalinya seseorang langsung menunjukkan emas batangan padanya. Sepertinya berat emas itu juga mencapai puluhan gram. Sungguh dermawan!Meskipun uang yang berada di depan mata itu mengilap dan menggoda, pria itu juga tahu satu prinsip. Menghasilkan uang itu penting, tetapi takutnya tidak bisa menikmatinya karena kehilangan nyawanya.Setel

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2896

    "Kami hanya tinggal di wilayah barat ini saja, tapi darah yang mengalir di tubuh kita sama," kata pemilik rumah itu sambil mendekat. Orang ini berusia hampir 30 tahun dan memiliki penampilan yang tegap, tetapi sangat ramah dan tatapannya terlihat sangat tulus.Para penduduk lainnya di sana juga begitu. Saat Wira dan yang lainnya baru saja memasuki desa perbatasan itu, para penduduk di sana sangat ramah dan tersenyum pada mereka. Kesannya seperti kembali ke rumah sendiri, sehingga dia merasa seperti tamu terhormat di sana.Wira menoleh dan menatap pria itu, lalu bertanya, "Kalau orang-orang wilayah barat begitu menantang kami dan kalian juga orang dari sembilan provinsi, mengapa kalian memilih untuk tinggal di sini?"Pria itu menggelengkan kepala dan menjawab, "Semua ini juga demi mencari nafkah. Ada banyak barang di wilayah barat yang nggak ada di Dataran Tengah. Justru karena inilah, banyak pedagang yang datang ke sini untuk membawa barang-barang khas wilayah barat ke Dataran Tengah.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2895

    Panji berkata dengan penuh percaya diri, "Aku tentu saja nggak menyiapkan langkah cadangan. Tapi, sana tetap wilayah kekuasaanku. Aku hanya perlu menghubungi ke sana, kita akan segera punya banyak orang di pihak kita. Menurutmu, apa Wira bisa membuat kekacauan di sana? Kalau ini terjadi di Provinsi Yonggu, aku memang nggak sanggup melawan Wira.""Tapi, sekarang Wira sudah masuk ke wilayahku, dia tentu saja harus tunduk pada peraturanku. Selanjutnya, kita hanya perlu bermain-main dengannya. Jangan harap Wira bisa meninggalkan wilayah barat ini lagi. Aku akan membuatnya mengerti apa konsekuensinya melawan kita."Setelah mengatakan itu, Panji tersenyum sinis. Sebelum datang ke sini, dia sudah berjanji pada Senia. Tidak peduli bagaimanapun caranya, dia tidak akan membiarkan Wira tetap hidup. Ini adalah hadiahnya untuk Senia.Setelah tinggal di wilayah tandus di utara begitu lama, Panji merasa dia belum melakukan sesuatu yang besar. Kali ini, dia ingin memanfaatkan Wira untuk memperkuat pos

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2894

    "Sejak kecil, hanya Keluarga Lesmana yang selalu menindas orang lain. Kami belum pernah dipermalukan seperti ini. Aku harus bertemu Wira secara langsung untuk meminta penjelasannya," kata Kavin dengan nada dingin sambil mengepalkan tangannya dengan sangat erat dan darah terus mengalir dari sudut bibirnya. Penampilannya itu terlihat sangat menyedihkan.Namun, Panji malah melirik Kavin dengan ekspresi meremehkan. Dia sama sekali tidak menghiraukan perkataan Kavin, malahan berkata dengan tenang, "Urusan membunuh Wira nggak perlu merepotkanmu. Lihat saja dirimu. Kalau kamu mampu melawan Wira, dia nggak akan menjadi penguasa Provinsi Yonggu lagi."Mendengar kata penguasa Provinsi Yonggu, mata Kavin langsung membelalak. Dilihat dari cara berpakaian Wira hari ini, dia sudah bisa menebak Wira bukan orang biasa. Namun, dia tidak menyangka Wira adalah penguasa Provinsi Yonggu, hal ini benar-benar menakutkan. Dia belum pernah bertemu dengan tokoh sebesar ini sebelumnya.Jika tahu identitas Wira l

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2893

    Saat Wira dan yang lainnya menuju perbatasan wilayah barat, Kavin juga sudah berlari cukup jauh. Melihat bayangan Wira dan yang lainnya sudah tidak terlihat, dia tiba-tiba merasa dadanya sakit dan memuntahkan darah. Saat ini, organ dalamnya terasa seperti terus ditusuk ribuan jarum. Rasa sakit itu membuatnya merasa ingin mati saja."Ada apa ini? Kenapa bisa sakit sekali? Wira, bukankah kami bilang akan melepaskanku? Ternyata kamu malah bermain trik kotor di belakangku. Kamu ... pantas mati," makin Kavin sambil terus berguling-guling di tanah.Kavin baru saja berpisah dengan Wira, tetapi sekarang tubuhnya malah seperti ini. Bahkan orang bodoh pun bisa menebak pasti ada sesuatu yang tidak beres dan sudah pasti ada hubungannya dengan Wira. Menurutnya, Wira adalah orang yang munafik. Padahal Wira ini sudah bilang akan memberinya kesempatan untuk hidup, tetapi diam-diam meracuninya.Kavin dan Kalid sudah berkelana di dunia persilatan selama bertahun-tahun, mereka tentu saja sudah melihat ba

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2892

    Agha dan Dwija langsung menatap Wendi. Wanita ini terlihat biasa saja, tetapi ternyata memiliki kemampuan yang sehebat ini. Sepertinya, kelak mereka harus lebih berhati-hati dan tidak boleh menyinggung wanita ini. Jika tidak, mereka bahkan tidak tahu bagaimana mereka bisa mati.Wendi berkata, "Kalian nggak perlu melihatku seperti ini, semua ini perintah Tuan Wira. Kalau nggak, aku nggak akan bertindak sesukaku. Racun yang kubuat ini bukan hanya penuh dengan kerja kerasku, penuh dengan bahan-bahan terbaik juga. Kalau menggunakannya untuk orang seperti ini, aku sendiri juga merasa sayang.""Kalau Tuan Wira nggak menyuruhku, aku malas turun tangan pada orang seperti ini. Bukankah lebih mudah menyelesaikannya dengan satu tebasan saja?"Wira hanya tersenyum dan tidak membantahnya.Menyadari Kavin sudah tidak akan bertahan hidup lagi, Wira dan yang lainnya juga tidak membuang-buang waktu untuk memikirkannya lagi. Sebaliknya, mereka fokus ke wilayah barat karena kini mereka sudah bisa melihat

DMCA.com Protection Status