Share

Bab 312

Author: Arif
last update Last Updated: 2023-09-16 18:00:00
Cecep berucap seraya menyipitkan mata, "Lebih baik membunuh orang yang tidak bersalah, daripada melepaskan orang yang bersalah. Hanya ini cara penanganan yang paling aman!"

Yudha menentang, "Tidak boleh!" Ini memang cara yang paling aman. Namun, dari 10.000 lebih prajurit Kerajaan Nuala, banyak yang tidak bersalah. Yudha tidak tega membunuh mereka.

Apalagi, 10.000 prajurit yang kalah ini adalah kunci penting dalam rencana Wira untuk memenangkan perang dengan bangsa Agrel.

Kemudian, Cecep berjalan keluar dari kamp, lalu menunjukkan plakat emas seraya memberi perintah, "Pengawal, awasi Panglima Yudha!"

Melihat plakat emas, banyak prajurit menjadi gugup. Mereka langsung menghampiri Yudha. Plakat emas tidak ada bedanya dengan kedatangan Raja. Orang yang tidak mengikuti perintah berarti memberontak!

Jadi, meskipun sangat menghormati Yudha, para pengawal tidak berani menentang perintah Cecep. Yudha merasa gugup, tetapi tidak berani membantah. Dia hanya berteriak, "Kasim Cecep, kamu tidak bol
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 313

    Demi menunjukkan kuasanya sebagai panglima, Chandika memberi perintah untuk mengganti prajurit garnisun menjadi prajurit yang kalah dalam peperangan.Yudha dan 4 letnan jenderal berusaha menghentikan Chandika, lalu 1.000 prajurit yang kalah pun maju. Prajurit-prajurit ini dipimpin oleh Raka untuk naik ke tembok kota utara.Terakhir kali, Wira memerintahkan untuk memukul Raka dengan tongkat 20 kali. Setelah beristirahat selama setengah bulan, luka Raka sudah pulih sepenuhnya.Melihat prajurit kalah yang memakai baju zirah, Raka merasa bimbang. Dia yang baru saja mendapatkan tugas menerima perintah rahasia dari Pasukan Elang Hitam. Bangsa Agrel akan menyerang kota pada malam hari.Bangsa Agrel ingin Raka membantu mereka menerobos kota. Kalau dulu, Raka yakin pasti bisa berhasil dengan memimpin 1.000 prajurit kalah ini. Namun, dalam setengah bulan ini, Wira sialan itu mengadakan pertemuan propaganda setiap hari.Banyak prajurit yang berkhianat sangat membenci bangsa Agrel. Jadi, mereka le

    Last Updated : 2023-09-16
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 314

    Misil tiga busur dan Busur Silang Zeta sudah disiapkan. Ekspresi Cecep yang garang tampak kejam di bawah cahaya api. Dia mengancam, "Aku beri kalian waktu 1 menit untuk melepaskan baju zirah dan senjata kalian. Kalau tidak, semua akan langsung dibunuh!"Kemudian, para prajurit di dalam markas marah-marah, bahkan ada yang menangis."Dasar kasim sialan. Kamu mau membunuh kami, lalu menyuruh kami melepaskan baju zirah dan senjata. Kamu pikir kami bodoh?""Ayo, maju. Bunuh saja kami. Aku akan bertarung mati-matian dengan kalian.""Kasim berengsek. Dasar pecundang. Tuan Wahyudi bilang dia akan melepaskan kami, tapi kamu malah mau bunuh kami!""Kasim Cecep, aku tidak bekerja sama dengan bangsa Agrel. Aku kabur dari Perbatasan Loko!""Kenapa kamu mau bunuh kami? Bukan salah kami Perbatasan Loko diterobos!"Cecep merasa geram. Niat membunuhnya meluap, lalu dia mengangkat plakat emas dan memerintah, "Serang!""Siap!" sahut Basuki, Aksa, dan Chandra sambil memberi hormat. Setelah itu, ketiga let

    Last Updated : 2023-09-16
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 315

    Cecep berbalik dan melihat tembok kota bagian utara sudah terbakar dan terdengar suara teriakan yang menggemparkan! Ekspresi semua orang berubah drastis.Seorang prajurit yang menunggangi kuda bergegas kemari dan melapor, "Kasim Cecep, gawat. Raka memberontak dan pasukan bangsa Agrel sudah masuk kota. Herdian yang memimpin pasukan untuk melawan dan mengutusku untuk meminta bantuan!"Ekspresi Cecep berubah drastis, lalu dia berteriak, "Bangsa Agrel sudah masuk ke kota!"Kemudian, dia segera memberi perintah, "Jenderal Aksa, Jenderal Chandra, kalian ikut aku untuk melawan pasukan bangsa Agrel. Jenderal Basuki, kamu tetap tinggal di sini untuk membunuh semua prajurit pengkhianat ini. Jangan sampai mereka bekerja sama dengan bangsa Agrel!"Setelah selesai berbicara, Cecep tidak lagi memedulikan Wira dan langsung pergi. Sementara itu, Aksa dan Chandra memimpin pasukan untuk mengikuti Cecep. Segerombolan orang ini berjalan dengan terburu-buru.Raut wajah Chandra berubah drastis. Dia menghent

    Last Updated : 2023-09-16
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 316

    Basuki bertindak seolah-olah sedang berada dalam situasi darurat besar. Dia berseru, "Siapkan misil dan tembakkan panah. Jangan biarkan mereka kabur!"Puluhan ribu pasukan yang kalah telah melarikan diri, sementara mereka hanya terdiri dari 1.000 orang sehingga pasti akan segera kalah!Banyak pasukan yang mundur dari markas. Siapa pun yang melarikan diri akan menghadapi hujan panah dari misil dan kehilangan nyawa!"Hentikan!" Wira berteriak demikian dengan tegas. Hal itu membuat banyak prajurit berhenti. Dia menoleh dan berkata, "Basuki, bawalah pasukanmu ke pintu gerbang kota untuk memperkuat pertahanan. Biarkan aku yang mengatasi situasi di sini!"Basuki mengernyit tanpa mengatakan apa-apa! Jika ini terjadi di masa lalu, Basuki pasti akan mematuhi perintah Wira. Akan tetapi, kekuasaan tertinggi sekarang berada di tangan Chandika dan Cecep.Pada saat yang sama, seorang prajurit pengirim pesan dari Chandra berseru, "Jenderal Basuki, Kasim Cecep telah melarikan diri dengan Jenderal Aksa

    Last Updated : 2023-09-16
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 317

    Banyak prajurit kalah yang memandang Wira dengan tatapan tidak ramah. Namun, kebanyakan dari mereka merasa akrab dan khawatir. Wira berseru, "Aku tahu, kalian pasti sangat marah sekarang. Aku juga sama!"Sembari melihat ke sekeliling, Wira memaki, "Kita telah bekerja keras untuk istana dan berperang dengan mempertaruhkan nyawa. Hasilnya? Para bangsawan dan kasim itu malah melakukan ini terhadap kita. Aku ingin sekali membunuh kelompok pengecut itu!"Banyak prajurit kalah yang mengangguk dengan berlinang air mata. Perkataan Wira telah sepenuhnya mengungkapkan isi hati mereka. Jika tidak dipaksa keadaan, siapa yang bersedia menyerah terhadap musuh kejam dengan dendam tak terbendung seperti bangsa Agrel?Wira berkata dengan sangat tegas, "Tapi, kita harus melanjutkan pertempuran ini!""Istana bahkan nggak mau melepaskan kami. Kenapa kami harus bertarung demi mereka?""Kalau nggak bertempur, kami masih bisa hidup. Kalaupun menang, kami mungkin akan kehilangan nyawa!""Kami nggak sebodoh it

    Last Updated : 2023-09-16
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 318

    Tidak ada yang pernah menyangka bahwa dengan hanya berbicara, Wira dapat membujuk hampir 10.000 prajurit kalah. Hasan tampak tersenyum. Dia tentu sangat memercayai Wira!Wira melangkah maju dengan tatapan yang rumit! Setelah mengadakan pertemuan propaganda selama setengah bulan, para prajurit ini sangat memercayainya! Itu sebabnya, Wira memutuskan untuk memasuki markas mereka sendirian karena dia memahami kebutuhan orang-orang dari lapisan bawah. Hanya saja, dengan satu aksinya itu, hampir 10.000 orang bersedia kembali. Ini benar-benar sulit dibayangkan!Namun, Wira tidak punya pilihan sekarang! Setelah mereka pergi, sekitar 1.000 prajurit kalah yang tersisa juga melarikan diri dari markas menuju gerbang selatan. Mereka tidak memercayai istana dan juga tidak yakin bahwa Wira bisa menang sehingga memilih untuk kabur ke pegunungan.….Lima belas menit yang lalu, Yudha duduk dengan tegang dalam tenda perang. Alisnya tampak berkerut! Yudha sangat menderita sekarang! Keluarga Wutari selalu

    Last Updated : 2023-09-17
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 319

    Tap, tap, tap ....Suara itu terdengar seperti langkah kuda perang yang menginjak tanah dengan sepatu besi! Ketika Chandra, Herdian, dan Basuki berbalik, mereka melihat Yudha memimpin barisan depan dengan pasukan infanterinya!"Pasukan berbaju zirah. Panglima Yudha datang dengan pasukan berbaju zirahnya. Kita bisa menghentikan bangsa Agrel sekarang!" Herdian, Basuki, dan Chandra sontak bersemangat. Semangat pasukan mereka pun ikut meningkat.Pasukan infanteri Yudha yang dikenal sebagai pasukan berbaju zirah adalah pasukan elite Kerajaan Nuala. Mereka mengenakan zirah berbobot 42 kilogram yang dapat melindungi sekujur tubuh mereka. Pasukan berbaju zirah bersenjatakan pedang, kapak, dan palu sehingga menjadikan mereka tak terkalahkan dalam pertempuran jarak dekat.Kerajaan Nuala memiliki teknologi yang lebih unggul daripada bangsa Agrel. Pasukan berbaju zirah mereka juga peralatan yang lebih kuat daripada pasukan infanteri bangsa Agrel."Serang!" seru Yudha yang memimpin serangan. Dia se

    Last Updated : 2023-09-17
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 320

    Yudha menyambut mereka seraya bertanya, "Kenapa kalian datang?"Doddy menjawab dengan penuh percaya diri, "Bangsa Agrel sudah menyerang masuk, jadi kami tentu harus datang!" "Situasinya sudah sekacau ini, siapa yang bisa selamat?" Putro melanjutkan dengan terengah-engah, "Biarkan kami membantu mempertahankan kota!"Yudha mengangguk sembari berujar, "Baiklah. Paman, ada batu-batu besar dalam rumah-rumah yang ada di kedua persimpangan jalan. Aturlah orang-orang untuk mengangkatnya dan memblokir jalanan ini. Sisakan satu jalur di samping agar kita bisa mundur saja!""Baik!" Putro dan Fabrian mengutus pelayan dan para kepala keluarga untuk memindahkan batu besar dan memblokir persimpangan!Sembari melirik pasukan infanteri bangsa Agrel, kedua mata Doddy pun berbinar-binar. Dia berkata, "Panglima Yudha, aku nggak ingin memindahkan batu. Biarkan aku pergi membunuh mereka!""Itu adalah pasukan infanteri. Titik lemah mereka ada di tenggorokan dan pelindung wajah. Bagian lainnya tidak akan ber

    Last Updated : 2023-09-17

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2904

    "Kenapa mayat itu bisa terbakar? Apa yang sebenarnya kalian lakukan?" tanya Wardo.Pria itu menghela napas dan melanjutkan, "Kami juga nggak tahu bagaimana ini bisa terjadi, mayat itu tiba-tiba terbakar dengan sendirinya. Saat kami mencoba untuk memadamkan apinya, semuanya sudah terlambat. Pada akhirnya, tidak ada yang tersisa lagi."Wira segera berkata, "Ayo kita pergi melihat mayat itu dulu. Kami tetap di sini sejak tadi, berarti ada orang lain yang membakar mayat itu. Dengan kata lain, ini nggak ada hubungannya dengan kami. Ini sudah cukup untuk membuktikan kami nggak bersalah."Setelah mengatakan itu, Wira dan kelompoknya langsung menuju ke pintu masuk desa.Orang-orang di sekitar hendak menghentikan langkah Wira dan yang lainnya, tetapi Agha tiba-tiba menoleh dan memelototi mereka dengan tatapan yang ganas. Melihat itu, mereka ketakutan dan secara refleks mundur beberapa langkah.Salah seorang penduduk mengangkat sekopnya dan melayangkan ke arah kepala Agha. "Bocah, berani-beranin

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2903

    Saat ini, Agha sudah penuh dengan amarah. Jika bukan karena Wira yang selalu menghalanginya dan ingin menyelesaikan masalah ini dengan damai, dia sudah menggunakan kekerasan. Ini pertama kalinya dia merasa begitu terhina dan difitnah."Kenapa? Kamu ingin memukul kami ya? Kami punya banyak orang di sini dan kalian hanya berempat, kalian pikir kalian bisa menang? Lihatlah wajah kalian yang begitu menyeramkan, pasti kalian yang membunuh orang itu," provokasi orang itu secara terus-menerus.Suasana di tempat itu pun makin tegang.Agha menggertakkan giginya dan berkata, "Seorang pria sejati berani bertanggung jawab atas tindakannya. Kalau benar-benar kami yang melakukannya, kenapa kami nggak berani mengakuinya? Kalian pikir aku dan kakakku ini adalah pengecut rendahan ya? Lagi pula, lihatlah diri kalian, apa kalian pantas untuk aku dan kakakku turun tangan? Kalau aku membunuh kalian, tanganku akan kotor."Dia sudah berusaha bersabar sejak tadi dan terus mengalah, ini sudah cukup menghargai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2902

    "Jadi, kamu tetap harus ikut bersama kami. Setidaknya sebelum masalah ini selesai diselidiki dengan jelas, kalian nggak boleh meninggalkan tempat ini," kata Wardo yang berusaha menangani masalah ini dengan bijaksana."Omong kosong! Kamu tahu siapa kakakku ini? Kalau kalian berani mengurung kakakku, aku akan langsung membantai kalian semua," kata Agha yang sebelumnya amarah sudah mereda, kini kembali meledak dan menatap Wardo dengan dingin.Mendengar perkataan Agha, amarah orang-orang yang berada di sana kembali meledak dan mulai berteriak."Nggak perlu segan pada mereka.""Aku lihat orang-orang ini bukan orang baik, berani-beraninya mereka semena-mena di sini.""Cepat kurung mereka. Nggak peduli apa itu ulah mereka atau bukan, jangan biarkan mereka pergi.""Dilihat dari sikap mereka, mereka pasti merencanakan sesuatu di wilayah barat."Komentar orang-orang itu beraneka ragam dan kembali mencurigai Wira dan yang lainnya. Saat berbicara, banyak dari mereka yang sudah mulai bergerak dan s

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2901

    Wira berkata sambil tersenyum dan berjalan ke depan Wardo, "Ternyata kamu adalah Tuan Wardo. Namaku Wiro, berasal dari Provinsi Yonggu. Mereka ini semuanya adalah temanku. Kali ini kami datang ke wilayah barat untuk memahami beberapa situasi, kita mau lihat apa sini cocok untuk berbisnis.""Kalau cocok, kami juga akan membuka jalur perdagangan di sini dan menghubungkan wilayah barat dan sembilan provinsi. Kalau jalur ini berkembang, kamu dan juga kami pasti akan mendapat manfaatnya. Ini akan saling menguntungkan."Wira tidak mengungkapkan nama aslinya karena namanya terlalu mencolok dan tidak ada orang yang tidak mengenalnya di sembilan provinsi ini. Jika ada yang tidak mengenalnya, orang itu pasti tinggal di tempat yang terisolasi. Dia baru saja menyumbangkan lima miliar gabak untuk membantu korban bencana dan mengejutkan seluruh negeri, sehingga para rakyat sangat mengaguminya.Wardo berkata dengan tenang, "Wiro? Aku dengar ada seseorang yang bernama Wira di Provinsi Yonggu. Dia sang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2900

    Semua ini adalah ulah Panji dan Caraka. Setelah semalam mengetahui Wira dan yang lainnya sudah masuk ke desa perbatasan, Caraka langsung membunuh seorang penduduk desa. Dengan begitu, semua kecurigaan akan langsung tertuju pada Wira. Meskipun Wira ingin menjelaskannya, tidak ada orang yang percaya dengan perkataan Wira juga dan Wira juga tidak memiliki hak bicara di situasi ini.Caraka berpikir semua ini akibat dari perbuatan Wira sendiri, tidak bisa menyalahkan siapa pun. Siapa suruh Wira datang ke wilayah barat, bukankah itu sama saja Wira mencari masalah untuk diri sendiri?"Menurutmu, apa Wira akan bertindak? Kalau hanya mengandalkan penduduk desa ini, mereka tidak akan bisa menghalangi Wira dan yang lainnya. Untuk menangkap Wira, ini juga akan sangat sulit," gumam Caraka."Kalau Wira benar-benar bertindak, bukankah itu hasil yang terbaik? Dengan begitu, itu akan menunjukkan mereka benar-benar membunuh pria itu. Rencana untuk menjebak kita pun berhasil," kata Panji sambil tersenyum

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2899

    Semua orang terus berteriak dan bahkan banyak dari mereka yang sudah siap untuk menyerang Wira.Pada saat itu, Agha dan yang lainnya juga keluar dari kamar dan segera mendekati Wira."Kak Wira, ada apa ini?" tanya Agha.Wira pun menjelaskan situasinya dengan singkat. Dalam sekejap, Agha dan yang lainnya pun menjadi sangat marah."Omong kosong apa ini? Mana mungkin kami tiba-tiba menyerang mereka dengan tanpa alasan. Lagi pula, kami juga nggak akan menggunakan cara keji seperti ini," kata Agha. Semalam dia tidak ikut rapat, sehingga dia tidak tahu apa yang dibicarakan Wira dan yang lainnya.Sementara itu, Dwija yang berdiri di samping menghela napas dengan tak berdaya saat mendengar sekarang dia sudah dianggap sebagai orang keji. Namun, dia memang tidak melakukannya, dia tidak ingin dihukum dengan tanpa alasan.Saat Dwija hendak mendekati dan berbicara dengan Wira, Wira hanya memberikan isyarat mata dan keduanya langsung saling memahami.Wira tentu saja memercayai Dwija karena Dwija ada

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2898

    "Kalau begitu, kita nggak akan punya tempat untuk bernaung lagi. Tempat ini adalah jalur yang harus kita lalui kalau ingin kembali. Kalau kita bertengkar dengan penduduk sini, kita akan terpojok dari kedua sisi. Meskipun kita masih ingin menyelidiki masalah wilayah barat, itu juga akan menjadi sangat sulit dan pada akhirnya hanya bisa pulang dengan tangan kosong," kata Wira.Setelah mendengar penjelasan Wira, Wendi dan Dwija tidak mengatakan apa-apa. Ini memang faktanya dan inilah situasi mereka sekarang. Sayangnya, mereka tidak bisa membantah apa pun dan juga tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dalam sekejap, keadaannya memang membuat mereka merasa terpojok.Wira kembali berkata, "Setelah perjalanan selama berhari-hari, kalian juga sudah lelah, 'kan? Bahkan Agha pun sudah tidur, kita juga istirahat lebih awal. Nanti kita selesaikan masalah ini perlahan-lahan. Soal rahasia wilayah barat ini, suatu hari nanti pasti ada cara untuk mengungkapkan rahasia di baliknya dan kita juga pasti ak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2897

    Wira berkata, "Oh? Kak, jangan takut, kami semua bukan orang jahat. Lagi pula, kami berhasil melewati gurun itu berarti kami punya kemampuan, 'kan? Kakak hanya perlu menceritakan semua pada kami dengan tenang. Meskipun kabar ini tersebar, aku juga nggak akan melemparkan tanggung jawabnya padamu. Aku juga nggak akan membiarkanmu menanggung risikonya dengan sia-sia."Setelah mengatakan itu, Wira mengeluarkan dua batang emas dari sakunya dan meletakkannya di depan pria itu.Melihat emas batangan itu, pria itu langsung menelan ludahnya. Meskipun mereka sering membantu para pedagang kaya yang datang ke desa perbatasan itu dan menerima imbalannya, ini pertama kalinya seseorang langsung menunjukkan emas batangan padanya. Sepertinya berat emas itu juga mencapai puluhan gram. Sungguh dermawan!Meskipun uang yang berada di depan mata itu mengilap dan menggoda, pria itu juga tahu satu prinsip. Menghasilkan uang itu penting, tetapi takutnya tidak bisa menikmatinya karena kehilangan nyawanya.Setel

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2896

    "Kami hanya tinggal di wilayah barat ini saja, tapi darah yang mengalir di tubuh kita sama," kata pemilik rumah itu sambil mendekat. Orang ini berusia hampir 30 tahun dan memiliki penampilan yang tegap, tetapi sangat ramah dan tatapannya terlihat sangat tulus.Para penduduk lainnya di sana juga begitu. Saat Wira dan yang lainnya baru saja memasuki desa perbatasan itu, para penduduk di sana sangat ramah dan tersenyum pada mereka. Kesannya seperti kembali ke rumah sendiri, sehingga dia merasa seperti tamu terhormat di sana.Wira menoleh dan menatap pria itu, lalu bertanya, "Kalau orang-orang wilayah barat begitu menantang kami dan kalian juga orang dari sembilan provinsi, mengapa kalian memilih untuk tinggal di sini?"Pria itu menggelengkan kepala dan menjawab, "Semua ini juga demi mencari nafkah. Ada banyak barang di wilayah barat yang nggak ada di Dataran Tengah. Justru karena inilah, banyak pedagang yang datang ke sini untuk membawa barang-barang khas wilayah barat ke Dataran Tengah.

DMCA.com Protection Status