Home / Fantasi / Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius / Chapter 1011 - Chapter 1020

All Chapters of Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Chapter 1011 - Chapter 1020

3026 Chapters

Bab 1011

Ucapan penasihat kanan memang masuk akal. Saat ini, saran dari kedua penasihat itu sebenarnya tidak terlalu membantu bagi keputusan Ratu. Satu-satunya yang bisa dilakukan adalah memilih salah satu yang kerugiannya paling minimal untuk diselesaikan terlebih dahulu. Setelah merenung sejenak, Ratu akhirnya membuat keputusan."Kirimkan surat pada Jenderal Yudha, suruh dia cepat pergi ke perbatasan untuk membunuh pasukan dari Monoma dan Agrel. Kerajaan Nuala tidak boleh diusik!" Ratu membuat keputusan ini karena dia tidak ingin dikritik di masa awal pemerintahannya. Tidak mungkin dia membiarkan perbatasan kehilangan pertahanan saat dia baru saja menjabat.Jika hal ini sampai tersebar, dia akan dikritik oleh banyak orang. Lagi pula, masalah Kumar bisa ditangani kapan saja. Namun jika perbatasan Nuala kehilangan pertahanan, mereka akan gawat. Setelah mempertimbangkan berulang kali, Ratu memutuskan untuk menyuruh Yudha menyelesaikan masalah di perbatasan terlebih dahulu.Tak lama kemudian, Yud
Read more

Bab 1012

Taufik dan Riska duduk di dalam tenda komando, sambil fokus memandangi peta pasir. Setelah mengetahui berita tersebut, sorot mata keduanya terlihat serius dan penuh kekhawatiran. "Kakak, apakah kita benar-benar harus berperang dengan Kerajaan Nuala?""Tentu saja." Taufik tersenyum tipis dengan wajah yang penuh dengan keyakinan. Dia menambahkan, "Aku selalu menanti-nantikan hari ini!"Melihat kakaknya begitu berbahagia, Riska berkata, "Kakak, sepertinya kamu sangat percaya diri.""Kalau nggak, mana mungkin aku membuat keputusan ini?" pinta Taufik. "Sebenarnya, aku sudah lama ingin memulai perang. Dengan adanya pertempuran antara Keluarga Juwanto dan kerajaan kali ini, memberi kesempatan langka bagi kita!""Kesempatan langka? Kakak, apa maksudnya?" tanya Riska dengan bingung."Hehe, kesempatan ini akhirnya tiba juga. Kita setidaknya akan bisa menginvasi Provinsi Suntra! Lagi pula, Keluarga Juwanto sudah sedang bertempur dengan kerajaan saat ini. Ratu pasti sedang kewalahan menghadapi kon
Read more

Bab 1013

"Wira memang seorang penasihat yang genius. Kecerdasannya benar-benar nggak bisa dibandingkan dengan orang lain. Kalau dia ikut campur dalam hal ini, masalahnya akan jadi sulit diatasi. Tapi kita juga nggak perlu mengkhawatirkan hal ini. Yudha sudah bergegas ke sini, sementara pasukan bangsa Agrel juga sudah menyerang. Wira pasti akan menghadapi bangsa Agrel dulu."Kemudian, Taufik kembali menambahkan, "Jadi masalah ini biar bangsa Agrel yang mengatasinya saja."Riska langsung tertawa mendengar hal ini. "Kalau Kerajaan Agrel kalah, dengan kepintaran Wira, dia pasti bisa mengatasi mereka dengan mudah, benar begitu?""Benar." Taufik kembali menjawab, "Tapi Wira seharusnya nggak akan turun tangan.""Kenapa?" tanya Riska."Karena Wira adalah orang cerdik, dia pasti sudah bisa menebak bahwa akan terjadi kekacauan." Taufik melanjutkan dengan serius, "Keluarga Juwanto sudah sangat agresif menyerang untuk merebut kekuasaan sekarang. Bisa dibilang mereka nggak pandang bulu dan sangat kejam! Bag
Read more

Bab 1014

Meski Kerajaan Nuala sedang menghadapi masalah internal dan eksternal, kekuatan mereka tetap tidak bisa diremehkan. Jika peperangan benar-benar pecah, mungkin saja mereka bisa menang, tetapi kerugian yang dialami juga akan sangat besar. Saat itu tiba, meski Kerajaan Nuala sudah musnah, masih ada Kerajaan Monoma yang mengintai.Lebih baik mereka menjalankan rencana seperti sekarang ini, menginvasi Kerajaan Nuala secara perlahan-lahan. Meski agak lambat, cara ini lebih stabil bagi mereka."Kalau kalian berdua juga berpendapat sama, kita jalankan saja. Asalkan pasukan Monoma dan Yudha berperang, kita punya kesempatan untuk menyerang perbatasan dan mengambil satu provinsi!" Setelah mendengar perkataan Senia, Raja Tanuwi seakan-akan teringat dengan sesuatu."Ibu Suri, aku teringat dengan seseorang ...."Mendengar ucapannya, Raja Kresna juga mengernyitkan alis sambil menarik napas. Tentu saja, Senia juga tahu siapa yang dimaksud olehnya. "Maksudmu Raja Uttar, Wira ya ...."Setelah mendengar
Read more

Bab 1015

Pada saat ini, Gibran berkata, "Ayah, kini Yudha sedang menghadapi Monoma. Kemungkinan besar nggak ada orang yang bisa melawan kita di ibu kota. Bagaimana kalau kita menyerang ke Provinsi Jintar sekarang?" Ide ini memang cukup nekat, tetapi sangat memungkinkan untuk dilaksanakan sekarang. Hanya saja, Kumar langsung menggeleng saat mendengar usul Gibran."Nak, kamu terlalu meremehkan Kerajaan Nuala." Usai mendengar perkataan Kumar, Gibran menjadi ragu-ragu. "Kenapa Ayah bilang begitu? Kalaupun ada pasukan di Provinsi Jintar, tanpa Yudha yang memimpin mereka, mereka tetap saja bukan lawan Ayah!" Gibran tidak mengerti mengapa ayahnya bersikap begitu waspada."Provinsi Jintar adalah provinsi yang paling dijaga di antara semua provinsi. Kota-kota di sekitarnya bahkan lebih luas daripada kedua provinsi milik kita. Setiap kota dijaga oleh setidaknya 5.000 pasukan.""Jadi, pasukan mereka setidaknya ada 40 sampai 50 ribu orang. Pasukan kerajaan di Provinsi Jintar juga ada puluh ribuan orang dan
Read more

Bab 1016

Dengan tatapan dingin, Kumar menjelaskan lagi, "Apa yang akan dipikirkan rakyat kalau Kerajaan Nuala yang dipimpin oleh Ratu ini selalu mengalami gangguan? Selain itu, Keluarga Juwanto juga masih punya Pangeran Yahya. Lambat laun, hati rakyat pasti akan jadi berpihak pada kita. Bukankah begitu?"Rencana Kumar ini memang sangat bagus. Jika keadaan terus berlanjut seperti ini, rencananya mungkin bisa berhasil."Benar juga, kalau kita terus menyebarkan gosip, sepertinya rakyat dan para pejabat juga akan mulai meragukan kompetensi Ratu.""Begitu kredibilitas Ratu hancur, dia akan berada di ambang kehancuran!" Gibran dan Fahlefi tersenyum mendengar rencana jitu ayahnya."Bagaimanapun, Keluarga Juwanto masih punya reputasi tinggi. Hal ini nggak akan pernah berubah!" seru Kumar dengan percaya diri.Pada saat ini, Biantara pulang ke Dusun Darmadi dengan wajah murung. "Tuan, Monoma sudah mulai bergerak. Ada kabar yang mengatakan bahwa pasukan Agrel juga sudah mulai bergerak di perbatasan ...."
Read more

Bab 1017

Kedua negara itu sebenarnya hanya ingin mendapatkan sedikit keuntungan. Seluruh tanah Kerajaan Nuala itu tidak bisa diremehkan sama sekali. Jika mereka ingin menginvasi, butuh waktu dan tenaga militer yang sangat besar. Hal itu tidak bisa dipungkiri, kalau tidak, Kerajaan Nuala juga tidak mungkin bisa berdiri selama ini.Hanya saja, meski tidak sedang dalam bahaya besar, cara mereka menggerogoti kekuatan Kerajaan Nuala perlahan-lahan seperti ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Wira berpikir keras untuk mencari cara. Setelah beberapa saat kemudian, dia baru berkata, "Biantara, sebaiknya kita nggak usah ikut campur masalah ini."Mendengar perkataan Wira, Biantara langsung tersentak. "Jangan ikut campur? Kenapa?" Biantara tidak paham dengan keputusan Wira. Jika Wira tidak ingin terjadi kekacauan di negeri ini, lantas mengapa dia tidak mau ikut campur?Wira menarik napas, lalu menjelaskan, "Kalau kita ikut campur, kekuatan kita yang sesungguhnya juga akan langsung ketahuan. Baik dari pih
Read more

Bab 1018

Di bawah pimpinan Yudha, pasukannya bergegas ke Provinsi Suntra. Setibanya di sana, mereka melihat pasukan Agrel yang berjumlah 50 ribu orang itu telah bersiap-siap menyerang. Pemandangan saat ini benar-benar mencengangkan dan mengintimidasi.Melihat adegan ini, Yudha sangat terkejut dan tertekan. Namun, dia tidak terlalu memperhatikannya karena dia yakin terhadap kemampuan bertempurnya sendiri. Oleh karena itu, Yudha memimpin pasukannya untuk berkemah di tempat ini.Tidak lama kemudian, tenda telah selesai dibangun. Yudha mulai menyusun strategi dan melatih pasukannya. Jumlah pasukannya memang tidak banyak. Dengan memperhitungkan tawanan perang dan bantuan dari Keluarga Barus, totalnya mencapai 45 ribu orang. Ini sudah cukup untuk menghadapi lawan-lawan ini. Semakin Yudha berlatih, kepercayaan dirinya juga semakin meningkat!Yudha terus-menerus memberi semangat kepada para pasukan agar bisa memberikan upaya yang terbaik kepada Ratu dan Kerajaan Nuala. Namun beberapa hari kemudian, kem
Read more

Bab 1019

"Memang aneh." Yudha sama sekali tidak mengerti apa yang sedang dilakukan oleh musuhnya."Jangan-jangan, mereka mundur dengan sukarela karena tahu tidak akan bisa menang melawan kita? Demi tidak merusak reputasinya, jadi mereka hanya berlagak untuk menyerang sejenak, lalu pergi begitu saja?" Perkataan Zaabit semakin membuat Yudha curiga.Sorot mata Yudha semakin muram. Apa tujuan mereka sebenarnya melakukan hal ini? Di saat kedua orang itu masih merasa heran, tiba-tiba muncul seorang prajurit sambil berteriak. Wajahnya tampak cemas dan panik. Dia langsung menyampaikan surat yang dibawanya kepada Yudha."Lapor Jenderal, pasukan Monoma mengutus seseorang untuk mengirimkan surat!""Surat dari Monoma?" gumam Yudha sambil menerima surat tersebut. Saat melihat isinya, tebersit kilatan dingin di mata Yudha. Selanjutnya, dia bergumam, "Mereka menantangku bertarung secara langsung.""Apa?" Zaabit tercengang. "Jenderal, jumlah mereka sangat banyak. Kalau benar-benar terjadi pertempuran, kita pas
Read more

Bab 1020

Keduanya saling memuji, tetapi Taufik malah menatap Yudha dengan pandangan berkobar saat berkata, "Jenderal Yudha, pertemuan kita hari ini bisa dibilang sebagai jodoh. Aku nggak ingin saling membunuh denganmu. Kamu tarik saja pasukanmu.""Oh ya?" Yudha merasa kaget mendengar ucapannya. Dia menatap Raja Monoma dengan ragu-ragu, lalu bertanya, "Apa maksud Anda ini? Apa Anda mengira aku akan takut pada kalian?""Hehehe ...." Raja Monoma tertawa sinis. Tatapannya penuh dengan kecuekan dan sindiran. "Perkataan Jenderal kurang tepat. Aku tidak pernah beranggapan kalian akan kalah dari kami. Sebaliknya, reputasimu dalam medan perang sangat terkenal. Siapa yang tidak kenal dengan Jenderal Yudha? Kerajaan Nuala benar-benar beruntung punya jenderal gagah berani sepertimu!"Pujian ini justru membuat Yudha semakin curiga. "Kenapa begitu?""Sederhana sekali," lanjut Taufik. "Sebenarnya kali ini kami tidak serius ingin berperang dengan kalian."Mendengar ucapannya, Yudha semakin tidak mengerti apa y
Read more
PREV
1
...
100101102103104
...
303
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status