Di saat-saat genting seperti ini, Jihan justru tidak tahu harus membuat keputusan apa. Tatapannya tampak ragu dan rumit. Setelah merenung beberapa saat, dia masih tidak tahu harus bagaimana.Jihan akhirnya menginstruksi dengan ekspresi tegas, "Saiqa, panggilkan kedua penasihat kemari. Ada yang ingin kubahas dengan mereka."Perang di perbatasan sangat serius, begitu juga dengan urusan Keluarga Juwanto. Saiqa tidak memberi tahu alasan keduanya dipanggil, tetapi mereka kira-kira sudah tahu apa yang terjadi.Tidak berselang lama, Saiqa membawa kedua penasihat itu masuk. Mereka langsung berlutut di depan Jihan, lalu berkata dengan serempak, "Salam, Yang Mulia!""Berdiri saja," sahut Jihan sembari melambaikan tangannya. Kemudian, dia berucap dengan khawatir, "Kalian seharusnya sudah tahu alasanku memanggil kalian."Kedua penasihat itu mengangguk mendengarnya. Tatapan mereka tampak gelisah. Kemudian, Kemal berkata, "Yang Mulia, saya sudah mendengar bahwa bangsa Monoma menyerang perbatasan. Ko
Baca selengkapnya