Home / Fantasi / Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius / Chapter 981 - Chapter 990

All Chapters of Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Chapter 981 - Chapter 990

3026 Chapters

Bab 981

Wira merasa sangat gembira. Dia menghasilkan begitu banyak uang memang untuk memperkuat pasukannya.Kini, pasukannya yang terdiri dari 40 ribu orang tidak mungkin kalah dari pasukan mana pun. Adapun pistol dan granat itu, keduanya bukan berasal dari dunia ini, tentu saja cukup untuk mereka gunakan karena sudah diproduksi begitu banyak.Begitu pertempuran dimulai, semua orang mungkin akan tercengang melihat kehebatan kedua senjata itu!"Bagus sekali!" Seusai berbicara, Wira menatap ketiga wanita itu. Mereka masing-masing bertanggung jawab atas bisnis di suatu provinsi.Wulan bertanggung jawab atas markas di Provinsi Lowala sehingga bebannya tentu lebih besar. Dia bukan hanya harus memastikan bisnis berjalan dengan lancar, tetapi juga mengirimkan barang yang cukup ke Provinsi Yolas dan Provinsi Artana."Semuanya aman-aman saja. Penjualan berjalan lancar seperti biasa," ucap Wulan.Dian turut berkata, "Provinsi Artana juga sama, bisnis kita sudah memonopoli wilayah mereka. Baik produk kit
Read more

Bab 982

Tidak berselang lama, Kumar memicingkan matanya. Terlihat harapan pada sorot matanya. Baru-baru ini, seorang bawahan masuk dengan membawa seekor merpati.Kumar segera mengambil merpati tersebut, lalu tersenyum. Dia berucap dengan tidak acuh dan raut wajah dingin, "Akhirnya datang juga. Kalau begitu, jangan harap dunia ini bisa damai, terutama Wira!"Kebencian Kumar terhadap Wira sangatlah besar. Dia akhirnya tahu siapa orang yang telah membantu Jihan. Ternyata, semua ini adalah ide Wira.Begitu mengetahui masalah ini, Kumar sangat murka. Hanya saja, dia tidak punya cara untuk melawan Wira waktu itu sehingga hanya bisa menahan diri.Selama setahun ini, Kumar tidak menganggur begitu saja. Setelah mencari bantuan sana sini, dia pun menemukan cara untuk melawan. Mulai hari ini, jangan harap Kerajaan Nuala bisa tenang!Perkataan Kumar ini membuat kedua putranya tertegun sesaat. Sesaat kemudian, salah satunya baru bertanya, "Ayah, kenapa mau menyerang Wira?"Bukankah target mereka seharusnya
Read more

Bab 983

Wajah Rabo dipenuhi senyuman saat mendengar ini. Dia mengangguk sembari menyahut, "Hehe, kamu benar. Semua ini berkat Kak Wira."Setiap kali mengungkit Wira, ekspresi Rabo akan dipenuhi kekaguman. Dia memuji, "Kak Wira punya pemikiran ke depan. Semua bandit di sini telah ditaklukkan olehnya, makanya semuanya aman."Anak buah di samping pun mengangguk, lalu berkata, "Benar, tapi bakso ini terlalu wangi. Aku sampai ngiler karena aromanya.""Hehe, kamu belum pernah coba, ya? Bakso sapi buatan Kak Wira benar-benar lezat!" timpal Rabo.Ketika beberapa orang ini asyik mengobrol, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang terburu-buru dari kejauhan.Selanjutnya, Rabo dan anak buahnya sontak dikepung oleh bandit berpakaian hitam dan bertopeng, sampai tidak ada jalan keluar.Rabo dan lainnya seketika tampak murung. Mereka memasang kuda-kuda, juga mengelilingi barang bawaan agar tidak dirampok oleh para bandit ini.Saat ini, seorang bandit yang memimpin tiba-tiba mengangkat golok di tangan untu
Read more

Bab 984

Rabo berlari dengan sangat cepat dan tidak berani berhenti sedetik pun. Akan tetapi, dia tiba-tiba mendapati sebuah sosok berpakaian hitam yang memegang belati berdiri di bawah pohon yang tidak jauh dari sana. Tatapan sosok itu tertuju lekat-lekat pada Rabo.Begitu melihatnya, wajah Rabo menjadi makin suram. Dia tanpa sadar menggenggam golok dengan makin erat, lalu berseru sambil menyerbu ke arah pria itu, "Semua orang yang berani menghalangiku akan mati!"Sekujur tubuh Rabo seolah-olah dipenuhi energi yang tiada habisnya. Niat membunuhnya bergejolak hebat, langkah kakinya pun menjadi makin cepat.Pria di bawah pohon itu malah mendengus dingin, lalu mengangkat alis dan berucap, "Kamu bahkan nggak tahu kemampuan sendiri, berani sekali menantangku!"Pria itu sontak berjinjit dan meloncat. Tangannya yang memegang belati diarahkan kepada Rabo. Dia menerjang dengan cepat.Begitu terlihat kilatan dingin, mata Rabo seketika terbelalak. Dia merasakan hawa dingin di lehernya. Sebelum sempat mel
Read more

Bab 985

"Aku juga menyuruh para bandit segera membalas pesanku, tapi ... nggak ada balasan apa-apa ...," lanjut Dewina.Mendengar ini, Wira pun mengernyit. Wajar jika terlambat satu hari, tapi jika tiga hari ... benar-benar tidak masuk akal!Setiap kali pengangkutan, Wira selalu berpesan pada mereka untuk tidak terburu-buru, yang penting selamat.Bagaimanapun, mereka adalah veteran Pasukan Zirah Hitam dan jarak yang harus ditempuh sangatlah jauh. Tidak masalah kalau tertunda sehari.Selain itu, para veteran yang melakukan pengangkutan selalu berangkat lima hari lebih awal. Dengan kata lain, Rabo dan lainnya sudah terlambat 8 hari! Ada yang tidak beres!"Apa ... Rabo membuat kesalahan?" tanya Dewina dengan agak ragu. Jelas-jelas tidak pernah terjadi kesalahan seperti ini.Wira menggeleng sembari menjawab, "Nggak mungkin, Rabo sangat bisa diandalkan. Dia nggak akan membuat kesalahan seperti ini.""Selain itu, Rabo pasti mengabari kita dan orang Provinsi Yolas kalau ada keterlambatan. Kalau nggak
Read more

Bab 986

Wira mengiakan, lalu berucap dengan dingin, "Ya, kemungkinan besar adalah Keluarga Juwanto."Dewina segera bertanya, "Tapi, kenapa mereka menyerang kita? Nggak seharusnya seperti ini.""Nggak ada yang aneh, mungkin mereka sudah tahu aku yang memberi ide kepada Ratu," balas Wira. Tebakannya ini sangat masuk akal."Segera kirim elite dari semua desa dan bawa peralatan canggih. Beraninya Keluarga Juwanto melawan kita, aku tentu akan memberi mereka pelajaran," perintah Wira kepada Meri dan lainnya. Mereka telah lama menyiapkan berbagai peralatan, apalagi sekarang belum butuh banyak.Biantara mengangguk. Dia awalnya ingin pergi, tetapi seseorang yang berpakaian hitam dan bertopeng tiba-tiba datang dengan menunggang kuda. Pria ini menyerahkan sebuah surat kepada Biantara.Tanpa bertele-tele, Biantara langsung menyerahkan surat tersebut kepada Wira. Wira yang melihatnya pun terkejut.Hebat sekali! Hanya dalam beberapa hari, Keluarga Juwanto sudah membuat begitu banyak masalah. Selain Dusun Da
Read more

Bab 987

Wira tidak ingin berkonflik dengan mereka sekarang. Lagi pula, dia tidak berniat untuk menguasai dunia. Itu akan sangat melelahkan! Lebih baik menjadi orang kaya!"Ya, baiklah!" Mereka tidak memahami pemikiran Wira, mengira Wira merasa kesempatannya belum tepat.Biantara segera mengatur semuanya. Dengan demikian, ketiga provinsi tempat anggota Wira berada pun dilindungi oleh Pasukan Zirah Hitam, juga terdapat peralatan canggih untuk pengangkutan.Setiap tempat setidaknya dijaga oleh satu atau dua tentara Pasukan Zirah Hitam yang memiliki granat dan senapan. Jika Keluarga Juwanto menyerang, mudah saja bagi mereka untuk mengalahkan puluhan petarung itu.Pada saat yang sama, Sigra yang berada di kediaman Keluarga Barus tampak sangat murung. Dia pun mendengus dingin.Farrel yang duduk di samping tentu tahu apa yang terjadi selama 2 hari ini. Dia berucap, "Ayah, orang Keluarga Juwanto sudah mengambil tindakan."Sigra mengangguk sambil menyahut, "Ya, mereka sudah nggak sabar. Nggak masalah,
Read more

Bab 988

Jihan sungguh murka. Dia tidak menyangka situasi akan menjadi seperti ini. Keluarga Juwanto ini benar-benar menghalalkan segala cara!Selama setahun ini, entah sudah berapa kali Keluarga Juwanto membuat masalah di istana. Sekarang, mereka malah menyebabkan kekacauan di seluruh Kerajaan Nuala!"Keluarga Juwanto, kalian kira aku selemah itu?" Jihan mendengus dingin. Sesudah merenung sekian lama, dia memerintahkan, "Raja sudah wafat satu tahun, suruh Pangeran Yahya kembali ke ibu kota untuk memberi penghormatan."Tatapan Jihan tampak dingin. Sudah waktunya memberi pelajaran kepada Keluarga Juwanto. Tidak berselang lama, dekret akhirnya tiba di kediaman Yahya.Terlihat Yahya yang keluar untuk menyambut. Kasim berucap dengan lantang, "Mendiang Raja Bakir telah wafat setahun. Pangeran Yahya diwajibkan pulang untuk memberi penghormatan sebagai tanda bakti.""Baik." Yahya tidak bisa menolak karena tidak ada yang salah dengan perintah ini. Lagi pula, dia belum tentu akan pergi nanti.Begitu kas
Read more

Bab 989

Seiring dengan keputusan ini, Jihan pun menerima sebuah surat. Ketika melihatnya, dia mendengus sinis. Tatapannya tampak dingin saat bergumam, "Keluarga Juwanto, kalian ini benar-benar serakah!"Jihan meletakkan surat itu. Keesokan hari saat rapat istana, dia menyampaikan masalah ini kepada para menteri."Mendiang Raja sudah wafat satu tahun, aku sedang menyiapkan upacara peringatan untuknya akhir-akhir ini. Jangankan para pangeran, para jenderal juga harus kembali ke ibu kota. Tapi, Pangeran Yahya yang merupakan anak pertama Raja malah menolak hadir. Aku ... sedih sekali," ucap Jihan.Para menteri menarik napas dalam-dalam mendengarnya. Satu per satu memperlihatkan raut wajah terkejut. Mereka tidak menyangka Yahya akan menolak untuk hadir. Meskipun isi surat itu memang menyatakan dia sakit, orang cerdas tentu mengerti bahwa itu hanya alasan semata."Yang Mulia, Pangeran ... sudah mengatakan dirinya sakit. Dia akan lelah kalau menempuh perjalanan panjang. Mendiang Raja pasti bisa memah
Read more

Bab 990

Setelah Jihan menurunkan perintah ini, semua orang di istana tidak berani mengatakan apa pun. Di sisi lain, Keluarga Juwanto juga telah mendapatkan perintah. Kumar bahkan mengetahui semua yang dilakukan dan dikatakan Jihan hari ini."Jihan, kamu benar-benar licik!" maki Kumar yang mendengus dingin. Sementara itu, Yahya menghela napas mendengarnya.Posisi mereka memang kurang unggul sekarang. Keluarga biasa saja harus memberi penghormatan kepada sang ayah saat upacara peringatan kematian, apalagi keluarga kerajaan seperti mereka. Kalau tidak pergi, Yahya hanya akan dicela."Paman, gimana? Aku pergi saja kalau memang terpaksa," ucap Yahya. Tidak ada cara lain yang lebih baik untuk masalah ini."Huh! Ratu memang ingin kamu pergi, tapi apa yang bisa dia lakukan kalau kamu menolak? Apa dia berani menyerangmu? Lagian, orang cerdas tentu tahu maksud Ratu. Perang sudah dimulai, kita nggak perlu mengalah padanya lagi. Keluarga Juwanto telah membuat begitu banyak persiapan selama satu tahun ini.
Read more
PREV
1
...
979899100101
...
303
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status