Share

Bab 982

Penulis: Arif
Tidak berselang lama, Kumar memicingkan matanya. Terlihat harapan pada sorot matanya. Baru-baru ini, seorang bawahan masuk dengan membawa seekor merpati.

Kumar segera mengambil merpati tersebut, lalu tersenyum. Dia berucap dengan tidak acuh dan raut wajah dingin, "Akhirnya datang juga. Kalau begitu, jangan harap dunia ini bisa damai, terutama Wira!"

Kebencian Kumar terhadap Wira sangatlah besar. Dia akhirnya tahu siapa orang yang telah membantu Jihan. Ternyata, semua ini adalah ide Wira.

Begitu mengetahui masalah ini, Kumar sangat murka. Hanya saja, dia tidak punya cara untuk melawan Wira waktu itu sehingga hanya bisa menahan diri.

Selama setahun ini, Kumar tidak menganggur begitu saja. Setelah mencari bantuan sana sini, dia pun menemukan cara untuk melawan. Mulai hari ini, jangan harap Kerajaan Nuala bisa tenang!

Perkataan Kumar ini membuat kedua putranya tertegun sesaat. Sesaat kemudian, salah satunya baru bertanya, "Ayah, kenapa mau menyerang Wira?"

Bukankah target mereka seharusnya
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 983

    Wajah Rabo dipenuhi senyuman saat mendengar ini. Dia mengangguk sembari menyahut, "Hehe, kamu benar. Semua ini berkat Kak Wira."Setiap kali mengungkit Wira, ekspresi Rabo akan dipenuhi kekaguman. Dia memuji, "Kak Wira punya pemikiran ke depan. Semua bandit di sini telah ditaklukkan olehnya, makanya semuanya aman."Anak buah di samping pun mengangguk, lalu berkata, "Benar, tapi bakso ini terlalu wangi. Aku sampai ngiler karena aromanya.""Hehe, kamu belum pernah coba, ya? Bakso sapi buatan Kak Wira benar-benar lezat!" timpal Rabo.Ketika beberapa orang ini asyik mengobrol, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang terburu-buru dari kejauhan.Selanjutnya, Rabo dan anak buahnya sontak dikepung oleh bandit berpakaian hitam dan bertopeng, sampai tidak ada jalan keluar.Rabo dan lainnya seketika tampak murung. Mereka memasang kuda-kuda, juga mengelilingi barang bawaan agar tidak dirampok oleh para bandit ini.Saat ini, seorang bandit yang memimpin tiba-tiba mengangkat golok di tangan untu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 984

    Rabo berlari dengan sangat cepat dan tidak berani berhenti sedetik pun. Akan tetapi, dia tiba-tiba mendapati sebuah sosok berpakaian hitam yang memegang belati berdiri di bawah pohon yang tidak jauh dari sana. Tatapan sosok itu tertuju lekat-lekat pada Rabo.Begitu melihatnya, wajah Rabo menjadi makin suram. Dia tanpa sadar menggenggam golok dengan makin erat, lalu berseru sambil menyerbu ke arah pria itu, "Semua orang yang berani menghalangiku akan mati!"Sekujur tubuh Rabo seolah-olah dipenuhi energi yang tiada habisnya. Niat membunuhnya bergejolak hebat, langkah kakinya pun menjadi makin cepat.Pria di bawah pohon itu malah mendengus dingin, lalu mengangkat alis dan berucap, "Kamu bahkan nggak tahu kemampuan sendiri, berani sekali menantangku!"Pria itu sontak berjinjit dan meloncat. Tangannya yang memegang belati diarahkan kepada Rabo. Dia menerjang dengan cepat.Begitu terlihat kilatan dingin, mata Rabo seketika terbelalak. Dia merasakan hawa dingin di lehernya. Sebelum sempat mel

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 985

    "Aku juga menyuruh para bandit segera membalas pesanku, tapi ... nggak ada balasan apa-apa ...," lanjut Dewina.Mendengar ini, Wira pun mengernyit. Wajar jika terlambat satu hari, tapi jika tiga hari ... benar-benar tidak masuk akal!Setiap kali pengangkutan, Wira selalu berpesan pada mereka untuk tidak terburu-buru, yang penting selamat.Bagaimanapun, mereka adalah veteran Pasukan Zirah Hitam dan jarak yang harus ditempuh sangatlah jauh. Tidak masalah kalau tertunda sehari.Selain itu, para veteran yang melakukan pengangkutan selalu berangkat lima hari lebih awal. Dengan kata lain, Rabo dan lainnya sudah terlambat 8 hari! Ada yang tidak beres!"Apa ... Rabo membuat kesalahan?" tanya Dewina dengan agak ragu. Jelas-jelas tidak pernah terjadi kesalahan seperti ini.Wira menggeleng sembari menjawab, "Nggak mungkin, Rabo sangat bisa diandalkan. Dia nggak akan membuat kesalahan seperti ini.""Selain itu, Rabo pasti mengabari kita dan orang Provinsi Yolas kalau ada keterlambatan. Kalau nggak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 986

    Wira mengiakan, lalu berucap dengan dingin, "Ya, kemungkinan besar adalah Keluarga Juwanto."Dewina segera bertanya, "Tapi, kenapa mereka menyerang kita? Nggak seharusnya seperti ini.""Nggak ada yang aneh, mungkin mereka sudah tahu aku yang memberi ide kepada Ratu," balas Wira. Tebakannya ini sangat masuk akal."Segera kirim elite dari semua desa dan bawa peralatan canggih. Beraninya Keluarga Juwanto melawan kita, aku tentu akan memberi mereka pelajaran," perintah Wira kepada Meri dan lainnya. Mereka telah lama menyiapkan berbagai peralatan, apalagi sekarang belum butuh banyak.Biantara mengangguk. Dia awalnya ingin pergi, tetapi seseorang yang berpakaian hitam dan bertopeng tiba-tiba datang dengan menunggang kuda. Pria ini menyerahkan sebuah surat kepada Biantara.Tanpa bertele-tele, Biantara langsung menyerahkan surat tersebut kepada Wira. Wira yang melihatnya pun terkejut.Hebat sekali! Hanya dalam beberapa hari, Keluarga Juwanto sudah membuat begitu banyak masalah. Selain Dusun Da

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 987

    Wira tidak ingin berkonflik dengan mereka sekarang. Lagi pula, dia tidak berniat untuk menguasai dunia. Itu akan sangat melelahkan! Lebih baik menjadi orang kaya!"Ya, baiklah!" Mereka tidak memahami pemikiran Wira, mengira Wira merasa kesempatannya belum tepat.Biantara segera mengatur semuanya. Dengan demikian, ketiga provinsi tempat anggota Wira berada pun dilindungi oleh Pasukan Zirah Hitam, juga terdapat peralatan canggih untuk pengangkutan.Setiap tempat setidaknya dijaga oleh satu atau dua tentara Pasukan Zirah Hitam yang memiliki granat dan senapan. Jika Keluarga Juwanto menyerang, mudah saja bagi mereka untuk mengalahkan puluhan petarung itu.Pada saat yang sama, Sigra yang berada di kediaman Keluarga Barus tampak sangat murung. Dia pun mendengus dingin.Farrel yang duduk di samping tentu tahu apa yang terjadi selama 2 hari ini. Dia berucap, "Ayah, orang Keluarga Juwanto sudah mengambil tindakan."Sigra mengangguk sambil menyahut, "Ya, mereka sudah nggak sabar. Nggak masalah,

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 988

    Jihan sungguh murka. Dia tidak menyangka situasi akan menjadi seperti ini. Keluarga Juwanto ini benar-benar menghalalkan segala cara!Selama setahun ini, entah sudah berapa kali Keluarga Juwanto membuat masalah di istana. Sekarang, mereka malah menyebabkan kekacauan di seluruh Kerajaan Nuala!"Keluarga Juwanto, kalian kira aku selemah itu?" Jihan mendengus dingin. Sesudah merenung sekian lama, dia memerintahkan, "Raja sudah wafat satu tahun, suruh Pangeran Yahya kembali ke ibu kota untuk memberi penghormatan."Tatapan Jihan tampak dingin. Sudah waktunya memberi pelajaran kepada Keluarga Juwanto. Tidak berselang lama, dekret akhirnya tiba di kediaman Yahya.Terlihat Yahya yang keluar untuk menyambut. Kasim berucap dengan lantang, "Mendiang Raja Bakir telah wafat setahun. Pangeran Yahya diwajibkan pulang untuk memberi penghormatan sebagai tanda bakti.""Baik." Yahya tidak bisa menolak karena tidak ada yang salah dengan perintah ini. Lagi pula, dia belum tentu akan pergi nanti.Begitu kas

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 989

    Seiring dengan keputusan ini, Jihan pun menerima sebuah surat. Ketika melihatnya, dia mendengus sinis. Tatapannya tampak dingin saat bergumam, "Keluarga Juwanto, kalian ini benar-benar serakah!"Jihan meletakkan surat itu. Keesokan hari saat rapat istana, dia menyampaikan masalah ini kepada para menteri."Mendiang Raja sudah wafat satu tahun, aku sedang menyiapkan upacara peringatan untuknya akhir-akhir ini. Jangankan para pangeran, para jenderal juga harus kembali ke ibu kota. Tapi, Pangeran Yahya yang merupakan anak pertama Raja malah menolak hadir. Aku ... sedih sekali," ucap Jihan.Para menteri menarik napas dalam-dalam mendengarnya. Satu per satu memperlihatkan raut wajah terkejut. Mereka tidak menyangka Yahya akan menolak untuk hadir. Meskipun isi surat itu memang menyatakan dia sakit, orang cerdas tentu mengerti bahwa itu hanya alasan semata."Yang Mulia, Pangeran ... sudah mengatakan dirinya sakit. Dia akan lelah kalau menempuh perjalanan panjang. Mendiang Raja pasti bisa memah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 990

    Setelah Jihan menurunkan perintah ini, semua orang di istana tidak berani mengatakan apa pun. Di sisi lain, Keluarga Juwanto juga telah mendapatkan perintah. Kumar bahkan mengetahui semua yang dilakukan dan dikatakan Jihan hari ini."Jihan, kamu benar-benar licik!" maki Kumar yang mendengus dingin. Sementara itu, Yahya menghela napas mendengarnya.Posisi mereka memang kurang unggul sekarang. Keluarga biasa saja harus memberi penghormatan kepada sang ayah saat upacara peringatan kematian, apalagi keluarga kerajaan seperti mereka. Kalau tidak pergi, Yahya hanya akan dicela."Paman, gimana? Aku pergi saja kalau memang terpaksa," ucap Yahya. Tidak ada cara lain yang lebih baik untuk masalah ini."Huh! Ratu memang ingin kamu pergi, tapi apa yang bisa dia lakukan kalau kamu menolak? Apa dia berani menyerangmu? Lagian, orang cerdas tentu tahu maksud Ratu. Perang sudah dimulai, kita nggak perlu mengalah padanya lagi. Keluarga Juwanto telah membuat begitu banyak persiapan selama satu tahun ini.

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3026

    Kali ini, Dahlan datang memang demi Wira.Tampaknya eksistensi Wira bukan hanya memengaruhi Ciputra dan Kerajaan Beluana, tetapi juga memengaruhi Senia serta Kerajaan Agrel.Namun, jika dipikirkan lebih jauh, hal ini masuk akal. Meskipun fondasi kekuasaan Senia berada di Kerajaan Agrel, siapa yang tidak tahu ambisinya begitu besar?Senia tentu saja ingin merebut wilayah Wira, lalu mengerahkan pasukan ke selatan dan langsung menyerbu Dataran Tengah. Dengan demikian, Senia dapat mengamankan posisinya sebagai penguasa.Ketika saat itu tiba, persaingan antara Ciputra dan Senia tidak akan terhindarkan. Melawan Senia sebenarnya jauh lebih mudah dibandingkan menghadapi Wira.Apalagi, Senia berasal dari suku lain. Dalam perbandingan di antara keduanya, rakyat di sembilan provinsi ini tentu lebih berpihak kepada Ciputra. Ciputra sangat yakin tentang ini.Namun, saat mendengar Dahlan mengatakan hal itu, dia tidak bisa menunjukkan kegelisahan yang berlebihan agar rencananya tidak terbaca oleh ora

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3025

    "Lebih baik kita masuk ke kota dulu. Perang itu memang nggak terhindarkan. Tapi, bagaimana kita melawannya, kita masih perlu membahasnya dengan yang lainnya dulu," kata Wira sambil tersenyum dan menepuk bahu Agha.Meskipun Agha agak ceroboh dan gegabah, Wira tetap menganggapnya sebagai adik sendiri. Lagi pula, Agha melakukan semua itu juga demi kebaikannya. Memiliki ambisi untuk maju di medan perang juga termasuk hal yang baik.Dalam sekejap, semua orang sudah bergerak menuju Provinsi Yonggu.....Saat ini, di Kerajaan Beluana.Setelah mengetahui kedatangan Dahlan, Ciputra yang langsung menemuinya dan saat ini keduanya sedang berada di ruang kerja istana. Selain pengawal dan pelayan istana, tidak ada orang lain lagi di sana. Para pejabat pemerintahan juga tidak dipanggil untuk hadir di sana.Ciputra merasa statusnya sangat jauh berbeda dengan Dahlan yang hanya seorang pangeran saja, sehingga dia tidak perlu sungkan. Dia sendiri yang langsung menyelesaikan masalah ini pun sudah termasuk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3024

    Ararya memang sangat berhati-hati. Jika tidak, dia tidak akan bisa sampai ke posisinya saat ini.Kresna menganggukkan kepala. "Baik."Setelah membahas semuanya, ketiganya punya berpisah dan pergi ke wilayah mereka masing-masing.Pada malam harinya, Kresna segera mengirimkan pesan pada Wira untuk memberi tahu situasi mereka di sana. Langkahnya ini memang sangat berisiko karena mereka tidak memiliki cara berkomunikasi lain dengan Wira, hanya bisa mengandalkan cara mengirim pesan dengan burung merpati ini. Jika tidak dalam keadaan darurat, mereka pasti tidak akan berani mengambil risiko ini.Untuk mengirim pesan dengan burung merpati bisa sampai ke tangan Wira, perjalanannya harus melewati ribuan gunung dan sungai. Tempat pertama yang harus dilalui adalah wilayah tandus di utara ini. Apalagi tanah yang sudah mereka huni selama puluhan tahun ini merupakan tempat yang sering berubah secara mendadak. Namun, demi rencana besar kelak, Kresna hanya bisa mengambil risiko ini.Untungnya, Wira tet

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3023

    Dwipangga tetap tidak berbicara. Sekarang dia sudah tahu apa yang dilakukannya tadi adalah salah."Sudahlah. Bukankah sekarang juga nggak terjadi kejadian besar? Kalau begitu, jangan mempersulit Dwipangga lagi. Dia juga karena memikirkan kita, jadi bertindak gegabah. Anak muda memang harus bersemangat. Anak-anakku malah nggak punya semangat sedikit pun. Kalau aku bisa punya putra seperti Dwipangga, aku akan merasa sangat bersyukur," kata Kresna.Kresna bukannya sengaja memuji Dwipangga, tetapi anak-anaknya memang tidak bisa dibandingkan dengan Dwipangga. Jika tidak, dia tidak perlu memikul semua beban ini sendirian. Selama bertahun-tahun ini, dia juga sudah merasa kelelahan dan ingin menikmati masa tuanya dengan tenang seperti orang lain. Namun, urusan di pemerintahan memang selalu memerlukan banyak tenaga dan pikiran.Ararya hanya menghela napas. Melihat Kresna yang membela Dwipangga, dia pun tidak banyak berbicara lagi."Kalau kelak kamu gegabah lagi, kamu akan tetap tinggal di rumah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3022

    "Selain itu, pemikiran Raja Ararya dan Raja Kresna juga nggak sama denganmu. Kenapa Ratu masih membiarkan mereka pergi? Sekarang hanya ada mereka bertiga saja, kita bisa langsung menyingkirkan mereka," kata kepala kasim itu.Berhubung karena tidak ada asisten yang bisa diandalkan Senia lagi, kepala kasim pun naik jabatan. Sekarang, dia selalu berada di sisi Senia kapan pun. Namun, ide-ide yang diberikannya semuanya adalah ide buruk karena dia hanya seorang kasim biasa yang tidak memiliki pandangan jauh ke depan. Untungnya, dia pandai berbicara, sehingga dia lebih disukai dan bisa tetap berada di sisi Senia.Senia berkata, "Kamu pikir aku nggak ingin menyingkirkan mereka? Sejak aku naik takhta, mereka selalu menjadi masalah besar bagiku. Aku sudah lama ingin menyingkirkan mereka. Tapi, mereka punya kekuasaan militer dan sekarang juga adalah saat yang penting untuk merekrut orang. Kalau terjadi pemberontakan internal, situasinya akan makin nggak terkendali dan itu nggak menguntungkanku."

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3021

    Senia berkata dengan nada yang tetap tegas, "Sudahlah, aku ini juga nggak makan manusia. Aku hanya ingin melihat, apa aku bisa memberikan jabatan yang bagus untuk putramu ini. Perang akan terjadi sebentar lagi. Setelah Dahlan kembali nanti, dia akan membawa kabar dari Kerajaan Beluana. Kalau Kerajaan Beluana bersedia kerja sama dengan kita, kita bisa langsung berperang dengan Wira.""Pada saat itu, nggak peduli seberapa hebat pun Wira, dia nggak akan bisa menghadapi kerja sama kedua kerajaan ini."Setelah mengatakan itu, Senia kembali duduk di takhta dan menuangkan teh untuk dirinya sendiri dengan tatapan yang sangat tajam.Ararya dan Kresna saling memandang dengan ekspresi terkejut. Pantas saja mereka tidak melihat Dahlan setelah mereka kembali ke istana, ternyata dia sudah menuju ke Kerajaan Beluana. Senia jelas berencana untuk bekerja sama dengan Kerajaan Beluana dalam melawan Wira.Sayangnya, Wira memiliki hubungan yang baik dengan Kerajaan Nuala juga, bahkan bersahabat dengan berb

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3020

    "Sebelum kalian berangkat, aku sudah bisa menebak hasilnya akan seperti ini. Kalau Wira bisa disingkirkan dengan begitu mudah, saat itu aku juga nggak perlu begitu repot-repot dan akhirnya sia-sia begitu saja. Mungkin langit nggak ingin Wira mati di tangan orang lain," gumam Senia.Senia tiba-tiba berdiri setelah mengatakan itu dan mendekati Kresna, Ararya, dan Dwipangga. Dia menatap mereka dengan tatapan yang sangat dingin, bahkan Ararya dan Kresna pun merinding.Sementara itu, Dwipangga yang selalu berdiri di samping juga terus menatap Senia dengan tatapan yang penuh dengan niat membunuh. Semua hal ini dimulai dari wanita di depannya ini. Jika tidak, mereka juga tidak akan berakhir begitu menyedihkan. Selama dia bisa membunuh wanita di depannya ini, semua masalah akan selesai.Ararya secara refleks menoleh dan menatap Dwipangga. Ayah dan anak ini memiliki ikatan yang sangat kuat dan saling memahami pemikiran masing-masing. Hanya dengan melihat tatapan Dwipangga, dia sudah tahu apa ya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3019

    "Selain itu, ini sudah termasuk hasil yang cukup bagus. Wira bukan orang biasa, mana mungkin kita bisa membunuhnya dengan mudah. Saat itu Ratu juga sudah berkali-kali mencoba membunuh Wira, tapi pada akhirnya Wira tetap berhasil melarikan diri. Dia bahkan rugi sendiri. Dia sendiri juga nggak bisa menyelesaikan tugas ini, mana mungkin kita bisa menyelesaikannya," kata Kresna.Kresna sudah berhubungan dengan Senia jauh lebih lama daripada Ararya. Selain itu, Ararya juga biasanya tidak peduli dengan urusan pemerintahan. Dibandingkan dengan Ararya, dia tentu saja jauh lebih memahami Senia.Ararya perlahan-lahan berkata, "Benar. Kalau memang itu sudah takdirnya, kita juga nggak bisa menghindar. Selama kita bisa menghindari masalah hari ini, kelak nggak akan ada begitu banyak masalah lagi.""Kita hanya perlu menunggu saatnya bertemu dengan Tuan Wira dengan sabar saja, lalu merencanakan strategi yang sempurna dan mengatasi semua ini. Setelah itu, kita bisa meninggalkan wilayah tandus di utara

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3018

    Semua orang itu memahami kepribadian Wira, makanya mereka bersedia berada di sisi Wira dan melayaninya. Meskipun Wira adalah pemimpin yang menyerahkan semua tanggung jawab pada mereka, mereka juga tidak pernah mengeluh. Mereka hanya ingin melakukan tugas mereka dengan baik untuk membantu meringankan beban Wira dan menjaga kestabilan sembilan provinsi.Kresna berkata dengan tegas, "Nggak perlu. Kalau kamu adalah Senia, aku tentu saja akan curiga dia ingin menggunakan Gina untuk mengancamku. Senia memang bisa melakukan hal seperti itu. Tapi, sekarang orang yang ada di depanku adalah kamu, aku tahu sikap dan juga kepribadianmu. Lagi pula, Gina nggak aman di sisiku karena semua orang mengira dia sudah mati.""Kalau dia muncul di hadapan mereka lagi, mungkin itu akan membawa masalah yang nggak perlu bagi Gina. Aku takut bukan hanya nggak membantunya kalau sudah seperti itu, malahan akan membahayakannya ...."Selama tahu Gina masih hidup, itu saja sudah cukup bagi Kresna. Soal kapan mereka a

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status