Semua Bab Pelayan Kampungan Milik CEO Arogan: Bab 31 - Bab 40

64 Bab

Melawan Dua Bodyguard

"Hei, apa yang kalian lakukan? Lepaskan aku!" Samuel mencoba untuk memberontak. Kedua tangannya dipegang erat oleh orang-orang suruhan Tuan Rinto. Cengkraman itu begitu kuat, mereke memiliki tubuh yang besar dan juga berotot, sehingga Samuel tak mampu melepaskan diri meskipun sudah sekuat tenaga ia kerahkan. Kedua bodyguard itu langsung menyeret tubuh Samuel. Berjalan melewati Tuan Rinto dan Rena yang sedang tersenyum menyeringai penuh kemenangan. Terlebih Rena yang sangat senang karena Samuel kini tidak bisa berkutik lagi. "Kamu? Bukankah kamu juga yang membawa Syahira saat di hotel malam itu?" Tuan Rinto mengerutkan keningnya. Mengingat-ingat wajah laki-laki yang dulu menggagalkan rencananya pada malam itu di hotel. "Ya, saya tidak salah. Kamu adalah orang yang telah membawa Syahira dan sekarang kamu juga ingin membawa Syahira kabur dari sini. Sebenernya kamu ini siapa, hah? Berani-beraninya membawa calon istriku pergi!" "Anda tidak perlu tau siapa saya! K
Baca selengkapnya

Mengikuti Mobil Tuan Rinto

Mobil mewah berwarna hitam, yang dikendarai oleh Samuel itu terus mengikuti mobil yang ada di depannya. Tadinya Samuel ingin segera pulang untuk merencanakan bagaimana caranya untuk bisa menyelamatkan Syahira. Selain itu juga untuk mengobati luka-lukanya akibat berkelahi dengan dua anak buah Tuan Rinto. Namun ia urungkan niatnya untuk pulang ke rumahnya. Setelah dipikir-pikir, sebaiknya Samuel tetap memantau rumah Syahira dari jarak yang cukup jauh. Dan benar saja, baru beberapa menit menunggunya, Samuel melihat seorang pria yang sedang membopong seorang perempuan, lalu si perempuan itu dimasukkan ke dalam mobil. "Syahira?" pekik Samuel. "Kemana mereka akan membawa Syahira?" Samuel bermonolog."Untung saja aku masih disini, tak jadi pulang. Kalau tidak, mungkin aku tak tau kemana pria tua itu membawa Syahira."Setelah Syahira dimasukkan ke dalam mobil, tak lama kemudian Tuan Rinto keluar dari rumah dan masuk ke dalam mobilnya.Samuel menjalankan mesin mobilnya dan mengik
Baca selengkapnya

Tak Sengaja Memeluk

Jendela itu mulai terbuka sedikit demi sedikit hingga menimbulkan suara. Mungkin karena sudah terlalu lama tidak dibuka, sehingga sedikit sulit untuk membukanya. Sementara itu, jantung Syahira semakin berdetak kencang. Takut jika ternyata yang berada di balik jendela itu adalah orang jahat atau mungkin si penculiknya. Semakin lebar jendela itu terbuka, semakin cepat juga jantung Syahira berdetak. 'Ya Tuhan, bagaimana kalau ternyata yang membuka jendela itu adalah orang jahat?' batin Syahira. Jendela kamar itu kini sudah terbuka dengan lebar. Syahira melihat sosok seorang laki-laki yang memakai topi hitam berdiri membelakanginya. 'Si--siapa itu?' batinnya ketakutan. Setelah melihat situasi aman, laki-laki yang ternyata Samuel itu membalikkan tubuhnya, menghadap ke jendela. Betapa terkejutnya ia saat melihat Syahira sedang berbaring di atas ranjang dengan keadaan tangan dan kakinya yang diikat."Syahira?" Suara Samuel tertahan. Karena ia tak mungkin mengeluarkan suara yang keras. Bis
Baca selengkapnya

Menangis Dipelukan Samuel

"Pak ... Pak Samuel! Ayo cepat turun! Kenapa malah bengong di situ?" tanya Syahira dengan suara lirih, merasa heran karena Samuel sedari tadi masih berdiri di tempatnya dengan pandangan mata ke arah pintu. "Ssttt ...." Samuel meletakkan jarinya di bibir. "Jangan berisik! Lebih baik kamu sembunyi dulu di belakang pohon itu. Nanti aku akan menyusulmu," ucapnya pelan. Tangannya menunjuk ke arah pohon besar yang tidak terlalu jauh dari jendela kamar itu. "Tapi, Pak ....""Tidak usah banyak tanya! Cepat!" Gegas, Syahira berlari menuju pohon besar yang ditunjuk oleh Samuel tadi. Ia paham dan tak ingin banyak bertanya lagi. Detik berikutnya, Samuel segera melompati jendela, ketika pintu itu terbuka dengan lebar. "Hei, siapa disana!" teriak seorang pria bertubuh besar yang tak lain adalah anak buah Tuan Rinto. Kemudian kedua netranya melihat ke arah ranjang tempat dimana Syahira diikat. Dan betapa terkejutnya, ketika melihat ranjang itu kosong. Tawanannya lepas.
Baca selengkapnya

Kedatangan Martha yang Tiba-Tiba

"Ada apa, Pak? Apa ada masalah?" tanya Syahira yang penasaran melihat mimik wajah Samuel yang berubah seperti sedang menahan marah."Tidak apa-apa. Sebaiknya kamu tunggu sebentar di sini."Syahira pun menuruti perkataan Samuel. Ia tetap berada di dalam mobil, menunggu perintah selanjutnya. Samuel keluar dari mobilnya, berjalan masuk ke dalam rumah. Benar seperti dugaannya, mamanya telah menunggunya di ruang tamu."Nah, itu dia, Samuel!" Mamanya Samuel yang bernama Martha berdiri, berjalan mendekati putranya. "Kamu apa kabar, sayang? Kenapa kamu tidak pernah mengunjungi Mama, hem?" Lalu Martha mencium pipi putra satu-satunya. Samuel merasa risi dengan perlakuan sang mama terhadapnya. Bukan apa-apa, Samuel memang tidak terlalu dekat dengan mamanya. Bahkan ia merasa seperti orang asing saat bersama dengan mama kandungnya sendiri. Maklum saja, karena sejak kecil Samuel hanya tinggal bersama dengan ayahnya. Samuel sedikit menjauh dari tubuh mamanya. Detik berikutnya, tiba-tiba seorang pe
Baca selengkapnya

Menuju Apartemen

"Samuel, tunggu!" Martha sedikit berlari mengejar Samuel. Namun lelaki itu terus saja berjalan, bahkan mempercepat langkah kakinya sebelum Martha berhasil menghentikannya. Jangan sampai ibu kandungnya itu tau jika ada seorang perempuan di dalam mobilnya. Apalagi jika tau perempuan itu adalah Syahira, putri dari keluarga Kemal. Sama halnya seperti Martha, Luna pun ikut mengejar Samuel hingga keluar. "Tante!" seru Luna. Gadis itu menatap Samuel yang sedang memasukkan koper di bagasi mobilnyal. "Tante, bagaimana ini? Kalau Samuel pergi, terus aku ngapain disini?" cecarnya."Kamu tenang aja, sayang. Tante akan mencoba untuk berbicara dengan Samuel." Martha menenangkan Luna. Gegas Martha menghampiri Samuel yang masih berada di belakang mobilnya."Sam, kamu mau kemana?" tanya Martha dengan hati-hati. Tak ingin putranya itu terus menghindari dirinya. Samuel tetap bungkam. Tak berbicara sepatah katapun. Setelah selesai menyimpan kopernya di bagasi, lelaki it
Baca selengkapnya

Rencana Busuk Rena

Selama beberapa detik, Samuel dan Syahira masih berada di posisi yang sama. Jantung mereka saling berpacu dengan cepat. Hingga Syahira tiba-tiba tersadar. Jika saat ini wajah mereka sangat dekat. Hanya berjarak beberapa centi saja. "Pak! Bangun! Berat tau!" protes Syahira. "Eh, ma--maaf." Samuel langsung bangkit. Begitupun dengan Syahira. Gadis itu langsung berdiri. Keduanya sama-sama salah tingkah. Samuel memegang tengkuknya. Jelas sekali jika lelaki itu sedang menutupi perasaannya."Semua ini salahmu, Syahira! Coba tadi kamu gak narik tangan saya. Dan saya tidak mungkin menindihmu seperti tadi." Samuel sedikit meninggikan suaranya. Ia lakukan demi untuk menutupi perasaannya. Bukan Samuel namanya jika tak bisa menutupi perasaannya karena egonya yang terlalu tinggi."Lagian, kenapa Bapak tadi dipanggil-panggil gak nyaut juga? Ya udah, maaf. Sekarang tunjukkan kamarku. Aku harus tidur dimana?" sungut Syahira. "Di apartemen ini ada dua kamar. Kamu tidu
Baca selengkapnya

Masih Ragu

Pagi-pagi sekali, Samuel langsung mengajak Syahira keluar dari apartemen. Dan saat ini mereka sudah berada di dalam mobil. Keduanya masih terdiam. Syahira tak berniat untuk banyak bertanya pada laki-laki yang ada di sampingnya. Karena tak ingin lagi dikatain cerewet. Sesekali Syahira melirik dengan ekor matanya. Pagi ini Samuel terlihat sangat tampan dengan rambutnya yang terlihat rapi dan masih sedikit basah. Aroma parfumnya seketika menyeruak memenuhi mobilnya. Entah mengapa, akhir-akhir ini Syahira sangat menyukai aroma ciri khas dari seorang Samuel.'Ganteng, sih. Tapi sayang, galak,' batin Syahira. "Gimana semalam tidurnya, nyenyak?" Tiba-tiba Samuel membuka suara, membuat Syahira yang sedang memperhatikannya tadi sedikit terkejut. Lalu gadis itu menganggukkan kepalanya dengan tatapan matanya tetap fokus ke depan. "Semuanya aman, kan?" tanya Samuel lagi. "Eh, maksudnya?" Syahira menoleh. Menatap Samuel yang sedang fokus menyetir. Menunggu jawaban atas pertanyaannya tadi. "Iy
Baca selengkapnya

Kabar Buruk

"Bu, lagi apa, sih. Kok keliatannya seneng banget?" Cellin tiba-tiba datang menghampiri ibunya yang sedang duduk di depan nakas sembari menatap layar ponselnya. Wajah Rena terlihat begitu senang. "Hai, sayang. Gak apa-apa, Ibu lagi senang aja. Sebentar lagi Syahira pasti pulang dan kita akan mendapatkan uang yang banyak karena Tuan Rinto pasti akan berterimakasih pada Ibu," sahut Rena dengan binar mata bahagia. Sama halnya seperti Rena, Cellin pun terlihat bahagia. "Serius, Bu? Jadi dong, aku beli mobil barunya." Celln bergelayut manja di pundak sang ibu. "Hust! Mobil baru, nanti aja. Emang mobil baru harganya gak mahal?" Rena memukul pelan tangan Syahira. "Terus kapan dong beli mobilnya? Mobilku dibawa kabur anak cupu itu. Aku gak mau sekolah naik taksi online terus," protes Cellin sambil mengerucutkan bibirnya. "Tenang, sayang. Kalau Tuan Rinto sudah menikahi Syahira, apapun yang kamu mau pasti Ibu belikan. Sekarang kamu sekolah aja yang bener. Sebentar lagi lulus." Rena membel
Baca selengkapnya

Memanfaatkan Cellin

"Apa maksudmu, Ardi? Tidak mungkin itu Syahira. Kamu pasti salah!" Samuel sedikit meninggikan suaranya.Romi menatap wajah Samuel dengan raut wajah bingung. Apalagi saat mendengar putranya berbicara dengan sedikit emosi."Baiklah, sekarang kamu kirim link-nya pada saya!" Samuel mengakhiri panggilan teleponnya."Ada apa, Sam?" Romi sudah tidak sabar untuk mengetahui apa yang disampaikan oleh asisten pribadi Samuel."Sebentar, Ayah. Aku akan memastikannya dulu," jawab Samuel tanpa menoleh pada ayahnya. Kedua netranya fokus menatap layar ponsel.Detik berikutnya, ada notifikasi pesan masuk ke ponsel Samuel. Gegas lelaki itu membuka isi pesan tersebut. Dan betapa terkejutnya ia saat melihat wajah yang sangat familiar berada di situs dewasa. Disitu tertulis seolah pemilik wajah tersebut sedang menawarkan dirinya, sudah seperti barang dagangan."Tidak. Pasti ada seseorang yang telah melakukannya. Aku yakin Syahira tidak seperti itu," ucap Samuel. Tangannya mengepal erat
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status