Beranda / CEO / Pelayan Kampungan Milik CEO Arogan / Menangis Dipelukan Samuel

Share

Menangis Dipelukan Samuel

Penulis: Al Vieandra
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Pak ... Pak Samuel! Ayo cepat turun! Kenapa malah bengong di situ?" tanya Syahira dengan suara lirih, merasa heran karena Samuel sedari tadi masih berdiri di tempatnya dengan pandangan mata ke arah pintu.

"Ssttt ...." Samuel meletakkan jarinya di bibir. "Jangan berisik! Lebih baik kamu sembunyi dulu di belakang pohon itu. Nanti aku akan menyusulmu," ucapnya pelan. Tangannya menunjuk ke arah pohon besar yang tidak terlalu jauh dari jendela kamar itu.

"Tapi, Pak ...."

"Tidak usah banyak tanya! Cepat!"

Gegas, Syahira berlari menuju pohon besar yang ditunjuk oleh Samuel tadi. Ia paham dan tak ingin banyak bertanya lagi. Detik berikutnya, Samuel segera melompati jendela, ketika pintu itu terbuka dengan lebar.

"Hei, siapa disana!" teriak seorang pria bertubuh besar yang tak lain adalah anak buah Tuan Rinto. Kemudian kedua netranya melihat ke arah ranjang tempat dimana Syahira diikat. Dan betapa terkejutnya, ketika melihat ranjang itu kosong. Tawanannya lepas.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pelayan Kampungan Milik CEO Arogan   Kedatangan Martha yang Tiba-Tiba

    "Ada apa, Pak? Apa ada masalah?" tanya Syahira yang penasaran melihat mimik wajah Samuel yang berubah seperti sedang menahan marah."Tidak apa-apa. Sebaiknya kamu tunggu sebentar di sini."Syahira pun menuruti perkataan Samuel. Ia tetap berada di dalam mobil, menunggu perintah selanjutnya. Samuel keluar dari mobilnya, berjalan masuk ke dalam rumah. Benar seperti dugaannya, mamanya telah menunggunya di ruang tamu."Nah, itu dia, Samuel!" Mamanya Samuel yang bernama Martha berdiri, berjalan mendekati putranya. "Kamu apa kabar, sayang? Kenapa kamu tidak pernah mengunjungi Mama, hem?" Lalu Martha mencium pipi putra satu-satunya. Samuel merasa risi dengan perlakuan sang mama terhadapnya. Bukan apa-apa, Samuel memang tidak terlalu dekat dengan mamanya. Bahkan ia merasa seperti orang asing saat bersama dengan mama kandungnya sendiri. Maklum saja, karena sejak kecil Samuel hanya tinggal bersama dengan ayahnya. Samuel sedikit menjauh dari tubuh mamanya. Detik berikutnya, tiba-tiba seorang pe

  • Pelayan Kampungan Milik CEO Arogan   Menuju Apartemen

    "Samuel, tunggu!" Martha sedikit berlari mengejar Samuel. Namun lelaki itu terus saja berjalan, bahkan mempercepat langkah kakinya sebelum Martha berhasil menghentikannya. Jangan sampai ibu kandungnya itu tau jika ada seorang perempuan di dalam mobilnya. Apalagi jika tau perempuan itu adalah Syahira, putri dari keluarga Kemal. Sama halnya seperti Martha, Luna pun ikut mengejar Samuel hingga keluar. "Tante!" seru Luna. Gadis itu menatap Samuel yang sedang memasukkan koper di bagasi mobilnyal. "Tante, bagaimana ini? Kalau Samuel pergi, terus aku ngapain disini?" cecarnya."Kamu tenang aja, sayang. Tante akan mencoba untuk berbicara dengan Samuel." Martha menenangkan Luna. Gegas Martha menghampiri Samuel yang masih berada di belakang mobilnya."Sam, kamu mau kemana?" tanya Martha dengan hati-hati. Tak ingin putranya itu terus menghindari dirinya. Samuel tetap bungkam. Tak berbicara sepatah katapun. Setelah selesai menyimpan kopernya di bagasi, lelaki it

  • Pelayan Kampungan Milik CEO Arogan   Rencana Busuk Rena

    Selama beberapa detik, Samuel dan Syahira masih berada di posisi yang sama. Jantung mereka saling berpacu dengan cepat. Hingga Syahira tiba-tiba tersadar. Jika saat ini wajah mereka sangat dekat. Hanya berjarak beberapa centi saja. "Pak! Bangun! Berat tau!" protes Syahira. "Eh, ma--maaf." Samuel langsung bangkit. Begitupun dengan Syahira. Gadis itu langsung berdiri. Keduanya sama-sama salah tingkah. Samuel memegang tengkuknya. Jelas sekali jika lelaki itu sedang menutupi perasaannya."Semua ini salahmu, Syahira! Coba tadi kamu gak narik tangan saya. Dan saya tidak mungkin menindihmu seperti tadi." Samuel sedikit meninggikan suaranya. Ia lakukan demi untuk menutupi perasaannya. Bukan Samuel namanya jika tak bisa menutupi perasaannya karena egonya yang terlalu tinggi."Lagian, kenapa Bapak tadi dipanggil-panggil gak nyaut juga? Ya udah, maaf. Sekarang tunjukkan kamarku. Aku harus tidur dimana?" sungut Syahira. "Di apartemen ini ada dua kamar. Kamu tidu

  • Pelayan Kampungan Milik CEO Arogan   Masih Ragu

    Pagi-pagi sekali, Samuel langsung mengajak Syahira keluar dari apartemen. Dan saat ini mereka sudah berada di dalam mobil. Keduanya masih terdiam. Syahira tak berniat untuk banyak bertanya pada laki-laki yang ada di sampingnya. Karena tak ingin lagi dikatain cerewet. Sesekali Syahira melirik dengan ekor matanya. Pagi ini Samuel terlihat sangat tampan dengan rambutnya yang terlihat rapi dan masih sedikit basah. Aroma parfumnya seketika menyeruak memenuhi mobilnya. Entah mengapa, akhir-akhir ini Syahira sangat menyukai aroma ciri khas dari seorang Samuel.'Ganteng, sih. Tapi sayang, galak,' batin Syahira. "Gimana semalam tidurnya, nyenyak?" Tiba-tiba Samuel membuka suara, membuat Syahira yang sedang memperhatikannya tadi sedikit terkejut. Lalu gadis itu menganggukkan kepalanya dengan tatapan matanya tetap fokus ke depan. "Semuanya aman, kan?" tanya Samuel lagi. "Eh, maksudnya?" Syahira menoleh. Menatap Samuel yang sedang fokus menyetir. Menunggu jawaban atas pertanyaannya tadi. "Iy

  • Pelayan Kampungan Milik CEO Arogan   Kabar Buruk

    "Bu, lagi apa, sih. Kok keliatannya seneng banget?" Cellin tiba-tiba datang menghampiri ibunya yang sedang duduk di depan nakas sembari menatap layar ponselnya. Wajah Rena terlihat begitu senang. "Hai, sayang. Gak apa-apa, Ibu lagi senang aja. Sebentar lagi Syahira pasti pulang dan kita akan mendapatkan uang yang banyak karena Tuan Rinto pasti akan berterimakasih pada Ibu," sahut Rena dengan binar mata bahagia. Sama halnya seperti Rena, Cellin pun terlihat bahagia. "Serius, Bu? Jadi dong, aku beli mobil barunya." Celln bergelayut manja di pundak sang ibu. "Hust! Mobil baru, nanti aja. Emang mobil baru harganya gak mahal?" Rena memukul pelan tangan Syahira. "Terus kapan dong beli mobilnya? Mobilku dibawa kabur anak cupu itu. Aku gak mau sekolah naik taksi online terus," protes Cellin sambil mengerucutkan bibirnya. "Tenang, sayang. Kalau Tuan Rinto sudah menikahi Syahira, apapun yang kamu mau pasti Ibu belikan. Sekarang kamu sekolah aja yang bener. Sebentar lagi lulus." Rena membel

  • Pelayan Kampungan Milik CEO Arogan   Memanfaatkan Cellin

    "Apa maksudmu, Ardi? Tidak mungkin itu Syahira. Kamu pasti salah!" Samuel sedikit meninggikan suaranya.Romi menatap wajah Samuel dengan raut wajah bingung. Apalagi saat mendengar putranya berbicara dengan sedikit emosi."Baiklah, sekarang kamu kirim link-nya pada saya!" Samuel mengakhiri panggilan teleponnya."Ada apa, Sam?" Romi sudah tidak sabar untuk mengetahui apa yang disampaikan oleh asisten pribadi Samuel."Sebentar, Ayah. Aku akan memastikannya dulu," jawab Samuel tanpa menoleh pada ayahnya. Kedua netranya fokus menatap layar ponsel.Detik berikutnya, ada notifikasi pesan masuk ke ponsel Samuel. Gegas lelaki itu membuka isi pesan tersebut. Dan betapa terkejutnya ia saat melihat wajah yang sangat familiar berada di situs dewasa. Disitu tertulis seolah pemilik wajah tersebut sedang menawarkan dirinya, sudah seperti barang dagangan."Tidak. Pasti ada seseorang yang telah melakukannya. Aku yakin Syahira tidak seperti itu," ucap Samuel. Tangannya mengepal erat

  • Pelayan Kampungan Milik CEO Arogan   Mengelabui Cellin

    "Hai ...." Samuel membalas sapaan Cellin. Tak lupa lelaki itu pun memberikan senyuman terbaiknya. Apalagi tujuannya jika bukan untuk mengelabui Cellin, agar gadis itu percaya kepadanya jika ia memilik maksud baik pada Cellin. Melihat laki-laki pujaannya tersenyum, Cellin langsung berbunga-bunga hatinya. 'Ya ampun, manis banget senyumnya,' batinnya. Samuel berjalan mendekati Cellin, semakin mengikis jarak diantara keduanya. Jantung Cellin semakin berpacu dengan cepat ketika Samuel semakin dekat dengannya. 'Ya ampun, aku kok jadi deg-degan gini, sih. Padahal sebelumnya aku belum pernah merasakan grogi kayak gini sama cowok.' Lagi-lagi Cellin hanya mampu berbicara di dalam hatinya. "Saya ke sini sebenarnya bukan untuk bertemu dengan Syahira. Lagian, bukankah Syahira saat ini sedang bersama pengusaha kaya raya itu?" Samuel berbicara dengan sangat lembut. Cellin terperangah tak percaya saat mendengar jika Samuel datang ke rumah itu bukan untuk bertemu dengan Syahira. "Jadi, em ... ak

  • Pelayan Kampungan Milik CEO Arogan   Berhasil Mengambil Ponsel Rena

    Dengan kecepatan tinggi, Samuel melajukan mobilnya. Untuk saat ini, lelaki itu tak memperdulikan akibatnya jika Cellin atau ibunya tau bahwa ia membawa kabur ponsel mahal itu. Lagian, Samuel tak bermaksud untuk mencurinya. Setelah urusannya selesai, maka ia akan mengembalikan ponsel mahal itu pada Cellin. Setelah cukup jauh, kemudian ia menepi. Mengambil ponsel milik Rena yang ia letakkan di kursi sebelahnya."Aku harus segera menghapus postingan itu," gumam Samuel.Lelaki itu kemudian membuka ponsel milik Rena. Beruntungnya benda pipih itu tidak terkunci. Sehingga memudahkan Samuel untuk membukanya. Pertama, Samuel mencari aplikasi yang menjadi tempat di mana foto Syahira terpampang. Namun setelah beberapa menit ia mencarinya, aplikasi itu tak juga ia temukan."Apa mungkin yang memposting foto Syahira itu bukan ibu tirinya?" Samuel bertanya-tanya.Iseng, Samuel membuka aplikasi berwarna hijau. Ia hanya ingin menghilangkan rasa penasarannya. Bisa saja ibu tirinya itu

Bab terbaru

  • Pelayan Kampungan Milik CEO Arogan   Terperangkap di Kamar Mandi

    "Ayo cepat mandinya, jangan lama-lama!" seru Romi. Kemudian ia pun kembali ke ruang tengah dan duduk si sofa semula. Sambil menunggu anak dan menantunya bersiap-siap, Romi memainkan ponselnya.Samuel segera mengetuk pintu kamar mandi yang memang hanya ada satu di dalam villa itu. Tok ...tok ... tok ..."Syahira, apa kamu bisa lebih cepat di kamar mandinya?" Samuel sedikit berteriak tepat di depan pintu kamar mandi. "I--iya, ini sebentar lagi juga udah selesai, kok," sahut Syahira dari dalam kamar mandi. Kemudian ia pun segera menyelesaikan ritual mandinya dengan tergesa-gesa. 'Huh, ga enak banget mandi aja di tungguin.' Syahira menggerutu di hatinya. Menit berikutnya, pintu kamar mandi pun terbuka, dan Samuel masih berdiri di depan pintu, membuat Syahira merasa malu, karena saat ini Syahira hanya mengenakan handuk. Tubuh polosnya kini hanya berbalut handuk. Syahira dan Samuel sama-sama mematung dan saling pandang. Samuel sampai meneguk air liurnya b

  • Pelayan Kampungan Milik CEO Arogan   Ganggu Saja!

    "Pagi, pengantin baru," sapa Romi yang sepagi ini sudah berada di depan pintu villa yang ditempati oleh Syahira dan Samuel. Syahira yang baru bangun, sangat terkejut melihat kedatangan ayah mertuanya yang tiba-tiba, dan sepagi ini pria paruh baya yang masih terlihat tampan diusianya itu sudah datang ke villa. Entah untuk apa Romi datang sepagi ini. "Pa ... Pak Romi?" pekik Syahira terkejut. "Ayolah, Syahira. Jangan panggil 'pak'. Panggil Ayah saja. Kamu ini sekarang adalah istri dari Samuel, putra Ayah satu-satunya. Jadi, Ayah juga sudah menganggap kamu sebagai putri Ayah."Romi mengacak rambut Syahira. Pria itu memperlakukan Syahira sudah seperti anak kandungnya sendiri. Karena memang sedari Syahira kecil, Romi sudah menganggap gadis itu sebagai anaknya sendiri. Dan betapa bahagianya Romi saat ini, setelah keinginannya terwujud untuk menikahkan putranya dengan Syahira. 'Ish, kenapa ayah sama anak itu tingkahnya sama saja. Sama-sama suka mengacak rambutku,' g

  • Pelayan Kampungan Milik CEO Arogan   Hadiah Bulan Madu

    "Kamu kenapa, Syahira? Kok ngeliatin aku kayak gitu?" Samuel memicingkan matanya. Menatap wajah perempuan yang baru saja dinikahinya itu. "Eh ... siapa yang ngeliatin Bapak. Kepedean, deh," sanggah Syahira sembari memalingkan wajahnya, menatap hamparan lautan di depannya. Terlihat sekali jika Syahira berusaha untuk menutupinya. Perempuan yang kini sudah sah menjadi istri dari Samuel itu, saat ini pasti sedang merasakan malu.Samuel tersenyum. Laki-laki yang kini berkulit putih itu masih terus memandangi wajah Syahira. Ekspresi wajah istrinya sungguh sangat menggemaskan bagi Samuel. Baginya, Syahira masih sama seperti dulu. Syahira kecil yang manja dan menggemaskan. Rasanya, Samuel masih tak percaya jika saat ini ia telah menikahi gadis kecilnya. "Kenapa jadi sekarang Bapak yang ngeliatin aku kayak gitu?" protes Syahira yang merasa dirinya sedang diperhatikan oleh Samuel. Kali ini giliran Samuel yang terlihat salah tingkah. Ia merasa termakan oleh omongannya s

  • Pelayan Kampungan Milik CEO Arogan   Sisi Lain Samuel

    "Cellin!" pekik Rena begitu terkejutnya, saat ia melihat putri kesayangannya itu tiba-tiba jatuh pingsan di dekatnya.Kedua matanya langsung membelalak lebar. Wajah Rena pun sudah terlihat begitu panik dan kebingungan, tak mengerti kenapa putrinya jadi seperti ini lagi.Rena berjalan cepat menghampiri Cellin yang sudah terpejam tak berdaya. Lekas ia duduk bertekuk lutut di samping sang putri dan menepuk-nepuk pipi Cellin dengan pelan."Astaga, Cellin! Apa yang terjadi sama kamu? Kenapa kamu jadi seperti ini, Nak?" Rena masih panik dan mengguncang-guncangkan tubuh Cellin supaya mau terbangun."Ayo bangun, Cellin. Jangan buat ibu jadi cemas begini," panik Rena, karena putrinya itu tak kunjung membuka matanya.Rena benar-benar kebingungan dan kalang kabut. Dia tak tahu apa yang telah terjadi kepada putrinya, kenapa akhir-akhir ini Cellin seringkali mendadak pingsan seperti saat ini.Melihat Cellin yang tiba-tiba jatuh pingsan, membuat hati bersih Syahira pun ter

  • Pelayan Kampungan Milik CEO Arogan   Memperkenalkan Syahira

    "Ya ampun, Cellin. Apa yang terjadi sama kamu?"Rena tengah duduk di atas tempat tidur dengan wajahnya yang terlihat begitu cemas. Di sampingnya tampak sang putri kesayangan yang sedang berbaring miring membelakanginya.Selimut tebal nampak menutupi tubuh gadis remaja itu hingga sebatas telinganya. Di balik selimut tebal itu, terlihat bahunya naik turun dan suara isakan pelan terdengar."Hiks, hiks," isak tangis Cellin tergugu, membuat dadanya terasa kian sesak.Menyaksikan putrinya yang sedang menangis tertahan, tentu saja membuat Rena semakin merasa cemas. Perlahan ia menyentuh punggung Cellin dan mengusap-usapnya."Cellin, ada apa, Nak? Katakan sama ibu, apa yang terjadi sama kamu?" bujuk Rena.Akan tetapi, Cellin sama sekali tak mau menjawab pertanyaan ibunya dan memilih untuk tetap diam meringkuk sambil terus menangis. Rena menjadi kebingungan dengan sikap sang putri. Tangannya kemudian terulur meraih kepala Cellin, tetapi tiba-tiba Rena merasa sangat te

  • Pelayan Kampungan Milik CEO Arogan   Manja

    Dengan langkah berjingkat, Syahira berjalan keluar dari kamar. Sengaja ia berjalan pelan seperti itu agar tak menimbulkan suara yang bisa mengganggu istirahat Samuel saat ini."Aku harus segera masak, mumpung dia masih tidur," gumam Syahira, sembari membuka pintu kamar dengan pelan dan menutupnya kembali dengan berhati-hati.Kritt!Begitu pintu kamar tertutup, Syahira kembali melanjutkan langkahnya menuju dapur. Ruangan luas yang tampak rapi itu menyambut kedatangan Syahira di sana. Pasti Mbak Siti yang sudah merapikan tempat itu sebelumnya. Syahira pun kemudian mulai berjalan mendekati lemari es yang berada di sudut dapur."Mungkin ada sesuatu yang bisa aku masak pagi ini," gumam Syahira, berucap pada dirinya sendiri.Perlahan tangannya mulai meraih gagang pintu lemari es tersebut dan lekas menariknya. Kulkas pun terbuka lebar, tetapi ketika suhu dingin dari lemari es itu menguar menerpa wajah Syahira, seketika kedua mata gadis itu membelalak lebar. Kedua bibirn

  • Pelayan Kampungan Milik CEO Arogan   First Kiss

    Brukk!Syahira terkejut bukan main, ketika tiba-tiba Samuel menarik pergelangan tangannya, hingga membuat tubuh Syahira terjatuh dan mendarat sempurna di atas tubuh kokoh milik Samuel."Aaa." Syahira memekik kecil, tetapi kemudian kedua matanya segera beradu tatap dengan manik hitam milik Samuel yang begitu tajam.Hawa panas langsung menjalari sekujur tubuhnya saat itu juga, bagaikan sengatan listrik yang mampu mengendalikan urat sarafnya menjadi tak biasa. Dada Syahira bergemuruh sangat kencang, saat dia merasakan sentuhan tangan Samuel yang begitu hangat tengah melingkar di pergelangan tangannya."Sstt!" Samuel refleks meletakkan jari telunjuknya tepat di bibir istri polosnya itu.Degh! Degh! Degh!Bagaikan genderang perang yang sedang ditabuh dengan sangat kencang, begitulah kondisi jantung Syahira saat ini. Kencang dan cepat tak terkendali. Tubuh Syahira serasa menjadi beku di detik itu juga, merasakan jemari hangat yang menyentuh bibirnya untuk pertama kali di dalam hidupnya.Sua

  • Pelayan Kampungan Milik CEO Arogan   Serangan untuk Samuel

    Kedua pasang mata itu masih saling beradu, mengunci tatapan satu sama lain dengan begitu lekat. Detak jantung keduanya semakin terasa kencang tak beraturan. Hawa dingin di malam itu, justru membuat suhu tubuh Samuel dan Syahira tiba-tiba memanas. Terlebih dengan posisi mereka yang sedang terjatuh seperti saat ini.Tubuh Syahira mematung, seakan ia tak bisa menggerakkannya sama sekali. Sebisa mungkin ia berusaha menahan nafas, ketika merasakan hembusan nafas hangat beraroma mint milik Samuel menyapu wajahnya. Aroma harum nan maskulin turut menembus indra penciuman Syahira. Aroma harum dari tubuh Samuel, membuatnya ingin menyesap aroma itu lagi dan lagi.Sementara Samuel, tatapan tajamnya itu terus mengarah lekat pada wajah cantik gadis yang kini sedang berada di bawahnya. Matanya mulai berkelana, menyusuri setiap inci wajah Syahira tanpa ada satu pun yang lepas dari tatapannya.Tiba-tiba saja Samuel merasakan tubuh bagian bawahnya bereaksi, ketika tak sengaja dada bidangnya itu bersent

  • Pelayan Kampungan Milik CEO Arogan   Menggoda Syahira

    Lagi dan lagi, entah untuk yang keberapa kalinya malam ini kata-kata Samuel sukses membuat wajah Syahira terasa memanas dan tampak memerah. Bisikan suara Samuel yang begitu lembut, masih terasa berdenging tepat di telinganya. Syahira bahkan bisa merasakan sapuan nafas hangat Samuel menerpa telinga dan lehernya."Bagaimana? Apa kamu benar-benar menunggu saya untuk menggendong kamu?" bisik Samuel, bertanya sekali lagi.Lutut Syahira terasa semakin bergetar dibuatnya. Kali ini ia sudah tak bisa menahan detak jantungnya yang nyaris saja melompat keluar. Meskipun kedua lututnya terasa lemas, tetapi Syahira sudah tak mempunyai pilihan lain lagi saat ini."Aku … aku …."Berusaha memaksakan kakinya yang terasa gemetar, Syahira pun akhirnya memutuskan untuk berjalan mundur beberapa langkah. Tatapan matanya masih mengarah lekat pada Samuel, sedangkan dadanya tampak naik turun karena deru nafasnya yang memburu."Ayolah, tenang saja. Aku akan melakukannya pelan-pelan," ucap Samuel lagi, sembari t

DMCA.com Protection Status