Home / Romansa / CEO Dingin Itu Ayah Anakku / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of CEO Dingin Itu Ayah Anakku: Chapter 101 - Chapter 110

405 Chapters

Marahnya seorang Ibu

Jonathan sedikit heran dengan apa yang dikatakan Arnold. Hanya saja ia tak mau mengambil pusing. Dirinya sudah tidak mau tahu tentang Berlian. Salah satu sifat jeleknya seperti itu, jika merasa tersakiti, ia pun enggan mau tahu tentang orang itu. Kini hubungannya dan Berlian hanya sebatas Cinta."Ya, aku gak tahu sih kenapa dia ke sini. Itu pun kudengar dari para office girl yang tengah bergosip," ungkap Arnold.Namun, di sisi lain. Ia pun masih memikirkannya Berlian yang bisa-bisanya berbicara kasar dan berubah begitu saja. Entahlah mengapa rasanya begitu janggal akan sikap perubahan wanita itu yang tiba-tiba."Sudahlah jangan ambil pusing," ujar Jonathan disertai tawa entah apa yang dirinya tertawakan hanya saja ingin merubah suasana dan mengalihkan pikiran Arnold."Sepertinya kamu yang memikirkannya, jika aku untuk apa dipikirkan itu masalah kalian bukan masalahku," ujar Arnold menyindir. Jonathan pun sempat berpikir jika mungkin sifat orang pun bisa berubah kapan saja. Apalagi di
last updateLast Updated : 2023-07-08
Read more

Mendadak Kaya

"Kamu mencintai Jonathan?"Pertanyaan bu Shafira membuat Berlian terdiam sebuah pertanyaan apa dirinya mencintai Jonathan atau tidak. Ia bungkam, dirinya bingung dengan apa yang tengah dirasakan hatinya. Bimbang dengan semuanya. Ia memang mencintai lelaki itu, tetapi seakan semesta tidak mendukungnya. Ucapan pak Ferdinand begitu tajam menusuk hatinya. Menamparnya pada kenyataan jika dia memang tak selevel dengan putranya.Tanpa menjawab pun sudah bisa bu Shafira ketahui karena saat sang putri bercerita meminta untuk pak Ferdinand mengembalikan posisinya dan ia bersedia menjauh. Terlihat jelas raut kesedihan di wajah sang putri. Bu Shafira merasakan sakit yang teramat karena Berlian harus merasakan hal seperti itu.Berlian menunduk. Mulutnya seakan terkunci. Kini ia juga tengah memikirkan Jonathan. Hatinya ingin selalu bersama, tetapi logika yang menyadarkan pada kenyataan jika Jonathan hanya menjadi angan-angannya saja."Mama tidak usah menunggu jawaban kamu karena sudah jelas kamu me
last updateLast Updated : 2023-07-09
Read more

Kehancuran Alea

"Aku senang kok, hanya saja saat ini banyak yang sedang aku pikirkan pa, jadi terlihat sedang tidak baik-baik saja." Alva mencoba mencairkan suasana, mungkin Pak Hardian membaca raut wajah sang anak yang sedang masam. Ia berpikir jika Alva tidak senang dengan kehadiran Berlian. Justru, ia adalah orang pertama yang sangat senang dengan pertemuan ibu dan anak itu. "Papa pikir kamu merasa tersaingi, secara Bu Shafira selama ini hanya perhatian padamu. Eh, datang tiba-tiba," ujar Pak Hardian."Papa bisa saja, enggak seperti itu. Bahkan aku senang Mama bertemu dengan Berlian.""Jadi, namanya Berlian?" tanya Pak Hardian."Iya Pa.""Pasti orangnya secantik namanya." Pak Hardian tersenyum lalu bangkit dari tempat duduk. Pria itu pamit untuk ke kamarnya.Alva menarik napas dalam, ia kembali duduk di sofa sembari mengusap wajah kasar. Memikirkan masalah Berlian membuatnya semakin bimbang harus melangkah sepeti apa.***Alea berada di apartemen miliknya, ia merasa frustrasi karena beberapa pek
last updateLast Updated : 2023-07-09
Read more

Sepeti Mimpi Memiliki Ibu

Pak Ibnu datang ke apartemen sang putri dirinya sudah sakit kepala karena telah ditelpon oleh pihak bank mengingatkan untuk segera membayar cicilan dirinya. Ia juga kesal karena Alea memutuskan kontak komunikasi dengannya. Bahkan selama satu Minggu ini sang putri tak pernah terlihat walaupun batang hidungnya."Alea ada?"Pak Ibnu berpapasan dengan Hana. "Ada," jawab Hana.Pak Ibnu segera melanjutkan langkahnya.Hana keluar hanya ingin membeli kebutuhan dapur apartemen mereka. Walaupun sudah diusir, tetapi nyatanya Alea masih sangat membutuhkan dirinya. Alea meminta maaf dan menyuruhnya kembali. Ia tak sejahat itu pada artisnya. Tak mungkin meninggalkan Alea pada saat seperti ini. Mereka telah berjuang bersama sampai pernah berasa di puncak, tidak mungkin dirinya meninggalkan Alea sekarang.Pak Ibnu telah sampai di pintu apartemen putrinya, ia menekan bel bahkan mengetuk pintu. Hingga terdengar derap langkah mendekat."Untuk apa Papa ke sini?" Pertanyaan Alea sangat to the point. Kare
last updateLast Updated : 2023-07-10
Read more

Di naikan Derajatnya

"Oh, iya boleh Ma. Nek, aku pergi dulu." Berlian pamit, juga Bu Shafira pada Nenek Lastri.Sementara, Cinta sedang bermain di rumah temannya di sekitar rumah. Sengaja tidak di ajak takutnya menangis melihat sang ibu yang akan pergi. Berlian masuk ke mobil yang di bawa Bu Shafira. Setelah pamit, mereka langsung menuju beberapa butik dan kantor Bu Shafira. Tidak berselang, beberapa menit mereka sampai di salah satu restoran milik Bu Shafira yang dekat dengan kontrakan."Nah, Lusi ini dia kepala pengawas di sini yang melapor pada Ibu jika ada apa-apa," ungkap Bu Shafira.Berlian senang diajak berkeliling oleh sang ibu. Ia dikenalkan kebeberapa karyawan juga diajarkan bagaimana cara bersikap dengan orang lain. Semua orang menyambutnya ramah."Nanti kamu sama Lusi koordinasi bersama bagaimana kedepannya atau akan ada rencana baru dan lainnya," papar Bu Shafira.Berlian mengangguk paham. Ia sudah ada gambaran bagaimana caranya dia bekerja nanti. Takkan menyia-nyiakan kesempatan yang telah
last updateLast Updated : 2023-07-10
Read more

Di buat Tak Berkutik

"Iya, aku Shafira. Apa kamu masih ingat kalau pernah merebut suamiku ups, mantan suamiku?" Bu Shafira tersenyum tipis saat melihat wajah Bu Agnia yang merah padam. Netranya beralih ke Berlian yang ada di sampingnya. Suatu hal yang tidak bisa ia cerna, bagaimana bisa Berlian berada bersama ibu kandungnya. "Bagaimana bisa kalian bersama?" Bu Agnia terlihat syok sekali. Sementara, Rani mencoba mencerna kejadian itu. Sudah lama ia tidak bertemu mantan saudara tirinya. "Semua bisa saja terjadi, apalagi takdir mempertemukan kita lagi. Bagaimana kabarmu?"Bu Agnia tak menjawab, ia teringat bagaimana dirinya berusaha membuat berlian hancur dengan mengatakan jika ibu kandungnya pergi dengan wanita lain hingga ia membencinya. Bahkan Agnia senang melihat kehancuran Berlian, apalagi saat tahu Berlian hamil dengan kekasihnya. Ia malah senang dan membuat ayahnya membenci dan mengusir anak kandungnya."Aku seperti yang kamu lihat, baik-baik saja. Aku tidak ada waktu untuk meladeni kamu, apa tid
last updateLast Updated : 2023-07-11
Read more

Perkenalan

"Kamu kenapa seperti kaget?" tanya Pak Hardian."Eh, enggak. Kaya pernah dengar saja." Bu Agnia sedikit berdusta kalau sebenarnya ia kaget karena Ferdinand adalah ayahnya Jonathan.Bu Shafira mengangguk paham. Pantas saja tidak keluar kota rupanya sang suami akan mengurus kerja sama di Jakarta. Ia mendengarkan perjalanan pak Hardian selama tour bisnisnya. Ya, itu adalah suatu kegiatan rutin mereka berdua saat berjumpa."Mas, aku ingin meminta izin akan membawa Berlian anaknya serta nenek Lastri untuk tinggal di sini apakah boleh?" tanya Bu Shafira.Pak Hardian menatap ke arah istrinya yang juga tengah menatap ke arahnya. Memang sebaiknya Berlian tinggal bersama bu Shafira agar istrinya itu tidak merasa kesepian. Lagi pula rumah mereka cukup besar. Apalagi pembangunan ruangan baru sudah hampir selesai."Tentu saja boleh," jawab Pak Hardian.Bu Shafira segera berterimakasih kepada suaminya itu. Ia sangat bersyukur karena memiliki suami seperti pak Hardian yang begitu sangat pengertian w
last updateLast Updated : 2023-07-11
Read more

Jo VS Alva

"Aku sudah lelah, boleh aku masuk, Al?" tanya Berlian. "Oh, silakan." Berlian melangkah masuk, sedangkan Alva terus saja memperhatikan Berlian dari kejauhan. Hatinya begitu pedih saat mengetahui kenyataan yang sedang mereka jalani. Sebelum masuk kamar, Berlian pun pamit pada ibu dan suaminya."Bu, Pa, aku dan Cinta pamit ke kamar." Setelah makan malam Berlian pamit untuk istirahat lebih awal karena Cinta sudah mulai rewel sejak tadi. Ia tahu jika putrinya pasti kelelahan setelah seharian bermain dengan Alva apalagi dia tidak tidur siang otomatis anaknya itu akan rewel.Sebelum masuk ke kamar ia melihat ke kamar nenek Lastri yang juga tengah beristirahat. Sekarang dirinya tidak perlu khawatir orang yang disayangi akan kekurangan. Dirinya sangat bersyukur karena pak Hardian sangat menerimanya di rumah ini, walaupun dirinya masih merasa canggung dengan Alva."Yuk, cuci muka gosok gigi."Cinta tak ingin jalan terpaksa Berlian menggendongnya. Setelah itu mereka menuju ranjang dan Berlia
last updateLast Updated : 2023-07-11
Read more

Kekesalan Jonathan

Jonathan masih saja kesal jika memikirkan Berlian. Apalagi ia tak menyangka jika akan bekerja sama dengan pak Hardian yang juga ayahnya Alva. Apabila tahu akan hal tersebut dirinya memilih untuk tidak hadir daripada merusak moodnya lagi.Pria itu juga terlihat tidak fokus sejak tadi pun yang banyak menjelaskan dan menjawab beberapa pertanyaan dari pak Hardian adalah Arnold atau pak Ferdinand. Wajah Jonathan hanya ditekuk dengan sempurna, begitu terbaca jika dirinya tidak menyukai pertemuan ini.Pak Ferdinand melihat kegelisahan sang anak. Hanya saja ia sedang menjaga jarak dan tidak bertanya-tanya pada Jonathan. Dirinya memilih sibuk dengan ponsel dan menghubungi beberapa klien. Ia ingin kembali meroket dalam dunia bisnis. Dirinya ingin menjadi orang nomor satu dalam bisnis. "Ayo." Pak Ferdinand melangkah lebih dulu.Mereka datang menggunakan mobil masing-masing karena setelah ini tujuannya berbeda-beda. Jonathan masih duduk di kursi, ia hanya menyentuh dagunya seolah tengah memikirk
last updateLast Updated : 2023-07-12
Read more

Pertengkaran dua pria

"Dasar kukira kau wanita baik nyatanya sama saja. Materialistis." Jonathan kembali kesal.Suara Jonathan walaupun pelan, tetapi dapat terdengar oleh Alva dan Berlian. Karena jarak keduanya cukup dekat.Mendengar ucapan itu membuat Alva sangat kesal lelaki itu sudah mengepalkan tangannya."Jangan, Al." Berlian menahan Alva agar tak membuat keributan karena takut ada keviralan lagi. Ya, bisa-bisa hal itu membuat kerja sama pak Hardian batal. Dirinya tidak mau merugikan siapa pun juga. Karena sekarang ini banyak pasang mata yang memanfaatkan kecanggihan teknologi dan menyebarluaskan informasi."Biar aku beri dia pelajaran, Ber," ujar Alva. Ia ingin membungkam mulut Jonathan yang asal berbicara dirinya tidak terima dengan semua yang diucapkan oleh Jonathan.Berlian bukan wanita seperti itu. Baginya Berlian adalah wanita berkelas, justru Jonathan lah yang rendah karena pemikiran yang tidak terbuka. Tangan Alva terus dipegangi oleh Berlian. Bahkan wanita itu berusaha mengajaknya pergi."Ji
last updateLast Updated : 2023-07-12
Read more
PREV
1
...
910111213
...
41
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status