Saat ini Aliya dan Bisma duduk berhadapan. Tamu Bisma tadi, telah berpamitan dan keluar dari rumah kontrakan mereka, lima belas menit lalu. “Aku sudah mengatakan pada bapak dan ibu, bahwa aku ingin pisah darimu,” Aliya pertama membuka suara dan memecah keheningan antara mereka berdua. Di luar dugaan Aliya, Bisma tampak tenang dan tak terpengaruh oleh perkataan Aliya itu. Ia menyeruput sisa kopi yang dibuatkan Aliya saat masih ada Rudianto tadi. “Lalu? Apa itu mempengaruhi atau merubah sesuatu? Tidak kan?” seringai Bisma. “Mereka tentu saja lebih mengikuti keinginanku dan mempercayaiku dari pada kamu, Aliya.” Aliya diam tak menjawab. Ia hanya menatap menahan geram pada Bisma di depannya. “Kamu segitu kesalnya karena belum aku sentuh, heh?” kalimat tanya itu terlontar datar dari Bisma. “Kita bisa melakukannya sekarang,” imbuhnya lagi. Aliya membulatkan kedua matanya. “Kau mabuk atau memang tidak paham, a? Kau telah menjatuhkan talak terhadapku!” “Kau mau kita rujuk?” Bisma menyeri
Last Updated : 2023-04-16 Read more