Share

BAB 93

Author: Bintang
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

* * *

Aliya meraup air langsung dari bak dan membasuh mukanya berkali-kali. Berkali-kali pula Aliya merutuki dirinya dengan bergumam kesal.

“Apa-apaan!” Tangannya kembali meraup air dalam bak. Wajahnya tampak memerah.

“Apa bener kata Milah, aku ini kesepian? Iyaaa aku memang biasa sendiri. Memang kadang merasa kesepian, tapi ngga gitu juga sampe harus mimpi nikah sama cowok lain!!” Aliya bermonolog.

“Mana cowok itu Elang, lagi! Aaaah!” Kedua telapak tangan Aliya bertumpu pada tepian bak. Ia bangun dari tidurnya tadi dan sempat tertegun bingung di atas ranjang miliknya beberapa saat. Begitu tersadar, ia buru-buru berlari ke kamar mandi dan membasuh mukanya.

Tak pernah terpikirkan ia akan mimpi menikah dengan Elang.

Apakah segitu parahnya tingkat kesepian Aliya, sampai berfantasi di bawah sadarnya, lalu mewujud menjadi sebuah mimpi, bahwa ia menjadi istri Elang?

Dan kenapa harus Elang?

‘Ya. Kenapa harus Elang?’ bisik Aliya dalam hati. Ia menarik napas dan menghembus lambat. Kakinya mela
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 94

    Saat ini Aliya dan Bisma duduk berhadapan. Tamu Bisma tadi, telah berpamitan dan keluar dari rumah kontrakan mereka, lima belas menit lalu. “Aku sudah mengatakan pada bapak dan ibu, bahwa aku ingin pisah darimu,” Aliya pertama membuka suara dan memecah keheningan antara mereka berdua. Di luar dugaan Aliya, Bisma tampak tenang dan tak terpengaruh oleh perkataan Aliya itu. Ia menyeruput sisa kopi yang dibuatkan Aliya saat masih ada Rudianto tadi. “Lalu? Apa itu mempengaruhi atau merubah sesuatu? Tidak kan?” seringai Bisma. “Mereka tentu saja lebih mengikuti keinginanku dan mempercayaiku dari pada kamu, Aliya.” Aliya diam tak menjawab. Ia hanya menatap menahan geram pada Bisma di depannya. “Kamu segitu kesalnya karena belum aku sentuh, heh?” kalimat tanya itu terlontar datar dari Bisma. “Kita bisa melakukannya sekarang,” imbuhnya lagi. Aliya membulatkan kedua matanya. “Kau mabuk atau memang tidak paham, a? Kau telah menjatuhkan talak terhadapku!” “Kau mau kita rujuk?” Bisma menyeri

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 95

    Suara panggilan masuk itu dijawab Elang pada deringan ketiga di sore hari itu. “Dad,” Elang menyapa dengan suara rendah. ‘Jadi, bagaimana keputusanmu, Son? Apa kau sudah memiliki penawaran menarik untuk ayahmu ini?’ Suara kekehan ringan terdengar. Elang menarik napas sepersekian detik. “Dad, saya akan ke Jerman dan mulai mendalami semua lini bisnis-mu. Tapi..” ‘Tapi?’ “Saya perlu satu minggu to settle every thing down di sini, Dad. Tanpa interfere dari Dad. Not even single thing. Bagaimana, Dad?” ‘Dua hari.’ Elang bergeming tanpa perubahan ekspresi di wajahnya. “Lima hari.” ‘Tiga hari. Tidak lebih. Atau ayah lebih suka bermain-main sebentar dengan mainanmu itu.’ “Fine. Tiga hari. Stay away from all of my businesses dan saya akan ada di Dusseldorf tiga hari setelah besok,” tandas Elang datar dan tegas. ‘Ok, deal. Silahkan selesaikan urusanmu. Ayah tunggu kamu di sini dalam tiga hari, Einhard.’ Sambungan telepon terputus. Elang menghempaskan dirinya di atas sofa dengan mata t

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 96

    Malam sebelumnya. Ruang hampa dan hitam pekat. Aliya termangu. Bibirnya yang terkatup kemudian bergerak dan menggumamkan beberapa kalimat. “Mimpi aneh lagi.. Ruang ini lagi…” Ia berdiri dengan mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruang itu. Meski ia tahu, apa yang dilihatnya akan sama saja, namun matanya tetap memindai sekelilingnya. Entahlah. Mungkin ia hanya ingin memastikan, bahwa ruang itu adalah ruang yang sama atau mungkin ia hanya waspada, terhadap lubang aneh yang mungkin bisa membawa dirinya ke tempat yang berbahaya itu lagi. Aliya melangkahkan kakinya ke sembarang arah. Dan seperti yang ia sempat pikirkan sebelumnya, terdapat lubang aneh itu lagi di kejauhan sana. Namun kali ini lubang itu tidak memendarkan warna oranye. Warna yang terpancar dari dalam lubang itu adalah kuning kemerahan. Meski hampir mirip dengan warna lubang sebelumnya, namun hati Aliya yakin bahwa lubang tersebut berbeda dari lubang yang pernah hampir mencelakai dirinya. Meski ia memperingatk

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 97

    “Miss…” Suara Eka memanggil.“Miss Aliya…” Suara Eka lagi. Namun pemilik nama yang dipanggil masih mematung dengan tatapan menerawang entah ke mana.Dion yang duduk di sebelah Eka beringsut menarik kursi nya hingga mendekat ke Aliya. Tangan kanannya ia lambaikan depan muka Aliya. Namun si empunya muka, masih bergeming dengan dagu ditopang kedua tangannya yang terlipat.“Wah gawat. Melamun tingkat akut,” Dion menggeleng-gelengkan kepalanya.“Miss!” seru Dion sedikit kencang sambil menepuk bahu Aliya hingga tersentak.“Ah.. I-iya,” Aliya tergagap kaget. Lalu menolehkan kepala ke arah Dion. “Kenapa Yon?”“Waduh… bener-bener gawat ini.. Miss Aliya are you okay?” tanya Dion dengan nada khawatir.“I’m alright. I’m okay…” jawab Aliya pelan.“Miss Aliya mukanya memerah. Miss ngga lagi demam kan?&

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 98

    Sebuah kamar yang cukup luas di sebuah villa entah di mana.Aliya yang terikat di atas kursi kayu merasakan sekujur tubuhnya yang lemas dan hampir tak bisa menggerakkan seujung jari pun. Ia juga merasakan hawa panas di dalam dirinya. Matanya terpejam, namun ia berusaha menjaga kesadarannya.Dirinya telah dipaksa minum cairan aneh. Dan cairan itu telah membuat tubuhnya terasa tak nyaman dan sangat ingin disentuh. Lagi. Aliya berusaha menahan dirinya dan menjaga kesadarannya.Betapa sulit.“Bisma memang teman saya,” suara pria itu terngiang. “Lebih tepatnya, teman bisnis. Kesepakatan antara kami berdua adalah dirimu, Nona Aliya.”‘Aku…. dijual Bisma. Pada Rudianto…’ bisik Aliya dalam pikirannya. Ya. Aliya telah diculik oleh orang-orang suruhan Rudianto yang membawanya ke tempat asing ini.Matanya terasa begitu berat, namun suara gaduh membuatnya membuka mata sekejap. Sekelebat bayangan pria bertubuh jangkung dan atletis tampak menendang Rudianto lalu menangkis pukulan pengawalnya.‘Ah…

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 99

    “Gimana kondisi Teh Aliya, Gan?” Ridwan bertanya dengan nada khawatir sambil melirik ke kamar tempat Aliya dibaringkan oleh Elang. Mereka berada di salah satu villa di daerah Cisarua Bogor, tak jauh dari villa tempat Rudianto menyekap Aliya sebelumnya. Elang tidak membawa Aliya langsung kembali ke rumahnya dan menunggu Aliya tersadar lebih dahulu. “Apa tidak perlu kita bawa ke Rumah Sakit?” tanyanya lagi. “Tidak perlu,” tukas Elang. “Aliya sempat diberi obat, tapi sudah dinetralisir.” “Olehmu sendiri, Gan?” Elang mengangguk, lalu menarik kursi di ruang makan dan menghempaskan bobotnya ke kursi itu. “Oh,” respon Ridwan. Ia tidak lagi penasaran atau ingin bertanya ‘bagaimana kau melakukannya?’, karena ia tahu jawabannya akan masuk dalam jajaran alasan ‘tidak ilmiah dan tidak logis’ yang baru-baru ini menjadi kosakata baru di hidup Ridwan. Ia lalu ikut menarik kursi di sebelah Elang dan duduk di samping kirinya. Ridwan membiarkan mulutnya terkunci, karena melihat tuan muda di dep

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 100

    Aliya mengerjapkan mata beberapa kali. Ia bangun terduduk dan mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Mendapati dirinya berada di lingkungan dan kamar yang asing, dadanya berdebar cepat. Samar namun menjadi kian jelas dan pasti, ia teringat bahwa dirinya dibawa paksa masuk ke dalam mobil hitam. Ia sempat tak sadarkan diri dan ketika matanya terbuka, ia telah diseret paksa dua pria bertubuh tinggi besar, masuk ke dalam sebuah kamar. Ia didudukkan di sebuah kursi kayu dan diikat. Lalu laki-laki tambun itu, laki-laki bernama Rudianto itu, laki-laki yang dikenalkan Bisma padanya… Aliya bangun dan turun dari tempat tidur itu dengan panik. Telinganya lamat-lamat mendengar langkah kaki menuju pintu kamar. Aliya menahan napasnya. Pintu terbuka dan hembusan napas panjang penuh kelegaan terdengar dari Aliya. “Maaf jika membuatmu takut,” suara dalam itu diucapkan lembut, membuat hati Aliya seketika tenang. “Elang, ini di mana? Aku… sebelumnya ada di tempat…” Suara Aliya tercekat. Tubuhnya be

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 101

    Elang memandang cukup lama pada Aliya. “A-apa ada yang salah? Atau di wajahku ada kotoran?” Aliya bertanya gugup. Ia langsung meletakkan gelas di tangannya ke atas nakas, lalu meraba-raba wajahnya. “Tidak ada yang salah dengan wajahmu,” jawab Elang. ‘Kau hanya sangat cantik,’ imbuh Elang dalam hati. “Lalu mengapa kau melihatku seperti itu?” Elang menarik napas. “Bukan apa-apa. Hanya berpikir, apakah kau akan marah jika aku menempatkan pengawal di sekitarmu?” “Pengawal?” Kedua alis Aliya melangit. “Ti-tidak usah. Jangan. Aku bukan orang penting. Tidak perlu melakukan hal sejauh itu, Elang.” ‘Tapi kau penting bagiku.’ “Jadi kau tahu aku dalam bahaya karena menempatkan pengawal yang mengikutiku?” sambung Aliya. “Not really. Itu baru niatku dan itu pun jika kau tak keberatan.” “Lalu, emm.. bagaimana…” “Aku tahu?” Elang menjeda kalimatnya. “Biarkan aku sedikit mengingatkanmu. Aku memiliki intuisi cukup tajam jika tentangmu. Ingat tentang jas hujan dan kalungmu waktu itu?” tanya

Latest chapter

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   Catatan Penulis

    Hai GoodReaders!! Akhirnya “Istri Ku Sang Ratu Bumi” telah sampai di penghujung cerita. Terima kasih banyak untuk seluruh GoodReaders yang dengan setia mengikuti kisah ini hingga akhir. Author mohon maaf jika pada tulisan yang GoodReaders baca dalam cerita ini, masih ditemukan banyak typo atau kata-kata rancu dan hal lain yang tanpa sadar Author lakukan. Author berharap GoodReaders dapat menikmati juga menyukai karya ini. Adakah kesan dan pesan kalian untuk Author? Would love to know it! Adakah tokoh favorit kalian? Aliya? Elang? Dean? Agni? Atau lainnya? Author dengan senang hati membaca kesan kalian dan pesan kalian untuk mereka :D Jangan lupakan untuk memberi review di luar buku ya… Bintang lima dari kalian akan menambah semangat author melanjutkan Session 2 buku ini. Sambil menunggu, kalian bisa buka karya on going Author dengan judul “Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan”. Love-love yang banyak untuk kalian semua! Sampai Jumpa di karya-karya Author lainnya…. Luv U!!

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 299

    Mereka semua telah menjadi bagian dari keluarga bagi Aliya. Keluarga kedua yang berbeda dunia. Dunia aneh penuh kejutan yang hidup berdampingan dengan manusia umumnya. Siapa yang pernah menyangka, ternyata sejak lama ada kehidupan seperti ini di tengah-tengah kehidupan normalnya dahulu? Kini tatapan Aliya membidik pada sang suami, Einhard Sovann Gauthier. Pria tampan yang tampak asyik mengajak putri mereka berbicara. Meski demikian, tak dapat dipungkiri, Aliya bisa merasakan sesuatu yang menekan kuat yang terpancar dari Elang. Meski pria tampan itu tengah bermain dengan bayi mungil, namun aura kekuasaan nan tenang dan terkendali, menyelimuti suaminya. Membuat siapapun tak kuasa menentang dan menghindari membuat masalah dengannya. Senyum di bibir Aliya kian merekah. Matanya berbinar menangkap pemandangan yang begitu menyejukkan hatinya itu. Fayza tampak tergelak ketika hidung Elang menyerbu perut mungil sang putri. Hatinya begitu damai melihat semua pemandangan yang ada di sekit

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 298

    “Sekali lagi aku minta maaf, Dean. Sungguh…”Dean menghela napas pelan. “Apa yang kau bicarakan, Al?”Ia terhenti karena teko yang dipanaskan Aliya telah berbunyi.“Biar aku saja,” katanya sembari berjalan mendekat untuk mematikan kompor lalu mengangkat teko dan menuangkannya ke dua cangkir dan empat gelas belimbing yang telah diisikan kopi dan gula oleh Aliya sebelumnya.Tangannya mengaduk telaten setiap gelasnya. “Jika kau berpikir kepergianku karena berada di dekatmu itu menyakitkan untukku dan untuk menjauh darimu, kau keliru Aliya.”“Aku pergi karena memang ada sesuatu yang harus kulakukan. Dan itu baru bisa kulakukan saat ini, ketika situasi di sini telah kondusif. Einhard seorang elemen yang kini berada di ambang Level Satu. Einhard seorang diri, sudah bisa menakuti semua elemen yang ada di sini saat ini, Al.”Dean selesai mengaduk dan meletakkan sendok ke bak cuci piring dan melanjutkan. “Sekalipun aku pergi, kita sekarang punya Nawidi yang seorang Level Dua Tingkat Tertinggi.

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 297

    “Einhard, duduk di sini,” Dean beralih pada Elang yang berdiri di sebelah Aliya. Elang lalu menggamit pergelangan tangan Aliya dan menariknya untuk duduk di antara Dean dan Nawidi. Dengan patuh Aliya mengikuti suaminya dan membalas semua sapaan dari Agni dan teman-teman elemen lainnya dengan hangat. “Fayza di mana?” tanya Dean lagi setelah Elang dan Aliya duduk. “Kami tinggalkan di rumah dulu dengan bi Sumi dan Asih,” jawab Elang. Tangannya menerima sodoran jagung bakar dari Dean. “Thanks.” “Liebling, kau mau?” Elang mengoper jagung bakar itu ke Aliya. “Ngga, Liebe. Kau aja,” tolak Aliya. Ia melemparkan pandangan ke sekeliling, lalu beralih pada Dean. “Kau mau kemana? Pertanyaanku tadi belum di jawab.” Dean tersenyum. “Aku ada kerjaan di Botswana, Al.” “Apa?? Botswana? Afrika??” Mata Aliya membulat. “Jauh banget. Ada apa di sana?” “Emm… Kerjaan lama ku.” “Liebling, bisa tolong buatkan kopi untukku?” Elang menyentuh lengan istrinya itu. “Aku--” Tatapan Aliya beralih pada Elang

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 296

    “Gung, dulu gimana si cewek itu. Lu buang kemana?” “Ya kali, dia barang. Main buang-buang aja.” Agung meringis. Bukan karena luka di tangan kiri yang ia derita setelah latihan tadi. Namun karena mendengar pertanyaan Agni. “Kok baru nanya sekarang?” tanyanya dengan tangan yang sibuk mengulur kain kasa panjang untuk membalut luka-luka di sela tangannya. “Gue baru kepo, Gung. Asli, waktu itu gue eneg banget denger nama tu cewek. Baru kali ini gue agak legaan,” tukas Agni sambil membantu Agung menggunting kasa tersebut, merobek ujungnya lalu mengikatnya kuat. “Ish! Pelan-pelan, Ni.” “Jangan cengeng lu.” Agni mengoles antiseptik pada bekas luka lain di tangan kanan Agung. Meski tidak sedalam luka di tangan kiri, namun tetap saja menggambarkan betapa keras latihan yang baru saja ditempuh Agung. “Lain kali lu perhitungkan ritme serangan si bang Nawi, Gung. Dia punya pola sendiri dengan alter variasinya. Pas bagian lu, itu pola yang dia gunain waktu nyerang gue latihan kemaren,” tutur

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 295

    Angin semilir menghantarkan suasana yang begitu tenang dan damai. Beberapa dedaunan kering berjatuhan perlahan menyentuh tanah di tepian kolam renang dengan pantulan kilau terik mentari di atas air. Gerakan tangan Elang membelah air dan mendorong kuat tubuhnya meluncur. Sudah lima balik ia menggunakan gaya kupu-kupu, setelah enam balik sebelumnya menggunakan gaya bebas untuk membawa dirinya menyentuh tepian kolam renang sekian kali. Elang berhenti di pinggir dan memutuskan menyudahi kegiatan berenangnya siang itu. Kedua lengannya bertumpu pada tepian dan setengah melompat, membawa tubuhnya keluar dari dalam kolam. Ia duduk di tepian sambil mengusap wajah untuk menyingkirkan bulir air yang membasahi wajah tampannya. Mata coklat tua itu menerawang, membawa ingatannya kembali pada percakapannya dengan Dean semalam. “Saat itu ayahmu melalui Hecate mencari juga wanita elemen bumi dan sempat menyangka ibuku adalah salah satunya. Dia sebenarnya bukanlah seorang elemen bumi, Hecate salah

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 294

    “Liebling, sarapannya sudah kau makan habis?” “Iya,” jawab Aliya lalu mendongakkan kepalanya ke arah Elang yang baru keluar dari kamar mandi. Ia menatap suaminya dengan alis berkerut. “Kenapa?” “Asi ku masih sedikit keluarnya,” keluh Aliya. “Tadi perawat datang kesini untuk mengambil asi ku. Tadi gak bisa dapat banyak.” “Hm.” Elang melangkahkan kakinya mendekati brankar Aliya. “Itu hal wajar, Liebling. Untuk kelahiran pertama, seorang ibu agak kesulitan mengeluarkan asi-nya. Putri kita juga belum membutuhkan makanan yang banyak, Liebling. Kau tahu, ukuran usus dan lambungnya pun masih sangat kecil,” sambungnya lagi sambil menggerakkan ibu jari dan telunjuknya untuk menunjukkan betapa kecilnya ukuran tersebut. “Tapi--” “Aku tahu kau khawatir. It’s ok. Bahkan bayi baru lahir masih bisa tanpa diberikan asi atau susu dalam waktu dua kali dua puluh empat jam.” “Kau tahu dari mana?” “I read it somewhere (aku baca entah di mana).” “Elang--” “Aku sudah bicara dengan dokter, Lieblin

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 293

    Arah pandang Aliya terpaku pada pintu ruang untuk beberapa saat. Meski sedikit bertanya-tanya, namun ia segera menepis itu dalam hatinya dan langsung beralih pada monitor di dinding sebelah kiri. Bibirnya seketika tertarik ke atas disertai pandangan yang melembut dan penuh kasih. Monitor itu menampilkan bayinya yang berada dalam inkubator di ruang NICU. Tubuh mungil yang masih berwarna merah dengan jemari kecil yang mengepal. Kedua manik mata Aliya lalu berkaca-kaca. Betapa ia ingin memeluk makhluk mungil itu. Betapa ia merasa semua bagai mimpi. Dari dalam dirinya bisa keluar makhluk luar biasa seperti itu. Ia hanya harus bersabar lagi, untuk bisa mendekap bayi mungilnya itu. “Isn’t she beautiful?” Sebuah suara mengagetkan Aliya. Ia mengusap titik air di sudut matanya lalu tersenyum pada dua orang yang datang itu. “Dean, kang Awi. Masuklah.” Kedua pria bertubuh tegap dan atletis itu kemudian duduk di kursi meja makan yang memang bersebelahan dengan brankar Aliya. “Bagaimana

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 292

    “Ah ya Tuhan!” Agni mengerjap-kerjapkan kedua kelopak matanya. Menatap penuh haru sekaligus takjub dengan tangan menempel pada dinding kaca. Begitu pula ketiga teman-teman lainnya. Agung, Iyad, Guntur sama -sama menatap dengan mata berbinar penuh ketakjuban ke arah satu box bayi dari balik kaca besar pembatas ruang NICU. “Lakukan covering kalian, setiap kalian keluar.” Suara datar Nawidi mengingatkan empat pria yang terus menerus menatap tanpa berkedip ke arah bayi merah di dalam inkubator itu. Ia baru saja datang bersama Dean setelah melakukan pengecekan ulang di sekitar Rumah Sakit Bersalin tersebut, sebagai bentuk tindakan antisipatif standar mereka. Agni dan lainnya menoleh dan baru menyadari pengunjung wanita di sekitar mereka, tak hentinya menatap mereka seolah melihat artis terkenal yang membuat mata mereka tak berkedip mengagumi. Penampilan Agni dan kawan-kawan memang tidak bisa dibilang biasa, terutama Agni. Wajah tampan pria muda itu begitu menarik perhatian para pengunj

DMCA.com Protection Status