"Bawa dia pergi dari hadapan gue, sebelum gue meremas wajahnya, Rick." Axel membuang muka. Sungguh saat ini perasaannya bercampur baur antara tegang, lega dan amarah luar biasa. Di tengah suara sirene mobil polisi, bentakan para penegak hukum serta suasana yang mendadak ramai, Axel berupaya menjaga kewarasan otaknya. Sebaiknya Raline menjauh dulu darinya. Ia takut kalimat-kalimat tidak terkontrolnya akan melukai hati Raline. Jikalau sedang marah, kalimat-kalimat yang keluar dari mulutnya memang cenderung gila. "Kalau mau meremas gue, pilih tempat yang enak dan empuk dong, Mas Suami. Kayak yang biasa lo lakuin malem-malem. Kalo muka gue yang lo remes, ntar susunan muka gue jadi petot-petot." Raline protes. Ini orang kagak ada terima kasih-terima kasihnya. Udah ditolongin malah diusir."Tembak gue, Rick." Axel mengacuhkan racauan Raline. Axel ingin memberi pelajaran pada Raline, agar lain kali ia tidak melakukan kebodohan seperti ini lagi."Heh, tembak? Gue bertaruh nyawa nyelametin e
Last Updated : 2023-05-15 Read more