Home / Romansa / Ayah Untuk Anakku / Chapter 251 - Chapter 260

All Chapters of Ayah Untuk Anakku: Chapter 251 - Chapter 260

294 Chapters

Bab 251. Obat Tidur Dalam Cake Milik Erland yang Diberikan Cristy

Pada sore harinya, Erland memang mengunjungi butik milik Cristy. Heran, itu yang ada di dalam benak Erland saat ini karena sahabatnya terlihat berbeda, kali ini penampilan Cristy sangat feminim dan manis dengan balutan dress padahal biasanya penampilannya selalu elegant.“Selamat sore ... akhirnya kamu datang juga,” sambut Cristy dengan ramah dan manis sebagaimana penampilannya.Erland menunjukan senyuman kecil untuk menyahut, “Aku pasti datang karena aku sudah mengatakannya.” Kekeh kecil menjadi penambah kalimatnya, tetapi justru di mata Cristy raut wajah Erland yang seperti itu sangat memesona hingga membuat kekaguman dalam hatinya semakin membuncai saja.“Baiklah ... aku percaya kalau kamu tipe pria yang dapat dipercaya. Hihi ....” Sikap manis Cristy semakin manis saja. “Duduklah.” Pun untuk sikap yang ini, dirinya sangat manis dan anggun. “Mau minum apa?” Senyuman ditambahkan di atas permukaan wajah berseri dan indah, Cristy menjamu Erland layaknya seorang istri.“Apa saja.” Senyu
Read more

Bab 252

Erland kembali menyuap potongan cake untuk menghargai Cristy, saat ini sahabatnya semakin sering mengatakan supaya dia menghabiskan cakenya hingga Erland merasa penat. “Maaf, aku tidak dapat menghabiskan cakenya, aku sudah minum kopi kalau ditambah banyak makan cake akan terlalu banyak asupan gula ke dalam tubuh,” kekeh hangatnya saat menolak perintah Cristy yang selalu menyuruhnya menghabiskan semua cake.“Tenang saja semua gulanya aman kok!” Cristy segera melontarkan alasan.“Walaupun aman, aku harus tetap berjaga-jaga,” kekeh Erland lagi. Totalnya setengah dari potongan cake yang di makan Erland hingga membuat Cristy tidak puas.‘Seharusnya tadi aku menambahkan dua tablet!’ Gerutunya.Erland mulai berpamitan, “Aku harus pergi sekarang, lagi-lagi aku harus meminta maaf karena tidak dapat berlama-lama. Terimakasih suguhannya.” Pamitnya ini termasuk isyarat agar Cristy segera memberikan hadiahnya, jadi dia bisa pergi dengan cepat.“Sayang sekali ....” Cristy mulai merajuk, tetapi kemu
Read more

Bab 253

Kini, Erland tertidur seolah dalam keadaan pingsan hingga dua orang satpam harus membantu memindahkan tubuhnya. Hal ini membuat Bagaswara dan Miranda cemas. “Pa, apa yang terjadi pada Erland ....” Wanita ini seolah tercekik kekhawatiran saat melihat kondisi putranya.“Mama tenang dulu, Papa akan memanggil perawat untuk memeriksa Erland.” Bagaswara merasakan cemas yang bertumpuk, tetapi dirinya harus tetap tenang.‘Apa, perawat! Kalau orang medis mungkin akan dengan mudah menebak penyebab Erland tertidur sampai seperti ini. Gawat!’ Cristy sangat cemas, tetapi dalam keadaan mendadak seperti ini membuatnya tidak dapat memikirkan alasan tepat. ‘Astaga ... bagaimana ini ....’Panggilan sudah terhubung, Bagaswara mengundang perawat yang dulu menemani masa pemulihan Erland. “Tidak biasanya Erland tertidur seperti orang pingsan, tolong periksa putra kami!” Suaranya memang terkesan santai, tetapi wajahnya tidak sesantai itu.“Apakah ada ciri-ciri khusus? Tolong sebutkan hal-hal janggal yang mu
Read more

Bab 254

Ingin sekali menghubungi Amelia, tetapi William menempel padanya. Jadi Nitara tidak dapat melakukan apapun. Setelah menyesap kopinya, William berkata, “Sayang, kalau Erland menginap besok pagi aku akan ke rumah papa.”Nitara mengeryitkan dahinya heran, “Kenapa tiba-tiba ke rumah papa?”“Ada yang harus aku bicarakan dengan Erland,” kekeh William saat sikapnya dibuat tenang.“Oh ....” Nitara tidak curiga sama sekali karena memang Erland dan William sedang menata perusahaan masing-masing jadi pasti kedua saudara itu sibuk dengan urusan bisnis. Sebuah kue kering disodorkan. “Aku barusaja membuat kue tadi siang.” Senyuman manisnya. William segera menerima karena ini sangat spesial.“Pasti sangat enak.” Sedikitnya, suasana hati William terobati. Kehadiran Nitara memang menjadi salah satu orang yang dapat menjadi obat di kala kalut.Erland terbangun pukul sepuluh malam, matanya terbuka perlahan, tetapi segera tubuhnya bangkit. “I, ini ...!” Tatapannya menyusuri sekeliling.“Selamat malam, Tu
Read more

Bab 255

Cristy mendapatkan kamar yang sangat baik, bukan di kamar tamu tetapi kamar untuk keluarga maka wanita itu menghuni lantai atas bersamaan dengan keluarga Erland. “Astaga ... mimpi apa aku semalam? Keluarga Erland memperlakukanku sangat spesial karena mereka menganggapku telah menyelamatkan Erland. Sekarang lihatlah nasib baikku ini, aku mendapatkan kamar yang sangat baik dan berdekatan dengan kamarnya Erland.”Jarak antara kamar yang dihuni Cristy dan Erland memang hanya berjarak dua kamar saja. Wanita ini merasa sudah sangat dekat dengan Erland walaupun tidak dapat berinteraksi langsung dengan pujaan hatinya. “Aku harus memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin, tapi apa yang harus aku lakukan?” Dia memutar otak untuk mendekati Erland.Cristy mengirimkan char pada Erland saat tengah malam. [Apa kamu sudah tidur? Apa kita bisa bicara, aku ingin bercerita padamu.]Erland membaca chat dari Cristy karena dirinya sedang kesulitan menutup mata akibat berjauhan dengan Amelia yang sedang ha
Read more

Bab 256

Keluarga Bagaswara berkumpul di ruang makan, menyantap sarapan mereka dengan satu orang anggota tambahan. Di saat seperti ini Cristy semakin merasa menjadi bagian dari keluarga, merasa menjadi istrinya Erland, sekaligus iparnya William. ‘Tuhan ... terimakasih atas takdir baik yang Kau berikan padaku. Aku sangat bersyukur atas nikmat yang Kau berikan ini.’ Tak henti dia mengucapkan syukur pada Tuhannya bersama senyuman manis yang selalu menjadi lukisan di wajahnya.Seusai sarapan, William mengajak Erland berbicara empat mata. Kalimatnya disampaikan bersama kekeh hangat di hadapan saudara kembarnya serta kedua orangtuanya. Maka saat ini Erland tidak dapat menolak ajakan William. Keduanya bergegas menuju halaman rumah dengan sikap hangat, kemudian menjadi dingin setelah dinding membatasi keduanya serta keluarganya. “Aku sedang tidak ingin membicarakan apapun denganmu!” Erland memulai kalimat, sikap dinginnya mendominasi karena dapat menebak yang akan dibicarakan oleh William, bahkan pria
Read more

Bab 257

William tidak mengusir dengan kalimat, tetapi dia segera membukakan pintu mobil untuk Cristy hingga wanita ini mengerti dengan sendirinya walaupun dia masih dalam suasana tercengang. Saat dia keluar, William kembali berkata dengan nada dingin dan datar, “Lain kali jangan datang ke rumah jika hanya ingin menguping!”Deg!Cristy kembali dibuat tidak berdaya oleh sikap William. “A-aku ... minta maaf jika aku berbuat salah.”“Satu-satunya kesalahanmu jika kau membocorkan rahasiaku dan Erland, maka saat itu aku tidak akan memaafkanmu!” Tatapan William sedingin es. Lalu meninggalkan Cristy begitu saja.Saat ini Cristy masih tidak percaya dengan apa yang dialaminya barusaja. “Ke-kenapa William sedingin itu, apa ini sisi lain William? Lalu ... bagaimana dengan Erland, apa dia juga akan memperlakukanku dengan cara yang sama.” Sikap William yang di luar dugaan membuat Cristy berpikir ulang tentang mendekati Erland karena mungkin pujaan hatinya akan memperlakukannya seperti cara William. Jadi, s
Read more

Bab 258

Rencana kepergian Erland ke luar negeri menjadi perdebatan baru, bahkan William membahasnya lewat sambungan di udara. “Apa seperti ini caramu memperlakukan aku yang telah banyak berjasa.”Erland mendesah penat. “Kita bisa membahas ini nanti. Aku sedang sibuk, aku yakin kau juga begitu.”“Aku tidak akan berhenti membahasnya. Aku akan melanjutkannya nanti.” Dengusan menjadi pengiring hingga akhirnya panggilan diakhiri.Erland membuang udara sangat panjang. “Itu bayi milik kami, tapi seolah bayi kami adalah hutang yang harus dibayar pada William.” Saat ini dia seakan terjebak di jalan buntu, tidak ada jalan keluar kecuali mengambil keputusan dengan cepat sebelum tertangkap. “Aku tidak boleh mengundur lagi, kami harus pergi secepatnya!” Sore ini dia akan kembali ke kediaman orangtuanya untuk membicarakan rencana kepergiannya ini, kali ini dirinya harus memastikan tidak boleh gagal, tidak ada lagi drama tertidur pulas hingga menelan pembahasan penting yang seharusnya sudah disampaikan.Nam
Read more

Bab 259

Keesokan paginya Amelia mulai berbenah, memersiapkan keperluannya di luar negeri, sedangkan Sopia menatap sendu. “Sayang ... harus ya kalian pergi?” Saat ini rasa kehilangan sedang membara di hati wanita ini melebihi saat Amelia berpamitan akan menuntut ilmu.“Mau bagaimana lagi, Erland harus pergi jadi Amei juga ....” Amelia sangat mengerti kesedihan yang dirasakan ibunya, tetapi dibandingkan tetap tinggal di sini supaya ibunya tidak bersedih, Amelia memilih tinggal bersama suaminya, berbakti pada teman hidupnya karena dia sangat mengerti posisinya kini yang harus selalu berada di sisi Erland.Sopia mendesah sendu, kemudian berkata pilu, “Kalian tidak akan pergi besok. Kenapa harus bersiap-siap sekarang?” Belaian lembutnya menghentikan gerakan tangan Amelia yang sedang memilah benda-benda miliknya.Amelia tahu isi hati ibunya karena itu juga yang dirasakannya dulu saat terpaksa berpisah dengan Kenzo. Senyuman diulas. “Amei tidak akan berbenah semua hari ini kok. Nyicil saja, supaya A
Read more

Bab 260. Pertemuan William dan Amelia

Waktu janjian telah tiba, kini Amelia keluar dari dalam mobil digiring oleh ibunya. “Ma, antar sampai di sini saja, Mama sama Kenzo tunggu saja di mobil.”“Sebenarnya apa yang akan kalian bicarakan? Sepertinya sangat rahasia,” kesal Sopia karena dirinya tidak dapat memerhatikan putrinya yang berjalan dengan perut besar. Wanita ini mengkhawatirkan langkah Amelia karena mungkin putrinya meleng kesana kemari.“Amei juga tidak tahu ...,” jujurnya berharap Sopia percaya sebelum menyimpan curiga atau mengomel.“Ya sudah, Mama memerhatikan kamu dari sini.” Sopia memilih mengalah, kemudian meminta salah seorang pelayan cafe untuk memapah Amelia.Setibanya di dalam cafe, tatapan Amelia menyusuri setiap sudut hingga akhirnya menemukan William yang sedang melambaikan tangan ke arahnya seiring berdiri gagah bersama senyuman hangat. Jadi, pria ini melanjutkan memapah Amelia hingga duduk nyaman di atas sofa. “Maaf kalau aku merepotkan kamu.” Kalimat lembut William sebagai pembukaan pertemuan mereka
Read more
PREV
1
...
2425262728
...
30
DMCA.com Protection Status