Share

Bab 255

Author: Desti Angraeni
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Cristy mendapatkan kamar yang sangat baik, bukan di kamar tamu tetapi kamar untuk keluarga maka wanita itu menghuni lantai atas bersamaan dengan keluarga Erland. “Astaga ... mimpi apa aku semalam? Keluarga Erland memperlakukanku sangat spesial karena mereka menganggapku telah menyelamatkan Erland. Sekarang lihatlah nasib baikku ini, aku mendapatkan kamar yang sangat baik dan berdekatan dengan kamarnya Erland.”

Jarak antara kamar yang dihuni Cristy dan Erland memang hanya berjarak dua kamar saja. Wanita ini merasa sudah sangat dekat dengan Erland walaupun tidak dapat berinteraksi langsung dengan pujaan hatinya. “Aku harus memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin, tapi apa yang harus aku lakukan?” Dia memutar otak untuk mendekati Erland.

Cristy mengirimkan char pada Erland saat tengah malam. [Apa kamu sudah tidur? Apa kita bisa bicara, aku ingin bercerita padamu.]

Erland membaca chat dari Cristy karena dirinya sedang kesulitan menutup mata akibat berjauhan dengan Amelia yang sedang ha
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 256

    Keluarga Bagaswara berkumpul di ruang makan, menyantap sarapan mereka dengan satu orang anggota tambahan. Di saat seperti ini Cristy semakin merasa menjadi bagian dari keluarga, merasa menjadi istrinya Erland, sekaligus iparnya William. ‘Tuhan ... terimakasih atas takdir baik yang Kau berikan padaku. Aku sangat bersyukur atas nikmat yang Kau berikan ini.’ Tak henti dia mengucapkan syukur pada Tuhannya bersama senyuman manis yang selalu menjadi lukisan di wajahnya.Seusai sarapan, William mengajak Erland berbicara empat mata. Kalimatnya disampaikan bersama kekeh hangat di hadapan saudara kembarnya serta kedua orangtuanya. Maka saat ini Erland tidak dapat menolak ajakan William. Keduanya bergegas menuju halaman rumah dengan sikap hangat, kemudian menjadi dingin setelah dinding membatasi keduanya serta keluarganya. “Aku sedang tidak ingin membicarakan apapun denganmu!” Erland memulai kalimat, sikap dinginnya mendominasi karena dapat menebak yang akan dibicarakan oleh William, bahkan pria

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 257

    William tidak mengusir dengan kalimat, tetapi dia segera membukakan pintu mobil untuk Cristy hingga wanita ini mengerti dengan sendirinya walaupun dia masih dalam suasana tercengang. Saat dia keluar, William kembali berkata dengan nada dingin dan datar, “Lain kali jangan datang ke rumah jika hanya ingin menguping!”Deg!Cristy kembali dibuat tidak berdaya oleh sikap William. “A-aku ... minta maaf jika aku berbuat salah.”“Satu-satunya kesalahanmu jika kau membocorkan rahasiaku dan Erland, maka saat itu aku tidak akan memaafkanmu!” Tatapan William sedingin es. Lalu meninggalkan Cristy begitu saja.Saat ini Cristy masih tidak percaya dengan apa yang dialaminya barusaja. “Ke-kenapa William sedingin itu, apa ini sisi lain William? Lalu ... bagaimana dengan Erland, apa dia juga akan memperlakukanku dengan cara yang sama.” Sikap William yang di luar dugaan membuat Cristy berpikir ulang tentang mendekati Erland karena mungkin pujaan hatinya akan memperlakukannya seperti cara William. Jadi, s

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 258

    Rencana kepergian Erland ke luar negeri menjadi perdebatan baru, bahkan William membahasnya lewat sambungan di udara. “Apa seperti ini caramu memperlakukan aku yang telah banyak berjasa.”Erland mendesah penat. “Kita bisa membahas ini nanti. Aku sedang sibuk, aku yakin kau juga begitu.”“Aku tidak akan berhenti membahasnya. Aku akan melanjutkannya nanti.” Dengusan menjadi pengiring hingga akhirnya panggilan diakhiri.Erland membuang udara sangat panjang. “Itu bayi milik kami, tapi seolah bayi kami adalah hutang yang harus dibayar pada William.” Saat ini dia seakan terjebak di jalan buntu, tidak ada jalan keluar kecuali mengambil keputusan dengan cepat sebelum tertangkap. “Aku tidak boleh mengundur lagi, kami harus pergi secepatnya!” Sore ini dia akan kembali ke kediaman orangtuanya untuk membicarakan rencana kepergiannya ini, kali ini dirinya harus memastikan tidak boleh gagal, tidak ada lagi drama tertidur pulas hingga menelan pembahasan penting yang seharusnya sudah disampaikan.Nam

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 259

    Keesokan paginya Amelia mulai berbenah, memersiapkan keperluannya di luar negeri, sedangkan Sopia menatap sendu. “Sayang ... harus ya kalian pergi?” Saat ini rasa kehilangan sedang membara di hati wanita ini melebihi saat Amelia berpamitan akan menuntut ilmu.“Mau bagaimana lagi, Erland harus pergi jadi Amei juga ....” Amelia sangat mengerti kesedihan yang dirasakan ibunya, tetapi dibandingkan tetap tinggal di sini supaya ibunya tidak bersedih, Amelia memilih tinggal bersama suaminya, berbakti pada teman hidupnya karena dia sangat mengerti posisinya kini yang harus selalu berada di sisi Erland.Sopia mendesah sendu, kemudian berkata pilu, “Kalian tidak akan pergi besok. Kenapa harus bersiap-siap sekarang?” Belaian lembutnya menghentikan gerakan tangan Amelia yang sedang memilah benda-benda miliknya.Amelia tahu isi hati ibunya karena itu juga yang dirasakannya dulu saat terpaksa berpisah dengan Kenzo. Senyuman diulas. “Amei tidak akan berbenah semua hari ini kok. Nyicil saja, supaya A

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 260. Pertemuan William dan Amelia

    Waktu janjian telah tiba, kini Amelia keluar dari dalam mobil digiring oleh ibunya. “Ma, antar sampai di sini saja, Mama sama Kenzo tunggu saja di mobil.”“Sebenarnya apa yang akan kalian bicarakan? Sepertinya sangat rahasia,” kesal Sopia karena dirinya tidak dapat memerhatikan putrinya yang berjalan dengan perut besar. Wanita ini mengkhawatirkan langkah Amelia karena mungkin putrinya meleng kesana kemari.“Amei juga tidak tahu ...,” jujurnya berharap Sopia percaya sebelum menyimpan curiga atau mengomel.“Ya sudah, Mama memerhatikan kamu dari sini.” Sopia memilih mengalah, kemudian meminta salah seorang pelayan cafe untuk memapah Amelia.Setibanya di dalam cafe, tatapan Amelia menyusuri setiap sudut hingga akhirnya menemukan William yang sedang melambaikan tangan ke arahnya seiring berdiri gagah bersama senyuman hangat. Jadi, pria ini melanjutkan memapah Amelia hingga duduk nyaman di atas sofa. “Maaf kalau aku merepotkan kamu.” Kalimat lembut William sebagai pembukaan pertemuan mereka

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 260. Kesedihan Amelia

    Amelia tidak memberikan jawaban apapun, dia masih bergeming karena masih dalam suasana kaget. Perlahan wajahnya juga memucat, pandangannya kosong kemudian meneteskan air mata sendu.Saat ini William baru saja menyadari jika Amelia terluka, dia paling tidak suka melihat wanita terluka apalagi dia yang menjadi penyebabnya. “Mei ....” Suara lembutnya mencoba memanggil Amelia bahkan tangan wanita itu diraih, tetapi Amelia segera menarik tangannya.“Maaf Wil, aku harus pergi.” Suara Amelia tercekik rasa sakit. Entah kenapa permintaan William bisa sangat menyakitinya hingga seperti ini. Pun, bayangan kebaikan serta ketulusan William dulu seakan sirna. Amelia bangkit dari duduknya cukup bersusah payah, maka William membantu dengan sigap.Tatapan William memerhatikan wajah pucat bercampur sendu yang dilukis Amelia hingga tidak terbayangkan bagaimana ekspresi wajah Nitara kelak jika Amelia saja seperti ini. “Mei ... aku minta maaf jika kata-kataku tidak membuat kamu nyaman. Aku juga minta maaf

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 262

    William segera beralasan untuk menjemput Erland, padahal niatnya ingin mencegah saudaranya supaya tidak berkunjung karena bisa saja kembarannya menceritakan permintaan besarnya di hadapan Nitara.Namun, sebenarnya Erland tidak berniat berkunjungi kediaman William. Dia hanya menggertak supaya saudaranya bersedia menemuinya yang sudah menunggu. Maka, rencananya berhasil. Saat ini Erland melihat William sedang berjalan tergesa-gesa ke arahnya. Dengusan adalah hal pertama yang ditunjukan William. “Kenapa harus datang kemari, apa kau sengaja ingin membongkar rahasia kita di hadapan Tara!”Amarah menyelimuti William, tetapi justru Erland bersikap santai, tetapi rahangnya menggertak dan dengan cepat mencengkeram kedua kerah kemeja saudaranya. “Lancang sekali kau, dan di mana hatimu, bisa-bisanya meminta bayi kami pada Amei!”“Kau tidak menyetujui permintaanku!” tegas William, kemudian melanjutkan dengan kedua mata memicing, “tepatnya tidak tahu diri padahal aku sudah membantumu di masa-masa

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 263

    William tidak dapat berkata apapun karena ternyata sangat sulit menyembunyikan rahasia besar seperti ini, tetapi di balik kanyataan yang sedang dihadapinya sekarang pria ini juga menyesali pertemuannya dengan Amelia karena wanita itu di luar dugaannya. Mulut Amelia tidak terjaga sama sekali.Erland menyahut kalimat ayahnya, “Bagaimanapun yang terjadi dan sampai kapanpun Erland tidak akan pernah setuju untuk pertukaran bayi. Mungkin papa dan mama masih bisa merasa baik-baik saja karena bayi yang dilahirkan Amelia dan Nitara adalah cucu kalian. Tapi bagaimana dengan Amei, dia akan sangat menderita karena kehilangan bayinya, orangtuanya juga. Apakah mama dan papanya Amei bisa menerima bayi yang dilahirkan Nitara? Erland rasa kedua mertua Erland tidak akan menyayangi bayi yang dilahirkan Nitara sebanyak menyayangi cucunya sendiri.”Miranda dan Bagaswara mendengarkan kalimat Erland dari awal sampai akhir, keduanya juga mengerti bahkan sebelum Erland membahas hal ini. Memang benar, kedua cu

Latest chapter

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 294

    “Eu ... lumayan. Tidak salah kan, Zeel berdekatan sama tantenya.” Saat ini jantung Amelia mulai tidak tenang karena mungkin dirinya salah telah membicarakan hal ini dengan Erland. “Tidak, tidak salah sama sekali. Yang salah adalah jika terlalu dekat. Jangan sampai Zeel menganggap Tara sebagai ibunya. Kamu tahu sendiri seorang bayi akan mengenali aroma ibunya, jika Tara terlalu dekat dan sering berdekatan dengan Zeel bukankah ada kemungkinan Zeel akan nyaman dengan tubuh Tara dan salah mengenali aroma tubuh tantenya sebagai aroma tubuh ibunya.” Tatapan Erland sangat serius kala membahas hal yang tidak disukainya. “I-ya. Tapi itu tidak akan terjadi.” Senyuman hambar Amelia yang mulai gagap hingga Erland mampu membaca hal tidak beres, tetapi dia tidak akan menginterograsi Amelia karena tidak seharusnya seorang istri yang telah melahirkan anak-anaknya mendapatkan pertanyaan memojokan. Justru Erland memberikan kecupan hangat di dahi Amelia. “Beristirahatlah ..., tapi aku tinggal sebenta

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 293

    Amanda kembali pada Amelia, tetapi tidak mengatakan apapun walaupun mungkin keputusannya kurang tepat. “Kak?” sapa Amelia yang melihat kebingungan di wajah Amanda, “ada apa? Kakak lagi bingung ya, kenapa? Eh, tapi bukan Amei mau ikut campur ya Kak. Hihi ... tapi Kakak bisa berbagi apapun kok sama Amei. Jangan sungkan.”Amanda mendesah. “Iya, ada hal yang membuat Kakak bingung. Apa itu terlihat sangat jelas?” Bukan hanya raut wajahnya saja yang mengatakan isi hatinya, tetapi juga tatapan matanya.Amelia terkekeh sebelum berkata, “Iya Kak, terlihat sangat jelas. Apalagi kita sudah sangat dekat, jadi sepertinya Amei bisa melihat hal sekecil apapun dari Kakak. Hihi ....” Kekeh kecilnya ditambahkan, kemudian memandangi Amanda penuh peduli, “Apa itu, Kak? Cerita saja sama Amei. Jangan sungkan.”Amanda kembali mendesah. “Itu ... tentang hal besar Mei. Kakak masih memikirkannya karena Kakak tidak yakin apa prasangka Kakak benar. Tapi ... Kakak rasa memang benar.”“Ikuti saja kata hati Kakak,

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 292

    Saat ini Nitara sedang menyaksikan Amelia saat bersama dengan Grizelle. Miranda sudah turun lebih dulu, tetapi wanita ini ingin menyaksikan malaikat kecil dari atas sini karena wajahnya begitu manis dan cantik dengan sentuhan kehangatan. Dia menilai jika bayi perempuan itu akan tumbuh menjadi manusia yang sangat ramah. “Sayang ...,” panggilan Miranda saat beberapa anak tangga sudah dipijaknya seiring menggendong Galaxy. “Eu-iya Ma.” Nitara segera bergegas menuju punggung Miranda. Tangga rumah ini cukup luas, bisa langsung dipijak tiga sampai empat orang sekaligus, hanya saja Nitara tetap ingin berada di belakang mertuanya dibandingkan di sisinya supaya tetap dapat menyaksikan wajah Grizelle. ‘Andai kamu menjadi anakku. Bagaimanapun caranya, jadilah anakku.’Kini, Nitara dan Miranda sudah bergabung dengan Amelia dan Sopia yang asik mengasuh Grizelle. Saat Galaxy tiba, tentunya semua orang merasa lebih bahagia. Saat ini Sopia menyisipkan kata pamitannya pada sang besan. “Saya akan pu

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 291

    Saat ini hati Cristy bergetar, entah mengapa?“Astaga ... sepertinya karena aku sering bertemu Tio jadi sekalinya tidak bertemu akhirnya seperti ini. Aku memikirkannya. Ck!” Cristy tidak menyukai perasaan seperti ini, tetapi terpaksa harus menjalaninya karena sudah menjadi ketentuan alam. Wanita ini sedang merias bunga kertas di rumahnya untuk nantinya sekalian dijajakan di butik. “Tio bisa melibatkanku dalam acara amalnya, tapi aku tidak mau bukan tidak bisa melibatkan Tio dalam kegiatanku, biarkan saja dia beristirahat di masa pemulihannya.” Udara panjang dibuang.Namun, karena isi kepalanya sering mengarah pada Tio akhirnya Cristy mencoba menghubungi saat menuju butiknya. “Hi, apa kabar hari ini?” kekeh kecilnya.Di luar dugaan Cristy, karena Tio terkekeh ceria, “Aku suka mendapatkan panggilan darimu. Jadi sudah dapat disimpulkan jika aku baik-baik saja.”“Ayolah ... yang serius, jangan menggoda. Bukan waktunya!” Cristy tidak luluh karena saat ini dia sedang ingin mendengar kabar p

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 290

    Bibi tidak meninggalkan kamar Amelia karena Kenzo asik bermain mobilannya di sana. Maka, saat Amelia menyelesaikan mandinya wanita ini kembali bertemu dengan anak sulungnya. “Kenzo lagi apa ... Mama jemput Zeel ya sebentar biar kalian main berdua,” kekeh bahagianya karena kehidupannya penuh warna dan cerita. Amelia segera menuju anak keduanya setelah wanita ini membersihkan diri, tetapi dia belum memompa asi, lagipula Grizelle barusaja menyusu pada Nitara, asinya juga belum terkumpul banyak, terlalu tanggung jika harus dipompa sekarang. Di ambang pintu, dia kembali menyaksikan jika Nitara bersenandung untuk putrinya walaupun Grizelle terlelap sangat nyenyak. Senyuman melengkung. “Sesayang itu Tara sama Zeel ....” Amelia merasa sosok Nitara tidak akan ditemuinya pada diri orang lain. Saat ini Galaxy menangis, maka Nitara segera menyuruh babysitter menggendong putranya sekalian menghangatkan susu. Saat ini Amelia sedikit keheranan karena seharusnya Galaxy bisa menyusu langsung pada ib

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 289

    Bibi menghampiri Amelia yang sedang bersiap-siap mandi sekalian memompa asi. “Non, sedang sibuk?” tanya santai wanita ini seiring menuntun Kenzo masuk ke dalam kamar Amelia.“Tidak Bi, ada apa, Kenzo rewel mau sama Amei?” tebak Amelia karena bibi tiba bersama putranya walaupun itu tidak aneh, Kenzo adalah tanggung jawab bibi selama dirinya dan keluarganya tidak dapat memerhatikan malaikat kecil satu ini. “Tidak Non. Bibi hanya mau bicara sebentar, apa Non Amei ada waktu?” Sedekat apapun wanita ini dengan nyonya muda Amelia, dia tetap harus mengingat posisinya, dan walaupun dirinya mendapatkan kepercayaan penuh menjaga Kenzo. Maka, sikapnya tidak pernah berlebihan, selalu di dalam batas. “Silakan, Bi ....” Amelia tidak akan pernah menolak kehadiran wanita itu. Maka, kini keduanya duduk bersebelahan di atas sofa yang sama, sedangkan Kenzo anteng bermain di karpet empuk di dekat kaki ibunya. Tidak lupa, wanita ini menjamu bibi. Jadi, keduanya meminum teh bersama. “Apa yang akan bibi bi

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 288

    William dan Erland tiba bersamaan ke kediaman Bagaswara. Keduanya membawa makanan buah tangan dari restoran milik Tio hingga Amelia dan Nitara antuasias menyambut karena sudah cukup lama keduanya tidak merasakan cita rasa menu dari restoran berbintang itu. “Aku rasa Tio sukses mengguncang dunia kuliner,” kekeh Erland saat berkelakar. Amelia segera menyahut saat menyuap, “Memangnya kenapa, apa restoran Tio menjadi sangat viral?” Kekeh ditambahkan. “Aku rasa hanya Tio yang mengadakan acara amal di restoran. Itu sangat bagus, gerakan yang dilakukannya sangat bermanfaat untuk banyak orang. Apalagi untuk orang-orang jalanan karena Tio tidak pandang bulu saat memberi,” penjelasan terperinci diberikan Erland bersama pujiannya. “Ya, itu bagus sekali.” Pun, Amelia melanjutkan kalimat pujian suaminya, tetapi saat ini terdapat tatapan tidak suka Sopia.‘Kamu ini Mei. Memuji mantan pacar di hadapan suami!’ Ingin sekali segera menyampaikan kalimat itu, tetapi suasana makan tidak boleh dirusak

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 287

    Sopia barusaja kembali pada sore hari karena kegiatannya hari ini bukan hanya bertemu dengan ibunya Tio saja. Wanita ini menceritakan aksi sosial pemuda itu pada Amelia, tetapi bukan berarti mengagumi, dirinya hanya merasa heran karena Tio membagikan makanan gratis sebanyak itu. Maka, Amelia menyahut sesuai dengan pandangannya. “Bagus kan, Ma. Lagian tidak aneh kok Tio berbagi. Dari dulu Tio memang begitu. Cuma yang Amei tahu tidak sebanyak dan sebesar itu sikap sosialnya.” “Sayang sih kalau menurut Mama. Terlalu mubajir.”“Ya ampun Ma ... tidak ada kebaikan yang mubajir.” Bukan mencerami ibunya, Amelia hanya sedang mengingatkan.Namun, pembahasan Sopia beralih. “Mama jadi khawatir pada pemuda itu. Bukan Mama menyumpahi, hanya saja apakah usianya masih panjang?” ceplosnya bersama keraguan karena kalimatnya cukup kasar.“Ish, Mama. Jangan bilang begitu dong!” Tentu saja Amelia langsung memerotes.“Tiba-tiba saja Mama kepikiran kesana saat mamanya Tio bercerita.” Sopia sudah bisa mene

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 286

    Acara amal yang diselenggarakan Tio berlangsung sangat lancar, banyak sekali peminat, tetapi semuanya berbaris dengan rapih bahkan tidak sedikit orang yang tidak mendapatkan meja, maka pihak restoran mengemas makanannya dengan sangat rapih.Cukup lama Sopia berada di sana karena ibunya Tio mengajaknya berbicara ini dan itu termasuk menanyakan Amelia, “Bagaimana kabar Amei sekarang dan anak keduanya?”“Baik-baik saja ... Grizelle tumbuh dengan pesat,” kekeh bahagia Sopia.“Syukurlah ... saya ikut senang mendengarnya.”“Sudah beberapa hari ini Amei dan Grizelle tinggal di kediaman mertuanya, jadi kali ini saya dan suami menginap untuk melepas rindu pada kedua cucu kami,” kekeh bahagia Sopia lagi.“Pasti kalian tidak dapat berjauhan dengan cucu,” kekeh wanita ini, “andai Tio sudah menikah, kami juga akan menimang cucu,” desahnya kemudian.Sopia tersenyum kecil. “Mungkin tidak akan lama lagi.”Saat ini tanpa sengaja Jesica mendengar kalimat ibunya. Maka hatinya kembali bersedih. ‘Kalau ka

DMCA.com Protection Status