“Apa?! Adina janda? Mey, jangan sembarangan mengatakan hal seperti itu.” Sebenarnya Yohanes berkata pelan. Sepelannya, cukup terdengar olehku karena jarak antara aku dan Yohanes lebih dekat jika dibandingkan jarak Yohanes ke Mey. Dengan langkah cepat Meylani menuju ke arah kami berdiri. Ah… keadaan ini sungguh canggung. Merasa ada yang salah dengan pembicaraan yang tidak seberapa. Bahkan pembicaraan yang sebenarnya tidak ada artinya. Ketika akhirnya Meylani berhenti di dekat kami. “Kalian saling kenal? Kok tadi pas ketemu diam-diam saja? Jadi, kamu juga tahu donk, kalau Adina janda? Kalian masih sering komunikasi?” pertanyaan yang entah ditujukan untuk siapa, keluar memberondong dari mulut Meylani. “Aku baru bertanya pada Adina. Tadi sedang ingat-ingat wajahnya kaya kenal, di mana. Ternyata bener, lho Mey, Adina ini teman SMP-ku dulu. Ah, sudah lama sekali sejak terakhir kali kami bertemu.” Wajah Yohan berseri-seri. Dia pasti tidak mengerti bahwa wajah istrinya sangat kelabu denga
Read more