Share

Kemarahan Yang Tidak Beralasan

“Tunggu, Ndre. Ini… ini terlalu cepat.”

“Din, aku memang tidak ingin berjalan lambat. Lihat saja, sejak pertemuan pertama kita, lebih dari setahun lalu, kita masih bergerak di tempat yang sama. Sikap lambatku justru membuat semuanya kian terlambat.”

“Kita baru membicarakan semuanya. Memberi kesempatan. Tapi, kita belum memperbaiki apa pun.”

“Jika maksudmu tentang ibuku, aku akan membawamu padanya. Beri aku sedikit waktu untuk memberinya penjelasan sebelum kalian bertemu.”

Andre terdengar meyakinkan dan tidak ingin sebuah penawaran. Jauh di dalam hatiku ada sesuatu yang masih belum bisa kuterima. Lalu kemudian sisi yang lain mengatakan ‘sekarang’ atau ‘tidak sama sekali’.

Ketika Andre meraih tanganku dengan lembut dan mendorong benda kecil itu untuk melingkar di sana, aku berhenti dengan penolakanku. Senyum bahagianya merekah melihat tanganku dengan cincin miliknya. Sebuah tanda ikatan dan kepemilikan.

Aku membeku, mungkin juga menjadi batu. Entah ekspresi seperti apa yang harusny
Ans

Good Reader... terima kasih banyak masih setia mendukung dan membaca cerita ini. Cinta kalian memberi Author energi luar biasa untuk terus berjalan dan membawa tokoh Adina meraih tujuan akhirnya. Tolong terus cintai novel ini sampai selesai nanti ya... terima kasih.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ambar Ekoningsih
setia dong ... nunggunyaaaa karena apaaa ??? ceritanya bagusss
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status