Share

Putih Biru

“Selamat pagi.” Sapaan hangat mengalir di antara udara pagi yang masih sejuk.

Tidak lupa dengan seulas senyum tipis yang merekah untuk mengubah menjadi ramah. Aku mengangguk kaku. Sesaat berhenti untuk kemudian melangkah. Sesungguhnya, aku tidak benar-benar melangkah.

Selama perjalanan keluar cluster, pikiranku bekerja keras untuk menarik waktu tetang siapa pria itu. Seraut wajah yang rasanya pernah kukenali di masa lalu. Ah… kenapa dunia terasa begitu sempit. Dari sekian banyak permukaan bumi, pria itu tinggal di depan rumah baruku.

Jika aku tidak salah mengenali, itu adalah rumah Mey. Mungkin pria itu suaminya. Mereka jelas dari ras yang sama yaitu Tionghoa. Aku nyaris tidak punya relasi dengan ras ini. Bukan… bukan karena sebuah antipati, hanya memang tidak ada sesuatu yang membuatku terhubung dengan mereka.

“Silahkan Mbak, mau beli apa?” tanya abang tukang sayur yang mangkal tepat di depan pintu komplek.

Sapaan ramah khas pedagang untuk menarik pembeli, membawaku mendarat ke a
Ans

Ahhh,... ikutan nderedek wehhhh

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status