“Ini terdengar mengkhawatirkan. Tampaknya aku harus kembali ke Jakarta untuk melihat langsung semuanya.” Aku bergumam pada diriku sendiri. Memikirkan tentang Anaya dan segala kemungkinan di sekitarnya, jujur membuatku khawatir dan gugup. Suka tidak suka, Anaya ada di antara mereka. Sesuatu yang terjadi pada Fattan dan Kalila akan berimbas pada putriku itu. Aku tidak akan membiarkan Anaya tersakiti dan kecewa dengan alasan apa pun. Malam hari, sesuai dengan yang dijanjikan oleh Andre, dia menjemputku untuk makan malam bersama maminya di Summer Hotel. Ini adalah hotel milik Andre, tanpa pemesanan khusus, mereka mendapatkan sebuah ruangan VIP. Sepanjang perjalanan menuju ke hotel, aku tidak bisa tenang. Beberapa hal membuatku tiba-tiba cemas berlebihan. Pertanyaan demi pertanyaan membanjiri kepalaku. “Din, berhenti meremas-remas tanganmu seperti itu.” Andre yang duduk di belakang kemudia mulai gemas dengan apa yang aku lakukan. “Aku gugup. Hmm… maksudku, khawatir.” “Nggak akan terja
Read more