Share

Tetangga Baru

“Kemana kita, Bun?” Anaya duduk di samping tempatku mengemudi sambil menikmati sepotong coklat yang tadi kami beli di swalayan.

“Ke rumah yang Om Tara kasih.”

“Kita pindah rumah terus,” ujarnya dengan mulut penuh karena baru saja memasukkan sepotong cokat ke dalam mulut.

“Memang Naya mau kalau kita kembali ke apartement?”

“Nggak ah, Anaya mau rumah yang ada tukang jualan. Punya teman buat diajak main.”

“Hmm… rasanya sulit untuk punya teman seperti itu. Semoga rumah yang Om Tara berikan cukup nyaman untuk kita berdua.”

Mobil yang kami naiki mulai memasuki sebuah kawasan perumahan. Bukan perumahan elit. Cukup bersih dengan taman-taman yang tertata rapi. Cukup mengejutkan karena ini bukan selera Tara yang biasa. Mungkin Tara tau bahwa ada beberapa hal yang perlu diubah dalam hidupku.

Pergulatan dengan bisnis dan kehidupan papan atas membuatku merasa lelah. Sulit menemukan hal-hal baik dan tulus di lingkungan seperti itu. Satu-satu yang bisa dilakukan dalam menghadapi berbagai jebak
Ans

Ya... mulut tetangga ye, emang deh.

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status