Pagi ini keributan terjadi antara Alin dan Tian. Alin sudah terlambat pergi bekerja, sedangkan Tian bersikeras agar Alin tak pergi. Jikapun Alin pergi, Tian harus mengantarnya dan tak boleh pergi sendirian."Tian, aku punya motor.""Aku tahu. Aku punya mobil."Alin mendelik kesal, "Tian, aku sudah terlambat. Tiara bisa memarahiku.""Bahkan membeli toko Tiara saja aku bisa."Tian masih bersikeras dengan kekuasaannya. Membuat Alin sangat ingin menggigit Tian dengan sangat keras."Pilihannya hanya dua Alin, pergi denganku atau tak boleh pergi sama sekali.""Tapi--""Aku hitung sampai tiga. Tentukan pilihanmu cepat, satu, dua," Tian melirik Alin dari sudut matanya. Alin hanya diam. "Dua setengah,""Tiga. Kenapa harus berlama -lama. Langsung tiga saja. Aku tak ingin main hitung-hitungan, aku ingin pergi bekerja."Tian berdecak kesal. Ia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Tiara."Kau menghubungi siapa?" Tanya Alin."Halo, Ra. Hari ini Alin tak ma--"Pip!Alin mematikan ponsel tersebut d
Baca selengkapnya