"Eh, masa kopinya aneh, sih? Kamu aja yang mikir negatif. Kopinya nggak aneh, kok, Devan. Hahaha," ucap Udin sembari tersenyum. Lelaki itu berusaha meyakinkan Devan. Meski, sebenarnya dia juga takut bila lelaki itu mengetahui kebenarannya."Tapi, ini beneran kayak ada obatnya. Kalian nggak masukin apa-apa ke sini, kan?" tanya Devan, ia tidak ingin kehilangan akal sehatnya. Kedua temannya seketika menganggukkan kepala. "Iya, Van. Beneran nggak ada obat apapun, kok. Kamu bisa-bisanya ragu sama kita berdua, Van? Kami berdua ini udah lama jadi temen kamu, loh. Kamu kok bisa curiga sama kita?" tanya Udin dengan wajah kecewa, Jarot pun juga melakukan hal yang sama. "Eh, kalian kok drama, sih? Iya-iya, kopinya bakalan kuminum sampek habis, kok. Suer," ucap Devan sembari tertawa lirih. Udin dan Jarot merasa senang, mereka tidak habis pikir bahwa Devan akan semudah itu untuk dijebak. Tak lama kemudian, Devan mulai kehilangan kesadaran. Ia terlihat seperti orang linglung, nafasnya sangat bera
Baca selengkapnya