Home / Urban / Menantu Hina Yang Dihormati / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Menantu Hina Yang Dihormati: Chapter 1 - Chapter 10

188 Chapters

BAB 1

“Berhenti menghina ibuku!” bentak Austin pada keluarganya. Tangannya mengeluarkan api bersamaan dengan perkataaannya. Pesta keluarga menjadi kacau, semua orang berhamburan karena api yang dikeluarkan Austin. Austin memiliki kekuatan luar biasa di dalam tubuhnya. Tidak banyak yang tahu, hanya Orangtua dan juga kakek yang selalu menyayanginya. Dalam sekejap mata, pemandangan di hadapannya berubah menjadi neraka yang dipenuhi api. Austin panik bukan main saat tidak bisa mengontrol kekuatannya. Ia mengeluarkan kekuatan lainya, kekuatan itu adalah angin. Austin berniat memadamkan api dengan hembusan angin yang bisa ia keluarkan. Tapi sangat disayangkan, kekuatan itu tidak bisa dikontrol lagi olehnya dan menyebabkan api semakin besar. Para kerabat sangat terkejut dengan kekuatan yang dimiliki Austin, selama ini kekuatan itu disembunyikan dari khalayak umum karena Austin tidak bisa mengontrolnya. Ibunya pun selalu mendapat hinaan dari keluarga besar lantaran ia hanyalah seorang wanita yang
last updateLast Updated : 2023-03-08
Read more

BAB 2

'Kenapa aku tidak mati juga? Suhu di luar sini sangat dingin, tapi kenapa rasanya hangat sakali? Apakah ini karena kekuatan yang aku punya?' rintihnya dalam hati. Kekuatannya merespon suhu yang ada di sekitarnya, meski tubuh luar Austin merasa dingin, tapi suhu dalam tubuhnya tetap menghangat. Austin memejamkan matanya, bulu matanya sudah berubah menjadi es, begitupun dengan rambutnya. Tubuhnya sudah tertutup oleh tumpukkan salju, bergerak pun tidak sanggup karena salju membekukan seluruh tubuh luarnya. 'Kenapa kau menyikasaku seperti ini, Tuhan? Aku hanya ingin mati,' ucapnya dalam hati. Meski menutup mata, Austin mampu mendengar suara di sikitarnya. Banyak pengendara yang melintas tapi tidak ada yang sadar akan kehadiran dirinya. Sudah hampir sebulan Austin terbenam di tumpukkan salju. Tidak ada niat sedikitpun untuk pergi dari tempatnya meski ia mampu. Hanya kematian yang ia inginkan. "Oh Tuhan, kemana jatuhnya kalungku?" Austin mendengar suara wanita di dekatnya. Dia tidak berh
last updateLast Updated : 2023-03-08
Read more

BAB 3

“Siapa dia Mom? Mengapa gembel seperti ini dibawa pulang?” “Aku menemukannya di jalan, lalu aku membawanya ke rumah sakit, berhubung dia tidak memiliki keluarga jadi aku bawa ke sini.” “Jadi, sekarang rumah kita menjadi rumah penampungan gembel seperti ini?” “Jaga bicaramu! Dia adalah tamuku, tidak sepantasnya kamu berkata seperti itu!” “Terserah Mommy saja,” balas Julie dengan congkak. Dengan rasa welas asih, Nyonya Thomson membantu Austin dan menawarkannya untuk tinggal di rumah besar keluarga Thomson. Austin menerima tawaran Nyonya Thomson. Begitu sampai di rumah, anak tertuanya Julie tidak menyukai Austin. Nyonya Thomson tidak memiliki anak laki-laki, dia hanya memiliki tiga anak wanita, tiga cucu wanita, dan satu cucu laki-laki. Ketiga anaknya selalu bersaing untuk mendapatkan harta yang dimiliki oleh keluarga Thomson. Bukan hanya anak-anaknya saja yang bersaing, bahkan cucunya pun ikut bersaing dan itu membuatnya sedih. Karena persaingan itulah, Nyonya dan Tuan Thomson sepe
last updateLast Updated : 2023-03-08
Read more

BAB 4

"Tidak Dad! Aku menolak perjodohan itu!" tolak Julie lagi.Julie menolak perjodohan anaknya dengan pria yang baru ditemui ibunya. Latar belakang yang tidak jelas, bahkan status sosial yang tidak mungkin disandingkan dengan anaknya yang seorang CEO muda. Saudara perempuan Julie hanya mentertawakannya, mereka beruntung karena mereka tidak menjadi korban ramalan tidak jelas itu. “Bukan kamu dan suamimu yang menentukannya, tetapi aku, itupun kalau kamu mau menerima setengah harta keluarga Thomson,” ucap Tuan Thomson. “Kalau Kenny tidak mau, biar aku saja yang dijodohkan dengan pria itu Kek,” pinta Dora cepat saat mendengar kakeknya mau memberikan setengah kekayaan keluarga Thomson. “Tidak! Tidak! Aku setuju Kenny menikah dengan pria rendahan itu, tapi pegang janji Daddy,” timpal Julie. Tentu saja Julie menerima perjodohan itu untuk anaknya Kenny, iming-iming yang diberikan daddynya sangat menggiurkan. Harta Thomson tidak akan dilepaskan begitu saja, apalagi diberikan kepada saudara kan
last updateLast Updated : 2023-03-08
Read more

BAB 5

"Maaf, Dad."Julie langsung bungkam tidak bersuara lagi, begitupun dengan anggota keluarga yang lainnya. Mereka tidak bisa merendahkan Austin di hadapan ketua keluarga Thomson, mereka semua tidak mau menjadi sasaran kemarahan pria tua yang selalu berkuasa di keluarga itu. “Terima kasih karena kamu mau menikahi Kenny, aku sangat senang sekali. Aku yakin kamu adalah pria yang baik,” timpal Nyonya Thomson sambil menggenggam tangan Austin. “Tidak nek, aku yang seharusnya berterima kasih, kalian sudah berbaik hati menerimaku di keluarga ini.” Semua anak dan cucu keluarga Thomson harus menerima keputusan ini, meskipun dengan berat hati. Mereka semua pasti akan bersatu, untuk menjatuhkan Kenny, dan melengserkannya dari Thomson Company. Setelah semua pembahasan tentang pernikahan terselesaikan, mereka semua pulang ke kediaman masing-masing, begitupun dengan Kenny dan Julie. *** Hari pernikahan akhirnya tiba, semua orang bersuka cita, tetapi tidak dengan Julie dan saudara lainnya. Mereka
last updateLast Updated : 2023-03-08
Read more

BAB 6

"Kenapa diam? Benarkan apa yang aku katakan?" ucap Julie lagi sambil berkacak pinggang. Hati Austin seperti sedang disayat ribuan silet tak kasat mata saat menerima hinaan dari mertuanya. Bahkan saat Julie menghinanya Kenny tidak perduli, dan dia dengan acuh masuk ke dalam rumah. Julie yang sudah puas menghina Austin langsung masuk bersama dengan suaminya. Austin merasa bingung, ia hanya duduk di teras rumah sambil memeluk tasnya. Austin merasa tidak diterima di rumah sehingga ia tidak berani melangkah masuk. Hampir satu jam Austin duduk dan berdiam diri di teras, hingga Kenny datang dan menyuruhnya masuk ke dalam rumah. “Kenapa kau tidak masuk?” tanya Kenny, tangannya terlipat di dada sambil menatap wajah suami barunya. “Aku merasa kalian tidak menerimaku, aku takut melangkah masuk dan membuat ibumu marah. Aku juga tidak tahu harus meletakkan barangku di mana.” “Ayo ikut aku." Austin menerima ajakan Kenny dan mengikutinya dari belakang. Kali ini Kenny tidak berkomentar apapun sa
last updateLast Updated : 2023-03-16
Read more

BAB 7

"I-iya Nyonya," balas Auztin kaku. Ibu mertuanya selalu menatapnya dengan tatapan permusuhan, Austin sudah biasa melihat tatapan permusuhan seperti itu dari para keluarganya dulu. Austin meneguk air liurnya saat bentakan demi bentakan terlontar dari bibir Julie. 'Kenapa sikapnya sangat berbeda sekali dengan Nyonya Thomson? Padahal Nyonya Thomson wanita yang sangat lembut,' batinnya. Melihat Austin terdiam membuat Julie merasa geram. "Kenapa memandangku seperti itu?! Pasti kamu sedang memakiku di dalam hatimu 'kan?!" bentak Jenifer lagi. Austin terkejut saat wajahnya dituding oleh Ibu mertuanya. Tanpa ia sadari, kakinya mengambil langkah mudur dan tidak sengaja menjatuhkan vas bunga yang ada di belakangnya. Pecahan vas bunga mengalihkan perhatian Julie, matanya membola saat vas bunga kesayangannya dipecahkan oleh menantu yang tak diharapkan. "Vas kesayanganku! Kamu! Kamu pria pembawa sial! Kamu lihat vas ini, vas ini adalah vas kesayanganku dan kamu tidak akan bisa menggantinya seu
last updateLast Updated : 2023-03-16
Read more

BAB 8

'Oh tidak,' batin Austin, ia mendengar pertanyaan yang terlontar dari bibir istrinya. Austin berusaha mengenyahkan kemarahan yang saat ini melingkupi hati. Ia memejamkan mata, berusaha mengontrol kekuatannya. Tanpa ia inginkan, senyuman Kenny saat di kediaman Nyonya Thomson terlintas dalam ingatannya, sontak ia pun tersenyum saat mengingat itu. Api yang tadi keluar sudah diserap kembali oleh telapak tangannya. Saat Austin membuka matanya, ternyata Kenny sudah ada di hadapannya. 'Semoga dia tidak melihat api tadi,' harapnya dalam hati. "Sinar apa tadi?" tanya Kenny lagi karena tidak mendapat jawaban dari Austin. "Sinar apa?" balas Austin pura-pura tidak tahu sinar apa yang dilihat istrinya. "Aku melihat sinar merah seperti cahaya api, atau aku salah melihat?" tanya Kenny bingung. "Mungkin hanya perasaanmu saja, atau kamu sedang bermimpi," balas Austin sambil tersenyum. "Aku yakin, aku tidak bermimpi, atau memang benar aku bermimpi?" gumam Kenny sambil berjalan lagi ke ranjangnya,
last updateLast Updated : 2023-03-16
Read more

BAB 9

"Mencuci pakaian," balas Austin singkat. "Bodoh! Bukan seperti ini jika mencuci, menantu sampah yang sia-sia, mencuci saja tidak bisa!" bentak Julie. Austin merasa tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Ibu mertuanya, ia merasa sudah benar mencuci pakaian tersebut. Tapi saat pandangannya melihat ke bawah, ia terkejut saat melihat begitu banyak busa yang keluar dari sela mesin cuci. "Berapa banyak detergent yang kau tuangkan? Kalau seperti ini rusak semua pakaianku! Dasar pria tidak berguna!" maki Julie. Austin terdiam, ia memang merasa salah dan tidak berguna. Berulang kali Austin memohon maaf pada Ibu mertuanya. Ia juga berulang kali membungkukkan tubuhnya di hadapan Julie. Julie memiliki hati yang keras, dan tidak bisa menerima permohonan maaf menantunya. Justru Julie memukul-mukul kepala Austin sambil terus memakinya. "Bodoh! Dasar bodoh! Pagiku kacau karena pria bodoh sepertimu," maki Julie sambil terus memukulinya dengan botol detergent. Kehebohan yang dibuat Julie tertang
last updateLast Updated : 2023-03-16
Read more

BAB 10

"Apa yang terjadi Mom?" tanya Kenny. Aktivitasnya terusik karena teriakan Austin. Austin berjongkok dengan memeluk erat kedua kakinya, kepalanya pun ditundukkan. "Aku mohon matikan itu! Matikan itu!" teriak Austin histeris. Kenny bingung dengan ketakutan suaminya, ia menoleh pada ibunya, mananyakan maksud Austin dengan mengangkat dagu. "Tanya saja pada pria gila itu! Dia berteriak histeris setelah aku mematik api," balas Julie. Kenny paham dengan ketakutan suaminya, dia mematikan kompor, lalu pergi begitu saja meninggalkan Austin yang sedang dilingkupi rasa ketakutan. Julie memandang hina menantunya, ia menarik tangan Austin hingga kaki berdiri dengan kokoh. "Benar-benar menantu tidak berguna, hanya api kecil saja kamu takut," gumam Julie sambil memandang Austin. Austin masih terpaku di tempatnya, matanya melihat kompor yang sudah dimatikan oleh Kenny. Ia bernapas lega, meski hanya kecil, tapi api mampu mengingatkannya pada kejadian malam naas itu. Tentu saja Julie dan Kenny tida
last updateLast Updated : 2023-03-17
Read more
PREV
123456
...
19
DMCA.com Protection Status