Home / Urban / Jenderal Naga / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Jenderal Naga: Chapter 161 - Chapter 170

1963 Chapters

Bab 161

Setelah selesai foto, Arya melepaskan rangkulannya, lalu menghampiri Chandra dan berkata, "Ini adalah kawasan militer, jangan sering-sering datang. Eh, maksudku jangan datang!"Arya berkata seperti itu untuk memperingati Chandra agar tidak sering datang dan merepotkannya. Setelah selesai bicara, Arya masuk ke dalam mobil militer dan pergi meninggalkan Helen yang masih melamun di tempat.Setelah beberapa lama, Helen baru sadar dan segera merebut ponsel yang dipegang Chandra. "Aku mau lihat, aku mau lihat ...."Begitu membuka galeri, Helen pun menangis saat melihat foto di mana Arya merangkulnya seperti seorang ayah. "Ah ...."Helen menangis terharu, dia tidak menyangka bahwa keinginannya ini akan tercapai. Arya adalah komandan Perbatasan Barat sekaligus merupakan salah satu anggota Lima Jenderal.Akhirnya, hari ini Helen mendapatkan kesempatan untuk berfoto dengan Arya. Helen berjongkok sambil menangis tersedu-sedu.Chandra mengerutkan alisnya, hanya foto biasa, respons Helen terlalu be
last updateLast Updated : 2023-03-09
Read more

Bab 162

Helen yakin, Chandra adalah tentara militer Gurun Selatan.Chandra hanya tersenyum tanpa menjawab Helen.Tak berapa lama, Chandra dan Helen tiba di Kediaman Keluarga Kurniawan.Yani dan keluarganya sudah pulang dari mengurus asuransi mobil dan membeli keperluan rumah tangga, sedangkan Nova dan Yura baru pulang dari bisnis pusat kota.Saat Chandra dan Helen tiba di rumah, waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang. Sesaat memasuki rumah, Yani langsung menegurnya, "Lama banget? Lihat, sudah jam berapa ini? Cepat masak, kami sudah lapar!"Sejak Chandra menjadi menantu Keluarga Kurniawan, Yani sama sekali tidak pernah masak. Mereka semua lebih memilih untuk menunggu Chandra hingga kelaparan daripada masak sendiri."Iya, aku masak sekarang," kata Chandra sambil meletakkan koper Helen."Helen," Yani menyapa dengan ramah.Helen tidak menjawab Yani, dia mengerutkan alis sambil menatap Chandra yang berjalan ke dapur. Hari ini, Helen menyaksikan sendiri bagaimana kemampuan Chandra.Tidak hanya mengha
last updateLast Updated : 2023-03-09
Read more

Bab 163

"Em, benar." Toni menganggukkan kepala. "Kita harus memanfaatkan koneksi yang dimiliki Nova. Selama berhubungan baik dengan para tokoh terpandang, Keluarga Kurniawan pasti bisa bangkit. Kamu tahu, kerja sama dengan Arthur Group sudah menghasilkan keuntungan sebesar 2 miliar lebih."Toni menyesap rokoknya, lalu melanjutkan, "Asalkan Nova kembali, kita bisa memperbesar produksi. Kita juga akan memiliki kesempatan untuk bekerja sama dengan Farma Kimia dan memperluas kerja sama. Dengan begitu, Keluarga Kurniawan akan menguasai pasar.""Aku tidak peduli bagaimana caranya, Nova harus pulang!" Toni terlihat sangat antusias.Anggota Keluarga Kurniawan yang lain terlihat sangat muram. Mereka tidak mengharapkan kepulangan Nova. Jika Nova kembali, lama-lama dia akan merebut kekuasaan yang dimiliki oleh anggota keluarga lain. Dengan begitu, pada akhirnya Nova yang akan mendapatkan keuntungan paling banyak. Apa artinya menjadi keluarga konglomerat kalau keuntungan terbesar dimiliki oleh Nova?"Kake
last updateLast Updated : 2023-03-09
Read more

Bab 164

Ucapan Chandra membuat emosi seluruh anggota Keluarga Kurniawan.Leon maju dan berteriak, "Eh, jangan ikut campur? Kamu nggak berkaca? Memangnya kamu siapa?"Seketika, Linda langsung teringat dengan pesta kemarin malam. Di hadapan semua orang, Chandra memaksanya untuk berlutut dan meminta maaf kepada Nova.Linda tidak menerima penghinaan itu, dia pun ikut memaki Chandra, "Apa?! Tiga keluarga lain akan ikut hancur? Kamu siapa? Kamu Ihsan? Sehebat apa dirimu?""Bikin malu saja! Bisa diam, tidak?" teriak Yani.Nova melirik Chandra dengan tatapan kesal, untuk apa Chandra ikut campur? Nova benar-benar tidak memiliki kepercayaan diri sebesar itu.Menjadi keluarga konglomerat tidak hanya dinilai dari uang, tapi juga kemampuan serta koneksi yang luas. Toni mengabaikan Chandra dan berbicara kepada Nova, "Nova, percaya pada Kakek. Asalkan kamu berjanji bisa meningkatkan kekayaan sebanyak puluhan kali lipat dan membawa Keluarga Kurniawan pada masa kejayaan dalam waktu 3 tahun, Kakek akan memberi
last updateLast Updated : 2023-03-09
Read more

Bab 165

Toni bangkit berdiri dan menyapa Nova. Seiring waktu, sikap Toni terhadap Nova makin ramah.Anggota Keluarga Kurniawan yang lain mulai merasa terancam. Mereka berpikir Toni sudah tua, hidupnya tidak akan lama lagi. Dengan kata lain, pembagian saham ini sama saja seperti pembagian harta warisan.Karena keterbatasan kursi, tidak semua orang bisa duduk. Selain Toni dan keluarga inti Boni, yang lainnya terpaksa harus berdiri, termasuk Chandra.Toni tidak berlama-lama, dia langsung berkata, "Hari ini, aku ingin mengumumkan dua hal. Yang pertama, Nova akan diangkat menjadi CEO dan mengambil alih seluruh bisnis Keluarga Kurniawan. Yang kedua, aku akan membagi ulang nilai persenan saham."Sesaat mendengar kata saham, semua orang langsung tegang. Mereka sudah tidak sabar untuk mengetahui nilai pembagian saham yang baru.Toni menatap Boni dan berkata, "Selama ini, Boni sudah bekerja keras, tapi tidak mendapatkan saham. Mulai sekarang, aku akan memberikan 50% saham kepada Boni. Tidak hanya saham
last updateLast Updated : 2023-03-10
Read more

Bab 166

"Plak!" Yani memukul kepada Chandra. "Bawel! Kamu nggak punya suara di sini!""Baik, sepakat!" kata Toni sambil tersenyum.Toni tidak pernah bermimpi untuk bisa menempati bisnis pusat kota. Tempat itu tidak hanya ditempati perusahaan besar Kota Rivera, tapi juga perusahaan-perusahaan kelas dunia.Kelak, semua bisnis dunia akan berpusat di sana. Kalau Keluarga Kurniawan bisa menempati lokasi bisnis pusat kota, Keluarga Kurniawan akan menjadi salah satu perusahaan terpandang di kota ini. Walaupun biaya tahunannya mahal, Toni sama sekali tidak peduli."Kakek, aku ...." Nova terlihat ragu-ragu. Namun, Toni terlihat sangat senang, Nova tidak tega menghancurkan kebahagiannya. "Aku, aku akan mencobanya.""Bu Nova, nasib Keluarga Kurniawan berada di tanganmu.""Kamu harus berhasil mendapatkan izin penempatan.""Bu Nova, asalkan kamu bisa mendapatkan izin penempatan, kami akan membantu biaya sewa tahunan. Tenang saja.""Tapi kalau gagal, posisimu sebagai CEO ... hanya akan menjadi kenangan."Se
last updateLast Updated : 2023-03-10
Read more

Bab 167

Chandra merentangkan kedua tangannya. "Mana aku tahu? Aku bukan pebisnis.""Hah!" Nova menghela napas. "Sudah, jangan ribut! Chandra melakukannya demi kebaikanku. Besok pagi aku harus mempersiapkan semua dokumen perusahaan dan data-data yang diperlukan. Semoga saja berhasil. Tapi kalau tidak berhasil, ya sudah. Kakek juga tahu kemampuanku. Kakek tidak akan menyusahkanku.""Em." Yani menganggukkan kepala. Memang tidak ada jalan lain.Sejak tadi, Boni hanya diam saja. Dia masih memikirkan saham sebanyak 50% persen yang diberikan. Dia tidak pernah bermimpi akan mendapatkan saham sebanyak ini.Tanpa memedulikan kegelisahan Nova, Hendro malah berkata dengan antusias, "Pa, Kakek bilang setiap keluarga boleh membagikan sahamnya kepada anak cucu secara bebas. Aku adalah putramu satu-satunya, berikan aku 25% saham."Boni sontak melirik Yani. Meskipun Boni memiliki keseluruhan 50% saham, dia tetap harus mendapatkan persetujuan Yani.Yani langsung memukul kepada Hendro. "Nova masih harus memperju
last updateLast Updated : 2023-03-10
Read more

Bab 168

Besar sekali nyali Helen, dia memeluk Chandra semesra itu.Chandra terkejut, dia langsung menyingkirkan tangan Helen. "Eh, apa yang kamu lakukan?"Helen tertawa terbahak-bahak. "Kak Chandra, kok kamu tersipu malu? Dari gosip yang aku dengar, kamu dan Kak Nova nggak sekamar, ya? Jangan bilang ... kamu masih perjaka?"Seketika, wajah Chandra langsung memerah. Dia memang masih perjaka.Chandra baru berusia 27 tahun. Dia memang pernah pacaran saat berusia 17 tahun, tapi paling banyak hanya pegangan tangan. Setelah itu, dia mengabdikan diri sebagai tentara selama 10 tahun, yang dilihatnya selama itu hanyalah senjata dan mayat, tidak ada waktu pacaran.Chandra malas berbicara dengan Helen. Dia langsung membuang puntung rokok, lalu masuk ke dalam rumah dan meninggalkan Helen.Setelah melihat kemesraan Chandra dan Helen, Nova kembali ke kamar dan menangis tersedu-sedu.Selama ini, Nova mengira kalau Chandra adalah pria yang setia. Tidak tahunya, dia sama saja dengan pria-pria di luar sana. Han
last updateLast Updated : 2023-03-10
Read more

Bab 169

Nova jatuh cinta melihat perhatian dan ketulusan yang ditunjukkan oleh Chandra. Sejak saat itu, Nova memutuskan hanya akan mencintai Chandra seorang.Namun, fakta menunjukkan sebaliknya. Tak sampai satu hari, Chandra sudah bermesraan dengan Helen."Kita ...." Kata cerai sudah berada di ujung tenggorokan, tapi Nova tidak sanggup mengatakannya."Sayang, kamu mau ngomong apa?" tanya Chandra."Tidak, tidak apa-apa." Nova pun mengurungkan niatnya.Nova sudah kehilangan semangatnya untuk menulis surat pengajuan perizinan. Dia berbaring di tempat tidur sambil menatap langit-langit.Malam yang sunyi pun berlalu.Keesokan hari.Pagi-pagi sekali, Nova sudah bersiap-siap untuk pergi ke kantor. Sebaliknya, Chandra sangat santai, dia bisa tidur sampai jam 10 pagi.Selama beberapa waktu ini, banyak masalah yang terjadi di Kota Rivera. Ahmad Sinaga meninggal, Keluarga Sinaga hancur dan bangkrut.Kepala Keluarga Wangsa, Tedjo, dan Cahyadi juga juga sudah meninggal. Kemudian, dilanjutkan dengan pengang
last updateLast Updated : 2023-03-11
Read more

Bab 170

Kedua tangan Helen memeluk lengan Chandra, sedangkan tubuhnya menempel dengan mesra."Ka ... kalian?!" teriak Hendro. "Kurang ajar, kamu makan dan dihidupi Keluarga Kurniawan, beraninya berselingkuh di rumah ini! Beraninya kamu mengkhianati kakakku ....""Helen, kamu juga, bagaimana kamu bisa melakukan hal seperti ini? Dia adalah kakak iparmu!" Indah menimpali.Helen cuma bercanda, dia tidak menyangka kalau Hendro akan pulang secepat ini.Helen segera melepaskan tangannya, lalu menunduk dan menjelaskan, "Kak Hendro, nggak seperti itu.""Lalu seperti apa?" Hendro menegurnya, "Aku menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri! Masih mau berdalih? Kalau kami tidak segera pulang, mungkin kalian sudah buka baju dan main di kamar."Chandra tidak menyangka bahwa semua akan jadi seperti ini. Namun, dia juga tidak mau menjelaskan terlalu banyak.Indah duduk di sofa sambil menatap Helen dengan sinis. "Helen, kamu benar-benar nggak tahu malu, ya?! Kelihatannya saja polos, tapi tertanya ganjen juga. Ka
last updateLast Updated : 2023-03-11
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
197
DMCA.com Protection Status