"Em, benar." Toni menganggukkan kepala. "Kita harus memanfaatkan koneksi yang dimiliki Nova. Selama berhubungan baik dengan para tokoh terpandang, Keluarga Kurniawan pasti bisa bangkit. Kamu tahu, kerja sama dengan Arthur Group sudah menghasilkan keuntungan sebesar 2 miliar lebih."Toni menyesap rokoknya, lalu melanjutkan, "Asalkan Nova kembali, kita bisa memperbesar produksi. Kita juga akan memiliki kesempatan untuk bekerja sama dengan Farma Kimia dan memperluas kerja sama. Dengan begitu, Keluarga Kurniawan akan menguasai pasar.""Aku tidak peduli bagaimana caranya, Nova harus pulang!" Toni terlihat sangat antusias.Anggota Keluarga Kurniawan yang lain terlihat sangat muram. Mereka tidak mengharapkan kepulangan Nova. Jika Nova kembali, lama-lama dia akan merebut kekuasaan yang dimiliki oleh anggota keluarga lain. Dengan begitu, pada akhirnya Nova yang akan mendapatkan keuntungan paling banyak. Apa artinya menjadi keluarga konglomerat kalau keuntungan terbesar dimiliki oleh Nova?"Kake
Ucapan Chandra membuat emosi seluruh anggota Keluarga Kurniawan.Leon maju dan berteriak, "Eh, jangan ikut campur? Kamu nggak berkaca? Memangnya kamu siapa?"Seketika, Linda langsung teringat dengan pesta kemarin malam. Di hadapan semua orang, Chandra memaksanya untuk berlutut dan meminta maaf kepada Nova.Linda tidak menerima penghinaan itu, dia pun ikut memaki Chandra, "Apa?! Tiga keluarga lain akan ikut hancur? Kamu siapa? Kamu Ihsan? Sehebat apa dirimu?""Bikin malu saja! Bisa diam, tidak?" teriak Yani.Nova melirik Chandra dengan tatapan kesal, untuk apa Chandra ikut campur? Nova benar-benar tidak memiliki kepercayaan diri sebesar itu.Menjadi keluarga konglomerat tidak hanya dinilai dari uang, tapi juga kemampuan serta koneksi yang luas. Toni mengabaikan Chandra dan berbicara kepada Nova, "Nova, percaya pada Kakek. Asalkan kamu berjanji bisa meningkatkan kekayaan sebanyak puluhan kali lipat dan membawa Keluarga Kurniawan pada masa kejayaan dalam waktu 3 tahun, Kakek akan memberi
Toni bangkit berdiri dan menyapa Nova. Seiring waktu, sikap Toni terhadap Nova makin ramah.Anggota Keluarga Kurniawan yang lain mulai merasa terancam. Mereka berpikir Toni sudah tua, hidupnya tidak akan lama lagi. Dengan kata lain, pembagian saham ini sama saja seperti pembagian harta warisan.Karena keterbatasan kursi, tidak semua orang bisa duduk. Selain Toni dan keluarga inti Boni, yang lainnya terpaksa harus berdiri, termasuk Chandra.Toni tidak berlama-lama, dia langsung berkata, "Hari ini, aku ingin mengumumkan dua hal. Yang pertama, Nova akan diangkat menjadi CEO dan mengambil alih seluruh bisnis Keluarga Kurniawan. Yang kedua, aku akan membagi ulang nilai persenan saham."Sesaat mendengar kata saham, semua orang langsung tegang. Mereka sudah tidak sabar untuk mengetahui nilai pembagian saham yang baru.Toni menatap Boni dan berkata, "Selama ini, Boni sudah bekerja keras, tapi tidak mendapatkan saham. Mulai sekarang, aku akan memberikan 50% saham kepada Boni. Tidak hanya saham
"Plak!" Yani memukul kepada Chandra. "Bawel! Kamu nggak punya suara di sini!""Baik, sepakat!" kata Toni sambil tersenyum.Toni tidak pernah bermimpi untuk bisa menempati bisnis pusat kota. Tempat itu tidak hanya ditempati perusahaan besar Kota Rivera, tapi juga perusahaan-perusahaan kelas dunia.Kelak, semua bisnis dunia akan berpusat di sana. Kalau Keluarga Kurniawan bisa menempati lokasi bisnis pusat kota, Keluarga Kurniawan akan menjadi salah satu perusahaan terpandang di kota ini. Walaupun biaya tahunannya mahal, Toni sama sekali tidak peduli."Kakek, aku ...." Nova terlihat ragu-ragu. Namun, Toni terlihat sangat senang, Nova tidak tega menghancurkan kebahagiannya. "Aku, aku akan mencobanya.""Bu Nova, nasib Keluarga Kurniawan berada di tanganmu.""Kamu harus berhasil mendapatkan izin penempatan.""Bu Nova, asalkan kamu bisa mendapatkan izin penempatan, kami akan membantu biaya sewa tahunan. Tenang saja.""Tapi kalau gagal, posisimu sebagai CEO ... hanya akan menjadi kenangan."Se
Chandra merentangkan kedua tangannya. "Mana aku tahu? Aku bukan pebisnis.""Hah!" Nova menghela napas. "Sudah, jangan ribut! Chandra melakukannya demi kebaikanku. Besok pagi aku harus mempersiapkan semua dokumen perusahaan dan data-data yang diperlukan. Semoga saja berhasil. Tapi kalau tidak berhasil, ya sudah. Kakek juga tahu kemampuanku. Kakek tidak akan menyusahkanku.""Em." Yani menganggukkan kepala. Memang tidak ada jalan lain.Sejak tadi, Boni hanya diam saja. Dia masih memikirkan saham sebanyak 50% persen yang diberikan. Dia tidak pernah bermimpi akan mendapatkan saham sebanyak ini.Tanpa memedulikan kegelisahan Nova, Hendro malah berkata dengan antusias, "Pa, Kakek bilang setiap keluarga boleh membagikan sahamnya kepada anak cucu secara bebas. Aku adalah putramu satu-satunya, berikan aku 25% saham."Boni sontak melirik Yani. Meskipun Boni memiliki keseluruhan 50% saham, dia tetap harus mendapatkan persetujuan Yani.Yani langsung memukul kepada Hendro. "Nova masih harus memperju
Besar sekali nyali Helen, dia memeluk Chandra semesra itu.Chandra terkejut, dia langsung menyingkirkan tangan Helen. "Eh, apa yang kamu lakukan?"Helen tertawa terbahak-bahak. "Kak Chandra, kok kamu tersipu malu? Dari gosip yang aku dengar, kamu dan Kak Nova nggak sekamar, ya? Jangan bilang ... kamu masih perjaka?"Seketika, wajah Chandra langsung memerah. Dia memang masih perjaka.Chandra baru berusia 27 tahun. Dia memang pernah pacaran saat berusia 17 tahun, tapi paling banyak hanya pegangan tangan. Setelah itu, dia mengabdikan diri sebagai tentara selama 10 tahun, yang dilihatnya selama itu hanyalah senjata dan mayat, tidak ada waktu pacaran.Chandra malas berbicara dengan Helen. Dia langsung membuang puntung rokok, lalu masuk ke dalam rumah dan meninggalkan Helen.Setelah melihat kemesraan Chandra dan Helen, Nova kembali ke kamar dan menangis tersedu-sedu.Selama ini, Nova mengira kalau Chandra adalah pria yang setia. Tidak tahunya, dia sama saja dengan pria-pria di luar sana. Han
Nova jatuh cinta melihat perhatian dan ketulusan yang ditunjukkan oleh Chandra. Sejak saat itu, Nova memutuskan hanya akan mencintai Chandra seorang.Namun, fakta menunjukkan sebaliknya. Tak sampai satu hari, Chandra sudah bermesraan dengan Helen."Kita ...." Kata cerai sudah berada di ujung tenggorokan, tapi Nova tidak sanggup mengatakannya."Sayang, kamu mau ngomong apa?" tanya Chandra."Tidak, tidak apa-apa." Nova pun mengurungkan niatnya.Nova sudah kehilangan semangatnya untuk menulis surat pengajuan perizinan. Dia berbaring di tempat tidur sambil menatap langit-langit.Malam yang sunyi pun berlalu.Keesokan hari.Pagi-pagi sekali, Nova sudah bersiap-siap untuk pergi ke kantor. Sebaliknya, Chandra sangat santai, dia bisa tidur sampai jam 10 pagi.Selama beberapa waktu ini, banyak masalah yang terjadi di Kota Rivera. Ahmad Sinaga meninggal, Keluarga Sinaga hancur dan bangkrut.Kepala Keluarga Wangsa, Tedjo, dan Cahyadi juga juga sudah meninggal. Kemudian, dilanjutkan dengan pengang
Kedua tangan Helen memeluk lengan Chandra, sedangkan tubuhnya menempel dengan mesra."Ka ... kalian?!" teriak Hendro. "Kurang ajar, kamu makan dan dihidupi Keluarga Kurniawan, beraninya berselingkuh di rumah ini! Beraninya kamu mengkhianati kakakku ....""Helen, kamu juga, bagaimana kamu bisa melakukan hal seperti ini? Dia adalah kakak iparmu!" Indah menimpali.Helen cuma bercanda, dia tidak menyangka kalau Hendro akan pulang secepat ini.Helen segera melepaskan tangannya, lalu menunduk dan menjelaskan, "Kak Hendro, nggak seperti itu.""Lalu seperti apa?" Hendro menegurnya, "Aku menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri! Masih mau berdalih? Kalau kami tidak segera pulang, mungkin kalian sudah buka baju dan main di kamar."Chandra tidak menyangka bahwa semua akan jadi seperti ini. Namun, dia juga tidak mau menjelaskan terlalu banyak.Indah duduk di sofa sambil menatap Helen dengan sinis. "Helen, kamu benar-benar nggak tahu malu, ya?! Kelihatannya saja polos, tapi tertanya ganjen juga. Ka
Chandra tidak bisa masuk kembali ke Pustaka Agung karena dia harus meningkatkan kultivasinya lagi jika ingin masuk ke sana. Jadi sekarang, dia hanya bisa mengandalkan roh penunggu untuk membantunya berlatih. Bagaimanapun juga, roh penunggu itu sudah menjadi pengikut Kaisar Ceptra sejak ribuan tahun lamanya, jadi dia pasti sudah menguasai jurus dan teknik bela diri yang luar biasa.“Syut!”Sebuah bayangan tiba-tiba muncul. Tubuh laki-laki itu perlahan berubah nyata sampai akhirnya menjadi sosok seorang manusia sesungguhnya. Laki-laki tua itu mengenakan jubah abu-abu dengan rambut putih dan berjanggut. Dia tersenyum ke arah Chandra lalu bertanya, “Tuanku, ada apa?”Ini adalah pertama kalinya Chandra melihat sosok asli si roh penunggu. Namun, semua itu tidaklah penting sekarang. Karena kedatangannya ke Istana Abadi adalah untuk mempelajari beberapa jurus baru. Walaupun Chandra sangat percaya diri dengan kemampuannya saat ini, alangkah baiknya jika dia mempelajari beberapa jurus dan tekni
Chandra menyetuji persyaratan yang diajukan Dusky. Kesalahannya akan diampuni kalau sampai dia berhasil menang. Namun, mereka akan membunuh seluruh manusia bumi kalau sampai dia kalah. Ini artinya, Chandra mempertaruhkan nyawa seluruh manusia bumi. Namun, Chandra yakin dia tidak akan kalah. “Kamu yang menentukan kapan dan di mana pertarungan akan dilaksanakan,” ujar Chandra tenang. “Kalau begitu, pertarungan akan dilaksanakan seminggu dari sekarang di Gunung Bushu,” jawab Dusky.“Oke,” balas Chandra sambil mengangguk. Kemudian dia berbalik dan pergi di bawah tatapan orang-orang. Senyuman di wajah Dusky seketika membeku dan berubah muram setelah Chandra pergi. Dia berbalik dan memasuki istana penguasa kota bersama para prajurit kuat di belakangnya. Di dalam istana penguasa kota. Dusky duduk di kursi utama sambil menatap Anak Dewa yang berada di bawahnya lalu bertanya dengan tenang, “Anak Dewa, apa kamu yakin bisa membunuh Chandra?”Anak Dewa berkata dengan nada meremehkan, “Chandra
Chandra mengernyitkan keningnya. Laki-laki yang berada di depannya saat ini seharusnya adalah Dusky. Namun, Chandra tidak mengira kalau Dusky adalah laki-laki yang populer di kalangan perempuan. Chandra mengenal beberapa orang yang berjalan di belakang Dusky. Mereka adalah Anak Dewa, Jayhan, Candra dan Haraza. Selain itu, ada beberapa orang lagi yang Chandra tidak kenal.“Penguasa Kota.”Beberapa penjaga menyapa Dusky dengan hormat ketika dia berjalan keluar. Dusky berjalan ke arah Chandra dan berhenti beberapa meter di depannya. “Kamu Chandra, ya?” tanya Dusky sambil menatap Chandra dan tersenyum. “Benar,” jawab Chandra cepat. Kemudian Dusky berkata dengan lembut, “Kamu tahu kan kalau di kota ini dilarang untuk bertarung? Aku menetapkan peraturan ini untuk menciptakan perdamaian di kota ini. Tapi, kamu justru membunuh orang ketika kamu muncul di sini. Perilakumu itu tentu saja sudah melanggar peraturanku. Aku harus memberimu pelajaran agar tidak ada lagi yang berani melakukan hal
Chandra yakin dirinya bisa membunuh Anak Dewa. Oleh karena itu, Basita tidak berusaha menghentikannya. “Chandra, aku tidak akan menghentikanmu jika kamu sudah bertekad untuk membunuh Anak Dewa. Tapi, Anak Dewa bukanlah makhluk terkuat dari dunia lain. Sosok yang terkuat adalah Dusky yang sudah mencapai tingkat enam Alam Trasenden. Ada enam tingkatan di Alam Trasenden dan orang yang sudah melampaui tingkat enam akan masuk ke dalam Alam Suci.”“Kamu tidak boleh bertindak gegabah ketika kamu pergi ke Kota Dusky lagi. Kamu harus berbicara dengan baik agar Dusky mengizinkanmu untuk menghadapi Anak Dewa. Kamu juga harus membuat Dusky berjanji, masalah ini selesai jika Anak Dewa berhasil kamu bunuh.”“Apa kamu mengerti?”Chandra berkata dengan santai, “Ya, aku mengerti. Lagi pula, aku punya caraku sendiri.”Chandra pergi setelah selesai berdiskusi dengan Basita tentang niatnya untuk menantang Anak Dewa. Setengah hari kemudian, Chandra sudah muncul kembali di Gunung Bushu lalu bergegas pergi
Bagaimana mungkin Chandra bisa menanggapi dengan santai apa yang terjadi di Kota Dusky? Chandra menatap prajurit yang menghadangnya dengan tenang. Kemudian dia berkata, “Kedatanganku ke sini karena ingin menemui Basita. Aku akan pergi ke Kota Dusky setelah bertemu dengan Basita.”“Oke, kamu tunggu di sini. Aku akan melapor dulu.”Salah satu dari beberapa prajurit itu berbalik dan pergi, sedangkan prajurit lainnya menatap Chandra dengan waspada. Namun, Chandra tidak terlalu memikirkan sikap dingin para prajurit ini. Lagi pula, prajurit dari dunia lain memang sangat kuat, jadi wajar saja kalau prajurit bumi takut untuk menyinggung mereka. Chandra pasti akan melakukan hal yang sama kalau saja dia berada di posisi para prajurit bumi. Bagaimanapun juga, para prajurit dunia lain sudah banyak memakan korban manusia bumi. Tidak lama kemudian, prajurit yang melapor kembali lalu berkata, “Ketua bersedia bertemu denganmu. Ketua ada di gunung belakang.”Chandra melangkah maju dan mulai menaiki
Sasa melirik Chandra lalu menghilang dari pandangan dalam sekejap mata. Anehnya, Chandra tidak bisa merasakan kekuatan Sasa, sekalipun dia sudah menjadi pemilik Istana Abadi. Hal ini tentu saja membuatnya cukup terkejut. Perempuan yang luar biasa. “Leluhur, aku keluar dulu,” ujar Chandra sambil menatap Pak Tua Noa. “Tuanku, jangan panggil saya seperti itu. Panggil saja saya Noa,” balas Noa.Sekarang, Chandra adalah pemilik baru dari Istana Abadi. Itu artinya Chandra adalah penguasa Pak Tua Noa, jadi tidak pantas jika Chandra masih memanggilnya dengan sebutan leluhur. Namun, Chandra tidak mengatakan apa pun dan sebuah pemikiran muncul di benaknya lalu seketika dia sudah muncul di luar istana. Di luar istana, ada banyak prajurit yang berkumpul dengan raut wajah bingung. Mereka semua berasal dari dunia lain. Chandra muncul di tempat yang tidak ada orang di sekitarnya. Dia langsung tersenyum ketika melihat kerumunan orang-orang dari kejauhan. “Jadi kecil.”Sebuah pemikiran muncul di b
Sosok bayangan itu menghilang setelah dia tertawa terbahak-bahak. Si bayangan dan perempuan bergaun putih melihat peristiwa itu dari kejauhan dalam diam. Mereka sadar, Tuan mereka sekarang sudah benar-benar pergi dari bumi dan tidak akan pernah kembali lagi. Chandra tampak sangat gembira. Dia berjalan menghampiri peri dan mengambilnya. Tidak lama kemudian, si bayangan muncul di hadapan Chandra. Dia sedikit membungkuk lalu berkata dengan hormat, “Tuanku, memurnikah peri sangatlah mudah. Tuanku hanya perlu menyuntikkan energi sejati ke dalamnya.”“Terima kasih sudah memberitahuku,” ujar Chandra. Dia mengerahkan energi sejatinya lalu menyuntikkannya ke dalam batu kristal yang ada di tangannya. Batu kristal itu seketika berubah cerah lalu merasuk ke dalam alis Chandra dan menghilang. Saat ini, Chandra sudah terhubung dengan Rumah Abadi dan seluruh isinya. Dia juga tahu kalau ternyata nama Rumah Abadi ini adalah Istana Abadi Ceptra yang merupakan peninggalan Kaisar Ceptra di zaman kuno.
Pedang di tangan Chandra tiba-tiba saja terlempar dari tangannya. Kemudian perempuan bergaun putih bergegas menyerang Chandra kembali. Pedang di tangannya berhasil menyentuh dada Chandra, tapi dia tidak menusuk Chandra. Dia menatap Chandra lalu tersenyum kecil seraya berkata, “Kamu kalah.”“Aku kalah?” Chandra tercengang. Dia tidak pernah menyangka kalau dirinya akan kalah seperti ini. Bagaimana mungkin dia kalah begitu saja setelah berlatih dua tahun lamanya?“Belum tentu.”Chandra memanfaatkan kesempatan itu untuk melayangkan serangan balik kepada si perempuan bergaun putih. Dia mengangkat tangannya dan dua jenis energi sejati muncul dari kedua tangannya. Kedua energi itu bersatu dalam sekejap mata dan membentuk kekuatan yang sangat dahsyat. Si perempuan bergaun putih tidak menyangka kalau Chandra akan melakukan serangan balik di saat terpojok seperti ini. Sebenarnya, dia bisa dengan cepat menghindari serangan Chandra, tapi tiba-tiba saja dia mendapat pesan dari si bayangan. Dia
Perempuan bergaun putih itu tampak sangat antusias. Akhirnya, dia menemukan lawan yang setara setelah bertahun-tahun. Sekarang, dia tidak lagi menahan diri untuk mengeluarkan kekuatan maksimalnya di puncak segel kedelapan. Gaunnya berkibar dengan rambut yang menari-nari. Ditambah lagi, dengan aura yang mengerikan terpancar dari tubuhnya. Tubuhnya melesat dengan sangat cepat menuju Chandra. Dia mengangkat tangannya dan berusaha memukul Chandra dengan kekuatan telapak tangan yang berhasil mendistorsi udara di sekitarnya. Kekuatan telapak tangan ini mampu melukai prajurit yang sudah masuk ke Alam Trasenden. Namun, Chandra sama sekali tidak takut untuk menghadapi kekuatan telapak tangan itu. Dia justru bergerak maju dan menghadapi serangan perempuan itu.Duar!Energi sejati mereka saling beradu dan mengguncang kehampaan. Keduanya terus bertarung di area terbuka. Perempuan itu bergerak dengan sangat cepat, aneh dan sulit ditebak. Walaupun Chandra tidaklah lemah, semua serangannya bisa dit