Beranda / Urban / Jenderal Naga / Bab 1211 - Bab 1220

Semua Bab Jenderal Naga: Bab 1211 - Bab 1220

2066 Bab

Bab 1211

Malam itu Chandra tidur dengan sangat lelap hingga hari terang. Dua hari ke depan, Chandra terus berada di kamarnya dan tidak berkeliaran ke mana-mana.Tak terasa hari konferensi diadakan pun sebentar lagi tiba.“Nova, besok konferensinya sudah dimulai. Hari ini juga kamu pulanglah ke Rivera, tunggu aku di sana.”Nova merasa berat hati meninggalkan Chandra. Bukan karena dia takut mati, tapi karena dia khawatir terjadi sesuatu kepada Chandra. Namun di satu sisi dia juga tahu, kalau dia tidak pergi, Chandra tidak akan bisa tenang.“Iya. Kamu hati-hati, ya. Jangan gegabah. Ingat, masih ada orang yang nungguin kamu.”“Iya, aku tahu. Ya sudah, kamu berangkatlah sekarang.”Nova masuk ke dalam dekapan Chandra dan memeluknya dengan erat, setelah itu barulah dia berangkat. Chandra pun akhirnya bisa bernapas lebih lega setelah melihat Nova pergi menuruni gunung. Tak jauh dari sana, ada seorang wanita yang diam-diam memantau interaksi antara Chandra dengan Nova. Ketika Nova sudah pergi jauh, baru
Baca selengkapnya

Bab 1212

Di kamar lain sudah terkumpul beberapa orang, ada Shadow dan juga Luandi Derawan, serta satu seorang pria tua.“Guru,” sapa Luandi Derawan dengan hormat.“Gimana situasinya?” tanya pria tua itu.Pria tua itu adalah gurunya Luandi, Langit, salah satu dari empat petarung sakti yang melindungi Raja ratusan tahun yang lalu.“Sudah banyak orang yang tiba. Di antaranya banyak juga yang datang diam-diam dan bersembunyi begitu tiba di sini. Kita lihat saja besok. Seharusnya mereka baru akan muncul di akhir konferensi.”“Siapa mereka itu?” tanya Langit.“Untuk saat ini aku masih belum tahu,” jawab Luandi.“Dery sudah sampai?”“Aku nggak lihat dia, tapi seharusnya dia sudah sampai. Mungkin dia lagi bersembunyi.”“Oh, oke, kamu boleh pergi.”“Baik.”Luandi Derawan pun pergi bersama dengan Shadow. Begitu mereka berdua pergi meninggalkan rumah kayu yang ditempati oleh Langit, Shadow bertanya, “Luandi, semua petarung dari Suku Dukun ada di sini. Kita bisa habisi mereka semua sekaligus. Apa rencana k
Baca selengkapnya

Bab 1213

Di tengah aula istana tersebut duduk seorang wanita berusia sekitar 20-an tahun. Dia mengenakan pakaian emas dan mengenakan mahkota, dan memancarkan wibawa layaknya seorang ratu. Dia tidak lain adalah Maggie, ketua muda Gunung Langit.Sejak kematian Maniso, perlahan-lahan Maggie mulai menggantikan posisinya sebagai ketua. Meski masih belum secara resmi menjadi ketua, Maggie sudah mulai berkutat dengan urusan di perguruan.Di depan Maggie sudah berkumpul banyak petarung dari berbagai macam aliran dan perguruan.“Kenapa Gunung Langit malah mengutus anak kecil untuk menjadi tuan rumah acara?”Itulah pertanyaan yang sering terdengar dari mereka ketika melihat Maggie. Mendengar itu, banyak murid didik Gunung Langit yang tersinggung. Salah satu tetua Gunung Langit murka dan menyerang orang yang menghina ketua mereka, lalu dia berkata, “Kalian semua nggak perlu ikut campur dalam urusan internal perguruan.”“Wah, sombong banget gaya bicaranya,” ujar salah seorang tamu dengan nada mengejek.Tak
Baca selengkapnya

Bab 1214

“Penentuan ketua aliansi yang baru bukan dengan pertarungan sampai mati. Bertarunglah secukupnya, dan kalau lawan sudah mengaku kalah, pertarungan berakhir. Semua orang diperbolehkan naik ke arena dan baru layak menjadi ketua aliansi jika diakui oleh semua orang,” ucap Maggie.Di tempat total ada ribuan orang, tapi tidak ada satu pun dari mereka yang bersuara, membuat suasana setempan sunyi senyap. Tidak ada yang berani naik ke atas arena.“Hahaha, nggak ada orang? Kalau begitu, biar aku yang maju,” tutur salah seorang pria paruh baya yang dengan segera melompat masuk ke dalam. Ketika kedua kakinya mendarat di permukaan, area di sekitarnya terasa bergetar dan membuat para petarung lain yang lemah tumbang.Pria itu adalah Daniel. Dengan kekuatan yang masih berada di alam keenam, dia sadar dirinya tidak mungkin bisa menempati posisi ketua aliansi. Di keluarga Aryani masih ada satu orang lagi yang lebih senior, dan Daniel hanya maju sebagai pembuka.“Aku, Daniel Aryani, mengundang para se
Baca selengkapnya

Bab 1215

Tembok batu itu memiliki tinggi lebih dari 50 meter, dan lebar lebih dari 30 meter. Sekilas memang tampak seperti tembok batu biasa, tidak ada bedanya dengan bebatuan biasa lainnya.Robi menatap tembok batu itu dengan penuh semangat. Asal tembok batu ini terbuka dan bisa masuk ke dalam, dia bisa bertemu dengan Kura Sakti. Di situlah dia akan memancingnya keluar dan membunuhnya untuk diambil darahnya. Yang lebih penting lagi, di empat lukisan peninggalan Raja Januar tertulis bahwa Kura Sakti telah hibur ribuan tahun lamanya. Di dalam tubuhnya tersimpan empedu yang apabila dimakan, kekuatan seseorang akan berlipat ganda.Sampai di sini, Wanto terlihat begitu serius. Sudah ribuan tahun berlalu, bahkan dia sendiri tidak yakin apakah Kura Sakti itu masih hidup, dan kalaupun masih hidup, seberapa besar kekuatannya sekarang, dan apakah sekumpulan petarung di luar sana bisa membunuh Kura Sakti atau tidak ….Wanto melompat ke bagian tertinggi dari tembok batu tersebut. Di sana terdapat bagian y
Baca selengkapnya

Bab 1216

Namun sayang, pedang tersebut sudah hilang dalam sejarah yang panjang. Robi juga pernah membaca catatan tentang pedang itu di catatan sejarah tersimpan di perpustakaan keluarga Atmaja. Di situ tertulis bahwa Raja Januar memiliki banyak petarung kuat di bawah naungannya. Selain Empat Keluarga Besar, ada pula bawahannya yang setia, dan salah satunya bernama Raja Kejahatan. Kekuatannya sangat ditakuti, dan dia membawa pedang sakti yang dikenal dengan Pedang Keji Sejati.“Waktu itu Raja Januar membawa banyak bawahannya ke sini untuk membunuh Kura Sakti. Dia punya satu bawahan setia yang namanya Raja Kejahatan. Pedang Keji Sejati itu adalah pedang kesayangannya. Setelah Raja Januar balik lagi ke gua ini sehabis mengalami kekalahan, dia bawa banyak pengrajin untuk ngurung Kura Sakti di sini, sekalian juga meninggalkan pedang itu di sini.”Berdasarkan legenda yang diwariskan turun temurun di Gunung Langit, Pedang Keji Sejati berada tepat di dua ini, dan pedang itu jugalah yang menjadi kunci u
Baca selengkapnya

Bab 1217

“Pedang Iblis, Darah Iblis?”Pengetahuan ini tidak tertulis di dalam empat lukisan yang Raja Januar tinggalkan. Sekarang, kurang lebih Robi sudah menerka mengapa Raja Januar membagikan keempat lukisan itu kepada empat keluarga. Pasti dia tidak ingin ada orang asing yang tahu tentang rahasia itu, berharap siapa pun di generasi selanjutnya yang bisa memecahkan rahasia itu datang ke sini dan membunuh Kura Sakti.“Gimana ini?” tanya Wanto. “Jadi mau kita buka pintunya atau nggak?”Robi pun jadi bimbang. Darah Kura Sakti begitu mengerikan sampai pedang yang mengenai darahnya saja bisa berubah. Kalua dimakan, andaikan bisa hidup abadi sekalipun, yang memakannya sudah bukan lagi manusia, melainkan monster. Ketakutan yang Robi alami ini membuat Wanto tersadar bahwa Robi masih belum setamak itu. Dia tidak sampai mengorbankan segalanya hanya untuk mendapatkan kekuatan yang lebih besar.Setelah lama ta bersuara, akhirnya Robi berbicara, “Biarpun darah itu darah iblis, masih ada empedu dan organ-o
Baca selengkapnya

Bab 1218

“Kurasa kita sudah bisa bergerak. Coba pikirkan, kalau sampai Kadir membunuh semua yang ada di sini, dia juga bakal membunuh kita. Tapi kalau kita maju lebih dulu dan berhasil bunuh dia duluan, kita bisa mengambil posisi sebagai ketua aliansi yang baru dan berkuasa atas semua petarung di dunia. Bukankah itu lebih bagus?”“Benar juga apa katamu,” balas Alden.Apa yang Chandra katakan memang masuk akal, tapi itu sangat berbahaya karena kalau sampai terjadi kesalahan, merekalah yang akan mati. Mereka harus bisa membunuh Kadir dalam sekali percobaan, atau akibatnya akan sangat fatal.“Kalau begitu, tunggu apa lagi?”“Tenang dulu, biar kuatur.”Setelah itu, Alden langsung berpindah ke sebelah Kadir dan berbisik kepadanya, “Ketua, kapan kita bergerak?”“Sabar dulu, lihat situasi,” sahut Kadir. Dia sama sekali tidak terburu-buru karena dia tahu, Someria saat ini memiliki banyak sekali petarung yang sudah di alam kedelapan, tapi mereka masih tidak menampakkan diri. Kalau Kadir yang bergerak du
Baca selengkapnya

Bab 1219

Kadir memuntahkan darah cukup banyak. Dia berhasil memukul mundur lawannya, tapi dia sendiri menderita luka yang cukup parah dan langsung terjatuh.Di sana ada lebih dari puluhan ribu orang, tapi suasana di tempat terasa sunyi senyap. Mereka semua masih bingung mengapa sesama Suku Dukun malah saling menyerang rekannya sendiri. Di tengah perhatian banyak orang yang tertuju padanya, Alden membuka topeng yang menutupi wajahnya. Wajahnya terlihat pucat dan ada bekas darah yang mengalir di ujung bibirnya.“Alden, aku sudah memperlakukan kamu dengan baik, tapi kamu ….”“Ya. Kamu memang sudah memperlakukan aku dengan sangat baik. Kalau waktu itu kamu nggak menolongku, aku pasti sudah mati. Tapi itu sudah lebih dari seratus tahun yang lal. Sekarang kamu sudah nggak punya ambisi lagi. Selama seratus tahun terakhir kamu cuma mengurung diri meneliti ilmu bela diri. Kalau saja kamu masih punya ambisi sebesar dulu, Someria sudah berada dalam genggaman tanganmu. Kamu menguasai semua kekuatan Suku Du
Baca selengkapnya

Bab 1220

Mereka sudah cukup lama berjalan, tapi Kura Sakti masih tak kunjung muncul. Bahkan sekadar tanda-tanda kehidupannya saja tidak ada.“Mana kutahu,” jawab Wanto. “Coba kita jalan saja terus.”Wanto memang tahu tentang rahasia dari gua ini, tapi dia belum pernah membuka segel dan masuk sampai sejauh ini. Namun Robi tidak percaya Kura Sakti sudah mati begitu saja. Dari informasi yang ditinggalkan oleh Raja Januar, Kura Sakti sudah berusia lebih dari tiga ribu tahun di saat Raja Januar masih hidup. Kalaupun saat itu Kura Sakti terluka, rasanya tidak mungkin dia akan mati semudah itu.Mereka berdua terus melanjutkan perjalanan dan tak lama kemudian, tibalah mereka di bagian yang terdalam. Di sana terdapat sebuah kolam dingin yang airnya mengeluarkan kabut putih.Wanto melihat sekelilingnya dan berkata, “Ini sudah jalan buntu.”“Kalau Kura Sakti masih hidup, berarti dia masih bersembunyi di dalam kolam itu,” kata Robi seraya mengumpulkan energi sejatinya dan menyerang ke arah kolam itu.Seket
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
120121122123124
...
207
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status