Home / Romansa / Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama / Chapter 1601 - Chapter 1610

All Chapters of Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama: Chapter 1601 - Chapter 1610

1895 Chapters

Bab 1601

Mereka berdua berjalan melewati koridor. Kebetulan ada seorang pria dan wanita berjalan keluar ruangan, berjalan ke depan dengan membelakangi Ranty.Ranty melihat bayangan punggung pria itu dan langkah kakinya seketika berhenti. Tatapannya berubah muram. Tanpa ragu-ragu, Ranty langsung berteriak, “Matias!”Matias membalikkan kepalanya. Cahaya lampu kuning remang dipancarkan ke gagang kacamata emasnya, membuat kacamatanya tampak berkilauan. Tatapannya spontan menyapu ke wajah Ranty. “Baru saja aku mau telepon kamu!”Anak perempuan di samping Matias mengenakan terusan panjang berwarna hijau muda. Rambut keriting cokelat dikuncir tinggi. Wajahnya berbentuk oval dengan kulit berwarna putih. Dia mengeluarkan suara manjanya. “Kak Ranty!”“Cella!” sapa Ranty dengan tersenyum. Dia berjalan pergi merangkul lengan Matias, lalu melanjutkan, “Sonia dan yang lain juga lagi di sini. Gimana kalau kamu pergi sapa mereka?”Cella sangat sadar diri. Dia segera berkata, “Kak Matias, kalau begitu, kamu per
Read more

Bab 1602

Jari tangan Ranty melilit dasi Matias. Ujung bibirnya melengkung ke atas. “Aku kira kamu nggak akan bertanya.”Matias membungkukkan tubuhnya. Terdengar sedikit sinyal berbahaya dari nada bicaranya. “Ranty, aku tidak bertanya karena aku percaya sama kamu. Tapi, kamu jangan keterlaluan!”Ranty tersenyum. “Kamu kira aku sengaja? Kamu jangan berpikir kebanyakan, deh!”Matias tersenyum, lalu mengecup sudut mata Ranty. Dia menggendong Ranty, kemudian membawanya ke lantai atas.…Di sisi lain, Simon mengendarai mobil ke depan Gedung Anggrek.Jason menggendong Yana menuruni mobil. Kelly mengulurkan tangannya hendak menggendong Yana. Sikapnya terlihat sangat sungkan. “Terima kasih, Tuan Jason!”“Tidak perlu sungkan!” Jason berkata dengan datar. Dia melihat Yana, lalu berkata, “Yana naik bareng Ibu, ya. Lain hari Paman akan datang mengunjungimu lagi!”Kening Yana spontan berkerut. “Apa Paman nggak pulang bersamaku? Cerita Ibu nggak enak didengar. Aku ingin dengar cerita dari Paman.”Jason tidak
Read more

Bab 1603

Kelly tersenyum sembari melanjutkan pekerjaannya. Dia sedang menunggu jam makan siang.Di meja sebelah, Anastasia sedang melihat komputernya sembari mengintip ke sisi Kelly. Dia spontan mengambil ponselnya.…Siang harinya, Kenneth datang menjemput Kelly. Mereka pun makan di restoran barat sekitar kantor. Saat mereka berdua sedang memesan makanan, Kenneth melihat ada yang memasuki restoran. Dia langsung berdiri dan menyapa, “Tuan Jason!”Jantung Kelly terasa copot saja. Beberapa kali Jason memperingati Kelly untuk tidak boleh bertemu dengan Kenneth di luar masalah kerja. Siapa sangka Jason malah memergokinya lagi.Hanya saja, kepikiran dengan hubungan mereka sekarang, Kelly pun berusaha menenangkan dirinya. Kemudian, dia menoleh melihat ke sisi Jason.Tatapan datar Jason menyapu ke sisi Kelly. Dia melihat ke sisi Kenneth dengan tersenyum tipis. “Tuan Kenneth!”Kenneth bertanya dengan tersenyum, “Apa Tuan Jason datang untuk makan siang? Gimana kalau kita makan bersama?”“Tidak, aku janj
Read more

Bab 1604

Malam harinya, Kelly menerima transfer uang 600 juta dari Kenneth. Kemudian, dia menelepon Christie, lalu bertanya apa dia butuh uang belakangan ini?Christie pun tersenyum. “Gimana kamu bisa tahu? Beberapa pekerjaan yang aku temukan nggak cocok sama aku. Jadi, aku berencana untuk membuka kafe bersama temanku. Aku akan merenovasi kafe itu sesuai dengan gaya kesukaanku. Hanya saja, mungkin aku butuh masukin modal awal.”Kelly berkata dengan tersenyum, “Aku diberi tahu Kak Kenneth. Dia ingin membantumu, tapi kamu menolaknya.”Christie terbengong sejenak, lalu membalas, “Aku nggak ingin berutang sama dia.”“Dia sangat ingin membantumu. Dia sudah mentransfer uangnya ke rekeningku. Dia ingin aku membantumu atas namaku.” Kelly melanjutkan, “Kak Kenneth memang baik sekali, ya.”Senyuman di wajah Christie menjadi lembut. “Nggak usah. Aku bisa cari cara sendiri.”“Aku sudah janji sama dia!” Kelly berkata, “Anggap saja kamu nggak tahu masalah ini. Anggap kamu lagi pinjam uangku saja. Kalau nggak
Read more

Bab 1605

Si wanita melihat ke sisi Yana. Dia pun berkata dengan tersenyum, “Anak ini cantik sekali. Di mana ayahnya?”Linda membalas dengan tersenyum lembut, “Aku tidak tahu. Aku hanya bertugas untuk menjaga anak saja. Mengenai masalah privasi majikan, aku juga tidak pernah menanyakannya.”Si wanita tersenyum. “Oke, kalau begitu, aku pamit dulu.”“Oke!”Linda melihat wanita itu pergi dengan menaiki mobil di samping jalan. Dia pun menenteng barang-barang dengan satu tangan, kemudian tangannya yang satu lagi menggendong Yana. Mereka pun kembali ke rumah.Setelah wanita itu memasuki mobil, dia bertanya pada orang yang duduk di baris belakang, “Apa kamu sudah berhasil memotretnya?”Orang yang duduk di baris belakang segera menjawab, “Tenang saja, semuanya sudah terpotret!”Si wanita mengangguk, lalu menghubungi seseorang. Setelah panggilan terhubung, dia segera berkata, “Bos, semuanya sudah selesai!”Sepertinya orang di ujung telepon sangat puas. Dia menyuruh si wanita untuk segera pulang.“Bos.” S
Read more

Bab 1606

Setelah panggilan video diakhiri, Reza pun menggenggam erat ponsel Sonia. Senyuman di wajahnya masih belum memudar. Dia juga tidak tahu racun apa yang sudah diberikan Sonia kepadanya. Selama melihatnya, Reza pun merasa sangat gembira.Reza memalingkan kepalanya. Kebetulan Sonia sedang membawa sepiring kue tar berjalan menghampirinya. Hari ini Sonia berpakaian sangat simpel, hanya kaus putih dengan celana jeans berwarna biru muda saja, rambutnya dikuncir tinggi. Di bawah pancaran sinar matahari, kulitnya tampak berkilauan. Senyuman di wajah Sonia membuat hati orang-orang yang melihatnya tergerak.Sonia berjalan kemari, lalu menyerahkan sepiring kue tar kepadanya. “Mau?”Reza mengulurkan tangan untuk mengambil piring. Tangannya yang satu lagi menggenggam pergelangan tangan Sonia, lalu menariknya untuk duduk di atas pangkuan. Dia mencicipi satu suap, lalu berkata dengan tersenyum, “Dulu Bi Rati tidak jago dalam membuat kue. Demi kamu, sekarang dia malah belajar buat kue!”Sonia bersandar
Read more

Bab 1607

“Malam ini?” Ranty memegang tangkai bunga, lalu membalas dengan tersenyum, “Oke, sampai jumpa nanti malam!”“Kamu lagi di mana? Biar aku jemput!” Suara Jeansen terdengar lantang.“Nggak usah. Aku lagi di rumah ibuku. Kamu cukup kirimkan alamatnya saja. Nanti aku bawa mobil ke sana.”“Kalau begitu, aku tunggu kedatanganmu!”“Oke, sampai jumpa nanti malam!” Ranty mengakhiri panggilan, lalu meletakkan ponsel di atas meja tamu. Dia lanjut memainkan bunganya.Kartika meliriknya sekilas. “Bukan si Matias?”“Bukan, seorang adik. Dia ajak aku untuk minum nanti malam,” jawab Ranty dengan acuh tak acuh.“Kamu jangan banyak bergaul dengan adik atau abang. Lebih baik kamu fokus terhadap Matias saja. Kalau kamu membuatnya marah, aku juga tidak akan membelamu!” dengus Kartika.Ranty melirik ibunya sekilas. “Kami masih belum menikah, dia juga bukan anakmu. Anakmu itu aku! Kamu itu lagi menopause atau lagi pikun, sih?”“Matias memang bukan anakku, tapi aku sudah menganggapnya sebagai anakku sendiri!”
Read more

Bab 1608

Sewaktu tiba di Hotel Sentral, langit pun sudah gelap.Mereka memasuki hotel. Pelayan langsung membawakan jalan. Saat ini, Ranty yang duduk di dalam paviliun melambaikan tangan ke sisi Sonia. “Sonia, sebelah sini!”Reza melepaskan tangan Sonia, lalu berkata dengan suara lembut, “Kamu ngobrol dulu sama Ranty. Aku pergi ke dalam ruangan dulu. Setelah selesai nanti, aku akan pergi mencarimu.”“Emm!” Sonia mengangguk.“Kue kering di Hotel Sentral enak-enak. Aku sudah menyuruh pelayan untuk menghidangkannya ke meja kalian. Nanti kamu bisa cicipi setiap jenis kue kering. Kalau ada yang kamu suka, nanti kita bisa beli untuk Kakek,” pesan Reza. Usai berbicara, Reza menunduk untuk mencium pipi Sonia. “Biasanya pelayan di sini akan merekomendasikan arak hasil fermentasi mereka. Kamu minum sedikit saja. Kadar alkoholnya agak tinggi. Jangan sampai kamu mabuk.”Pelayan di samping menyaksikan betapa lembutnya pria ganteng ini terhadap kekasihnya. Dia pun spontan melayangkan tatapan iri ke sisi Soni
Read more

Bab 1609

Ranty berkata, “Saat kamu telepon, aku sedang dimarahi ibuku. Untung saja ada teleponmu, jadi aku pun terbebas dari omelan ibuku.”Jeansen bertanya dengan kaget, “Kenapa kamu dimarahi ibumu?”“Namanya lagi menopause!”Sonia menyesap tehnya, menatap kolam bunga teratai di bawah sana. Ketika mendengar ucapan Ranty, dia menoleh untuk melirik Ranty sekilas. “Kamu seminggu baru pulang sekali. Kamu malah memancing emosi ibu angkatku!”Ranty langsung tersenyum. “Ucapanmu sama persis seperti ayahku! Aku memang pulangnya seminggu sekali, dia juga baru ketemu aku sekali dalam seminggu. Kenapa dia nggak bisa mengalah?”Sonia tersenyum sinis. “Kamu juga lagi masa menopause?”Ranty terdiam membisu.Jeansen tersenyum tipis, lalu melihat ke sisi Sonia. “Biasanya Sonia kelihatan tidak suka bicara. Tidak disangka kamu pintar dalam menyindir, ya!”Ranty berkata pada Jeansen, “Kalau kamu merasa dia itu gampang untuk ditindas, itu berarti kamu sudah salah besar!”Jeansen mengangkat-angkat alisnya. “Kalau
Read more

Bab 1610

“Silakan dinikmati!” ujar pelayan, lalu meninggalkan mereka.Sonia mengambil kue rasa telur kepiting, lalu menggigitnya. Begitu digigit, cairan telur kepiting melumer di lidah, ada juga sedikit aroma keju di dalamnya. Rasanya cukup lezat. Hidangan lainnya juga mulai disajikan satu per satu, termasuk dua teko arak plum hijau.Jeansen menuangkan segelas anggur untuk Sonia dan Ranty. “Dengar-dengar kualitas arak putih yang digunakan untuk fermentasi buah plum sangat bagus. Coba kalian cicipi rasanya. Kalau kalian merasa nggak terbiasa, kita bisa minta minuman lain!”Ranty dan Sonia menyesap sedikit, lalu berkata dengan tersenyum, “Gimana?”Rasa osmanthus terasa di dalam arak plum hijau. Rasanya memang enak.“Enak!” Sonia mengangguk, lalu menyesap lagi.Tiba-tiba ponsel Sonia bergetar. Dia mengambil ponselnya keluar, lalu menyadari ada pesan masuk dari Reza. [ Jangan minum banyak-banyak. ]Setelah Sonia membaca pesan itu, dia spontan melihat ke luar jendela. Saat ini, Sonia sedang berada
Read more
PREV
1
...
159160161162163
...
190
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status